Norma
KARTIKA APRILLIA
1. Nilai
Bagi wartawan foto yang hadir di tempat, letusan gunung itu merupakan
kesempatan emas (nilai) untuk mengabdikan kejadian langka yang jarang dapat di
saksikan. Untuk petani di sekitarnya debu panas yang di muntahkan gunung bisa
mengancam hasil pertanian yang sudah hampir panen (non nilai), tapi dalam jangka
waktu yang Panjang tanah bisa menjadi subur (nilai).
Ciri Nilai
Nilai berkaitan dengan subjek. Kalau tidak ada subjek yang menilai, maka
tidak ada nilai juga. Entah manusia hadir atau tidak, gunung tetap Meletus.
Tapi untuk dapat dinilai sebagai “indah” atau “merugikan”, letusan gunung
itu memerlukan kehadiran subjek yang menilai
Nilai tampil dalam suatu konteks praktis, dimana subjek ingin membuat
sesuatu. Dalam pendekatan yang semata-mata teoretis, tidak akan ada
nilai (hanya menjadi pertanyaan apakah suatu pendekatan yang secara
murni teoreritis bisa diwujudkan.)
Ciri-ciri
Nilai
b. Berkaitan
d. Bersifat
dengan Hati
Formal
Nurani
Moral
c.
Mewajibkan
Ciri-ciri Nilai Moral
Nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia. Tetapi hal yang sama dapat
dikatakan juga tentang nilai-nilai lain. Yang khusus menandai nilai moral
ialah yang berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab.
Suatu nilai moral hanya bisa diwujudkan dalam perbuatan yang
sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang yang bersangkutan.
Ciri-ciri Nilai Moral
c. Mewajibkan
Nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolut dan tidak bisa di tawar.
Nilai-nilai lain sepatutnya diwujudkan atau diakui. Dengan cara lain dapat
dikatakan bahwa kewajiban absolut yang melekat pada nilai moral berasal
dari kenyataan bahwa nilai ini menyangkut pribadi manusia sebagai
keseluruhan dan totalitas. Karena itu kewajiban moral tidak datang dari
luar, melainkan berakar dalam kemanusiaan kita sendiri.
Ciri-ciri Nilai Moral
d. Bersifat Formal
Norma berasal dari bahasa latin yakni Beberapa macam norma, antara lain:
carpenter’s square yang berarti siku- •Norma yang menyangkut benda,
siku yang dipakai tukang kayu untuk contohnya adalah norma-norma teknis
mengecek apakah benda yang yang dipakai untuk menentukan
dikerjakannya (meja, bangku, dll) kelayakan sebuah pesawat, jika
sungguh-sungguh lurus, maksudnya sesuai dengan norma-norma itu,
adalah dengan norma kita maksudkan pesawat diperbolehkan terbang, jika
aturan atau kaidah yang kita pakai tidak pesawat harus diperbaiki dahulu
sebagai tolak ukur untuk menilai sehingga sesuai dengan norma-norma
sesuatu. yang berlaku.
• Norma yang menyangkut tingkah
laku manusia dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Norma Umum, yaitu menyangkut tingkah laku
manusia sebagai keseluruhan. Jenis-jenisnya
yaitu norma kesopanan atau etiket, norma
hokum, dan norma moral.
Jika norma moral pada dasarnya absolut, maka dapat mudah diterima juga
bahwa norma itu bersifat obyektif dan universal.
• Obyektivitas norma moral, suatu nilai selalu berkaitan dengan subyek. Dalam
artian suatu nilai bersifat subyektif. Hal itu biasa dikatakan semua nilai,
termasuk juga nilai moral. Karena nilai moral menyatakan suatu norma
moral, maka dalam norma moral pun ada unsur subyektif.
• Universalitas norma moral, jika norma moral bersifat absolut maka norma itu
juga harus bersifat universal artinya harus selalu berlaku dan dimana-mana.
Suatu aliran dalam pemikiran moral yang menolak adanya norma universal
adalah “etika situasi
Etika situasi dalam bentuk ekstrim, yaitu:
1. Tanpa ragu-ragu akan kita setujui bahwa perbuatan moral tertentu tidak
tergantung dari situasi. Etika situasi dalam bentuk ekstrim sebenarnya
mengandung kontradiksi. Kalau setiap situasi membutuhkan norma tersendiri,
maka namanya bukan norma lagi dan pemikiran kita tentangnya tidak lagi etika.
2. Jika kita menolak etika situasi yang ekstrim, kita juga harus menolak legalisme
moral, yaitu kecenderungan untuk menegakkan norma moral secara buta, tanpa
memperhatikan sedikitpun situasi yang berbeda-beda. Etika situasi dalam bentuk
ekstrim tidak tahan uji. Etika situasi sebenarnya menyangkal adanya norma dan
pada akhirnya menghancurkan etika.
3. Menguji Norma Moral
Ada beberapa tes untuk menguji kebenaran norma moral antara lain:
a. Konsistensi, suatu norma moral harus konsisten, sebab kalau tidak pasti
tidak bisa berfungsi sebagai norma. Konsistensi adalah suatu tuntutan dari
logika.
Sebelumnya kita bedakan antara norma Dalam pandangan seorang filsuf Jerman,
dasar dan norma konkret yang Immanuel Kant, kita harus menghormati
mewujudkan norma dasar dengan norma martabat manusia, karena manusia
tertentu. Kami mengakui kemungkinan adalah satu-satunya makhluk yang
adanya beberapa norma dasar. merupakan tujuan pada dirinya.
Binatang juga kita pakai sejauh bermanfaat bagi kita. Tapi manusia adalah
tujuan sendiri yang tidak boleh ditaklukan pada tujuan lain karena manusia
adalah makhluk bebas dan otonom yang sanggup mengambil keputusannya
sendiri.
Martabat manusia selalu harus dihormati dan tidak pernah manusia boleh
diperalat, dan dimanipulasi demi tercapainya tujuan yang terletak di luar
manusia itu. Yang harus dihormati adalah manusia yang bersatu dengan alam
dan tidak bias diterima, jika alam dikorbankan kepada kepentingan manusia
yang berat sebelah.