Anda di halaman 1dari 92

MODUL SKILLS LAB

BLOK KETERAMPILAN KLINIK

DASAR 4
KELUHAN BERKAITAN DENGAN
SISTEM REPRODUKSI

DISUSUN OLEH
TIM KKD 4
EDITOR
dr. Fahrina Ulfah, M. Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MENGACU PADA


KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI)

COVER

BLOK KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4


KELUHAN BERKAITAN DENGAN SISTEM REPRODUKSI

DISUSUN OLEH
TIM KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4

EDITOR
dr. Fahrina Ulfah, M. Biomed

MEDICAL EDUCATION UNIT


PROGRAM STUDI KEDOKTERAN PROGRAM SARJANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023

i
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan YME, karena berkat

rahmat-Nya buku modul Keterampilan Klinik Dasar (KKD 4) dapat diselesaikan. Buku

ini bertujuan agar proses pembelajaran, khususnya Keterampilan Klinik, dalam sistem

kurikulum berbasis kompetensi dapat berjalan dengan lancar, baik dalam proses dalam

proses maupun evaluasinya. Buku modul ini diharapkan dapat memberikan panduan

kepada institusi pendidikan, dosen, mahasiswa dan staf administrasi yang akan

menyiapkan hal-hal yang diperlukan guna kelancaran kegiatan belajar mengajar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama tim blok, tim

kontributor, tim MEU, pihak Fakultas Kedokteran, dan semua pihak yang tidak bisa

disebutkan satu-persatu, sehingga buku blok dapat diselesaikan.

Tim blok menyadari adanya keterbatasan akan literatur dan sumber informasi

terkait kajian keterampilan dan daftar tilik dalam buku ini, untuk itu kritik dan saran

sangat kami harapkan guna kesempurnaan buku blok ini.

Semoga buku blok ini dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi semua pihak

Banjarmasin, Februari 2023

Editor

ii
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
KELUHAN BERKAITAN DENGAN SISTEM REPRODUKSI ...................................... 4
1. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4
2. TUJUAN BLOK .......................................................................................................... 4
3. PRAKTIK KETERAMPILAN .................................................................................... 4
4. PENILAIAN ................................................................................................................ 4
5. TATA TERTIB............................................................................................................ 5
6. TIM BLOK .................................................................................................................. 6
MATERI Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 ................................................................. 7
SKILL 1. PERTOLONGAN PERSALINAN ................................................................. 7
SKILL 2. ASUHAN ANTENATAL DAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN ............ 41
SKILL 3. TEKNIK KONSELING UNTUK PERUBAHAN PERILAKU IBU .......... 63
SKILL 4. PEMASANGAN DAN PENCABUTAN
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) ....Error! Bookmark not defined.

iii
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

BLOK KETERAMPILAN KLINIK DASAR 4


KELUHAN BERKAITAN DENGAN SISTEM REPRODUKSI

1. PENDAHULUAN
Selain memahami berbagai teori di bidang kedokteran dan kesehatan, seorang dokter juga
dituntut untuk menguasai keterampilan klinis untuk menangani berbagai kondisi yang diderita
pasien. Modul-modul ketrampilan klinis ini disusun dengan tujuan agar bisa menjadi materi acuan
untuk mempelajari berbagai keterampilan klinis yang diperlukan seorang dokter.
Modul Keterampilan Klinik Dasar 4 ini akan dilaksanakan pada semester 6. Pada semester ini,
mahasiswa diharapkan untuk memiliki keterampilan klinis dalam anamnesis, komunikasi,
pemeriksaan fisik, tindakan, dan analisis data pada sistem keluhan reproduksi, kesehatan anak, dan
pengelolaan masalah komunitas dan kesehatan keluarga. Khusus untuk Modul ini, akan dipelajari
keterampilan pertolongan persalinan normal, pemeriksaan kehamilan dan ANC, konseling perubahan
perilaku, dan pemasangan IUD.

2. TUJUAN BLOK
Setelah menyelesaikan blok Keterampilan Klinis Dasar 4 pada keluhan berkaitan dengan
sistem reproduksi ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Melakukan pertolongan persalinan normal dengan benar.
b. Melakukan pemeriksaan kehamilan dan ante natal care (ANC) dengan benar.
c. Melakukan konseling untuk perubahan perilaku dengan benar.
d. Melakukan pemasangan IUD dengan benar.

3. PRAKTIK KETERAMPILAN
Praktik keterampilan/skills lab terdiri atas pembelajaran kemampuan dan keterampilan
prosedural (pemeriksaan kehamilan dan ANC dan pemasangan IUD) dan keterampilan terapeutik
(pertolongan persalinan normal dan konseling perubahan perilaku). Pada blok ini, masing-masing
keterampilan dilatihkan sebanyak 2 kali selama masing-masing 3 jam.

4. PENILAIAN
a. Formatif
Prasyarat ujian :
▪ Kehadiran di skills lab : 100%
▪ Etika pada skills lab : sufficient (berbasis checklist)
b. Sumatif, terdiri atas :
▪ NBL setiap keterampilan = 70
▪ Nilai responsi skill: 30%
▪ Pre test = 10 %
▪ Post test= 10%
▪ OSCE = 50%

4
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

c. Standar Penilaian
Penilaian Acuhan Patokan (PAP)/criterion-reference dengan nilai patokan berdasarkan
aturan institusi.
NILAI ANGKA NILAI HURUF KONVERSI IP
80-100 A 4
77-<80 A- 3,75
75-<77 B+ 3,5
70-<75 B 3
67-<70 B- 2,75
64-<67 C+ 2,5
60-<64 C 2
50-<60 D+ 1,5
40-<50 D 1
00-<40 E 0

d. Remediasi
Jika nilai mahasiswa berada di bawah NBL OSCE Komprehensif, maka dilakukan 1 kali
remedial di minggu remedial pada akhir semester, dengan ketentuan nilai maksimal remedial OSCE
Komprehensif yang diperoleh adalah 70. Apabila setelah dilakukan 1 kali remediasi OSCE
Komprehensif, nilai yang diperoleh masih berada di bawah nilai lulus, maka nilai yang diambil
adalah nilai yang tertinggi.

5. TATA TERTIB
a. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh proses kegiatan skill lab 100%
b. Ketidak hadiran mahasiswa hanya diperkenankan apabila:
1. Sakit yang dibuktikan dengan surat keterangan sakit dari dokter
2. Mendapat musibah/kematian keluarga inti dengan surat keterangan dari orang tua/Wali
3. Mendapat tugas dari fakultas/universitas dengan surat keterangan dari Ketua Program
Studi/Pembantu Dekan/Dekan/Rektor
c. Apabila mahasiswa tidak hadir dengan alasan selain yang disebutkan di poin (b), maka
mahasiswa akan mendapat nilai responsi nol (0) dan wajib mengganti jadwal skills lab.
d. Apabila mahasiswa tidak hadir dengan alasan seperti poin (b), maka mahasiswa wajib
mengganti waktu skill lab/ujian dengan ketentuan administrasi yang telah ditetapkan oleh
MEU.
e. Bagi mahasiswa yang tidak hadir dengan alasan seperti pada poin (b) maka wajib segera
melapor ke bagian/lab/MEU pada saat hadir kembali ke kampus dan penggantian jadwal skill
lab harus segera dilaksanakan secepatnya maksimal 3 hari setelah masuk kembali
f. Pada saat ujian (pretest, posttest dan OSCE Komprehensif), mahasiswa harus sudah hadir 30
menit sebelum ujian dilaksanakan sesuai jadwal
g. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir pada saat ujian (pretest, posttest dan OSCE
Komprehensif) diatas 10 menit, maka tidak akan diperkenankan ikut ujian
h. Remedial OSCE Komprehensif hanya ditujukan bagi mahasiswa yang mendapat nilai di
bawah ketentuan blok dan secara administratif tidak ada pelanggaran (kehadiran, etika)
i. Bagi mahasiswa yang melanggar ketentuan administratif dan etika maka dinyatakan tidak
lulus blok dan wajib mengulang pada tahun-tahun berikutnya.
5
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

6. TIM BLOK
Dr. Meitria Syahadatina Noor, dr., M. Kes
dr. Ferry Armanza, Sp.OG., Subsp.Onk
dr. Ihya Ridlo Nizomy, M.Kes., Sp.OG., Subsp. Urogin Re
dr. Renny Aditya, M.Kes., Sp.OG., Subsp. Obsginsos
Dr. Siti kaidah, dr., M. Sc.

6
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

MATERI Blok Keterampilan Klinik Dasar 4


SKILL 1
PERTOLONGAN PERSALINAN

PENDAHULUAN
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri/plasenta), yang
dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi secara spontan dengan usia kehamilan
cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentasi belakang kepala,
keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Persalinan luar biasa (abnormal) adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau
melalui dinding perut dengan operasi sesaria.
Pada setiap persalinan terdapat lima faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Jalan lahir (passage)
2. Janin (passenger)
3. Tenaga atau kekuatan (power) : his (kontraksi uterus), kontraksi otot-otot dinding perut,
kontraksi diafragma dan ligamen action terutama ligamentum rotundum.
4. Psikis ibu yang betul-betul siap dan didukung oleh keluarga terutama suami.
5. Penolong yang mengetahui keadaan panggul dan mahir dalam menolong persalinan.

JALAN LAHIR (Passage)


Jalan lahir terdiri atas jalan lahir bagian tulang dan jalan lahir bagian lunak. Jalan lahir bagian
tulang terdiri atas tulang-tulang panggul dan sendi-sendinya, sedang bagian lunak terdiri atas otot-
otot, jaringan dan ligamen-ligamen. Dalam proses persalinan per vaginam janin harus melewati jalan
lahir ini. Jika jalan lahir khususnya bagian tulang mempunyai bentuk dan ukuran rata-rata normal
serta ukuran janinnya pun rata-rata normal, maka dengan kekuatan yang normal pula persalinan per
vaginam akan berlangsung tanpa kesulitan.
Tulang-tulang panggul terdiri atas os koksa di sebelah depan dan disamping dan os sakrum
dan os koksigis di sebelah belakang. Os koksa terdiri dari 3 bagian, yaitu os ilium, os iskhium, dan
os pubis.
Sendi panggul terdiri atas 2 artikulasio sakroiliaka, simfisis pubis, dan artikulasio
sakrokoksigeal. Dalam kehamilan dan persalinan artikulasio ini dapat bergeser sedikit dan lebih
longgar. Pada disproporsi sefalopelvik “ringan” kelonggaran ini kadang-kadang dapat
memungkinkan lahirnya janin per vaginam.
Ligamen yang menghubungkan os sakrum dan os ilium pada artikulasio sakroiliaka, ligamen
sakrotuberosum dan ligamen sakrospinosum merupakan ligamen-ligamen panggul.
Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan pelvis minor.
Pelvis mayor adalah bagian pelvis di atas linea terminalis, yang tidak banyak kepentingannya di
dalam obstetri. Yang lebih penting adalah pelvis minor, dibatasi oleh pintu atas panggul (inlet) dan
pintu bawah panggul (outlet).
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibatasi di sebelah posterior oleh
promontorium, di lateral oleh linea terminalis dan di anterior oleh pinggir atas simfisis. Ukuran-
ukuran pintu atas panggul penting diketahui :
▪ Diameter anteroposterior : yang diukur dari promontorium sampai ke tengah permukaan
posterior simfisis. Diameter anteroposterior disebut pula konjugata obstetrika

7
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

▪ Konyugata diagnonalis : yaitu jarak bagian bawah simfisis sampai ke promontorium, yang
dapat diukur dengan memasukkan jari tengah dan telunjuk ke dalam vagina dan mencoba meraba
promontorium. Pada panggul normal promontorium tidak teraba dengan jari yang panjangnya 12
cm

▪ Konyugata vera : yaitu jarak pinggir atas simfisis dengan promontorium diperoleh dengan
mengurangi konjugata diagonalis dengan 1,5 cm
▪ Diameter transversa : adalah jarak terjauh garis lintang pintu atas panggul, biasanya sekitar
12,5 – 13 cm
▪ Garis yang dibuat antara persilangan konyugata vera dengan diameter transversa ke artikulasio
sakroiliaka disebut diameter oblikua, yang panjangnya sekitar 13 cm

Gambar : Pintu atas panggul Gambar : Ruang Panggul Gambar : Pintu bawah panggul

Ruang panggul merupakan saluran diantara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
Dinding anterior sekitar 4 cm terdiri atas os pubis dengan simfisisnya. Dinding posterior dibentuk
oleh os sakrum dan os koksigis, sepanjang ± 12 cm. Karena itu ruang panggul berbentuk saluran
dengan sumbu melengkung ke depan.
Batas atas pintu bawah panggul adalah setinggi spina iskhiadika. Jarak antara kedua spina ini
disebut diameter bispinosum adalah sekitar 9,5 – 10 cm. Batas bawah pintu bawah panggul
berbentuk segi empat panjang, disebelah anterior dibatasi oleh arkus pubis, di lateral oleh tuber
iskhii, dan di posterior oleh os koksigis dan ligamen sakrotuberosum. Pada panggul normal besar
sudut (arkus pubis) adalah ± 90º. Jika kurang dari 90 º , lahirnya kepala janin lebih sulit karena ia
memerlukan lebih banyak tempat ke posterior.
Jenis panggul menurut Caldwell-Moloy :

8
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Pada persalinan segmen bawah uterus, serviks, dan vagina ikut membentuk jalan lahir bagian
lunak. Jalan lahir bagian lunak lainnya yang berperan dalam proses persalinan adalah otot-otot,
jaringan ikat, ligamen-ligamen yang berfungsi menyokong alat-alat urogenitalis.

JANIN (Passenger)
Dari seluruh bagian badan janin, kepala merupakan bagian terpenting dalam proses
persalinan. Kepala janin terdiri atas tulang-tulang tengkorak (kranium) dan tulang-tulang dasar
tengkorak (basis kranii) serta muka. Kranium terdiri atas 2 os parietalis, 2 os frontalis dan 1 os
oksipitalis. Tulang-tulang ini berhubungan satu dengan lain dengan membran yang memberi
kemungkinan gerak bagi tulang-tulang tengkorak selama persalinan dan awal masa kanak-kanak.
Batas antara tulang-tulang tersebut disebut sutura (sutura sagitalis posterior, sutura frontalis, sutura
koronaria, dan sutura lambdoidea), sedang antara sudut-sudut tulang disebut fontanella (fontanella
minor / ubun-ubun kecil dan fontanella mayor / ubun-ubun besar).

Adanya membran pada sutura dan fontanella di kepala janin memungkinkan kepala berubah bentuk
dengan jalan penyisipan os parietalis, serta os oksipitalis dan os frontalis di bawah os parietalis. Hal
ini disebut moulase. Kalau selaput ketuban sudah pecah, tekanan dari serviks terhadap “skalp” dapat
menyebabkan terjadinya “kaput suksedaneum” yang akan menghilang beberapa hari setelah lahir.

9
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

A B
Gambar : A. kaput suksedaneum, B. Moulase

Postur janin dalam rahim :


- Letak janin
Menunjukkan bagaimana hubungan sumbu janin terhadap sumbu ibu. Letak janin dapat :
memanjang (letak kepala atau sungsang), mengolak, dan lintang.

- Presentasi
Menunjukkan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim. Berbagai presentasi yang
mungkin terjadi adalah : presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, presentasi muka,
dan presentasi rangkap (misalnya bokong kaki).

I II III IV V
10
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Keterangan :
I. Presentasi verteks : (A) Oksipito anterior kiri, (B) Oksipito posterior kiri
II. Presentasi verteks : (A) Oksipito anterior kanan, (B) Oksipito transversal kanan, (C) Oksipito
posterior kanan
III.(A). Presentasi frank breech, (B) bokong lngkap
IV. Presentasi bokong tak lengkap (incomplete, atau footling presentation)
V. (A) Presentasi bokong posisi sakrum posterior kiri, (B) Posisi akromiodorsoposterior kanan. Bahu
janin ada di sebelah kanan ibu, dan punggungnya di posterior

- Posisi
Digunakan untuk menunjukkan kedudukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim
terhadap sumbu tubuh ibu : di sebelah depan, kiri atau kanan depan, kiri atau kanan lintang, kiri
atau kanan belakang, dan belakang. Sebagai petunjuk dipakai ubun-ubun kecil, dagu, sakrum,
atau skapula.

Gambar Beberapa Presentasi dan Posisi Janin

- Sikap
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang
punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki
dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada.

11
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Gambar Beberapa sikap badan janin

Menurut umur kehamilan, persalinan bisa dikategorikan :


• Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable), berat
janin dibawah 1000 gram, umur kehamilan di bawah 28 minggu
• Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28 – 36 minggu,
janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000 – 2500 gram
• Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37 – 40 minggu, janin
matur, berat badan di atas 2500 gram
• Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu
partus yang ditaksir. Janin disebut postmatur
• Partus presipatatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di atas
beca dan sebagainya
• Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti
tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik.

SEBAB-SEBAB YANG MENIMBULKAN PERSALINAN


Apa yang menyebabkan terjadinya belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan
teori-teori yang kompleks antara lain :
1. Teori penurunan hormon
1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah dan hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga
mengganggu sirkulasi utero-plasenter
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus Frankenhauser). Bila ganglion ini
digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus
5. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
• Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan
merangsang pleksus Frankenhauser
• Amniotomi : pemecahan ketuban
• Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus
12
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

TANDA-TANDA PERMULAAN PERSALINAN


Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya ibu hamil memasuki
“bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of
labor). Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1. Lightening atau setting atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu terlihat
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering kencing atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kencing tertekan
oleh bagian terbawah janin
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus,
kadang-kadang disebut false labor pains
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah
(bloody show)

TANDA-TANDA IN PARTU
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, serviks, vagina dan dasar
panggul.

