Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Al-Qur’an Adalah Wahyu Allah SWT

Dosen pengampu :
Dr.H.Hamzah ,S.Ag.,M.Ag

DISUSUN OLEH :
MURSYID
( 1207.20.0060 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
IBNU SINA BATAM
TAHUN 2021/2022
BIODATA DIRI
Nama :
Nirm : 1207.20
Tempat tanggal lahir :
Anak ke :
Jenis kelamin : laki-laki
Semester :
Prodi : Pendidikan agama islam
Asal kota :
Agama : Islam
No Tel/ hp :
Biodata Orang Tua
Nama ayah :
Tempat tanggal lahir :
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan terakhir :
Nama ibu :
Tempat tanggal lahir :
Agama : Islam Pekerjaan :
Pendidikan terakhir :
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Al-Qur’an Sebagai Kalam Allah
Secara etimologis, Al-Qur'an merupakan bentukan dari kata qara'a (qara'a-yaqra'u-
qar'atan-wa qira'atan-wa qur'ânan) yang berarti menghimpun, menggabung, atau
merangkai. Morfem ini dikuatkan dengan penggunaan kata tersebut dalam Al-Qur'an
sendiri pada surat 75: 17-18. Ibn raris menyamakan kata tersebut dengan kata garu
yang juga berarti menghimpun. Dinamakan Al Qur'an karena ia menghimpun surat-
surat dan ayat-ayatnya.
B. Pengertian Al-qur’an menurut para ulama
Tentang makna dan asal-usul kata Alquran, setidak-tidaknya ada lima
pendapat ulama yang menerangkan pengertian Alquran menurut bahasa.
1. Al-Lihyani (w. 355 H.) dan sebagian besar ulama lainnya mengatakan bahwa
kata Alquran merupakan isi mashdar yang semakna dengan lafal qira'atan.
Kata ini mengikuti wazan fulana yang diambil dari lafaz gara'a-yagra'a-
gira'atan, seperti lafaz syakara-sukrána dan ghafar-ghufrana dengan arti
berkumpul atau menjadi satu. Dikatakan demikian karena huruf-huruf dan
lafal lafal yang ada dalam kalimat Alquran terkumpul menjadi satu dalam
bentuk mushhaf. Jadi, kata qur'an merupakan bentuk mahmi yang hamzahnya
asli dan "nun"nya zaidah (tambahan). Perhatikan kembali ayat 17-18 surah al-
Qiyamah di atas.
2. Az-Zujaz (w. 311 H) mengatakan bahwa lafal Alquran itu berupa isim sifat
yang mengikuti wazan fulan yang diambil dari kata al-Qaru, artinya
berkumpul. Dikatakan demikian karena semua ayar, surat, hukum hukum (al-
ahkam), dan kisah-kisah (al-qashash) Alquran itu berkumpul menjadi satu.
Alquran mengumpulkan intisari semua kitab suci yang pernah diturunkan
Allah, serta seluruh ilmu dan pengetahuan.
‫ونزلنا عليك الكتب يبينا لكل شيء‬
"Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (Alquran) untuk menjelaskan segala
sesuatu (QS an-Nahl, 16: 89).
3. Abu Musa al-Asy'ari (w. 324 H) mengatakan bahwa lafal Alquran itu adalah
isim musytaq yang mengikuti wazan fulan yang diambil dari kata al-garnu
seperti pada kalimat garantu asy-sya'ia bis spa'i, "saya mengumpulkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain". Kitab Alquran dinamai dengan nama ini karena
ayat, surat, dan hurufnya berkumpul menjadi satu dalam mushhaf Alquran itu.
Jadi, menurut pendapat ini, lafal Alquran bukanlah isim mahni sehingga
"nun"nya asli, sedangkan hamzahnya zaidah.
4. Al-Fara (w. 207 H) mengatakan bahwa kata Alquran itu berupa sim musytaq
yang mengikute wazan fulan yang diambil dari lafal al-Qara'in bentuk jamak
dari kata garinah yang berarti bukti. Dinamakan Alquran karena sebagian
isinya membuktikan kebenaran sebagian lainnya. Jadi, menurut pendapat ini,
lafal Alquran juga bukan itim makmice sehingga hamzahnya zaida dan
"nun"nya asli.
5. Imam asy-Syafi'i (w. 204 H) berpendirian bahwa lafal Alquran itu bukanlah
im musytaq yang diambil dari kata lainnya, melainkan im murtajal, yaitu isim
yang sejak mula diciptakan sudah berupa isim alam (nama), yakni nama dari
kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dan selalu disertai
oleh alf atau "al". Jadi, Alquran bukanlah mama, dan bukan pula mertag, serta
tidak pernah lepas dari "al" (alif dan lam).
C. Nama-Nama Al-Qur’an
Nama-nama dan sifat-sifat yang ditetapkan untuk Al Qur'an adalah sebaik-baik
pengungkap hakikat, fungsi, dan keagungan peran Al Qur'an. Para ulama telah
menyebutkan banyak nama dan sifat Al Qur'an yang tertera dalam Al Qur'an sendiri
dan kemudian mengulas kaitan penamaan tersebut dengan Al Qur'an.
Al Fakhru Ar-Razi mengatakan: "Ketahuilah bahwa nama-nama Al Qur'an itu
banyak sekali." Kemudian beliau menyebutkan tiga puluh dua nama berikut alasan
penamaannya."123noot
Az Zarkasyi dalam kitab Al Burhan-nya mengatakan, "Al Harrali telah menulis
satu jilid buku tentang nama-nama Al Qur'an, ia menghitungnya hingga sembilan
puluh sekian nama. Al Qadhi Abul Ma'ali Azizi ibn Abdil Malik berkata, 'Ketahuilah
bahwa Allah telah menamakan Al Qur'an dengan lima puluh lima nama kemudian ia
menyebutnya satu per satu dengan dilengkapi ayat yang menunjukkannya."
Dalam pernyataan di atas terdapat pencampuradukan antara nama dan sifat, di
mana tidak dibedakan antara keduanya. Banyak di antara yang beliau sebut sebagai
nama, tetapi pada hakikatnya ia adalah sifat dan keistimewaan Al Qur'an, bukan
nama.
EMPAT NAMA UTAMA DALAM AL QUR’AN

