Anda di halaman 1dari 6

NOTA KONSEP

Judul kegiatan Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi (M&E) ACWC: Validasi
Desain Kerangka Kerja M&E dengan Pemangku Kepentingan Nasional
Judul proyek Penguatan kapasitas petugas garda depan dalam memberantas
perdagangan orang dengan menggunakan pendekatan yang
berpusat pada korban dan peka gender: Pengembangan sistem dan perangkat
monitoring dan evaluasi untuk mengukur efektivitas implementasi pendekatan yang berpusat
pada korban dan peka gender dalam pendampingan dan perlindungan korban. (komponen
proyek 5)

Negara Indonesia, Thailand dan Vietnam


Tanggal 29 Mei 2023
Lembaga Mitra ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of
Women and Children (ACWC)
Bentuk Acara Lokakarya Tatap Muka, dengan konsultan internasional dan tim AACT
berpartisipasi secara virtual (melalui Zoom)

NOTA KONSEP & AGENDA TENTATIF


Lokakarya Konsultasi Nasional
Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi ACWC untuk Mengukur
Efektivitas Pendekatan yang Berpusat pada Korban dan Peka Gender dalam
Pendampingan dan Perlindungan Korban

Rasional and latar belakang


ASEAN Commission on the Promotion and Protection of the Rights of Women and Children (ACWC) adalah
mekanisme terkait hak asasi manusia di kawasan ASEAN yang dibentuk pada tahun 2010. Sebagai komisi
antar pemerintah, ACWC diberi mandat untuk mengembangkan kebijakan, program, dan strategi inovatif untuk
mempromosikan dan melindungi hak-hak perempuan dan anak-anak sejalan dengan Konvensi Penghapusan
Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (the Convention on the Elimination of All Forms of
Discrimination against Women/CEDAW) dan Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the Child/CRC).
Sebagai badan konsultatif ASEAN, ACWC melapor dan mendukung kerja Pertemuan Menteri ASEAN tentang
Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan (ASEAN Ministerial Meeting on Social Welfare and Development /
AMMSWD).
Rencana kerja ACWC tahun 2021–2025 menguraikan outcome yang diharapkan ACWC dan output prioritas,
yang berkaitan jelas dengan tujuan dan kontribusi ASEAN terhadap ASEAN Socio-Cultural Community
Blueprint 2025 tentang Hak Perempuan dan Anak. Rencana kerja tersebut juga berdasarkan kebijakan utama
di ASEAN, termasuk ACTIP. Untuk memenuhi mandat dan fungsi ACWC, kerangka kerja perencanaannya
mencakup empat bidang kerja utama: (i) advokasi, (ii) kolaborasi, (iii) pengarusutamaan, dan (iv) kapasitas.
Rencana kerja tersebut juga meliputi kerangka kerja monitoring dan evaluasi (M&E) yang terdiri dari kerangka
kerja hasil; indikator kinerja; baseline dan target; pengumpulan data; pelaporan dan keberlanjutan kapasitas
M&E.
ACWC telah melakukan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan secara luas mengenai perlindungan korban
dan hukuman yang adil bagi pelaku perdagangan orang dengan menggunakan pendekatan yang berpusat pada
korban dan peka gender. Kegiatan tersebut mencakup pengembangan, peningkatan kapasitas dan promosi
tiga panduan yang berpusat pada korban:
▪ Panduan ASEAN ‘tidak membahayakan’ bagi petugas garis depan dalam bekerja melindungi korban
perdagangan orang.
▪ Pedoman dan Prosedur Regional untuk Menangani Kebutuhan Korban Perdagangan Orang, dan
▪ Pedoman Peka Gender untuk Penanganan Perempuan Korban Perdagangan Orang.
Pada bulan Februari 2023, Ethos of Engagement (EoE) Consulting ditugaskan untuk mengembangkan sistem
M&E, untuk berkontribusi pada tujuan utama mengembangkan pemahaman umum dan pendekatan yang
konsisten untuk memastikan kualitas monitoring dan pelaporan tentang adopsi dan implementasi tiga panduan
yang berpusat pada korban tersebut.
Pada akhir konsultasi bulan Oktober 2023, diharapkan konsultan akan mengembangkan untuk ACWC :

• Sistem M&E yang dapat digunakan oleh ACWC, negara anggota ASEAN dan pemangku kepentingan
kunci lainnya yang berfokus pada pencegahan dan penanganan TPPO, tentang adopsi dan implementasi
pendekatan yang berpusat pada korban dan peka gender di badan-badan sektoral ASEAN dan negara
anggota ASEAN, sejalan dengan kerangka kerja M&E ACWC yang diuraikan dalam Rencana Kerja 2021–
2025.
• Sumber daya pendukung untuk pengumpulan data yang konsisten untuk tujuan monitoring terhadap
adopsi dan implementasi pendekatan yang berpusat pada korban dan peka gender di badan-badan
sektoral ASEAN dan negara anggota ASEAN.

• Pendekatan tentang bagaimana sistem M&E dapat disematkan atau dipromosikan untuk digunakan oleh
ACWC, badan-badan ASEAN, dan institusi/lembaga negara anggota ASEAN yang terkait, sesuai dengan
Rencana Kerja ACWC 2021–2025.
Untuk mencapai tujuan tersebut, konsultan mengusulkan serangkaian lokakarya yang diselenggarakan pada
berbagai tingkatan dalam sistem ASEAN. (Merujuk Laporan Awal, April 2023). Konsultasi ini akan mencoba
dan memvalidasi produk, sumber daya, dan dokumen panduan yang dihasilkan oleh konsultan untuk mencapai
tujuan konsultasi.
Lokakarya pertama diselenggarakan untuk perwakilan ACWC tingkat tinggi dan badan sektoral terkait seperti
SOMTC pada tanggal 24 Maret 2023 (secara virtual), dan lokakarya kedua akan diadakan pada tanggal 29 Mei
2023. Sebagaimana diuraikan dalam laporan awal yang diserahkan kepada Kelompok Kerja Teknis ACWC,
Lokakarya kedua menyasar kepada pemangku kepentingan tingkat nasional yang bekerja dalam
pendampingan dan perlindungan korban, baik dari organisasi pemerintah maupun non-pemerintah. Namun
karena keterbatasan anggaran, workshop kedua hanya akan diadakan di tiga negara ASEAN (Indonesia,
Thailand dan Vietnam) yang dipilih secara acak dan berdasarkan ketersediaan konsultan nasional dari EoE.
Nota konsep ini menguraikan tentang usulan pemangku kepentingan dan strategi keterlibatan, draf agenda dan
instrumen penelitian yang diusulkan untuk pengumpulan data pada Lokakarya 2.

Tujuan Lokakarya
Lokakarya tingkat nasional ini akan diselenggarakan di 3 negara ASEAN (Indonesia, Thailand dan Vietnam),
dengan tujuan utama lokakarya yaitu untuk:

• Membagikan dan memvalidasi kerangka kerja M&E yang dikembangkan oleh konsultan, terkait struktur
dan kegunaannya.
• Menerima umpan balik tentang draf kerangka kerja M&E, outcome dan indikatornya (output) serta
kesesuaian, penyajian, ketepatan bahasa, dan keselarasannya dengan pengetahuan dan praktik yang
ada secara keseluruhan.
• Memperoleh wawasan tentang bagaimana pemangku kepentingan menggunakan dan memahami
kategori Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) dan bagaimana data
pengelompokan ini dapat dikumpulkan dan dilaporkan.
Peserta yang diharapkan
Target peserta untuk Lokakarya kedua ini adalah pemangku kepentingan tingkat nasional yang bekerja dalam
pendampingan dan perlindungan korban perdagangan orang (Maksimal 30 orang per negara), antara lain
termasuk:

− Anggota Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang tingkat
nasional

− Perwakilan dari ACWC dan SOMTC


− Organisasi non-pemerintah (LSM) yang bekerja dalam pencegahan dan penanganan TPPO dan
kelompok rentan lainnya seperti hak penyandang disabilitas, hak anak, hak perempuan

− Universitas, akademisi dengan keahlian di bidang M&E dan/atau TPPO

Deskripsi kegiatan
Kegiatan ini akan diselenggarakan pada 29 Mei 2023. Workshop kedua akan dilakukan di Indonesia, Thailand
dan Vietnam.
Agenda dapat dilihat pada Lampiran 1.
Lokakarya akan diselenggarakan dalam tiga bagian selama 4 jam di hari yang sama.
Bagian A

• Orientasi proyek
• Pengenalan kerangka kerja M&E yang sedang dikembangkan, struktur dan logikanya

• Lokakarya tentang contoh kerangka kerja M&E untuk outcome langsung dan antara
Bagian B
• Mengidentifikasi kelompok GEDSI yang paling rentan terhadap TPPO

• Menjelajahi pengumpulan data TPPO saat ini terkait dengan kategori GEDSI.
Bagian C

• Lokakarya tentang contoh kerangka kerja M&E yang sedang dikembangkan untuk indikator output dan
keselarasannya dengan GEDSI.
• Ringkasan dan refleksi.

Bahan materi yang sudah diterjemahkan akan diberikan kepada peserta sebelum lokakarya kedua, mencakup
namun tidak terbatas berikut ini:
• Lembar Fakta ASEAN-ACT
• Pedoman dan Prosedur Regional untuk Memenuhi Kebutuhan Korban Perdagangan Orang

• Pedoman Peka Gender untuk Penanganan Perempuan Korban Perdagangan Orang, dan
• Panduan ASEAN untuk Tidak Membahayakan.

• Contoh outcome langsung dan antara, serta indikator output


• Agenda lokakarya
• PowerPoint presentasi lokakarya dari EoE
Output Lokakarya yang diharapkan
Pada akhir lokakarya kedua konsultan akan memiliki:

• Umpan balik yang diterima tentang struktur kerangka kerja M&E yang dikembangkan serta kegunaan,
kesesuaian dan keselarasan dari outcome langsung dan antara yang diusulkan.

• Wawasan tentang bagaimana pemangku kepentingan menggunakan dan memahami kategori GEDSI
serta pengumpulan dan pelaporan data terkait.
• Umpan balik yang diterima tentang output (indikator) kerangka kerja M&E yang diusulkan dan bagaimana
hal ini dapat disempurnakan guna memastikan bahwa output tersebut berpusat pada korban dan
mendukung pengumpulan dan pelaporan data GEDSI.

• Rekomendasi yang diterima tentang:


o Kerangka kerja M&E lainnya yang mungkin berguna untuk penyelarasan tujuan / output
o Identifikasi peserta yang sesuai untuk lokakarya ketiga.

Outcome yang diharapkan dari Lokakarya kedua


Sebagai hasil dari informasi dan pandangan yang diperoleh selama lokakarya kedua, konsultan akan membuat
kerangka kerja M&E yang telah diperbarui dan disempurnakan, serta menyempurnakan pendekatan untuk
lokakarya 3.

Agenda Tentatif
No Proses dan rincian Difasilitasi Waktu (WIB)
oleh
Bagian A
1 Sambutan dan Perkenalan: ASEAN-ACT 9.00 am
• Sambutan pembukaan oleh Perwakilan Indonesia pada CM/Staff
ACWC untuk Hak Perempuan
• Perkenalan peserta
• Informasi proses lokakarya (fasilitas, waktu rehat,
ketentuan penggunaan telepon, dll)

2 Orientasi Proyek: Konsultan 9:15am


• Perkenalan tim EoE Nasional EoE
• Ruang lingkup proyek
• Pendekatan tingkat tinggi

3 Pengenalan kerangka kerja M&E yang dikembangkan: Konsultan 9:25 – 9:45


Keseluruhan kelompok Nasional EoE
• Melangkah dengan struktur dan logika kerangka kerja
(prinsip, kegiatan, outcome, output)

Bagian B
4 Lokakarya menjelajahi contoh kerangka kerja M&E untuk Konsultan 9:45 – 10:40
outcome - carousel approach Nasional EoE

Dalam kelompok kecil:


• Menelaah outcome langsung dan antara yang
dikelompokkan berdasarkan prinsip.
• Peserta lokakarya menandai contoh dengan titik hijau,
kuning dan merah untuk area yang mereka suka, area yang
No Proses dan rincian Difasilitasi Waktu (WIB)
oleh
menurut mereka perlu perbaikan, catatan juga dapat
ditambahkan.
• Setiap kelompok berputar tiga kali.
• Kelompok menempelkan kertas mereka ke dinding dan
menelaah umpan balik.

Seluruh diskusi kelompok yang difasilitasi merangkum umpan balik


di papan tulis.

5 Identifikasi peserta untuk lokakarya ketiga / informan kunci Konsultan 10:40-10:45


dan sumber data Nasional EoE
Sebelum rehat peserta akan ditanya untuk mempertimbangkan dan
mencatat pada papan tulis:
• Siapa yang mereka sarankan untuk berpartisipasi dalam
lokakarya ketiga.
• Siapa yang akan mereka sarankan untuk wawancara
informan kunci.
• Kerangka kerja/perangkat M&E lainnya atau contoh praktik
baik.

6 Rehat 10:45-11:00
Peserta menggunakan waktu ini untuk menyarankan:
• Sistem/perangkat M&E lainnya yang mungkin dapat
digunakan selaras dengan kerangka kerja M&E ACWC.
• Siapa lagi yang perlu diajak diskusi dalam workshop
ketiga?

7 Pengenalan Konsep GEDSI Konsultan 11:00-11:10


Mengenalkan konsep tentang GEDSI dan mengapa penting dalam Nasional EoE
memberantas perdagangan orang.
Membagikan dimensi GEDSI

8 Membuat kerangka acuan umum untuk diskusi GEDSI Konsultan 11:15 – 11:45
Dalam kelompok kecil menelaah dimensi dan pengumpulan data Nasional EoE
GEDSI
Seluruh diskusi kelompok yang difasilitasi merangkum umpan balik
pada papan tulis

Bagian C
9 Memberikan umpan balik pada kerangka kerja M&E untuk Konsultan 11:45 -12:45
output (indikator) carousel approach Nasional EoE

Dalam kelompok kecil:


• Menelaah indikator output yang dikelompokkan
berdasarkan prinsip dengan fokus pengumpulan data
GEDSI yang terpilah dan layak.
• Peserta lokakarya menandai contoh dengan titik hijau,
kuning dan merah untuk area yang mereka suka, area yang
menurut mereka perlu perbaikan, catatan juga dapat
ditambahkan.
• Setiap kelompok berputar tiga kali.
• Kelompok menempelkan kertas mereka di dinding dan
menelaah umpan balik
No Proses dan rincian Difasilitasi Waktu (WIB)
oleh
Seluruh diskusi kelompok akan difasilitasi oleh konsultan dan
umpan balik akan dirangkum pada papan tulis.
10 Kesimpulan dan refleksi Konsultan 12:45 – 12.55
Nasional pm
EoE
11 Penutupan AACT Team 12.55 –
Leader 1:00pm

Anda mungkin juga menyukai