KALA DALAM PERSALINAN


Partus dibagi menjadi 4 kala. Pada kala I yang dinamakan kala pembukaan, dimana serviks
mulai membuka sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm. Kala II disebut pula kala pengeluaran
janin, oleh karena kekuatan his dan kekuatan ibu mengedan, janin didorong keluar sampai lahir.
Dalam kala III atau kala pengeluaran uri, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala
IV mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 jam. Dalam kala ini diamati, apakah tidak terjadi
perdarahan postpartum.

Kala I
Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan keluar lendir bersemu darah.
Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka
(dilatasi) atau mendatar (effacement), sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler
yang berada di sekitar kanalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida (wanita yang hamil untuk pertama
kali) dan multigravida (wanita yang hamil untuk beberapa kali). Pada primigravida, ostium uteri
internum akan membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudian
ostium uteri eksternum membuka, biasanya berlangsung 13 – 14 jam. Pada multigravida, ostium
uteri internum dan eksternum sudah sedikit terbuka. Penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam
saat yang sama pada pembukaan, biasanya berlangsung 6 – 7 jam. Ketuban akan pecah sendiri ketika
pembukaan hampir atau telah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan
hampir lengkap atau telah lengkap. Bila ketuban telah pecah sebelum mencapai pembukaan 5 cm,
disebut ketuban pecah dini.

13
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Pembukaan serviks pada multipara dalam kala I Pembukaan serviks pada primigravida dalam kala I

Kala pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu :


1. Fase laten : pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm, berlangsung
dalam 7 – 8 jam.
2. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam, dibagi atas 3 subfase :
• Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
• Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm
• Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10
cm atau lengkap.

Kala II
Pada kala pengeluaran janin, his menjadi terkoordinir, lebih kuat, lebih cepat dan lebih lama,
kira-kira 2 – 3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang
panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan pada rektum dan merasa seperti hendak
buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka.
Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Bila dasar
panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his, dan dengan his dan
kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simfisis dan dahi,
muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengeluarkan
badan dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1½ – 2 jam dan pada
multigravida rata-rata ½ - 1 jam.

14
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Keterangan : A. Kepala tampak depan vulva, B. Kepala dilahirkan lewat perineum, C. Kepala sudah
lahir seluruhnya, D. Putaran paksi luar

Kala III
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat atau sedikit di atas pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2X sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 6 – 15 menit
seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100 – 200 cc.

Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu
terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.

MEKANISME PERSALINAN
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, segmen bawah rahim meluas untuk menerima kepala
janin, terutama pada primi, dan juga pada multi pada saat-saat partus mulai. Hampir 96 % janin
berada dalam uterus dengan letak kepala dengan beberapa variasi yang mungkin disebabkan
terisinya ruangan di sebelah kiri belakang oleh kolon sigmoid dan rektum.
Letak terbawah rahim kebanyakan letak kepala, hal ini didasari oleh :
1. Teori akomodasi : bentuk rahim memungkinkan bokong dan ekstremitas yang volumnya besar
berada di atas, dan kepala di bawah di ruangan yang lebih sempit
2. Teori gravitasi : karena kepala relatif besar dan berat, maka akan turun ke bawah.

Karena his yang kuat, teratur, dan sering, maka kepala janin turun memasuki pintu atas panggul
(engagement). Karena menyesuaikan diri dengan jalan lahir, kepala bertambah menekuk (fleksi
maksimal) sehingga lingkar kepala yang memasuki panggul, dengan ukuran yang terkecil : Diameter
suboccipito-bregmatika = 9,5 cm, dan Sirkumferensia suboccipito-bregmatika = 32 cm.

15
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus yaitu bila arah
sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala dalam keadaan
asinklitismus anterior menurut Naegele yaitu apabila arah sumbu kepala membuat sudut lancip ke
depan dengan bidang pintu atas panggul. Asinklitismus posterior menurut Litsman adalah sebaliknya
dari asinklitismus anterior. Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada
mekanisme turunnya kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah posterior
lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah anterior. Asinklitismus penting, apabila
daya akomodasi panggul agak terbatas.

Sinklitismus Asinklitismus anterior Asinklitismus posterior

Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetrik, dengan sumbu lebih mendekati
suboksiput, maka tahanan oleh jaringan dibawahnya terhadap kepala yang akan turun, menyebabkan
kepala mengadakan fleksi di dalam rongga panggul.
Sampai didasar panggul kepala janin berada di dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang
sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas ke bawah depan. Akibat
kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his yang berulang-
ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam. Pada umumnya rotasi ubun-ubun
kecil akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah
simfisis.

Gambar Putaran Paksi dalam

Dalam keadaan fisiologis sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil di
bawah simfisis, maka dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi
untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak.
Perineum menjadi lebar dan tipis, anus membuka tampak dinding rektum. Dengan kekuatan his
bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.
Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putaran paksi luar.
16
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Gambar gerakan kepala janin pada defleksi dan putaran paksi luar

Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk
menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak. Bahu melintasi pintu atas panggul dalam
keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul
yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam
posisi depan belakang.

Gambar Kelahiran bahu depan, kemudian bahu belakang

Demikian pula dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang.
Kemudian bayi lahir seluruhnya.
Bila mekanisme partus yang fisiologik ini dipahami dengan sungguh-sungguh, maka pada hal-
hal yang menyimpang dapat segera dilakukan koreksi secara manual jika mungkin, sehingga
tindakan-tindakan operatif tidak perlu dikerjakan.
Secara singkat mekanisme turunnya kepala janin sebagai berikut :

17
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

PIMPINAN PERSALINAN KALA I


Pengawasan wanita in partu sebaik-baiknya dan menanamkan semangat kepada wanita ini
bahwa proses persalinan adalah fisologis. Tanamkan rasa percaya diri dan percaya pada penolong.
Pemberian obat atau tindakan hanya dilakukan apabila ada indikasi. Pada kala pembukaan ini
dilarang mengedan, karena belum waktunya dan hanya akan menghabiskan tenaga ibu. Biasanya
kala I berakhir apabila pembukaan sudah lengkap sampai 10 cm.

Pada kala I ini, lakukan pemeriksaan yang meliputi :


1. Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan dilanjutkan pemeriksaan fisik
lainnya. Nadi, suhu dan pernafasan dicatat tiap 4 jam. Kalau persalinan lebih dari 24 jam atau
timbul panas, pencatatan tiap 2 jam. Tensi dicatat tiap 6 jam, tetapi pada penderita pre eklamsia
pencatatan lebih sering
2. Pemeriksaan status obstetrikus :
• letak dan posisi janin,
• taksiran berat badan janin,
• detak jantung janin :
- frekuensi DJJ : normal antara 120 -150 kali per menit dengan rata-rata 140 kali per
menit. Pada waktu his denyut jantung turun menjadi 90 atau 100 kali per menit tetapi
akan kembali normal dalam waktu 15 – 20 detik. Bila frekuensi kurang dari 80 kali per
menit apalagi disertai keluarnya mekonium pada presentasi kepala menandakan bahwa
janin dalam keadaan distress (gawat)
- teratur tidaknya : didengarkan denyut 5 detik pertama, kemudian 5 detik ke-3 dan 5 detik
ke-5. Dalam keadaan normal akan terdengar 12 ; 12 ; 12. Bila beda pengamatan tersebut
lebih dari 2, menandakan denyut jantung tidak teratur.
• his dan sifat-sifatnya :

18
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Untuk menilai his mengenai rasa sakit, teratur, lama dan kuatnya perlu dibedakan
antara his sesungguhnya dan his palsu.

His sesungguhnya His Palsu


Rasa Sakit : Rasa Sakit :
• Teratur • Tidak teratur
• Interval makin pendek • Interval panjang
• Semakin lama semakin kuat • Kekuatan tetap
• Dirasakan paling sakit di • Dirasakan terutama di daerah
daerah punggung perut
• Intensitas makin kuat kalau • Tak ada perubahan walaupun
penderita berjalan penderita berjalan
Keluar Bloody show Tidak keluar Bloody show
Serviks membuka dan menipis Servik tertutup dan tak ada
pembukaan

3. Pemeriksaan dalam :
Merupakan pemeriksaan kebidanan yang terpenting karena mempunyai beberapa
keuntungan, yaitu :
•Untuk menentukan apakah penderita benar dalam keadaan in partu
•Untuk menentukan faktor janin dan panggul
•Menentukan ramalan persalinan
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan dalam :
- Keadaan perineum
Pada primipara perineum utuh dan elastis, sedang pada multipara tidak utuh,
longgar dan lembek. Untuk menentukannya dilakukan dengan menggerakkan jari dalam
vagina ke bawah dan ke samping vagina. Dengan cara ini dapat diketahui pula otot
levator ani. Pada keadaan normal akan teraba elastis seperti kalau kita meraba tali pusat.
- Sistokel dan rektokel
Sistokel adalah benjolan pada dinding depan vagina yang disebabkan kelemahan
dinding belakang kandung kemih. Ukurannya mungkin kecil atau kadang-kadang sebesar
bola tenis.
Rektokel adalah benjolan pada dinding belakang vagina, yang disebabkan
kelemahan dinding depan rektum. Keadaan ini diakibatkan persalinan yang berulang,
terutama kalau ada robekan perineum, atau bersamaan dengan prolapsus uteri.
- Pengeluaran cairan pervaginam
• Cairan berwarna putih kekuningan sebagai akibat radang serviks atau monilia
vaginitis, cairan hijau kekuning-kuningan karena trichomonas vaginitis
• Lendir bercampur darah karena pembukaan serviks
• Cairan ketuban karena selaput ketuban pecah
• Darah berasal dari robekan jalan lahir, plasenta previa, vasa previa, solusio plasenta
atau varises yang pecah
• Mekoneum karena janin dalam keadaan gawat terutama presentasi kepala
- Serviks

19
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Perlu diperhatikan : pembukaan, penipisan, robekan serviks, dan kekakuan serviks.


Pada persalinan, serviks akan membuka dan menipis. Pembukaan dapat ditentukan dan
diukur dengan kedua jari yang dimasukkan pada pemeriksaan dalam. Kalau pembukaan
lebih dari 6 cm lebih mudah diukur dari forniks lateralis dengan cara berapa cm lebar
serviks yang masih tersisa. Bila masih tersisa ½ cm menandakan bahwa pembukaan
sudah 9 cm.
Untuk menentukan penipisan kadang-kadang agak sukar, terutama kalau serviks
menempel di bagian bawah janin. Dalam hal ini tekanlah bagian bawah janin ke atas dan
rabalah tepi serviks. Pada primipara serviks masih utuh dan pembukaan akan berupa
lingkaran, sedang pada multipara sering porsio tidak utuh lagi, dan dalam mnegukur
pembukaan dicari tempat yang tidak robek.
Kekakuan serviks dapat dirasakan sewaktu jari dimasukkan ke liang pembukaan.
Dalam keadaan normal serviks lembut dan elastis. Pada serviks yang kaku akan terasa
sekeras lobang hidung.
- Ketuban
Tentukan ketuban utuh atau tidak. Pada akhir kehamilan serviks masih tertutup atau
kadang-kadang dapat dimasuki 1 jari. Untuk menentukan apakah selaput ketuban utuh
atau tidak dapat diketahui bila pemeriksaan dilakukan selagi his. Pada waktu his ketuban
akan menggelembung dan menonjol, bila sudah pecah penonjolan tak ada lagi. Apabila
ketuban belum pecah, wanita in partu boleh duduk atau berjalan-jalan. Bila berbaring
sebaiknya ke sisi dimana punggung janin berada.
Bagaimana keadaan ketuban. Pada proses persalinan ketuban berfungsi membantu
membuka serviks. Dengan adanya kenaikan tekanan hidrostatis dalam rongga rahim yang
diteruskan ke segmen bawah rahim, serviks akan membuka. Bila ketuban tidak menonjol,
mungkin disebabkan ketuban melekat pada segmen bawah rahim atau oligohidramnion.
Untuk memperlancar persalinan ketuban harus dilepaskan dari dasarnya dengan jari-jari
atau kalau tidak berhasil lebih baik dipecahkan. Pada solusio plasenta, ketuban terus-
menerus tegang dan menonjol yang disebabkan adanya perdarahan retroplasenta.
Menentukan apakah cairan yang keluar betul-betul air ketuban. Kadang-kadang
kalau belum ada pembukaan serviks, kita ragu-ragu dalam penentuan apakah cairan yang
keluar betul air ketuban atau tidak. Untuk itu dipakai indikator lakmus atau nitrazin.
Percobaan ini berdasarkan pengetahuan bahwa pH vagina antara 4,5 – 5,5, sedang pH air
ketuban antara 7 – 7,5. Kertas lakmus atau nitrazin berubah warnanya pada pH tertentu,
sehingga warna kertas itu menentukan apakah sifat cairan tersebut asam atau basa (air
ketuban), sebaliknya bila biru menjadi merah berarti cairan bersifat asam. Kecuali dengan
kertas lakmus penentuan air ketuban dapat dilakukan dengan pemeriksaan mikroskop,
dan akan ditemukan lanugo atau bintik-bintik kaseosa.
- Presentasi, titik petunjuk, dan posisi
Presentasi merupakan bagian yang terbawah janin, yang akan lebih mudah
diketahui bila ketuban sudah pecah. Presentasi kepala dapat diketahui bila teraba bagian
yang bulat keras, tulang parietal, sutura sagitalis, ubun-ubun besar atau ubun-ubun kecil.
Titik petunjuk untuk menentukan posisi. Pada presentasi belakang kepala sebagai
titik petunjuk ialah ubun-ubun kecil sedang pada presentasi bokong ialah sakrum.
Posisi kepala yang perlu diperhatikan ialah dimana letak ubun-ubun kecil terhadap
panggul ibu. Pada posisi ubun-ubun kecil kiri depan, teraba sutura sagitalis searah jam 2 –
8 dan ubun-ubun kecil di kiri depan.

20
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

- Turunnya kepala
Untuk menentukan sampai dimana turunnya kepala dapat diperkirakan dengan
pemeriksaan luar dan dipastikan dengan pemeriksaan dalam. Pada proses persalinan
kadang-kadang terdapat kaput suksedaneum yang mengganggu. Untuk menentukan
sampai dimana turunnya kepala ditentukan dengan bidang Hodge (H I – II – III – IV).
Ada cara lain dalam menentukan turunnya kepala ialah dengan istilah station. Disebut
station 0 bila turunnya kepala anak setinggi spina iskhiadika. Bila di atas iskhiadika
dipakai istilah minus (-1 cm, -2 cm, -3 cm atau Floating / mengambang). Bila di bawah
spina iskhiadika dengan istilah plus (+ 1 cm, + 2 cm, + 3 cm, dan di perineum).

- Pemeriksaan panggul
21
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Dalam pemeriksaan panggul yang perlu diperhatikan ialah bentuk dan ukuran
panggul. Untuk ukurannya perlu diperhatikan hal berikut :
a. Apakah promontorium teraba, kalau teraba ukurlah jarak tepi bawah simfisis sampai
promontorium (konjugata diagonalis) dengan begitu konjugata vera dapat ditentukan
b. Apakah linea innominata (linea terminalis) teraba seluruhnya, sebagian atau beberapa
bagian. Kalau teraba seluruhnya berarti panggul sempit seluruhnya, kalau hanya
sebagian dari linea inominata teraba tetapi promontorium teraba maka panggul
adalah panggul picak.
c. Apakah kecekungan sakrum cukup
d. Dinding samping panggul lurus atau miring (konvergen)
e. Spina iskhiadika runcing atau tumpul
f. Arkus pubis sudutnya runcing atau tumpul. Panggul normal arkus pubis lebih dari 90o
g. Keadaan dasar panggul apakah kaku, tebal atau elastis
- Tumor jalan lahir
Perlu diperhatikan apakah ada tumor pada jalan lahir yang kiranya mengganggu
proses persalinan. Tumor dapat bersifat neoplastik atau tumor radang.
Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan urin : protein dan gula
• Pemeriksaan darah : Hb, golongan darah
4. Persiapan bagi ibu
• Bersihkan dan cukur daerah genitalia eksterna
• Pengosongan kandung kancing oleh ibu sendiri atau dengan bantuan kateterisasi
• Pakaian diganti dengan yang agak longgar
5. Persiapan semua alat-alat
• Sarung tangan steril
• Gunting tali pusat
• Klem tali pusat dan klem lainnya
• Benang atau plastik klem untuk tali pusat
• Alat pengisap lendir bayi
• Desinfektan
• Alat-alat untuk menjahit luka
• Obat-obatan dan jarum suntiknya
• Kain kasa steril dan sebagainya

PIMPINAN PERSALINAN KALA II


Pada permulaan kala II umumnya kepala janin telah masuk dalam ruang panggul. Ketuban
yang menonjol biasanya akan pecah sendiri, bila belum pecah, ketuban harus dipecahkan.
Tanda-tanda kala II telah mulai adalah :
1. His lebih sering dan kuat
2. Penderita mulai mengejan, pengejanan ini timbul secara reflektoris karena kepala janin telah
sampai di dasar panggul.
3. Bloody show lebih banyak, kadang-kadang diikuti sedikit perdarahan
4. Penderita merasa seperti ingin buang air besar, hal ini disebabkan karena tekanan kepala pada
dasar paggul dan juga pada rektum
5. Perineum mulai menonjol dan anus mulai membuka. Tanda ini akan tampak bila betul-betul
kepala sudah di dasar panggul dan mulai membuka.
22
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Cara memimpin mengejan :


1. Meskipun mengejan bersifat refleks dan akan terjadi dengan sendirinya, tetapi ada beberapa
penderita yang perlu bimbingan karena mengejan tidak efektif. Untuk itu perlu diberi nasehat,
bahwa mengejan hanya diperbolehkan sewaktu ada his dan pembukaan lengkap
2. Penderita mengedan dalam posisi yang diinginkan. Ada 2 cara mengedan . yaitu :
a. Berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku. Kepala sedikit diangkat, sehingga
dagunya mendekati dadanya dan ia dapat melihat perutnya
b. Sikap seperti di atas, tetapi badan dalam posisi miring ke kiri atau ke kanan, tergantung pada
letak punggung anak. Hanya satu kaki dirangkul, yakni kaki yang berada di atas. Posisi yang
menggulung ini memang fisiologis. Posisi ini baik dilakukan bila putaran paksi dalam belum
sempurna.
3. Pada permulaan his, ibu disuruh menarik nafas dalam, tutup mulut, mengejan sekuat-kuatnya dan
selama mungkin. Bila his masih kuat, setelah menarik nafas pengejanan dapat diulangi lagi. Bila
his tidak ada, ibu beristirahat, menunggu datangnya his berikutnya (maksimal 60 menit dan bila
dipimpin mengejan selama 2 jam pada primipara dan 1 jam pada multipara, segera dirujuk)
4. Bunyi jantung janin pada kala II ini harus diperiksa setiap 10 - 15 menit diantara dua his. Bila
ada kelainan bunyi jantung janin pemeriksaan dilakukan lebih sering. Nadi perlu diawasi karena
nadi yang cepat menunjukkan ibu kelelahan, dan perlu dipikirkan apakah pengejanan masih
dapat dilanjutkan.

