Anda di halaman 1dari 1

Art And Music, That's What They Are.

Artistic
Creatures.
"Oh." Maizza langsung melirik ke arah datangnya suara. "Oh halo, Le. Kok belum pulang?" tanya
Maizza yang tidak juga menjeda apa yang sedang ia lakukan, yaitu melanjutkan mural temboknya.
Laki-laki bernama Allegra itu mendekat lalu menjawab, "Latihan buat ujian praktek." Maizza
mengangguk paham. Yang ia lakukan sekarang juga merupakan persiapan untuk ujian praktek.
Maizza akhirnya berhenti sejenak dari kegiatan melukis temboknya, lalu mulai fokus kepada
kehadiran Allegra sambil melepaskan apron putih penuh cat yang ia pakai sedaritadi. "Lo ngambil
seni musik kan ya untuk ujian praktek?" tanya gadis itu lagi untuk memastikan. Allegra mengangguk
pelan menandakan bahwa pernyataan gadis itu benar. "I see. Tumben ga bawa gitar? Biasanya
kalau berbau band lo udah petantang- petenteng dengan gitar di punggung lo." "Posisi gua nanti
jadi drummer, so I don't really need to bring a guitar." "Woooow, keren! Nanti lo niatnya mau mainin
apa sama temen-temen lo?" "Separuh Nafas by Dewa 19." "Makin kereeeeeeen." Maizza mendekati
posisi Allegra lalu memandang mural hasil tangannya sendiri dari jauh. Mural itu baru 78% selesai,
namun Maizza tidak terlalu memikirkannya karena deadline untuk ujian praktek seni budaya masih
2 minggu lagi. Dia masih punya banyak waktu. Melihat apa yang dilakukan gadis itu, Allegra ikut
memandangi mural karya seorang perempuan yang gemar dengan hal berbau seni rupa itu. "Lo
ngerjain semua ini sendiri, Za?" "Ya, benar sekali." "Bukannya uprak seni budaya berkelompok?"
Mendengar pertanyaan laki-laki itu, Maizza terdiam sebentar. Gadis itu menghela nafas pelan,
tersenyum, lalu menjawab, "Well you see, di kelas cuman gue yang memilih seni lukis. Banyak siswa
di kelas yang lebih memilih seni tari dan seni kriya, so I don't really have a group untuk ujian praktek
ini. Not complaining though, I enjoy every bits of painting this mural alone. Melukis tembok seru
juga ternyata. Memang butuh tenaga ekstra, tapi seru banget. Nanti kalau gue sudah sukses dan
punya rumah sendiri nanti, I'll make a special room like some sort of art studio dan dindingnya
harus dari lukisan buatan gue sendiri." Allegra hanya mengangguk, lagi. Ya, tidak masalah. Anak itu
memang tipe orang yang berbicara seperlunya. Maizza masih memandangi mural itu dibarengi
antara sepinya dengan Allegra. Sebelum siswi SMA itu membuka mulutnya lagi, tiba-tiba Allegra
mengambil kuas di dekatnya dan mendekati mural buatan gadis itu, membuat Maizza kaget. "Mau
ngapain, Le?” "Trying to help. Ada yang bisa gua bantu? I also want to know how it feels to paint on
a wall." Senyum Maizza terbuka lebar. Ia langsung berlari kearah laki-laki itu dan memasangkan
apron putih yang ia pakai tadi, lalu mulai memberi tahu Allegra apa saja yang bisa ia lakukan
bersamanya. Tadinya sore yang lumayan melelahkan bagi Maizza, berubah menjadi sore yang
terasa lebih menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai