Anda di halaman 1dari 15

Febrile Seizure

Pathophysiology of febrile seizures

• Seizures do have a genetic predisposition, where the risk for febrile seizure
development with an affected sibling, is roughly 20%, that of which increases to
33% with affected parents.
• Genes mapped to chromosomes 19q, 19p13.3, 18p11.2, 8q13-21, 6q22-24, 5q14-
15, 2q23-34 have been associated with increased risk for febrile seizure
development, where a polygenic or multifactorial mode of inheritance is most
probable
• Associated febrile seizures with a number of mutations in the gene coding for the
gamma-aminobutyric acid (GABA) A receptor γ2 subunit.
• Environmental factors such as the exposure to peripheral infections, which include
bacterial infections in the middle ear and throat and viral infections such as
influenza, have been reported to stimulate an inflammatory response, thereby
changing the set temperature of the body, resulting in an increase in the core body
temperature and subsequently triggering febrile seizures
TATALAKSANA (IDAI)

Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang
pada waktu pasien datang kejang sudah berhenti. belum berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan
Apabila datang dalam keadaan kejang obat yang dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit.
paling cepat untuk menghentikan kejang adalah Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih
diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis tetap kejang, dianjurkan ke rumah sakit. Di rumah
diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan- sakit dapat diberikan diazepam intravena dengan
lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam dosis 0,3-0,5 mg/kg. Bila kejang tetap belum
waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg. berhenti diberikan fenitoin secara intravena dengan
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang dosis awal 10-20 mg/kg/kali dengan kecepatan 1
tua atau di rumah adalah diazepam rektal (level II- mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila
2, level II-3, rekomendasi B). Dosis diazepam rektal kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8
adalah 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal. Bila
untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien
dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg. Atau harus dirawat di ruang rawat intensif.
diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak
dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak
di atas 3 tahun
Bila kejang telah berhenti, pemberian obat
selanjutnya tergantung dari jenis kejang demam
apakah kejang demam sederhana atau kompleks
dan faktor risikonya.
Antipiretik
Tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik Pemberian obat rumat
mengurangi risiko terjadinya kejang demam (level I, Indikasi pemberian obat rumat
rekomendasi D), namun para ahli di Indonesia sepakat bahwa Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam
antipiretik tetap dapat diberikan (level III, rekomendasi B). menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu):
Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10 –15 mg/kg/kali 1. Kejang lama > 15 menit
diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis 2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum
Ibuprofen 5-10 mg/ kg/kali ,3-4 kali sehari atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis, paresis
Todd, cerebral palsy, retardasi mental, hidrosefalus.
Meskipun jarang, asam asetilsalisilat dapat menyebabkan 3. Kejang fokal
sindrom Reye terutama pada anak kurang dari 18 bulan, 4. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
sehingga penggunaan asam asetilsalisilat tidak dianjurkan • Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam.
(level III, rekomendasi E). • Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12
bulan.
Antikonvulsan • kejang demam > 4 kali per tahun
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada
saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang pada 30%-
60% kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/
kg setiap 8 jam pada suhu > 38,5 0 C (level I, rekomendasi A).
Dosis tersebut cukup tinggi dan menyebabkan ataksia, iritabel
dan sedasi yang cukup berat pada 25-39% kasus. Fenobarbital,
karbamazepin, dan fenitoin pada saat demam tidak berguna
untuk mencegah kejang demam (level II rekomendasi E)

Anda mungkin juga menyukai