Persiapan menolong lahirnya bayi :


1. Tindakan asepsis dan antisepsis perlu diperhatikan pada kala II. Penolong melepaskan semua
perhiasan dan mencuci tangan secara lega artis, memakai sarung tangan steril, baju khusus untuk
kamar bersalin, memakai pelindung / celemek, menggunakan tutup kepala dan masker. Vulva,
perineum dan sekitarnya dibersihkan dengan sempurna dari daerah medial ke lateral dan berakhir
ke perineum. Kaki, perut dan bokong ibu ditutup dengan kain steril, hanya bagian vulva yang
terlihat.
2. Dengan adanya pengejanan yang berulang kali, kepala janin sampai di dasar panggul, vulva akan
membuka, rambut kepala janin mulai tampak. Perineum dan anus tampak mulai teregang.
Perineum mulai lebih tinggi, sedangkan anus mulai membuka. Bila diperlukan, dianjurkan untuk
melakukan episiotomi pada primigravida atau pada wanita dengan perineum yang kaku sehingga
tidak terjadi robekan perineum yang tidak teratur disamping luka episiotomi umumnya lebih
mudah diperbaiki dan sembuh per primam juga menghindari robekan pada otot sfingter ani yang
bila tidak dijahit dan dirawat dengan baik akan menyebabkan inkontinensia alvi ( BAB tidak
merasa). Episiotomi ini dilakukan bila perineum telah menipis dan kepala janin tidak masuk lagi
ke dalam vagina. Mulai dengan mengiris atau menggunting perineum saat his. Ada tiga arah
irisan : medialis (dikerjakan pada garis tengah), mediolateralis (dikerjakan pada garis tengah
yang dekat otot sfingter ani dan diperluas ke satu sisi , dan lateralis (langsung ke lateral).

23
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

3. Bila kepala terlihat dengan diameter 6 – 8 cm, perineum ditahan dengan satu tangan dilapisi kain
steril. Dengan ujung-ujung jari tangan, melalui kulit perineum dicoba mengait dagu janin dan
ditekan ke arah simfisis dengan hati- hati supaya lahirnya dagu dapat ditahan. Bersamaan dengan
tindakan tersebut, tangan lain menahan suboksiput di bawah simfisis sebagai hipomoklion ke
arah anus supaya defleksi tidak terlalu cepat. Tindakan ini disebut tindakan manipulasi secara
Ritgen. Dengan cara ini laserasi di vulva dapat dicegah, karena lahirnya kepala diarahkan, hingga
lingkaran yang melalui vulva adalah yang terkecil (lingkaran kepala oksipito bregmatikus).
Secara berturut-turut kelihatan bregma (ubun-ubun besar), dahi, muka dan dagu.

Gambar Rambut janin kelihatan di vulva dan menambah fleksi kepala janin dan menjaga supaya
janin tidak lahir terlampau cepat

4. Setelah kepala lahir, usap muka (terutama hidung dan mulut) dengan kasa steril untuk
membersihkannya dari kotoran lendir / darah. Perhatikan apakah tali pusat melilit leher. Biasanya
lilitan tidak begitu erat sehingga mudah dilonggarkan, tetapi kalau terlalu erat, dilepaskan dengan
cara menjepit tali pusat dengan 2 cunam kocher, kemudian diantaranya dipotong dengan gunting
yang ujungnya tumpul sambil melindungi leher bayi.

5. Tidak lama setelah kepala lahir akan terjadi putaran paksi luar ke arah dimana punggung janin.
Kemudian akan diikuti lahirnya bahu secara spontan, mula-mula bahu belakang kemudian bahu
depan. Kalau bahu tak dapat lahir spontan, perlu dibantu dengan cara kepala dipegang biparietal
dengan dua tangan dan kepala ditarik ke belakang sampai bahu depan di bawah simfisis. Dengan
bahu depan sebagai hipomoklion, kepala ditarik ke depan (ke arah simfisis) untuk melahirkan
bahu belakang. Tindakan ini dalam keadaan normal dapat dilakukan. Penarikan kepala ke bawah
dan ke atas tidak boleh dilakukan terlalu kuat, karena pleksus brakhialis dapat teregang dan
mengakibatkan kelumpuhan tangan.

24
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Melahirkan bahu depan dan melahirkan bahu belakang

6. Setelah kedua bahu janin dapat dilahirkan, maka usaha selanjutnya ialah melahirkan badan janin,
trokanter anterior disusul trokanter posterior. Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian
belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi
untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya. Jangan sekali-kali mengait ketiak dengan telunjuk,
karena tindakan ini dapat merusak saraf lengan. Setelah janin lahir, bayi sehat dan normal
umumnya segera menarik nafas dan menangis keras, menggerakkan tangan dan kakinya. Jika
bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segera mulai resusitasi bayi. Kemudian bayi diletakkan
dengan kepala ke bawah, kira-kira membentuk sudut 30º dengan bidang datar di perut ibu.
Bersihkan jalan nafas dengan mengisap lendir atau air ketuban yang masuk mulut, hidung,
kerongkongan dan lambung dengan alat pengisap lendir.

7. Mengikat tali pusat :


• Melakukan urutan (pijatan ringan) pada tali pusat ke arah ibu
• 5 – 10 cm tali pusat dijepit dengan klem kocher / klem kelly di dua tempat. Diantara kedua
klem tersebut tali pusat digunting dengan gunting yang berujung tumpul. Ujung tali pusat
bagian bayi didesinfeksi dan diikat kuat dengan tali / karet yang agak tebal dan steril. Hal ini
harus diperhatikan benar karena bila ikatan kurang kuat, ikatan dapat terlepas dan perdarahan
tali pusat bisa tejadi yang akan membahayakan bayi.
• Pada inkompatibilitas Rhesus atau ABO, atau akan diadakan Exchange transfusion atau
keadan-keadaan lain yang memerlukan transfusi maka tali pusat dipotong dan diikat kira-kira
10 – 15 cm dari pusat / umbilikus bayi. Pemotongan tali pusat dilakukan secepat mungkin,
khususnya pada inkompatibilitas Rhesus. Bila pemotongan tali pusat dilakukan setelah tali
pusat tak berdenyut, apalagi diletakkan lebih rendah dari ibu, maka bayi akan mendapat
tambahan darah 30 – 90 cc.

8. Bungkus bayi dengan kain yang halus dan kering setelah badan bayi dibersihkan. Tutup dengan
selimut dan pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya panas
tubuh.

PIMPINAN PERSALINAN KALA III


Perhatikan kandung kencing ibu. Bila penuh, dilakukan pengosongan kandung kencing,
sedapat-dapatnya ibunya disuruh kencing sendiri. Kandung kencing yang penuh dapat menimbulkan
atonia uteri dan mengganggu pelepasan plasenta, yang berarti menimbulkan perdarahan postpartum.
Segera setelah bayi lahir penolong harus menentukan tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus.
Bila kontraksi uterus keras dan tak ada perdarahan, sikap penolong hanya menunggu sampai plasenta

25
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

lepas, tak perlu massage. Tangan penolong diletakkan di atas fundus untuk menjaga supaya tidak
naik dan tidak menggelembung karena terisi darah.
Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat
pelepasan plasenta dapat dilakukan. Oksitosin dapat diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi.
Jika oksitosin tidak tersedia, rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna menghasilkan
oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg IM. Jangan berikan ergometrin kepada ibu
dengan preeklamsia, eklamsia atau dengan tekanan darah tinggi, karena hal ini akan meningkatkan
resiko terjadinya penyakit serebro vaskular.
Kala III ini terdiri dari 2 fase :
1. Fase pelepasan uri
Mekanisme pelepasan uri adalah uterus yang berkontraksi mengakibatkan penciutan
permukaan kavum uteri, tempat implantasi plasenta, rahim bertambah kecil dan dindingnya
bertambah tebal beberapa sentimeter. Kontraksi-kontraksi tadi menyebabkan bagian yang
longgar dan lemah dari uri pada dinding rahim akan lepas dari tempat plasentanya, mula-mula
sebagian dan kemudian seluruhnya dan tinggal bebas dalam kavum uteri. Kadang-kadang ada
sebagian kecil yang masih melekat pada dinding rahim. Proses pelepasan ini biasanya setahap
demi setahap dan pengumpulan darah di bekalang uri akan membantu pelepasan uri ini. Bila
pelepasan sudah komplit, maka kontraski rahim mendorong uri yang sudah lepas ke segmen
bawah rahim, lalu ke vagina dan dilahirkan. Selaput ketuban pun dikeluarkan, sebagian oleh
kontraksi rahim, sebagian sewaktu keluarnya uri. Di tempat-tempat yang lepas terjadi perdarahan
antara uri dan desidua basalis, disebut retroplasenter hematoma.
Cara lepasnya uri ada beberapa macam :

Mathews-Duncan (A) Schultze (B)

• Schultze
Lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering terjadi (80%). Pelepasan ini
dapat dimulai dari tengah, lalu terjadi retroplasental hematoma. Menurut cara ini, ditandai
oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina (tanda ini dikemukakan oleh Ahlfeld)
tanpa adanya perdarahan per vaginam (sebelum uri lahir) dan banyak setelah uri lahir.
• Mathews-Duncan
Lepasnya uri mulai dari pinggir ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta
mulai terlepas dimana darah mengalir keluar diantara selaput ketuban atau serempak dari
tengah dan dari pinggir plasenta. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml. Bila lebih
maka hal ini patologik.
2. Fase pengeluaran uri
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri :
• Kustner
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri menekan daerah di atas
simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari
26
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

dinding uterus. Bila tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta lepas dari
dinding uterus. Perasat ini hendaknya dilakukan secara hati-hati. Apabila hanya sebagian
plasenta terlepas, perdarahan banyak akan terjadi.
• Strassmann
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri mengetok-ngetok
fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang diregangkan ini, berarti plasenta belum
lepas dari dinding uterus. Bila tidak terasa getaran, berarti plasenta telah lepas dari dinding
uterus.

• Klein
Wanita tersebut disuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke bawah. Bila pengedanannya
dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari
dinding uterus.
• Crede
Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar supaya plasenta lepas dari dinding
uterus hanya dapat dipergunakan bila terpaksa misalnya perdarahan. Perasat ini dapat
mengakibatkan kecelakaan perdarahan postpartum. Pada orang yang gemuk, cara ini sukar atau
tidak dapat dikerjakan.

Pengeluaran plasenta dilakukan dengan menegangkan tali pusat dengan satu tangan dan
tangan yang lain menekan uterus dengan hati-hati ke dorsokranial. Bila uterus tidak segera
berkontraksi, lakukan stimulasi puting susu untuk menghasilkan oksitosin alamiah. Jika dengan
penegangan tali pusat terkendali, tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan
plasenta, minta ibu untuk sedikit mengejan, sementara satu tangan menarik tali pusat ke arah bawah
kemudian ke atas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva. Bila tali pusat
bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir, pindahkan kembali klem hingga berjarak 5 – 10 cm
dari vulva. Bila plasenta belum lepas juga dalam waktu 15 menit, suntik ulang oksitosin IM, periksa
kandung kencing, bila penuh lakukan kateterisasi. Ulangi penegangan tali pusat selama 15 menit.
Rujuk ibu bila plasenta tidak lahir. Tetapi, bila plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan
plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan
lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput
ketuban.
Normalnya, pelepasan uri ini berkisar 15 – 30 menit sesudah anak lahir, namun kita dapat
menunggu paling lama sampai 1 jam. Tetapi bila terjadi banyak perdarahan atau bila pada
persalinan-persalinan yang lalu ada riwayat perdarahan postpartum, maka tidak boleh menunggu,

27
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan dengan tangan (plasenta manual). Juga kalau perdarahan
lebih dari 500 cc, sebaiknya uri langsung dikeluarkan secara manual dan diberikan uterutonika.
Selaput janin biasanya lahir dengan mudah, namun kadang-kadang masih ada yang tertinggal,
ini dapat dikeluarkan dengan jalan :
• Menarik pelan-pelan
• Memutar atau memilinnya seperti tali
• Memutar pada klem
• Manual atau digital dengan cara memasukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke
dalam vagina untuk melepaskan selaput ketban dari mulut rahim.
Uri dan selaput ketuban harus diperiksa sebaik-baiknya setelah dilahirkan, apakah lengkap
atau tidak lengkap. Yang diperiksa, yaitu :
- Permukaan maternal : 6 – 20 kotiledon
- Permukaan fetal
- Apakah pada pinggir plasenta masih didapat hubungan dengan plasenta lainnya, seperti
plasenta suksenturiata.
Selanjutnya harus pula diperhatikan apakah korpus uteri berkontraksi baik. Harus dilakukan
massage ringan pada korpus uteri untuk memperbaiki kontraksi uterus. Apabila perlu, karena
kontraksi uterus kurang baik, dapat diberikan uterutonika seperti pitosin, metergin, ergometrin dan
sebagainya, terutama pada partus lama, grande multipara, gemeli, hidramnion, dan sebagainya. Bila
semuanya telah berjalan dengan lancar dan baik, maka luka episiotomi harus diteliti, dijahit, dan
diperbaiki. Demikian pula bila ada ruptura perinei.

PENGAWASAN KALA IV
Setelah plasenta lahir masih ada masa kritis yang dihadapi ibu dalam masa tersebut sehingga
sekurang-kurangnya 1 jam post partum ibu harus didampingi penolong. Harus diperhatikan :
a. Kontraksi uterus harus baik
b. Tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan-perdarahan dalam alat genitalia lainnya
c. Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
d. Kandung kencing harus kosong
e. Luka-luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematom
f. Bayi dalam keadaan baik
g. Ibu dalam keadaan baik. Periksa nadi dan tekanan darah, pastikan dalam batas normal, tidak ada
pengaduan sakit kepala.

PARTOGRAF
Partograf dipakai untuk memantau persalinan dan membantu penolong dalam mengambil
keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf sebaiknya dibuat untuk setiap ibu yang bersalin, tanpa
menghiraukan apakah persalinan tersebut normal atau dengan komplikasi.

28
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

▪ Denyut jantung janin. Catat setiap 1 jam


▪ Air ketuban. Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina :
- U : Selaput utuh - D : air ketuban bernoda darah
- J : selaput pecah, air ketuban jernih - K : tidak ada cairan ketuban / kering
- M : air ketuban bercampur mekonium
▪ Pembukaan mulut rahim (serviks). Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (X)
▪ Penurunan kepala. Mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada pemeriksaan
abdomen / luar) di atas simfisis pubis. Catat dengan tanda lingkaran (O) pada setiap pemeriksaan
dalam. Pada posisi 0/5, sinsiput (S) atau paruh atas kepala berada di simfisis pubis.
▪ Waktu. Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima
29
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

▪ Jam. Catat jam sesungguhnya


▪ Kontraksi. Catat setiap ½ jam, lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya kontraksi dalam 10
menit dan lamanya tiap-tiap kontraksi dalam hitungan detik
▪ Obat yang diberikan (catat semuanya) dan cairan intravena (jika menggunakan catatlah
banyaknya oksitosin per volume cairan infus dan dalam tetesan per menit)
▪ Nadi. Catatlah setiap 30 – 60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar (o)
▪ Tekanan darah. Catatlah setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah (→)
▪ Suhu badan. Catatlah setiap 2 jam
▪ Urin (protein, aseton, dan volume urin). Catatlah setiap kali ibu kencing.
Jika temuan-temuan melintas ke arah kanan dari garis waspada, petugas kesehatan harus
melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukan yang tepat.

LANGKAH KLINIK MEMIMPIN PERSALINAN NORMAL

PERSIAPAN
a. Pasien
b. Instrumen dan medika mentosa
c. Bayi
d. Penolong

I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA 2


1. Mendengar dan melihat tanda kala 2 persalinan:
a. Ibu merasa ada dorongan yang kuat dan meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
c. Perineum tampak menonjol
d. Vulva dan spincter ani membuka

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


2. Pastikan kelengkapan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asuhan bayi baru lahir/resusitasi, siapkan:
- tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat
- 3 handuk/kain bersih kering (termasuk ganjal bahu bayi)
- Alat penghisap lendir
- Lampu sorot 60W dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Untuk ibu:
- Menggelar kain di bawah perut ibu
- Enyiapkan oksitosisn 10 unit
- Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set

3. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering
dan bersih
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang digunakan untuk periksa dalam

30
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

6. Masukkan oksitosisn ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang menggunakan sarung
tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN


7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari anterior ke posterior
menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
- Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama
dari bagian depan ke belakang
- Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia
- Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan rendam sarung tangan tersebut
dalam larutan klorin 0,5%. Pakai sarung tagan DTT/steril untuk melaksanakan langkah
lanjutan
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Bila selaput ketuban
masih utuh saat pembukaan lengkap maka lakukan amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik, dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci tangan setelah sarung tangan dilepaskan dan
setelah itu tutup kembali partus set.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda (relaksasi) untuk
memastikan DJJ masih dalam batas normal (120-160x/menit)
- Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
- Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, semua temuan pemeriksaan dan
asuhan yang diberikan ke dalam partograf.

IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES MENERAN


11. Beritahukan kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup baik,
kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
- Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi
dan kenyaman ibu dan janin dan dokumentasikan semua penemuan yang ada
- Jelaskan kepada anggota keluarga tentang peran mereka untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu dan meneran secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin meneran atau
kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau timbul kontraksi
yang kuat:
- Bimbing ibu agar bisa meneran secara benar dan efektif
- Dukung dan beri semangat saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak
sesuai
- Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai keinginannya (kecuali posisi berbaring
telentang dalam waktu yang lama)
- Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
- Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
- Berikan cukup asupan cairan peroral (minum)
- Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai

31
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

- Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah pembukaan lengkap dan
dipimpin meneran  120 menit (2 jam) pada primigravida atau  60 menit (1 jam) pada
multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60 menit.

V. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI


15. Letakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi di perut bawah ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter sekitar 5-6 cm.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan
18. Pakai sarung tangan DDT/steril pada kedua tangan

VI. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI


Lahirnya kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain
menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi),
segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
Perhatikan:
- Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat bagian atas kepala bayi
- Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong tali pusat
di antara kedua klem tersebut.
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang terjadi secara spontan

Lahirnya bahu
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparental. Anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul di bawah arcus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.

Lahirnya badan dan tungkai


23. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang, tangan yang lain
menelusuri lengan dan siku anterior bayi serta menjaga bayi terpegang dengan baik.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran lengan atas berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kedua kaki dan
pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi
yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk).

VII. ASUHAN BAYI BARU LAHIR


25. Lakukan penilaian (selintas):
- Apakah bayi cukup bulan?
- Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?
- Apakah bayi bergerak dengan aktif?

32
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Bila salah satu jawaban adalah tidak, lanjut ke langkah resusitasi pada bayi baru lahir dengan
asfiksia. Bila semua jawaban adalah ya lanjut ke langkah 26.
26. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (kecuali kedua
tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir (hamil tunggal) dan
bukan kehamilan ganda (gemeli).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 distal lateral
paha (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir (cukup bulan), jepit tali pusat dengan klem kira-kira 2-3 cm
dari pusar bayi. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain untuk mendorong isi
tali pusat ke arah ibu, dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat:
- Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan
pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut
- Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian lingkarkan lagi benang
tersebut dan ikat tali pusat dengan simpul kunci pada sisi lainnya
- Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi. Lurusan bahu bayi
sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada di antara kedua
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu atau areola mammae ibu.
- Selimuti ibu-bayi dengan kain hangat dan kering, pasang topi di kepala bayi
- Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
- Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-60
menit. Menyusu pertama kali akan berlangsung 10-15 menit. Bayi cukup menyusu dari
1 payudara.
- Biarkan bayi berada di dada ibu dalam waktu 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu.

VIII. MANAJEMEN AKTIF KALA III PERSALINAN (MAK III)


33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34. letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas simfisis) untuk mendeteksi
kontraksi, tangan lain memegang klem untuk menegangkan tali pusat.
35. Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso kranial) secara hati-hati untuk mencegah
inversio uteri. Jika plasenta tidak lepas selama 30-40 detik, maka hentikan penegangan tali
pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya kemudian ulangi kembali prosedur di
atas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu/suami melakukan stimulasi puting susu.

Mengeluarkan plasenta
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal ternyata diikuti
dengan pergeseran tali pusat ke arah distal, maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga
plasenta dapat dilahirkan.

33
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

- Ibu boleh meneran tapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik secara kuat terutama
jika uterus tidak berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah bawah-sejajar
lantai-atas)
- Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva dan lahirkan plasenta
- Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika kandung kemih penuh
Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat 15 menit berikutnya
Jika palsenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi perdarahan maka
segera lakukan tindakan plasenta manual.
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasneta dnegan kedua tangan. Pegang dan
putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta
pada wadah yang telah ditentukan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan
DTT/steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan atau
klem ovum DTT/steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal

Rangsangan taktil (masase) uterus


38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masae uterus, letakkan telapak
tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar yang lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras). Lakukan tindakan yang diperlukan (kompresi bimanual
internal, kompresi aorta abdominalis, tampon kondom-kateter) jika uterus tidak berkontraksi
dalam 15 detik setelah rangsangan taktil/masase.

IX. MENILAI PERDARAHAN


39. Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau derajat 2 dan atau menimbulkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
40. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah dilahirkan lengkap.
Masukkan palsenta ke dalam kantong plastik atau tempat khusus.

X. ASUHAN PASCA PERSALINAN


41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
42. Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh, lakukan kateterisasi.

Evaluasi
43. Masukkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%.
bersihkan noda darah dan cairan tubuh dan bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan dan
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
44. Ajarkan ibu/keluarga cara masase uterus dan menilai kontraksi
45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60x/menit)
- Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk ke RS
- Jika bayi bernafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke RS rujukan

34
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

- Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu-bayi
dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut.

Kebersihan dan keamanan


48. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air DDT.
Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau di sekitar ibu berbaring
menggunakan larutan klorin 0,5% lalu bilas dengan air DTT. Bantu ibu memakai pakaian
bersih dan kering.
49. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
50. Tempatkan semua peralatan bebas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
51. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
53. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%. lepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
54. Cuci kedua tangan dengan air mengalir dan sabun kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi hingga bersih dan kering.
55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk memberikan salep mata profilaksis infeksi, vitamin
K1 (1 mg) IM di paha kiri bawah lateral dalam 1 jam pertama
56. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan bayi baru lahir. Pastikan kondisi bayi baik (pernafasan
normal 40-60x/menit dan temperatur tubuh normal 36,5-37,5oC) setiap 15 menit.
57. Setelah 1 jam pemberian vitamin K1, berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan
bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air megalir kemudian keringkan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering.

Dokumentasi
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

35
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Ceklist pertolongan persalinan

KETERANGAN SKOR
0 1 2
I. MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA 2
a. Mendengar dan melihat tanda kala 2 persalinan:
a. Ibu merasa ada dorongan yang kuat dan meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan
vagina
c. Perineum tampak menonjol
d. Vulva dan spincter ani membuka

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


b. Pastikan kelengkapan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera
pada ibu dan bayi baru lahir.
Untuk asuhan bayi baru lahir/resusitasi, siapkan:
- tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat
- 3 handuk/kain bersih kering (termasuk ganjal bahu bayi)
- Alat penghisap lendir
- Lampu sorot 60W dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
Untuk ibu:
- Menggelar kain di bawah perut ibu
- Enyiapkan oksitosisn 10 unit
- Alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set

c. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan
36
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

d. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci


tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan bersih
e. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang digunakan untuk periksa
dalam
f. Masukkan oksitosisn ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
menggunakan sarung tangan DTT atau steril dan pastikan tidak
terjadi kontaminasi pada alat suntik)

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN


7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
anterior ke posterior menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air
DTT
- Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan
dengan seksama dari bagian depan ke belakang
- Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia
- Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan rendam
sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5%. Pakai sarung tagan
DTT/steril untuk melaksanakan langkah lanjutan
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Bila
selaput ketuban masih utuh saat pembukaan lengkap maka lakukan
amniotomi.
9. Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik, dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci
tangan setelah sarung tangan dilepaskan dan setelah itu tutup kembali partus
set.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda
(relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas normal (120-
160x/menit)
- Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
- Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, semua temuan
pemeriksaan dan asuhan yang diberikan ke dalam partograf.

IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU


PROSES MENERAN
11. Beritahukan kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai
dengan keinginannya.
- Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyaman ibu dan janin dan dokumentasikan
semua penemuan yang ada
- Jelaskan kepada anggota keluarga tentang peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu dan meneran secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin

37
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu diposisikan
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa
nyaman
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau
timbul kontraksi yang kuat:
- Bimbing ibu agar bisa meneran secara benar dan efektif
- Dukung dan beri semangat saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai
- Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai keinginannya (kecuali
posisi berbaring telentang dalam waktu yang lama)
- Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
- Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
- Berikan cukup asupan cairan peroral (minum)
- Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
- Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah
pembukaan lengkap dan dipimpin meneran  120 menit (2 jam) pada
primigravida atau  60 menit (1 jam) pada multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang
waktu 60 menit.

V. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI


15. Letakkan handuk bersih untuk mengeringkan bayi di perut bawah ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter sekitar 5-6 cm.
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan
bahan
18. Pakai sarung tangan DDT/steril pada kedua tangan

VI. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI


Lahirnya kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi fleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan
ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang sesuai
jika hal itu terjadi), segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
Perhatikan:
- Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat bagian
atas kepala bayi
- Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong tali pusat di antara kedua klem tersebut.
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang terjadi secara
spontan

38
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Lahirnya bahu
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparental.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan
kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah
arcus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.

Lahirnya badan dan tungkai


23. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu
belakang, tangan yang lain menelusuri lengan dan siku anterior bayi serta
menjaga bayi terpegang dengan baik.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran lengan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk di antara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang
lain agar bertemu dengan jari telunjuk).

VII. ASUHAN BAYI BARU LAHIR


25. Lakukan penilaian (selintas):
- Apakah bayi cukup bulan?
- Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?
- Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Bila salah satu jawaban adalah tidak, lanjut ke langkah resusitasi pada bayi
baru lahir dengan asfiksia. Bila semua jawaban adalah ya lanjut ke langkah
26.
26. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
(kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi
aman di perut bagian bawah ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir
(hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM di
1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).
30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir (cukup bulan), jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 2-3 cm dari pusar bayi. Gunakan jari telunjuk dan jari
tengah tangan yang lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah ibu, dan
klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat:
- Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut
- Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat dengan simpul kunci
pada sisi lainnya
- Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan

39
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi.
Lurusan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada di antara kedua payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting susu atau areola mammae ibu.
- Selimuti ibu-bayi dengan kain hangat dan kering, pasang topi di kepala
bayi
- Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1
jam
- Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini
dalam waktu 30-60 menit. Menyusu pertama kali akan berlangsung 10-
15 menit. Bayi cukup menyusu dari 1 payudara.
- Biarkan bayi berada di dada ibu dalam waktu 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusu.

VIII. MANAJEMEN AKTIF KALA III PERSALINAN (MAK III)


33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34. letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas simfisis)
untuk mendeteksi kontraksi, tangan lain memegang klem untuk
menegangkan tali pusat.
35. Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso kranial)
secara hati-hati untuk mencegah inversio uteri. Jika plasenta tidak lepas
selama 30-40 detik, maka hentikan penegangan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya kemudian ulangi kembali prosedur di
atas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu/suami melakukan
stimulasi puting susu.

Mengeluarkan plasenta
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal
ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal, maka
lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat dilahirkan.
- Ibu boleh meneran tapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik
secara kuat terutama jika uterus tidak berkontraksi) sesuai dengan sumbu
jalan lahir (ke arah bawah-sejajar lantai-atas)
- Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
- Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika kandung kemih penuh
Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
Ulangi tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya
Jika palsenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi
perdarahan maka segera lakukan tindakan plasenta manual.
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasneta dnegan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin

40
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah


ditentukan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT/steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem ovum DTT/steril untuk mengeluarkan selaput yang
tertinggal

IX. MENILAI PERDARAHAN


38. Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau derajat 2
dan atau menimbulkan perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
39. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah
dilahirkan lengkap. Masukkan palsenta ke dalam kantong plastik atau
tempat khusus.

Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tetapi tidak benar/tidak lengkap
2 = dilakukan dengan benar
SKILL 2
ASUHAN ANTENATAL DAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN

ASUHAN ANTENATAL (ANTENATAL CARE/PRENATAL CARE)

Definisi
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan
medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan
memuaskan. (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care)

Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan,
dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya,
sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat badan,
ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan
pemberian tablet besi.

Tujuan
1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi
yang dilahirkan sehat.
2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan
yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi.
3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.

Asuhan antenatal HARUS dimulai sedini mungkin (sedini mungkin setelah diketahui adanya
keterlambatan haid).

41
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Perencanaan
a. Pemeriksaan pertama
Dilakukan segera setelah diketahu terlambat haid
b. Jadwal pemeriksaan ulang (usia kehamilan dihitung dari hari pertama haid terakhir) :
- sampai 28 minggu: 4 minggu sekali
- 28 - 36 minggu: 2 minggu sekali
- di atas 36 minggu: 1 minggu sekali

KECUALI jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain,
pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.

PETUNJUK PEMERIKSAAN ASUHAN ANTENATAL

a. Kunjungan (pemeriksaan) pertama

Tujuan

1. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan


2. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
3. Menentukan status kesehatan ibu dan janin
4. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko kehamilan
5. Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya

Anamnesis
1. Identitas Pasien
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identifikasi (mengenal) penderita dan menentukan status
sosial ekonominya yang harus kita ketahui, misalnya untuk menentukan anjuran apa atau
pengobatan apa yang akan diberikan.
Umur penting, karena ikut menentukan prognosa kehamilan. Kalau umur terlalu lanjut atau
terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya. Primigravida tua ialah wanita yang
pertama kali hamil sedangkan umurnya sudah mencapai 35 tahun atau lebih. Sedangkan
primigravida muda ialah seorang primigarvida yang belum mencapai umur 16 tahun.

1. Keluhan Utama
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan atau ada keluhan lain yang
penting. Keluhan utama dibidang obstetrik yang sering yaitu : komplikasi kehamilan,
perdarahan, ketuban pecah , infeksi yang menyertai kehamilan dan inpartu. Dari keluhan
utama ini baru anamnesa diuraikan lebih terinci.
42
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Keluhan yang sering berkaitan dengan komplikasi kehamilan adalah sebagai berikut :
a. Mual-muntah
Biasanya timbul pada bulan ke II dan berkurang setelah bulan ke III lewat. Mual-muntah
ini terutama timbul pada pagi hari ialah waktu perut kosong (morning sickness).

b. Sakit pinggang
Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap badan pada kehamilan yang lanjut,
karena titik berat badan pindah ke depan disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi
dengan lordose yang berlebih dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus dari otot-otot
pinggang. Dan sebagian juga disebabklan karena melonggarnya sendi-sendi panggul.

c. Varises
Timbulnya varises dipengaruhi oleh faktor keturunan, berdiri lama dan usia. Dalam
kehamilan ditambah faktor hormonal (progesteron) dan bendungan dalam panggul

d. Hemorrhoid
Dapat bertambah besar dalam kehamilan karena ada bendungan darah di dalam rongga
panggul.

e. Sakit kepala
Biasanya timbul pada hamil muda dan sukar menentukan sebabnya. Pada pertengahan
kehamilan hilang atau berkurang dengan sendirinya. Sakit kepala pada triwulan terakhir
dapat merupakan gejala preeklampsi yang berat.

f. Edema
Paling sering timbul pada kaki dan tungkai bawah. Harus selalu diperiksa apakah tidak
disebabkan oleh toksemia gravidarum. Kalau disebabkan oleh tekanan dari rahim yang
membesar pada vena-vena panggul, maka hilang dengan istirahat, jadi nyata pada malam hari
dan hilang pada pagi hari.

g. Sesak nafas
Disebabkan karena rahim yang membesar, mendesak diafragma ke atas. Kalau tidur dengan
bantal yang tinggi, sesak kurang.

h. Fluor albus
Pada umumnya cairan di dalam vagina bertambah dalam kehamilan tanpa sebab-sebab
yang patologis dan sering tidak menimbulkan keluhan.

2. Haid
Hal-hal yang ditanyakan meliputi : menarche, haid teratur atau tidak dan siklus, lamanya
haid, banyaknya darah, sifatnya darah (cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya), haid nyeri
atau tidak dan haid yang terakhir. Anamnesa haid ini memberi kesan pada kita tentang faal
alat kandungannya

43
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Yang dimaksud dengan haid terakhir ialah hari pertama dari haid yang terakhir. Haid
terakhir, teratur tidaknya haid dan siklusnya dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal
persalinan.
Bila seorang wanita datang dengan haid terlambat dan diduga ada kehamilan, maka
dapat ditentukan tanggal perkiraan partus, jika hari pertama haid terakhir diketahui dan siklus
+ 28 hari. Rumus yang dipakai ialah rumus Naegele. Perkiraan partus menurut rumus ini :
hari + 7, bulan –3 (atau +9 bila bulan ≤ 3) dan tahun +1(atau tetap bila bulan ≤ 3). Misalnya
hari pertama haid terakhir tanggal 25 –1-1991, maka perkiraan partus pada tanggal 1-11-
1991.
Bila hari pertama haid terakhir tidak diingat lagi, maka sebagai pegangan dapat dipakai
antara lain gerakan-gerakan janin. Umumnya pada primigravida gerakan janin dirasakan
oleh ibunya pada kehamilan 18 minggu dan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu.
Dapat pula sebagai pegangan dipakai perasaan nausea yang biasanya hilang pada kehamilan
12-14 minggu.

Selain untuk perkiraan partus, hari pertama haid terakhir (HPHT)


penting untuk menentukan usia kehamilan
3.
Perkawinan
Pertanyaannya meliputi : kawin atau tidak, berapa kali kawin, berapa lama kawin.
Kalau orang hamil sesudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal).

4. Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Pertanyaannya meliputi kehamilan (adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang
sangat, toksemia gravidarum), persalinan (spontan atau buatan, aterm atau premature,
perdarahan, ditolong oleh siapa bidan atau dokter), nifas (adakah panas atau perdarahan,
bagaimana laktasi), anak (jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan
sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir).
Pertanyaan ini sangat mempengaruhi prognosa persalinan dan pimpinan persalinan,
karena jalanya persalinan yang lampau adalah hasil ujian-ujian dari segala faktor yang
mempengaruhi persalinan.