Dalam Al Qur'an, kita dapat menemukan empat nama utama Al Qur'an yang sering disebut,
yaitu Al Qur'an sendiri, Al Kitab, Adz Dzikr, dan Al Furqan.

Pada bagian berikut akan kami ulas nama-nama mulia tersebut.

1) Al-Qur’an
Allah Swt. berfirman:

‫ وتلك األمثال نظريها للناس لعلهم‬،‫لو أنزلنا هذا القرآن على جبل لرأيته خاشعا متصدعا من خشية هللا‬
‫يتفكرون‬.

"Kalau sekiranya Kami turunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti
kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.
Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya
mereka berpikir " (QS-59.21)
‫لة قران في‬

"Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang kulia." (QS:56:77)

‫و ما كان هذا القرآن أن يفترى من دون هللا ولكن تصديق الذي بين يديه و‬

‫تفصيل الكتاب ال ريب من رب العالمين‬.

"Tidaklah mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al
Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan
hukum-hukum yang telah ditetapkan, tidak ada keraguan di dalamnya,
(diturunkan) dari Tuhan semesta alam."(QS:10:37)

la adalah nama kitab suci ini yang paling masyhur. Nama ini disebut dalam
ayat-ayat Al Qur'an sebanyak enam puluh tujuh kali. Dalam ayat-ayat
tersebut, kata Al Qur'an yang dimaksud adalah nama kitab suci Al Qur'an Al
Karim. Oleh karenanya, ayat-ayat itu tidak perlu lagi disebutkan satu per satu.
2) Al-Kitab
Allah Swt. berfirman:

‫ ذلك الكتاب ال ريب فيه‬- ‫الم‬

"Alif Lam Mim. Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan di dalamnya;
petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS:2:1-2)
Kata Kitab, bentuk jamaknya ialah adalah masdar (kata dasar) ‫كتب يكتب كتابه‬
:dari kata keria yang arti dasarnya ialah mengumpulkan. Penulisan dalam
bahasa Arab disebut kitabah karena ia adalah mengumpulkan huruf-huruf
dengan tulisan, dan terkadang dipakai untuk kata-kata yang terangkum dalam
ucapan.
Kata Al Katbu artinya menggabungkan huruf-huruf dengan tulisan. Asal
makna kata kitab ialah lembaran beserta yang tertulis di dalamnya.
3) Al-Furqon
Allah Swt. berfirman:

‫تبارك الذي نزل الفرقان على عبده ليكون للعالمين تنيرا‬

"Maha berkah Allah yang telah menurunkan Al Furqan (Al Qur'an) kepada
hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam."
(QS:25:1)

Kata Al Fungan adalah bentuk mashdar dari kata kerja: ‫ فرقا و فرقانا‬- ‫ يفرق‬- ‫فرق‬
artinya memisah sesuatu dengan sesuatu lain. Kata furqan sendiri berartikan
sesuatu yang dapat berfungsi sebagai pemisah antara sesuatu dan lainnya.

Al Qur'an dinamai Al Furqan dikarenakan ia adalah tolok ukur yang akan


memisahkan yang haq dari yang batil. Nama tersebut menjelaskan peran dan
fungsi Al Qur'an sebagai pemisah antara kebenaran dan kebatilan dalam
keyakinan dan antara yang jujur dan yang palsu dalam ucapan. Demikian
disebutkan Ar Raghib al Isfahani dalam Mujam Mufradas Alfadz Qur'an-nya.
4) Adz-Dzikr
Adz Dzikr artinya pemberi peringatan. Maksudnya, Alquran dapat dijadikan
sebagai sebuah peringatan akan adanya ancaman dan balasan bagi seluruh
hambanya, juga pengingat untuk selalu bertauhid kepada Allah SWT
sebagaimana yang telah diajarkan para Rasul pada kaum-kaum sebelumnya.

Pada intinya, apa yang kita lakukan di dunia tidak lepas dari tanggung jawab
di akhirat nanti. Allah SWT berfirman:
َ‫ِإنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َوِإنَّا لَهۥُ لَ ٰحفِظُون‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami lah yang menurunkan Adz Dzikr (Al-Qur’an
sebagai pengingat), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
(QS. Al-Hijr [15]: 9)

Anda mungkin juga menyukai