5. Kehamilan sekarang
Bila mulai merasa pergerakan anak. Kalau kehamilan masih muda adakah mual, muntah,
sakit kepala, perdarahan. Kalau kehamilan sudah tua, adakah bengkak di kaki atau muka,
sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang.

6. Anamnesa keluarga (Riwayat Penyakit Keluarga)


Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit menular yang
dapat mempengaruhi persalinan seperti tbc.

7. Kesehatan badan (Riwayat penyakit terdahulu & saat ini)


Pernahkah sakit keras atau dioperasi. Bagaimana nafsu makan, miksi dan defekasi.
Dari anamnesa kita harus mempunyai kesan tentang keadaan ibu
hamil dan kemudian akan dicocokkan dengan hasil pemeriksaan.
44
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
Meliputi keadaan umum , kesadaran , status gizi penderita, tanda-tanda vital (tensi, nadi,
temperatur, respirasi), dan pemeriksaan bagian tubuh lain dari kepala sampai kaki yang
dianggap perlu.
Status gizi menentukan prognosa kehamilan dan persalinan, bagi orang gemuk kurang
baik dibandingkan dengan orang yang normal beratnya, dalam menimbang seseorang bukan
beratnya saja yang penting, tapi lebih penting lagi perubahan berat setiap kali ibu itu
memeriksakan diri.
Berat badan dalam triwulan ke III, tak boleh tambah lebih dari 1 kilogram seminggu atau
3 kilogram sebulan. Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut disebabkan oleh
penimbunan air disebut praedema.
Tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik dan 90 diastolik. Juga
perubahan 30 sistolik dan 15 diastolik diatas sebelum hamil menandakan toksemia gravidarum.
Edema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toksemia gravidarum atau oleh tekanan
rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi
juga oleh hypovitaminose B1, hipoproteinemia dan penyakit jantung.
Refleks lutut negatif dapat ditemukan pada ibu hamil dengan hipovitaminose B1 dan
penyakit urat saraf. Selain pemeriksaan fisik di atas, maka diperlukan pula pemeriksaan
laboratorium air kencing, darah dan fases.

2. Status Obstetrik
Dibagi dalam : a. Inspeksi (periksa pandang)
b. Palpasi (periksa raba)
c. Auskultasi (periksa dengar)
d. Vagina toucher ( Periksa dalam)

Posisi ibu hamil pada saat pemeriksaan adalah berbaring telentang


dengan perut terbuka, bahu sedikit dinaikkan dan lutut agak ditekuk

45
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

2.1 Inspeksi
- Muka : adakah choasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah,
adakah edema pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi.
- Leher : apakah vena terbendung ,apakah kelenjar gondok membesar atau
kelenjar limfa membengkak
- Dada : bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelanggang susu,
keadaan puting susu, adakah colustrum
- Perut : membesar ke depan atau ke samping (pada asites misalnya membesar
ke samping), keadaan pusat, pigmentasi di linea alba, nampakkah
gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau
bekas luka.
- Vulva : keadaan perineum, carilah varises, tanda Cadwick, condylomata, fluor.
- Anggota bawah : cari varises, edema, luka, sikatrik pada lipat paha.

2.2 Palpasi
Setelah wanita hamil yang akan diperiksa telentang, dilihat apakah uterus berkontraksi
atau lemas. Jika berkontraksi harus ditunggu dahulu. Maksud periksa raba ialah untuk
menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan, menentukan
letaknya anak dalam rahim.
Selain itu juga diraba apakah ada tumor lain dalam ronga perut seperti kiste, mioma.
Sebelum melakukan palpasi hendaknya suhu tangan pemeriksa disesuaikan dengan wanita
tersebut, supaya dinding perut wanita tersebut tidak tiba-tiba menjadi kontraksi. Untuk itu,
sebelum mengadakan palpasi, kedua telapak tangan dapat digosokkan terlebih dahulu baru
kemudian dilakukan pemeriksaan.
Yang lazim dipakai ialah cara palpasi menurut Leopold yang dibagi dalam 4 tahap, yaitu :

LEOPOLD I
1. Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha
2. Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat ke arah muka penderita
3. Rahim dibawa ke tengah
4. Tentukan tinggi fundus dan bagian apa dari janin yang terdapat dalam fundus
a. Tentukan bagian janin yang terdapat dalam fundus

46
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting.


Sifat bokong; lunak, kurang bundar dan kurang melenting
Pada letak lintang fundus uteri kosong

b. Tentukan usia kehamilan dengan mengukur tinggi fundus uteri


• Sebelum bulan ke III fundus uteri belum dapat diraba dari luar.
• Akhir bulan III (12 minggu) fundus uteri 1-2 jari di atas symphysis
• Akhir bulan IV ( 16 minggu) pertengahan antara simphysis – pusat
• Aklhir bulan V ( 20 minggu) 3 jari bawah pusat
• Akhir bulan VI (24 minggu) setinggi pusat
• Akhir bulan VII (28 minggu) 3 jari diatas pusat
• Akhir bulan VIII (32 minggu) pertengahan proc.xyphoideus-pusat
• Akhir bulan IX (36 minggu) sampai arcus costarum atau 3 jari di bawah
proc.xyphoideus
• Akhir bulan X (40 minggu) pertengahan proc.xyphoides-pusat.
Jadi fundus uteri paling tinggi pada akhir bulan ke IX. Setelah bulan ke IX fundus uteri pada
primigravida turun lagi karena kepala mulai turun ke dalam rongga panggul

tinggi fundus uteri menurut usia


kehamilan dalam minggu

Pertumbuhan janin dapat dipantau dengan cara mengikuti pertumbuhan rahim, maka sekarang
sering ukuran rahim ditentukan dalam cm. Yang diukur ialah tingginya fundus uteri dan
perimeter umbilical (lingkaran perut setinggi pusat). Hubungan antara tinggi fundus uteri dan
usia kehamilan normal mengikuti rumusan sederhana berikut:

usia kehamilan dalam minggu = tinggi fundus uteri (cm) x 8/7

Umur kehamilan (minggu) Tinggi fundus uteri (cm)


20 17,5
47
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

24 21
28 24,5
32 28
36 31,5

Apabila pertumbuhan janin normal, maka ukuran tinggi fundus uteri sesuai dengan usia
kehamilan (yang dihitung berdasarkan HPHT).

Leopold I untuk menentukan usia kehamilan (berdasarkan tinggi


fundus uteri), dan bagian apa yang terdapat dalam fundus

LEOPOLD II
1. Kedua tangan pindah ke samping
2. Tentukan dimana punggung anak
3. Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong, yaitu pada janin dengan letak
lintang.

Leopold II terutama untuk menentukan dimana letaknya punggung anak


dan dimana letaknya bagian-bagian kecil (ekstremitas)

Punggung anak merupakan bagian yang teraba rata dan memanjang. Bagian-bagian kecil,
biasanya terletak bertentangan dengan bagian punggung, adalah ekstremitas janin.

LEOPOLD III
1. Digunakan satu tangan saja
2. Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
3. Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan

Leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan
apakah bagian itu sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul

LEOPOLD IV
1. Pemeriksa berubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki penderita
2. Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah
3. Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas panggul, dan berapa
masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul
4. Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari kepala yang
masih teraba dari luar dan :
01. Jika kedua tangan itu konvergen, maka hanya bagian kecil dari kepala turun ke dalam
rongga.
02. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul
48
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

03. Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari kepala masuk ke dalam rongga
panggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul

Leopold IV untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa
masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul

Leopold IV tidak dilakukan kalau kepala masih tinggi (belum turun melewati pintu atas
panggul). Palpasi secara Leopold yang lengkap ini, baru dapat dilakukan kalau janin sudah
cukup besar kira-kira dari bulan ke VI ke atas. Sebelum bulan ke VI biasanya bagian-bagian
anak belum jelas, jadi kepala belum dapat ditentukan begitu pula punggung anak.
Teknik palpasi secara Leopold I-IV dapat dilihat pada gambar berikut :

Palpasi lain yang perlu dilakukan yaitu pada saat inpartu, yaitu palpasi untuk menilai frekuensi,
kekuatan, dan interval his. Biasanya dilakukan pada waktu dinding perut ibu mengeras, kita lakukan
palpasi ringan pada daerah fundus uteri. Lamanya his berlangsung 45 detik sampai 75 detik,
kekuatannya dapat menimbulkan naiknya tekanan intrauterine sampai 35 mm Hg. Kekuatan ini

49
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

secara klinis ditentukan dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding rahim ke dalam.
Sedangkan interval antara dua kontraksi pada permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10
menit, pada kala pengeluaran sekali dalam 2 menit.

Selain palpasi seperti diatas harus pula diraba apakah pada rahim atau di dalam rongga perut
ada pembengkakan yang abnormal ( mioma, kiste , dan lain-lain).

Sebelum bulan ke III uterus tak dapat diraba dari luar dan untuk mencari perubahan dalam besarnya,
bentuknya dan konsistensinya dilakukan toucher atau pemeriksaan dalam, perubahan - perubahan
yang dapat ditemukan pada kehamilan muda adalah :
a. selaput lendir vulva dan vagina membiru (tanda Cadwick)
b. portio lunak
c. corpus uteri membesar dan lunak
d. kalau 2 jari dari tangan dalam diletakkan dalam fornik posterior dan tangan satunya pada
dinding perut depan diatas symphysis, maka isthmus uteri sedemikian lunaknya, seolah-olah
corpus uteri tidak berhubungan dengan cervik (tanda Hegar)
e. pada waktu pemeriksaan maka kadang-kadang corpus uteri yang lunak itu menjadi lebih keras.
Hal ini disebabkan karena timbulnya kontraksi (tanda Braxton Hicks)
f. kadang-kadang teraba bahwa fundus uteri tak rata karena uterus lebih cepat tumbuhnya di
daerah implantasi telur ( tanda Piskacek)
g. ballottement dari janin seluruhnya dapat di rasakan pada bulan lima ke atas.

2.3 Auskultasi
Dilakukan dengan stetoskop, biasanya digunakan stetoskop monoaural, atau dengan Daptone
(ultasound). Dengan stetoskop ini dapat didengar macam-macam bunyi yang berasal dari:
1) anak : bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerakan anak
2) ibu : bunyi aorta, bising usus.
Bising tali pusat sifatnya meniup karena tali pusat tertekan, dengan mengubah sikap ibu
sering bising ini hilang. Gerakan anak bersifat pukulan dari dalam rahim. Bunyi aorta frekuensinya
sama dengan denyut nadi ibu. Bising usus sifatnya tak teratur, disebabkan udara dan cairan yang ada
dalam usus ibu. Bunyi jantung anak frekuensinya antara 120 – 140 kali/menit, mulai terdengar pada
akhir bulan ke V, atau akhir bulan ke III dengan ultrasound (doppler ultrasound).
Adapaun cara menghitung bunyi jantung anak ialah dengan mendengarkan 3 x 5 detik.
Kemudian jumlah bunyi jantung dalam 3 x 5 menit dikalikan dengan 4. Misalnya sebagai berikut :
5 det 5 det 5 det Kesimpulan
11 12 11 Teratur, frekuensi 136 x/menit, anak baik
10 14 9 Tak teratur, frekuensi 132x/menit, asfiksia
8 7 8 Teratur, frekuensi 92x/menit, asfiksia

50
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

2.4 Pemeriksaan Genitalia Eksterna


Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang, luka / perdarahan, discharge,
kelainan lainnya. Labia dipisahkan dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas.
Inspeksi dalam menggunakan spekulum (in
speculo) : Labia dipisahkan dengan dua jari
pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek)
dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal
kemudian di dalam liang vagina diputar 90o
sehingga horisontal, lalu dibuka. Deskripsi
keadaan porsio serviks (permukaan, warna),
keadaan ostium, ada/tidaknya darah/cairan/
discharge di forniks, dilihat keadaan dinding
dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal,
diputar vertikal dan dikeluarkan dari vagina.

2.5 Perimerikasaan Genitalia Interna


1) Vaginal Toussae (VT)
Pemeriksaan dalam (vaginal touché) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal
pertama, kecuali ada indikasi.
Umumnya pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk kepentingan obstetrik
(persalinan) adalah pemeriksaan pada usia kehamilan di atas 34-36 minggu (8 bulan), untuk
memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian serviks uteri dan keadaan jalan
lahir, serta pelvimetri klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal pervaginam.
Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak
sekitar jalan lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.
Pemeriksaan dalam (vaginal touché) paling sering dilakukan pada saat penderita inpartu.
Selanjutnya, teknis pemeriksaan dalam (VT) akan diberikan pada modul Pertolongan
Persalinan.
2) Rectal Toussae (RT)
Pemeriksaan rektal (rectal touché) : dilakukan atas indikasi.

Kunjungan (pemeriksaan) lanjutan


Jadwal kunjungan
Idealnya sampai usia kehamilan 28 minggu kunjungan dilakukan 1 kali setiap bulan, pada usia
kehamilan 29-36 minggu setiap 2 minggu sekali dan usia kehamilan di atas 36 minggu setiap minggu
51
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

sekali.
Pada kunjungan pemeriksaan lanjutan, diperiksa :
1. Keluhan ibu, tekanan darah, berat badan, dan tinggi fundus uteri.
2. Terhadap janin diperiksa perkiraan besar / berat janin, presentasi dan letak janin, denyut jantung
janin, aktifitas janin, perkiraan volume cairan amnion dan letak plasenta (jika memungkinkan dengan
USG).

Laboratorium
Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai mencapai normal. Jika sejak
awal laboratorium rutin dalam batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34 minggu.
Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV).
Periksa gula darah pada kunjungan pertama, bila normal, periksa ulang pada kunjungan minggu ke
26-28, untuk deteksi dini diabetes mellitus gestasional.

Lain-lain
Ultrasonografi (USG) tidak berbahaya karena menggunakan gelombang suara. Frekuensi yang
digunakan dari 3.5, 5.0, 6.5 atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi yang dihasilkan makin
baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam, karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Di akhir pemeriksaan disimpulkan:
• usia kehamilan
• letak janin
• posisi janin
• presentasi janin
• kondisi janin

PETUNJUK KONSELING ASUHAN ANTENATAL


Konseling dalam asuhan antenatal biasanya diberikan pada kunjungan pertama dan kedua dalam
asuhan antenatal. Dalam memberikan konseling (nasehat) pada ibu hamil perlu dibangun komunikasi
yang baik dan rasa saling percaya antara ibu hamil dan pemeriksanya. Buatlah suasana yang bersifat
pribadi dan menyenangkan dengan cara bersikap sopan, dan terbuka serta adanya jaminan
kerahasiaan informasi.

Tujuan
1. Membantu ibu hamil mendapatkan informasi yang benar tentang kehamilan dan reproduksi
2. Membantu ibu hamil memahami perilaku hidup sehat dan pentingnya perawatan diri selama
hamil
3. Membantu ibu hamil mempersiapkan persalinan yang sehat dan aman
4. Membantu ibu hamil mengatasi ketegangan emosional sehubungan dengan kehamilannya

Informasi yang diberikan


1. Proses reproduksi, terutama kehamilan dan persalinan serta gangguan kehamilan dan persalinan
2. Pemeriksaan rutin kehamilan dan imunisasi
3. Perawatan diri sehari-hari selama hamil
4. Persiapan persalinan
5. Perawatan bayi dan masa nifas
6. Perawatan payudara dan persiapan menyusui (pemberian ASI)
52
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

7. Perawatan masa nifas


8. Gizi dan kebutuhan kalori selama hamil
9. Faktor risiko
10. Gejala-gejala penting yang mengharuskan ibu memeriksakan diri : (hiperemesis, kenaikan berat
badan berlebihan, edema, sakit kepala, pandangan kabur, keluar air ketuban, hilangnya gerakan
bayi, kehamilan lewat waktu, perdarahan)

Nasehat PELAJARI KEMBALI PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGI umum


WANITA HAMIL, PERTUMBUHAN DAN FISIOLOGI JANIN
(perawatan sehari-hari)

Aktifitas fisik
Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam.
Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat aktifitas berat, dianjurkan untuk
dikurangi. Istirahat harus cukup.
Olahraga dapat ringan sampai sedang, dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali
per menit.
Jika ada gangguan / keluhan yang mencurigakan dapat membahayakan (misalnya, perdarahan per
vaginam), aktifitas fisik harus dihentikan.

Pekerjaan
Hindari pekerjaan yang membahayakan atau terlalu berat atau berhubungan dengan radiasi / bahan
kimia, terutama pada usia kehamilan muda.

Imunisasi
Terutama tetanus toksoid. Imunisasi lain sesuai indikasi.

Bepergian dengan pesawat udara


Tidak perlu kuatir bepergian dengan menumpang pesawat udara biasa, karena tidak membahayakan
kehamilan. Tekanan udara di dalam kabin kapal penumpang telah diatur sesuai atmosfer biasa.

Mandi dan cara berpakaian


Mandi cukup seperti biasa. Pemakaian sabun khusus / antiseptik vagina tidak dianjurkan karena
justru dapat mengganggu flora normal vagina. Selain itu aplikasi sabun vaginal dengan alat semprot
dapat menyebabkan emboli udara atau emboli cairan.
Berpakaian sebaiknya yang memungkinkan pergerakan, pernapasan dan perspirasi yang leluasa.

Sanggama / coitus
Dapat seperti biasa, kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, harus
dihentikan (abstinentia).
Jika ada riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda sampai usia kehamilan di atas 16 minggu, di
mana diharapkan plasenta sudah terbentuk, dengan implantasi dan fungsi yang baik. Hindari trauma
berlebihan pada daerah serviks / uterus.
Pada beberapa keadaan seperti kontraksi / tanda-tanda persalinan awal, keluar cairan pervaginam,
keputihan, ketuban pecah, perdarahan pervaginam, abortus iminens atau abortus habitualis,

53
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

kehamilan kembar, penyakit menular seksual, sebaiknya coitus jangan dilakukan.

Perawatan mammae dan abdomen


Jika terjadi papila retraksi, dibiasakan papillla ditarik manual dengan pelan. Striae / hiperpigmentasi
dapat terjadi, tidak perlu dikuatirkan berlebihan.

Hewan piaraan
Hewan piaraan dapat menjadi carrier infeksi (misalnya, bulu kucing / burung, dapat mengandung
parasit toxoplasma). Dianjurkan menghindari kontak.

Merokok / minuman keras / obat-obatan


Harus dihentikan sekurang-kurangnya selama kehamilan dan sampai persalinan, nifas dan menyusui
selesai. Obat-obat depresan adiktif (narkotik dsb.) mendepresi sirkulasi janin dan menekan
perkembangan susunan saraf pusat pada janin.

Gizi / nutrisi
Makanan sehari-hari dianjurkan yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu hamil (detail
cari/baca sendiri ya).
Untuk pencegahan anemia defisiensi, diberi tambahan vitamin dan tablet Fe. Zat gizi lain yang juga
dianjurkan untuk dikonsumsi adalah asam folat, DHA dan kalsium.

PELAKSANAAN TEKNIS KONSELING ASUHAN ANTENATAL

1. PENDAHULUAN
1) Ucapkan salam dan perkenalkan diri anda
2) Ciptakan suasana pribadi dan menyenangkan

2. ANAMNESIS
1. Dengan sopan, tanyakan identitas ibu
Sesuaikan identitas ibu dengan apa yang tercantum dalam kartu status
2. Tanyakan tentang berapa kali ibu telah berkunjung
3. Jelaskan tujuan pemberian konseling dan tanamkan kepercayaan supaya ibu dapat
menyampaikan dan menerima informasi dengan baik
4. Nilai sejauh mana pengetahuan ibu tentang reproduksi dan informasi apa yang
dibutuhkan/diinginkan ibu berkaitan dengan masalah reproduksi yang ia alami

3. PEMBERIAN INFORMASI
1. Jelaskan proses reproduksi secara umum sambil diskusikan tentang berbagai informasi
yang diperoleh ibu selama ini dan hilangkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi
2. Beri kesempatan ibu untuk bertanya (apabila ibu bersifat pasif, lakukan upaya untuk
memancing rasa ingin tahu dari pasien tentang masalah yang dihadapinya).
3. Tanyakan tentang persiapan ibu untuk menghadapi persalinan dan pilihan ibu untuk
tempat melahirkan
4. Bahas tentang jarak tempat tinggal dan fasilitas kesehatan serta upaya-upaya yang
memungkinkan untuk rujukan

54
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

5. Bimbing ibu untuk membuat keputusan yang sesuai dengan kondisi ibu yang sedang
dihadapi.
6. Bimbing ibu untuk memilih tenaga dan tempat untuk melakukan asuhan antenatal.
7. Beri ibu kesempatan untuk memahami semua informasi yang telah disampaikan.
8. Pastikan bahwa ibu telah mengerti dan memahami semua informasi yang telah diberikan
9. Ulangi lagi kesimpulan hasil konseling dan pilihan yang telah diambil oleh ibu

4. PENUTUP
1. Catat semua hasil konseling dan keputusan yang telah diambil oleh ibu.
2. Ingatkan jadual kunjungan ulang dan hal-hal yang harus diperhatikan / penting selama
kehamilan
3. Antar ibu keluar dan ucapkan salam

PELAKSANAAN TEKNIS PEMERIKSAAN ASUHAN ANTENATAL


1. PENDAHULUAN
1) Ucapkan salam dan perkenalkan diri anda
2) Ciptakan suasana pribadi dan menyenangkan

2. ANAMNESIS
1) Dengan sopan, tanyakan identitas ibu
Sesuaikan identitas ibu dengan apa yang tercantum dalam kartu status
2) Tanyakan tentang berapa kali ibu telah berkunjung
3) Tanyakan tentang tujuan ibu mendatangi fasilitas kesehatan ini
Sesuaikan keluhan ibu dengan apa yang tercantum dalam kartu status
4) Tanyakan tentang riwayat perkawinan, riwayat haid, hari pertama haid terakhit,
riwayat penyakit ibu dan keluarga, dan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
terdahulu.
TENTUKAN PERKIRAAN USIA KEHAMILAN MENURUT ANAMNESA HAID
DAN TENTUKAN TAKSIRAN PERSALINAN
3. PEMERIKSAAN FISIK
1) PERSIAPAN
a. Persetujuan pemeriksaan
1. Jelaskan prosedur pemeriksaan (palpasi dan auskultasi) kepada ibu
2. Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan dari pemeriksaan ini
3. Jelaskan bahwa meskipun pemeriksaan ini bisa menimbulkan rasa khawatir
atau perasaan tidak enak tetapi tidak akan membahayakan bayi yang ada dalam
kandungan
4. Bila ibu sudah memahami apa yang disampaikan, mintalah persetujuan lisan
tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
b. Persiapan Sarana
1. Ranjang obstetrik (ranjang periksa)
2. Bantal/pengganjal kepala dan bahu
3. Selimut/kain penutup
4. Air hangat dan wadahnya
5. Tempat bilas dan gayung

55
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

6. Handuk bersih dan kering


7. Model pemeriksaan obstetri
8. Stetoskop monoaural Laenec
c. Persiapan Pemeriksaan
1. Tempatkan model pemeriksaan di ranjang periksa sehingga posisi model
adalah berbaring teletang dengan perut terbuka, bahu sedikit dinaikkan dan
posisi pemeriksa ada di sebelah kanan model
2. Tutupi bagian bawah model dengan selimut/kain penutup
3. Buatlah posisi kaki model sedikit fleksi pada sendi lutut (articulatio genu) dan
sendi paha (articulatio coxae)
4. Beritahukan kepada ibu (model) bahwa pemeriksa akan memulai proses
pemeriksaan
d. Posisi penderita pada saat pemeriksaan dan lutut agak ditekuk

2) PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan Umum (Status Generalis)

LATIHAN HANYA MELIPUTI PEMERIKSAAN OBSTETRI SAJA, YANG


MERUPAKAN SEBAGIAN PROSEDUR PEMERIKSAAN PADA ASUHAN
ANTENATAL, HARUS DIPAHAMI BAHWA SEOLAH-OLAH PEMERIKSAAN
UMUM KESELURUHAN BAGIAN TUBUH SUDAH DILAKUKAN.

b. Pemeriksaan Khusus (Status Obstetrik)

LATIHAN HANYA MELIPUTI PEMERIKSAAN PALPASI DAN AUSKULTASI


SAJA, HARUS DIPAHAMI BAHWA SEOLAH-OLAH PEMERIKSAAN
INSPEKSI SUDAH DILAKUKAN, DAN TEKNIS PEMERIKSAAN DALAM
AKAN DILATIHKAN PADA MODUL PERTOLONGAN PERSALINAN.

LEOPOLD I
1. letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus ke bawah (jika
diperlukan, fiksasi uterus bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan di bagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis).
2. angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah) kemudian atur
posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu
3. letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan bagian bayi
yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak
tangan kiri dan kanan secara bergantian

LEOPOLD II
1. letakkan telapak tangan kiri pada dinding perutlateral kanan dan telapak tangan kanan pada
dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama

56
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

2. mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan
kiri dan kanan, kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).

LEOPOLD III
1. atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu
2. letakkan ujung telapak tangan kanan pada dinding lateral kanan kiri bawah perut ibu, tekan
secara lembut secara bersamaan / bergantian untuk menentukan bagian terbawah bayi
(bagian keras, bulat dan hampir homogen, adalah kepala bayi, sedangkan tonjolah yang
lunak dan kurang simetris, adalah bokong

LEOPOLD IV
1. letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan uterus bawah,
ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis
2. temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan yang
meraba dinding bawah uterus
3. perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan (konvergen atau divergen). -
setelah itu, pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila
presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi
4. fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian letakkan jari-jari tangan
kanan di antara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah
memasuki pintu atas panggul.

PEMERIKSAAN AUSKULTASI (MONOAURAL LAENEC)


1. Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop monoaural dengan
tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai dengan posisi
punggung bayi (bagian yang memanjang dan rata).
2. Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi jantung bayi (pindahkan titik dengar
apabila pada titik pertama bunyi jantung yang terdengar kurang jelas, upayakan untuk
mendapat punctum maksimum). Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk
mendengarkan bunyi jantung bayi, pindahkan ujung stetoskop pada dinding perut yang
relatif tipis yaitu sekitar 3 sentimeter di bawah pusat (subumbilikus).
3. Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi setiap 5 detik sebanyak 3 kali pemeriksaan,
dengan interval 5 detik di antara masing-masing perhitungan.
4. Jumlahkan hasil perhitungan 1, 2 dan 3 kemudian dikalikan dengan 4 untuk mendapatkan
frekuensi denyut jantung bayi per menit (perhatikan perbedaan jumlah masing-masing
perhitungan untuk menilai irama atau keteraturan bunyi jantung).
5. Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat semula.
Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai, angkat kain penutup dan rapikan
kembali pakaian ibu.
6. Persilakan ibu untuk duduk kembali dan catat hasil pemeriksaan pada lembar yang telah
tersedia di dalam status pasien.

57
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

3) KESIMPULAN
1. Catat semua hasil pemeriksaan
2. Buatlah kesimpulan hasil pemeriksaan yang meliputi
a. Usia kehamilan
b. Letak janin
c. Posisi janin
d. Presentasi janin
e. Kondisi janin

4. PENUTUP
1) Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi yang meliputi usia kehamilan, letak janin, posisi
janin, presentasi
2) Jelaskan kondisi janin berdasarkan hasil pemeriksaan auskultasi
3) Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaitan dengan hasil temuan tersebut
4) Ingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal yang telah ditentukan
atau di luar jadwal apabila ibu merasakan ada gangguan/kelainan kehamilan
CHECKLIST KONSELING ASUHAN ANTENATAL
Skor
No. Aspek yang dinilai
0 1 2
ANAMNESIS
1 Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2 Menanyakan identitas pasien ; nama, umur, jenis kelamin,
alamat, pekerjaan
3 Menanyakan tentang berapa kali ibu telah berkunjung
4 Menanyakan keluhan utama
5 Menanyakan riwayat haid (usia menarche, siklus haid,
HPHT)
6 Menanyakan riwayat perkawinan
58
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

7 Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang


lalu
8 Menanyakan riwayat kehamilan sekarang
9 Anamnesa riwayat penyakit keluarga
10 Anamnesa kesehatan badan (riwayat penyakit sekarang dan
dahulu)

CHECKLIST PEMERIKSAAN ASUHAN ANTENATAL


Skor
No. Aspek yang dinilai
0 1 2
PERSIAPAN LATIHAN
1 Mempelajari ulang prosedur pemeriksaan
2 Mempersiapkan alat yang dibutuhkan

3 PERSIAPAN PEMERIKSAAN
Menjelaskan prosedur dan tujuan pemerikasaan
4 Meminta persetujuan lisan (ijin) dari ibu untuk memulai
pemeriksaan
5 Meminta pasien mengosongkan kandung kemihnya
sebelum dilakukan pemeriksaan
6 Mempersilakan pasien berbaring di ranjang periksa dengan
posisi yang benar
7 Berdiri di sebelah kanan pasien
8 Menutupi tungkai bawah pasien dengan selimut
9 Meminta pasien untuk membuat posisi kaki sedikit fleksi
pada articulatio genu dan coxae

10 PALPASI – LEOPOLD I
Meletakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus
uteri untuk menentukan tinggi fundus (sambil memfiksasi
uterus dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan di bagian lateral kanan dan kiri uterus setinggi tepi
atas simfisis pubis)
11 Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
fundus uteri sambil digeser secara bergantian dan
ditekankan secara lembut untuk merasakan bagian bayi
yang ada di fundus
PALPASI – LEOPOLD II
12 Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral
kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral
kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama
13 Menekan secara bergantian atau bersamaan (simultan)
telapak tangan kiri dan kanan, mulai dari bagian atas
kemudian geser ke arah bawah dan menentukan letak
bagian yang rata dan memanjang (punggung) dan bagian-
59
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

bagian kecil (ekstremitas).


14 PALPASI-LEOPOLD III
Dengan menggunakan satu tangan meraba bagian terbawah
janin
15 Meraba dan menggoyangkan bagian terbawah janin dengan
lembut

PALPASI-LEOPOLD IV
16 Mengatur posisi sehingga pemeriksa berada pada sisi kanan
dan menghadap ke bagian kaki ibu
Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
17 lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan
kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis
18 Memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi
19 Memfiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul
kemudian meletakkan jari-jari tangan kanan di antara
tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul.

20 Mencatat interpretasi hasil pemeriksaan Leopold

PEMERIKSAAN AUSKULTASI
21 Mengambil stetoskop monoaural dengan tangan kiri,
kemudian menempelkan ujungnya pada dinding perut ibu
yang sesuai dengan posisi punggung bayi (bagian yang
memanjang dan rata).
22 Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi
jantung bayi. Tangan kanan pemeriksa memegang nadi ibu
untuk memastikan suara yang terdengar adalah denyut
jantung janin (DJJ tidak sama dengan nadi yang teraba)
23 Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi setiap 5 detik
sebanyak 3 kali pemeriksaan, dengan interval 5 detik di
antara masing-masing perhitungan.
24 Jumlahkan hasil perhitungan 1, 2 dan 3 kemudian dikalikan
dengan 4 untuk mendapatkan frekuensi denyut jantung bayi
per menit (perhatikan perbedaan jumlah masing-masing
perhitungan untuk menilai irama atau keteraturan bunyi
jantung).
25 Mencatat hasil dan interpretasi hasil pemeriksaan auskultasi

AKHIR PEMERIKSAAN
26 Meletakkan semua peralatan yang telah digunakan pada
tempat semula
27 Memberitahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai
28 Mengangkat kain penutup dan mengembalikan model pada
60
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

tempat/posisi semula
29 Mempersilahkan ibu untuk duduk kembali dan
menjelaskan/melaporkan hasil pemeriksaan kepada pasien
30 Menjelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaitan
dengan hasil pemeriksaan

DAFTAR PUSTAKA

1. Gant NF, Cunningham FG. Dasar-dasar Ginekologi & Obstetric. Jakarta: EGC, 2010
2. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarono Prawirohardjo, 2008
3. Ling FW. Obstetrics & gynecology: principles for practice study guide. New York: McGraw
Hill, 2002
4. Reece EA, Hobbins JC. Clinical obstetrics: the fetus and mother. 3 rd ed. Massachusetts:
Blackwell, 2007

STATUS PASIEN
PERAWATAN ANTE NATAL DAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN

NAMA : NIM :

PARAF : Hari/tanggal :

I. IDENTITAS (lengkapi apa yang perlu ditanyakan)

61
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

II. ANAMNESIS

Keluhan utama :

Anamnesis pelengkap :

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. KEADAAN UMUM :

B. TANDA VITAL : TD : Respirasi :

Nadi : Suhu :

C. PEMERIKSAAN FISIK UMUM :

o Tinggi Badan :

o Berat Badan :

o Kepala / Leher :

o Paru/Jantung :

o Ekstremitas :

62
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

D. PEMERIKSAAN KEHAMILAN :

− Leopold 1 :

− Leopold II :

− Leopold III :

− Leopold IV :

− Auskultasi DJJ :

SKILL 3
TEKNIK KONSELING UNTUK PERUBAHAN PERILAKU IBU

Anamnesis yang dilakukan saat ibu datang berkunjung untuk pemeriksaan kehamilan/konseling
salah satunya bertujuan untuk mengetahui adanya beberapa perilaku ibu yang masih belum sesuai
dan perlu diubah. Mengubah perilaku seseorang merupakan hal yang berat karena bersifat individual
tergantung dengan latar belakang pendidikan, tingkat pengetahuan, sosial ekonomi dan faktor lain
yang mempengaruhinya.
Teknik konseling yang baik diperlukan untuk melakukan perubahan terhadap perilaku seseorang
agar tujuan akhir meningkatkan kesehatan ibu dan anak sebagai salah satu tujuan Millenium
Development Goals dapat tercapai. Sebelum melakukan konseling sebaiknya dokter sebagai
konselor harus mengetahui tingkatan pengetahuan/perilaku pasien berada di mana sehingga materi
konseling lebih terarah.
Tingkatan perubahan perilaku pasien terdiri dari:
1. Precontemplation: pasien belum pernah terpikir untuk melakukan perubahan perilaku
2. Contemplation: pasien sudah mulai terpikir untuk melakukan perubahan perilaku
3. Preparation: pasien sudah menyadari pentingnya perubahan perilaku yang diharapkan dan sudah
berencana berubah, tapi masih belum melakukan tindakan.
4. Action: pasien sudah pernah mencoba untuk berubah tapi tidak berhasil

63
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

5. Maintenance: konseling lanjutan yang dilakukan untuk mempertahankan perilaku yang sudah
diubah. Dokter sebagai konselor harus mengecek pikiran dan perasaan pasien karena pikiran dan
perasaan tersebut yang bersifat negatif dapat membuat pasien gagal mengubah perilakunya.

Untuk menentukan masing-masing tingkatan tersebut diperlukan beberapa pertanyaan yang


diajukan kepada pasien, yaitu:
1. Apakah ibu pernah terfikir untuk menghentikan/memulai kebiasaan itu?
2. Apakah ibu mungkin berencana memulai dengan hal-hal kecil untuk menghentikan/memulai
kebiasaan itu?
3. Apakah selama ini ibu sudah berusaha berbagai upaya untuk menghentikan/memulai kebiasaan
itu?

Diagnosis perubahan perilaku pasien berdasarkan kriteria berikut:


PERTANYAAN JAWABAN JAWABAN JAWABAN JAWABAN
1 Tidak Ya Ya Ya
2 Tidak Tidak Ya Ya
3 Tidak Tidak Tidak Ya
Tingkatan Precontemplation Contemplation Preparation Action

PRECONTEMPLATION

Jika konselor menemui pasien baru berada pada tingkat precontemplation, maka yang harus
dilakukan adalah:
1. Memulai pertanyaan awal untuk analisis terhadap perilaku pasien. Pertanyaan yang dapat
digunakan antara lain:
- Baik Bu, apakah ibu bersedia untuk mendiskusikan masalah ibu kepada saya?
- Mungkin ibu bisa bercerita kepada saya kenapa ibu melakukan kebiasaan itu?
Pertanyaan tersebut harus digali hingga menemukan faktor penghambat pasien untuk berubah.
Kemungkinan yang akan dilakukan pasien adalah:
• Menolak jika kebiasaan yang dilakukannya selama ini adalah salah/kurang baik: masa sih
periksa hamil ke dukun ga boleh… kan itu hak saya bu
• Mencari alasan yang tampak rasional untuk membenarkan kebiasaannya: ibu saya dulu
periksa hamil ke dukun beranak aja, semua anaknya 5 orang lahir dengan selamat kok.
• Memutarbalikkan kenyataan/melawan realita dengan substitusi yang tidak ada hubungannya:
suami saya itu ga perhatian dengan saya bu dokter, makanya tablet tambah darahnya ga saya
minum
• Mematikan rasa/menyerah, merasa dri tdak sanggup: saya ga mungkin bisa menjalankan
pemeriksaan ini tiap bulan bu, pasti biayanya mahal.

2. Mendeskripsikan kebiasaan yang sebelumnya dilakukan pasien dan mencari factor pencetus
pasien melakukan kebiasaan itu. Pencetus yang mungkin adalah:
• Emosi: pertanyaannya dapat berupa “Emosi/perasaan apa yang biasanya mendorong ibu
untuk melakukan itu?”. Jawaban dariu pasien dapat karena jenuh, cemas, sedih dan lain-lain.

64
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

• Situasi dan konsisi: pertanyaannya dapat berupa “Keadaan apa yang menyebabkan ibu
berbuat ini?”. Jawaban dari pasien dapat berupa jauh dari Puskesmas, tidak ada uang, dan
lain-lain

3. Menanyakan pertanyaan yang menggali peningkatan pengetahuan pasien


• apakah ibu mencari informasi yang berhubungan dengan kebiasaan ibu?

• Apakah ibu suda membaca buku/majalah yang terkait dengan masalah ibu?

• Apakah ibu pernah diberi pesan/penyuluhan tentang masalah ini?

CONTEMPLATION

Jika konselor menemukan pasien yang berada pada tingkat contemplation, maka pasien pada
tingkatan ini biasanya sudah tahu tapi tidak mau bertindak karena pikirannya menunggu keajaiban
yang langsung dapat mengubah hidupnya. Kalimat yang biasanya dilontarkan pasien pada tingkat
ini adalah:
• jika sudah saatnya saya pasti akan ber-KB bu

• saya berharap dunia kedokteran bisa menciptakan KB yang tidak perlu minum obat obat tiap hari
atau disuntik terus

Konselor harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:


1. Memicu emosi pasien dengan menggunakan teknik persuasi:

• Metafora: perbandingan sederhana atau dengan bercerita (Rahim ibu itu klo terus hamil
seperti kantong plastik yang diisi barang terus lama-lama akan melar lho.

• Membayangkan: coba ibu bayangkan klo anak ibu Cuma 2 kan bu bisa menghabiskan sisa
waktu dengan suami untuk berkebun atau mengerjakan hal lain

• Generalisasi subyek: kita semua sepakat klo minum tablet besi bagus untuk ibu hamil, benar
kan bu?

• Menggunakan pihak ketiga: saya dulu juga punya pasien seperti ibu, selalu pusing klo minum
pil KB. Tapi lama-lama akan baikan kok.

• Menggunakan kata semakin: semakin sering ibu memeriksakan diri saat hamil, maka
semakin bagus untuk kesehatan ibu dan bayinya.

• Meminta keputusan/kepastian dari pasien: kira-kira ibu sudah bersedia menggunakan KB


mulai kapan, blan ini atau bulan depan?

• Taq question: saya yakin ibu pasti bisa, benar kan bu?

65
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

2. Meminta pasien untuk mengevaluasi dirinya dengan mempertimbangkan hasil yang positif yang
akan didapatkannya. Pada tahap ini dokter dapat menanyakan: ibu, apa yang paling berharga
dalam hidup ibu? Pasti ingin anak yang dilahirkan nanti sehat ga ada kelainan apa-apa kan?

PREPARATION

Pada tingkatan ini pasien sudah menyadari akan pentingnya perubahan kebiasaan, sehingga
dokter sebagai konselor harus dapat meminta pasien untu berkmitmen melakukan hal yang kita
minta. Prinsip yang harus dilakukan konselor adalah:
• Mulai ambil langkah perubahan dari hal kecil: memulai dari pemeriksaan kehamilan ke posyandu
di dekat rumah minimal 4x selama hamil, jika dapat meningkat menjadi tiap bulan di
posyandu/bidan/puskesmas.

• Membuat perencanaan waktu: harus disampaikan kepada pasien mulai kapan kebiasaa yang akan
dilakukan ini diterapkan

• Melekatkan kebiasaan baru dengan kebiasaan rutin lainnya: supaya ibu ga lupa minum pil KB
nya, tempel catatan yang bertuliskan minum pil KB di depan cermin, jadi tiap bercermin selalu
ingat.

• Diceritakan kepada orang banyak: lihat ibu-ibu semua, ibu A sudah mulai rajin ke posyandu
menimbang anaknya, anaknya jadi terkontrol gizinya. Ibu-ibu di sini juga mau kan seperti ibu A?

Pernyataan kepada pasien juga dapat berupa: ibu kan sebenarnya sudah tahu dan sadar kan
pentingnya ber-KB, sekarang mari kita sama-sama merencanakan pilihan alat kontrasepsi mana dan
mulai kapan ibu menggunakannya.

ACTION

Pasien sudah pernah melakukan perubahan kebiasaan tapi gagal. Tugas dokter yang menjadi
konselor adalah menggali cara-cara yang sudah dilakukan pasien selama ini, kemudian cari kenapa
tidak berhasil. Pertanyaan yang mungkin muncul adalah:
1. Pikiran negatif yang mungkin muncul: menunda, merasa tidak sanggup masa bodoh, tertekan,
cemas dll. Konselor jarus menyadarkan bahwa pikiran negative adalah awal kegagalan yang
selama ini dihadapi.
2. Menggali adanya pengaruh lingkungan: kira-kira siapa saja yang kurang mendukung klo ibu
berKB?
3. Reward: minta pasien untuk menghargai dirinya jika berhasil mengubah kebiasannya. Kita dapat
berkata: Ibu, tiap ibu rutin minum pil KB tiap malam, katakana ‘yes’ dalam hati. Atau:
perjanjian sejak awal jika tiap hari minum tablet besi, maka diberi hadiah uang belanja ditambah
Rp 2000.

66
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

MAINTANANCE

Fase ini bukan hal baru, tapi dilakukan untuk mempertahankan agar pasien terus melakukan
kebiasaan baiknya yang sudah kita anjurkan. Konselor dapat mengecek pikiran dan perasaan
negative yang muncul yang dapat menyebabkan pasien kembali ke kebiasaan buruknya.
Semua pasien yang berada pada tingkatan di atas harus dijadwalkan ntuk konseling kembali
untuk mengetahui kemajuannya.

CHEKLIST TEKNIK KONSELING UNTUK PERUBAHAN PERILAKU IBU

NO TINDAKAN
0 1 2
Pendahuluan:
1 Mengucapkan salam
2 Menanyakan identitas pasien
3 Membuat suasana menjad rileks dan santai
4 Identifikasi permasalahan/kebiasaan yang akan diubah
5 Mendeskripsikan kebiasaan tersebut (onset, durasi, frekuensi,
seberapa berat)
6 Melakukan diagnosis tingkatan perubahan perilaku pasien
Untuk pasien yang berada pada tahap pre-contemplation:
1 Pertanyaan awal untuk analisis perubahan perilaku pasien
2 Mendeskripsikan kebiasaan yang sebelumnya dilakukan
pasien dan mencari factor pencetus pasien melakukan
kebiasaan itu
3 Menanyakan pertanyaan yang menggali peningkatan
pengetahuan pasien
4 Memberi informasi yang dapat meyakinkan pasien
Untuk pasien yang berada pada tahap contemplation:
1 Menggunakan teknik persuasi
2 Meminta pasien untuk mengevaluasi dirinya dengan
mempertimbangkan hasil yang positif yang akan
didapatkannya
3 Memberi informasi yang dapat meyakinkan pasien
67
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Untuk pasien yang berada pada tahap preparation:


1 Ambil langkah perubahan dari hal kecil
2 Membuat perencanaan waktu
3 Melekatkan kebiasaan baru dengan kebiasaan rutin lainnya
4 Menceritakan individu yang sudah mengubah kebiasaannya
kepada orang banyak sebagai contoh
5 Meluruskan pilihan ibu dan menjelaskan teknik
pelaksanaannya
Untuk pasien yang berada pada tahap action:
1 Menanyakan pikiran negative yang menjadi penyebab
kegagalan terdahulu
2 Menanyakan pengaruh lingkungan yang menjadi penyebab
kegagalan terdahulu
3 Menganjurkan reward jika pasien berhasil
Maintenance
1 Meyakinkan pasen sudah mengerti penjelasan dokter
2 Menjadwalkan konseling lanjutan
3 Menutup pembicaraan dan mengucapkan salam

Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tetapi tidak benar/tidak lengkap
2 = dilakukan dengan benar

68
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

SKILL 4
INSERSI IUD COPPER T 380 A
Sejarah
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah salah satu jenis metode kontrasepsi
yang dapat dipergunakan untuk mencegah kehamilan. Metode ini dilakukan dengan cara
memasukkan alat tertentu ke dalam rongga rahim (cavum uteri) dengan menggunakan
teknik atau prosedur medis yang disebut dengan teknik insersi AKDR (IUD=Intrauterine
Device). Memasukkan benda atau alat ke dalam uterus untuk mencegah kehamilan telah
dikenal sejak dulu. Penggembala unta bangsa Arab dan Turki berabad lamanya melakukan
cara ini dengan memasukkan batu bulat kecil-licin ke dalam genitalia unta, untuk
mencegah kehamilan dalam perjalanan jauh. Tulisan ilmiah tentang AKDR untuk pertama
kali dibuat oleh Richter di Polandia pada tahun 1909 dengan menggunakan benang sutera.
Gravenberg pada tahun 1928 melaporkan AKDR yang dibuat dari benang sutera yang
dipilin dan diikat satu sama lain, sehingga berbentuk bintang bersegi enam. Kemudian,
bahan pengikatnya ditukar dengan benang perak yang halus agar dapat dengan mudah
dikenali dengan sonde uterus atau dengan sinar Roentgen. Oleh karena AKDR bentuk segi
enam ini mudah sekali keluar, maka kemudian dibuat berbentuk cincin dari perak.
Dilaporkan angka kehamilan pada AKDR dari cincin perak ini hanya 1,6% di antara 2000
kasus. Usaha Gravenberg ini mendapat banyak tantangan dari dunia kedokteran, karena
dianggap dapat menimbulkan infeksi berat seperti salpingitis, endometritis, parametritis,
dan lain-lain.
Ota di Jepang tahun 1934 membuat AKDR dari plastik yang berbentuk cincin.
Mula-mula dibuat cincin AKDR dari benang sutera yang dipilin, kemudian dari logam yang
mudah dibengkokkam. Oleh karena sukar memasang cincin logam ini, maka dibuatlah
cincin dari plastik. Oppenheimer di Israel dan Ishihama di Jepang pada tahun 1959
menerbitkan tulisan tentang pengalaman penggunaan AKDR. Sejak itu, dan dengan
ditemukannya antibiotika yang dapat menurunkan risiko infeksi, AKDR makin meningkat
penggunannya. Tahun 1955 sampai 1964 berbagai bentuk AKDR diciptakan, antara lain
Margullies spiral, Zipper, Lippes loop, Birnberg bow, dan cincin Hall-Stone.
Di Indonesia AKDR telah dipergunakan secara umum sebagai salah satu metode
kontrasepsi dalam program K B ( Keluarga Berencana). AKDR yang mula-mula dipakai

69
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

adalah jenis Lippes Loop, yang pada waktu itu disponsori oleh Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI).
Pada tahun 1960an mulai dilakukan penelitian AKDR yang mengandung bahan-
bahan seperti tembaga, seng, magnesium, timah, progesteron, dan lain-lain. Maksud
penambahan itu ialah untuk mempertinggi efektivitas AKDR. Penelitian AKDR jenis ini,
yang diberi nama AKDR bioaktif, sampai sekarang masih berlangsung terus.
Profil AKDR

AKDR mempunyai sifat dan karakteristik sebagai berikut :

• Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun - CuT380A).
• Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak.
• Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan.
• Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi.
• Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual
(IMS).

Jenis

• AKDR CuT 380A: kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf T
diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan
terdapat di mana-mana. Selanjutnya yang akan dibahas adalah khusus CuT 380A.

• AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T (Schering).


Jenis Berdasarkan bahan dasar
• UD terbuat dari plastik: Lippers Loop

• Copper-releasing IUD: Copper(Cu) T 380A, Nova T, Multiload 375, Copper 7


• Progestin-releasing IUD: Progestasert, LevoNova (LNG-20), Mirena

70
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Gambar 1. Jenis IUD

Cara Kerja

• Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba Fallopii.


• Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
• AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.

• Memungkinkan untuk mencegah implantasi hasil konsepsi di dalam uterus.

71
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Keuntungan :

• Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi.


• Sangat efektif → 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan
• AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
• Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT 380A).
• Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
• Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
• Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
• Kesuburan kembali dengan cepat setelah dilepas
• Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT 380A).
• Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
• Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila terjadi
infeksi).

• Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
• Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
• Membantu mencegah kehamilan ektopik.

Kerugian

• Efek samping yang umum terjadi:


➢ Perubahan siklus haid (umumnya setelah 3 bulan).
➢ Haid lebih lama dan banyak.
➢ Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
➢ Saat haid lebih sakit.
• Komplikasi lain:
➢ Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan
➢ Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya, menyebabkan anemia.
➢ Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
➢ Dapat mengalami ekspulsi

72
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

• Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.


• Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang berganti-
ganti pasangan.

• Penyakit Radang Panggul (PRP) terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR. PRP dapat memicu infertilitas.

• Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik, diperlukan dalam pemasangan AKDR.


Seringkali perempuan takut selama pemasangan.

• Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus
melepaskan AKDR.

• Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR
dipasang segera sesudah melahirkan).

• Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik, karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal.

• Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk
melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian
perempuan tidak mau melakukan ini setelah pemasangan

PERSYARATAN PEMAKAIAN AKDR


Yang dapat menggunakan adalah:

• Usia reproduktif.
• Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
• Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.
• Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya.
• Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.
• Risiko rendah dari IMS.
• Tidak menghendaki metode hormonal.
• Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.
• Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama.

73
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan efektif.

AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya:

• Perokok.
• Pascakeguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi.
• Sedang memakai antibiotika atau antikejang.
• Gemuk ataupun yang kurus.
• Sedang menyusui.

Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR:

• Penderita tumor jinak payudara.


• Penderita kanker payudara.
• Pusing-pusing, sakit kepala.
• Tekanan darah tinggi.
• Varises di tungkai atau di vulva.
• Penderita penyakit jantung.
• Pernah menderita stroke.
• Penderita diabetes.
• Penderita penyakit hati atau empedu.
• Malaria.
• Skistosomiasis (tanpa anemia).
• Penyakit Tiroid.
• Epilepsi.
• TBC nonpelvik.
• Setelah kehamilan ektopik.
• Setelah pembedahan pelvik.
• Penyakit jantung katup

74
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR:

• Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).


• Perdarahan vagina yang tidak/belum diketahui penyebabnya (sampai dapat dievaluasi).
• Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).
• Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik.
• Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri.

• Penyakit trofoblas yang ganas.


• Menderita TBC pelvik.
• Kanker alat genital.
• Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

Tabel 1 . Penanganan efek samping yang umum dan permasalahan yang lain

Efek samping/
Penanganan
Permasalahan
Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas
AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea.
Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR
apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu.
Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13
minggu, AKDR jangan dilepaskan. Apabila klien sedang
hamil dan ingin mempertahankan kehamilannya tanpa
Amenorea
mefepas AKDR, jelaskan adanya risiko kemungkinan
terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta
perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan
diperhatikan.
Bila terjadi kehamilan dengan AKDR masih di dalam rahim
kemungkinan yang dapat terjadi: kehamilan ektopik, abortus
spontan, infeksi intra uterin

75
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Pastikan dan tegaskan adanya PRP dan penyebab lain dari


kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.
Apabila tidak ditemukan penyebabnya, beri analgetik untuk
sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang
Kejang
berat, lepaskan AKDR dan bantu klien menentukan metode
kontrasepsi yang lain.
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan
ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan
berkelanjutan serta perdarahan hebat, lakukan konseling dan
pemantauan. Beri ibuprofen (800 mg, 3 x sehari selama 1
minggu) untuk mengurangi perdarahan dan berikan tablet
Perdarahan vagina besi (1 tablet setiap hari selama 1 sampai 3 bulan). AKDR
yang hebat dan tidak memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila
teratur klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3 bulan dan
diketahui menderita anemia (Hb < 7g/%), anjurkan untuk
melepas AKDR dan bantulah memilih metode lain yang
sesuai.
Pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah
AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan AKDR tidak
terlepas, berikan kondom. Periksa talinya di dalam saluran
endoserviks dan kavum uteri (apabila memungkinkan adanya
peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid berikutnya.
Benang yang hilang Apabila tidak ditemukan, rujuklah ke dokter, lakukan X-ray
atau pemeriksaan ultrasound. Apabila tidak hamil dan
AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru
atau bantulah klien menentukan metode lain.

Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila


ditemukan menderita atau sangat dicurigai menderita
Adanya pengeluaran gonorhoe atau infeksi klamidial, lakukan pengobatan yang
cairan dari vagina/ memadai. Bila PRP, obati dan lepas AKDR sesudah 48 jam.
dicurigai adanya PRP Apabila AKDR dikeluarkan, beri metode lain sampai
masalahnya teratasi.

76
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Waktu Penggunaan

• Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
• Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
• Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pas-
capersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL).
Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam
pascapersalinan.

• Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala
infeksi.

• Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi (KB darurat)
• Catatan: wanita yang sudah sembuh dari penyakit infeksi panggul pasca persalinan >3 bulan
boleh menggunakan AKDR dengan syarat: “tidak mempunyai risiko menderita Infeksi Saluran
Reproduksi atau IMS”

Petunjuk bagi Klien

• Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan AKDR.


• Selama bulan pertama mempergunakan AKDR, periksalah benang AKDR secara
rutin terutama setelah haid.

• Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang


setelah haid apabila mengalami:

➢ Kram/kejang di perut bagian bawah.


➢ Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah sanggama.
➢ Nyeri setelah sanggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman selama
melakukan hubungan seksual.

• Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan
lebih awal apabila diinginkan.

77
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Kembali ke klinik apabila:

• Tidak dapat meraba benang AKDR.


• Merasakan bagian yang keras dari AKDR.
• AKDR terlepas.
• Siklus terganggu/meleset.
• Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan.
• Adanya infeksi.
MEMASUKKAN LENGAN AKDR COPPER T 380A
DI DALAM KEMASAN STERILNYA
Jangan membuka kemasan steril yang berisi AKDR atau memasukkan lengannya
sampai dipastikan bahwa klien dapat dipasang AKDR (yaitu setelah selesai pemeriksaan
panggul, termasuk pemeriksaan spekulum dan bimanual). Jangan memasukkan lengan
AKDR dalam tabung inserter lebih dari 5 menit sebelum dimasukkan ke dalam uterus.
(Pada waktu memasukkan lengan AKDR di dalam kemasan sterilnya, tidak perlu
memakai sarung tangan steril atau DTT).
Langkah 1
Pastikan batang AKDR seluruhnya berada di dalam tabung inserter (sebagian batang
AKDR sering keluar dari tabung inserter meskipun kemasannya belum dibuka) dan
ujung tabung inserter yang berlawanan dengan ujung yang berisi AKDR berada di dekat
tempat membuka kemasan.
Langkah 2
Letakkan kemasan di atas permukaan datar, keras dan bersih, dengan kertas penutup yang
transparan berada di atas. Buka kertas penutup di bagian ujung yang berlawanan dari
tempat AKDR sampai kira-kira maksimal sepanjang 1/3 bagian kemasan.
Langkah 3
Angkat kemasan dengan memegang bagian yang sudah dibuka (hati-hati jangan sampai
AKDR keluar dari tabung inserter). Kedua bagian kertas penutup yang sudah terbuka
dilipat ke setiap sisinya dan dipegang saat mengangkat, sehingga pendorong tetap steril
waktu dimasukkan ke dalam tabung inserter. Dengan tangan yang lain, masukkan
pendorong ke dalam tabung inserter dan dorong hati-hati sampai menyentuh ujung
batang AKDR.
78
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Langkah 4
Letakkan kembali kemasan pada tempat datar dengan bagian transparan menghadap ke
atas.
Langkah 5
Pegang dan tahan kedua ujung lengan AKDR dari atas penutup transparan dengan jari
telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Tangan kanan mendorong kertas pengukur dari ujung
kemasan yang sudah dibuka sampai ke ujung kemasan yang masih tertutup, sehingga
lengan AKDR berada di atas kertas pengukur. Sambil tetap memegang ujung kedua
lengan, dorong inserter dengan tangan kanan sampai ke pangkal lengan (seperti pada
gambar di bawah ini) sehingga kedua lengan akan terlipat mendekati tabung inserter.

Gambar 1. Posisi AKDR pada waktu akan melipat lengannya

Langkah 6
Tahan kedua lengan yang sudah terlipat tersebut dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk tangan kiri. Tarik tabung inserter melewati kedua ujung lengan, kemudian
dorong kembali dan putar sampai kedua ujung lengan masuk ke dalam tabung inserter
dan terasa ada tahanan, yaitu pada batas lempengan tembaga. Bagian lengan yang
mempunyai lempengan tembaga tidak bisa dimasukkan ke dalam tabung inserter,
sehingga tabung inserter jangan didorong terus kalau sudah terasa ada tahanan.
Langkah 7
Leher biru pada tabung inserter digunakan sebagai tanda kedalaman kavum uteri dan
penunjuk ke arah mana lengan akan membuka saat dikeluarkan dari tabung inserter.
Pegang leher biru dari atas penutup transparan dan dorong/tarik tabung inserter sampai
jarak antara ujung lengan yang terlipat dengan ujung leher biru bagian depan (dekat
batang AKDR) sama panjangnya dengan kedalaman kavum uteri yang telah diukur

79
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

dengan sonde. Putar tabung inserter sampai sumbu panjang leher biru berada pada posisi
horizontal sebidang dengan lengan AKDR.

Gambar 2. Teknik penempatan leher biru pada tabung inserter yang sesuai dengan
ukuran kedalaman kavum uteri hasil dari sondage uterus

Langkah 8
AKDR sekarang siap untuk dipasang pada uterus. Buka seluruh penutup transparan
secara hati-hati. Pegang tabung inserter yang sudah berisi AKDR dalam posisi horizontal
agar AKDR dan pendorong tidak jatuh. Jangan melepas AKDR sebelum tabung inserter
mencapai fundus. Sebelum dipasang, tabung inserter jangan sampai tersentuh
permukaan yang tidak steril agar tidak terkontaminasi. Sebaiknya diletakkan pada
meja instrumen yang dilapisi duk/kain steril berdekatan dengan instrumen yang
dipergunakan untuk pemasangan AKDR yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Gambar 3. Lengan AKDR yang sudah masuk dalam tabung inserter

80
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

Gambar 4. Kelengkapan IUD

Gambar 5. Memasukkan IUD ke dalam inserter

Gambar 6. Memasukkan lengan IUD

81
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2022/2023

PEMASANGAN AKDR COPPER T 380A


Peralatan & instrumen yang dianjurkan untuk pemasangan, yaitu:

• Bivalve speculum (kecil, sedang atau besar)


• Tenakulum
• Sonde uterus
• Forsep/korentang
• Gunting
• Mangkuk untuk larutan antiseptik
• Sarung tangan (yang telah di-DTT atau disterilisasi atau sarung tangan periksa yang
baru)

• Cairan antiseptik (mis: povidon iodin) untuk membersihkan serviks


• Kain kasa atau kapas
• Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks
• Copper T 380A AKDR yang masih belum rusak dan belum terbuka
Langkah 1
Tarik tenakulum (yang masih menjepit serviks sesudah melakukan sonde uterus)
sehingga kavum uteri, kanalis servikalis dan vagina berada dalam satu garis lurus.

Masukkan dengan pelan dan hati-hati tabung inserter yang sudah berisi AKDR ke dalam
kanalis servikalis dengan mempertahankan posisi leher biru dalam arah horizontal.
Sesuai dengan arah dan posisi kavum uteri, dorong tabung inserter sampai leher biru
menyentuh serviks atau sampai terasa ada tahanan dari fundus uteri. Pastikan leher biru
tetap dalam posisi horizontal.

Gambar 7. Memasukkan tabung inserter yang sudah berisi AKDR


82
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2020/2021

Langkah 2
Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan, sedang tangan lain me-
narik tabung inserter sampai pangkal pendorong. Dengan cara ini lengan AKDR akan
berada tepat di fundus (puncak kavum uteri).
Langkah 3
Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan tabung inserter. Setelah
pendorong keluar dari tabung inserter, dorong kembali tabung inserter dengan pelan dan
hati-hati sampai terasa ada tahanan fundus. Langkah ini menjamin bahwa lengan AKDR
akan berada di tempat yang setinggi mungkin dalam kavum uteri.

Gambar 8. Memasang AKDR setinggi mungkin sampai puncak kavum uteri

Langkah 4
Keluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis. Pada waktu benang tampak
tersembul keluar dari lubang serviks sepanjang 3-4 cm, potong benang tersebut dengan
menggunakan gunting Mayo yang tajam.
Dapat juga dilakukan dengan cara lain, yaitu keluarkan seluruh tabung inserter dari
kanalis servikalis. Gunakan forsep untuk menjepit benang AKDR kurang lebih 3-4 cm
dari lubang serviks. Forsep didorong ke arah uterus dan potong benang di depan jepitan
forsep sehingga benang yang tersembul hanya 3-4 cm. Memotong benang dengan
menggunakan cara ini dapat mengurangi risiko tercabutnya AKDR (bila gunting tumpul
dan benang tidak terpotong benar sehingga hanya terjepit).
Lepas tenakulum. Bila ada perdarahan banyak dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan
dengan kasa sampai perdarahan berhenti.

83
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2020/2021

Gambar 9. Posisi IUD di dalam rahim

84
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2020/2021

Gambar 10. Memasukkan IUD dan inserternya ke dalam uterus

85
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2020/2021

PENCABUTAN AKDR COPPER T 380A


Peralatan & instrumen yang dianjurkan untuk pencabutan, yaitu:

• Bivalve speculum (kecil, sedang atau besar)


• Mangkuk untuk larutan antiseptik
• Sarung tangan (yang telah di-DTT atau disterilisasi atau sarung tangan periksa yang
baru)

• Cairan antiseptik (mis: povidon iodin) untuk membersihkan serviks


• Kain kasa atau kapas
• Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks
Langkah 1
Menjelaskan kepada klien.

Langkah 2
Memasukkan spekulum untuk melihat serviks dan benang AKDR.

Langkah 3
Mengusap serviks dan vagina dengan larutan antiseptik 2 sampai 3 kali.

Langkah 4
Mengatakan pada klien bahwa sekarang akan dilakukan pencabutan. Meminta klien
untuk tenang dan menarik napas panjang. Memberi tahu mungkin timbul rasa sakit, te
tapi itu normal.
Pencabutan normal. Jepit benang di dekat serviks dengan menggunakan klem lurus atau
lengkung yang sudah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril dan tarik benang pelan-pelan,
tidak boleh menarik dengan kuat. AKDR biasanya dapat dicabut dengan mudah. Untuk
mencegah benangnya putus, tarik dengan kekuatan tetap dan cabut AKDR dengan pelan-
pelan. Bila benang putus saat ditarik tetapi ujung AKDR masih dapat dilihat, maka jepit
ujung AKDR tersebut dan tarik keluar.

86
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2020/2021

Pencabutan sulit. Bila benang AKDR tidak tampak, periksa pada kanalis servikalis
dengan menggunakan klem lurus atau lengkung. Bila tidak ditemukan pada kanalis
servikalis, masukkan klem atau alat pencabut AKDR ke dalam kavum uteri untuk
menjepit benang atau AKDR itu sendiri.

Gambar 9. Pencabutan AKDR Copper T 380A

Bila sebagian AKDR sudah tertarik keluar tetapi kemudian mengalami kesulitan menarik
seluruhnya dari kanalis servikalis, putar klem pelan-pelan sambil tetap menarik selama
klien tidak mengeluh sakit. Bila dari pemeriksaan bimanual didapatkan sudut antara
uterus dengan kanalis servikalis sangat tajam, gunakan tenakulum untuk menjepit serviks
dan lakukan tarikan ke bawah dan ke atas dengan pelan-pelan dan hati-hati, sambil
memutar klem. Jangan menggunakan tenaga yang besar.
Langkah 5
Pasang AKDR yang baru bila klien menginginkan dan kondisinya memungkinkan.

87
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2020/2021

CHECKLIST PEMASANGAN AKDR

Taraf
Aspek yang dinilai Kemampuan
0 1 2
PEMASANGAN AKDR COPPER T 380A

KONSELING PRA PEMASANGAN


1. Menyapa pasien dengan ramah & hangat
2. Menanyakan tujuan pemasangan kontrasepsi
3. Memastikan bahwa pasien memang memilih AKDR
4. Memastikan pasien telah memenuhi syarat dan indikasi serta
kontraindikasi pemasangan AKDR
5. Nilai pengetahuan pasien tentang efek samping yang umum
pada AKDR
6. Menjelaskan tentang proses pemasangan AKDR dan edukasi
tentang keluhan-keluhan dan tanda klinis serta komplikasi
pasca pemasangan
7. Melakukan Informed Consent sebelum dilakukan Tindakan
pemasangan AKDR
PEMASANGAN AKDR COPPER T 380A
1. Persiapan AKDR agar siap digunakan dengan no touch
technique
a. Memastikan AKDR Copper T 380 A dalam kondisi baik
(tersegel dan belum melewati masa kedaluwarsa)
b. Meletakkan di alas yang datar dan keras
c. Dapat menggunakan sarung tangan steril atau tidak (terpenting
tidak menyentuh bagian dalam AKDR yang akan dimasukkan
ke dalam uterus)
d. membuka bungkus AKDR dari bawah sampai sepertiga
e. meletakkan pendorong pada inserter sampai terasa tahanan
f. menutup lengan AKDR
g. memasukkan ke 2 lengan AKDR dalam inserter dengan cara
88
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2020/2021
mendorong inserter ke atas
h. Pegang leher biru dari atas penutup transparan dan dorong
tabung inserter sampai jarak antara ujung lengan yang terlipat
dengan ujung leher biru bagian depan (dekat tabung AKDR)
sama panjang dengan kedalaman kavum uteri yang telah
diukur dengan sonde. Putar tabung inserter sampai sumbu
panjang leher biru berada pada posisi horizontal sebidang
dengan lengan AKDR
2. Persiapan alat dan bahan pemasangan AKDR
a. Memastikan tersedia duk steril
b. Memastikan tersedia klem oval
Memastikan tersedia kapas/kassa steril dengan disinfektan
(iodin)
d. Memastikan tersedia tempat sampah
e. Memastikan tersedia 2 buah spekulum
f. Memastikan tersedia tempat alat kotor bersih klorin
g. Memastikan tersedia AKDR yang baik
h. Memastikan tersedia sonde uterus
i. Memastikan tersedia tenakulum
j. Memastikan tersedia gunting mayo (gunting benang)
k. Memastikan tersedia sarung tangan steril 2 set
l. Memastikan lampu menyala dengan baik

89
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2020/2021
1. Memasang apron dan masker
2. Menanyakan kepada pasien apakah sudah mengosongkan
kandung kencing
3. Mempersilahkan pasien tenang dalam posisi litotomi
4. Membetulkan posisi pasien (perineum tepat di tepi meja)
5. Mencuci tangan dengan hand scrub
6. Mencuci tangan dengan sabun dan air dan mengeringkan
dengan handuk
7. Memakai sarung tangan
8. Melakukan simulasi toilet vulva & sekitarnya
9. Menutup daerah genital dengan kain duk berlubang yang steril
10. Memilih spekulum & mengatur sekrupnya
11. Melakukan pemasangan spekulum
12. Menampilkan serviks dengan membuka spekulum.
13. Melakukan simulasi pembersihan rongga vagina dengan
desinfektan
14. Melakukan pemasangan tenakulum dengan hati-hati arah jam
11 dan di kunci
15. Tenakulum dipegang dengan tangan kiri
16. Melakukan sondase cavum uteri untuk mendapatkan ukuran dan
arah uterus.
17. Melepas handschoen dan melakukan penyesuaian panjang
sondage pada inserter AKDR dengan memindahkan "plastik
biru" ke ukuran yang sesuai sondage tanpa handschoen, lalu
memasang handschoen baru lagi dan melanjutkan melakukan
insersi IUD dgn teknik "no touch" dan "withdrawl"
18. Pada kondisi ini spekulum dan tenakulum tetap terpasang pd
cervix dan tdk perlu dilepaskan
19. Memasukkan AKDR ke dalam rongga rahim menggunakan
teknik withdrawal
a.Menarik tenakulum & masukkan dengan pelan dan hati-hati
tabung inserter yang sudah berisi AKDR ke dalam kanalis
servikalis
b. Mendorong tabung inserter sampai leher biru menyentuh
serviks atau sampai terasa ada tahanan dari fundus uteri
c. Memegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu
90
Blok Keterampilan Klinik Dasar 4 (KKD 4) 2020/2021
tangan, sedang tangan lain menarik tabung inserter sampai
pangkal pendorong
d. Mengeluarkan pendorong dengan tetap memegang dan
menahan tabung inserter
e. Mendorong kembali tabung inserter dengan pelan hati-hati
sampai ada tahanan fundus
f. Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis
& memotong benang (pada waktu benang tampak tersembul
keluar dari lubang serviks sepanjang 3-4 cm dengan
menggunakan gunting mayo)
g. Melepaskan tenakulum (bila ada perdarahan banyak dari
tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa sampai
perdarahan berhenti).
20. Melakukan simulasi mengusap porsio dengan desinfektan sambil
mengatur posisi ujung benang AKDR yang terlihat pada porsio
posterior
21. Melepaskan spekulum dan meletakkan pada tempatnya
22. Merendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
23. Membuang bahan yang sudah tidak dipakai ke tempat yang sudah
disediakan
24. Merendam sarung tangan (pakai ulang) dalam larutan klorin
25. Melakukan simulasi membuka sarung tangan & mencuci tangan
26. Membuat rekam medis

KONSELING PASCA PEMASANGAN


1. Mengajarkan pasien cara memeriksa sendiri benang AKDR
2. Menyampaikan kapan harus kontrol ulang
3. Menanyakan & mendiskusikan apa yang harus dilakukan bila
pasien mengalami efek samping/keluhan yang membahayakan
yang harus membuat pasien segera kontrol
4. Meyakinkan pasien bahwa AKDR dapat dicabut setiap saat
5. Melakukan observasi selama 15 menit sebelum memperbolehkan
pasien pulang

Keterangan:
0 = tidak dilakukan
1 = dilakukan, tetapi tidak benar/tidak lengkap
2 = dilakukan dengan benar

91

Anda mungkin juga menyukai