Anda di halaman 1dari 23

i

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI


(PRAKERIN)
“REM MOBIL”
Di
ADEK BENGKEL
SABA PASIR

(laporan ini dibuat sebagai syarat pemenuhan kurikulum dan mengikuti ujian

pertanggung jawaban PRAKERIN)

Disusun Oleh :

Nama : DAHLAN HERIANTO

NISN :

SMK NEGERI 2 KOTANOPAN


DINAS PENDIDIKAN PROVINSI
SUMATERA UTARA
ii

LAPORAN PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

(laporan ini dibuat sebagai syarat pemenuhan kurikulum dan mengikuti ujian penanggung
jawaban PRAKERIN)

PIHAK SEJKOLAH
Kotanopan, ……………………………. 2023

Menyetujui/ megesahkan

Ketua Jurusan Pembimbing

ALFIA SINULINGGA NUR ASIAH, S.Pd


NIP. 19841119 201101 1 005 NIP. 19790416 200502 2 003

Mengetahui,
KEPALA SMK NEGERI 2 KOTANOPAN

BASTIAN PURBA, S.Pd


NIP. 19690328 199512 1 007
ii
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INSDUSTRI (PRAKERIN)

Dari :
ADEK BENGKEL, SABA PASIR
Disetuji dan Disahkan
Pada Tanggal, ………………………… 2023

MEKANIK KEPALA BENGKEL

ADEK ADEK

Mengetahui,

PIMPINAN BENGKEL

ADEK
i
v
IDENTITAS TENTANG SISWA

1. Nama : DAHLAN HERIANTO


2. NISN :
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Tempat Tanggal Lahir :
5. Agama : Islam
6. Anak Ke :
7. Alamat Siswa :
8. Telepon/HP :
9. Sekolah :
a. Nama sekolah : SMK N 2 Kotanopan
b. Status : Terakreditasi B
c. Alamat Sekolah : Jl. Perintis Kemerdekaan
Hutabaringin
10. .Nama Orang Tua/Wali :
11. Pekerjaan :
12. Alamat Orang Tua/ Wali :
2.
v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, karena begitu besar
penyertaan-Nya yan telah mengantarkan penulis dalam menyusun Laporan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) ini yang berjudul “REM MOBIL”. Laporan ini berisi apa yang telah di
kerjakan dan pengalaman penulis saat melaksanakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di
Adek Bengkel.
Dalam penyusunan Laporan ini penulis menghadapi banyak rintangan dan hambatan,
namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya semua dapat terselesaikan. Oleh karenanya
dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu penulis diantaranya :
Kepada :
1. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan do’a dan kasih sayangnya
2. Bapak Bastian Purba, selaku Kepala SMK Negeri 2 Kotanopan
3. Bapak Alfian Siulingga, ST. Selaku Ketua Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
SMK Negeri 2 Kotanopan.
4. Ibu Nur Asiah selaku Guru Pembimbing serta Kepala Bengkel SMK Negeri 2 Kotanopan.
5. Ibu Juliwarni, selaku Wali kelas XI Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK Negeri 2
Kotanopan
6. Abang Adek , selaku Kepala Teknisi Adek Bengkel
7. Bapak selaku pemilik Adek Bengkel.
8. Para Mekanik di Adek Bengkel
9. Teman saya yang telah membantu dalam penyusunan laporan prakerin ini
10. Teman-teman yang telah memberi inspirasi dan motivasi.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana mestinya dan menjadi saran
pembelajaran kita semua demi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan, semoga segala
bentuk bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak bernilai amal ibadah dan mendapat imbalan
yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiiiin.

Kotanopan, April 2023.


Penulis

DAHLAN HERIANTO
v
i
PROFIL PERUSAHAAN

SEJARAH ADEK BENGKEL

Gambar 1. Fhoto Adek Bengkel

Dijelaskan Histori dan latar belakang dari Adek Bengkel


v
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................1

1.1. Latar Belakang.................................................... 1

1.2. Permasalahan...................................................... 1

1.3. Tujuan dan Kegunaan .................................... 1

1.4. Sistematika Penulisan......................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI...........................................................3

2.1. Tujuan dan Kegunaan rem................................. 3

2.2. Prinsip Rem........................................................ 4

2.3. Sistem Rem........................................................ 5

2.4. Macam-macam Rem.......................................... 5

2.5 Rem Blok............................................................ 6

2.5.1. Rem Blok Tunggal................................. 6

2.5.2. Diagram Aliran Untuk Merencanakan

Rem Tunggal......................................... 11

2.6. Rem Drum (Tromol)....................................... 14

BAB III PENUTUP................................................................. 22

3.1 Kesimpulan..................................................... 22

3.2 Saran............................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 23
Halaman 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam teknik kendaraan dan teknik
transportasi demi keamaan dan keselamatan dalam berkendara. Pada dasarnya rem
mempunyai fungsi untuk memperlambat dan mengatur gerakan suatu putaran. Adapun rem
yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (dapat bekerja dengan baik
dan cepat, dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup, mudah diperiksa dan
disetel)

Walaupun sistem rem itu sangatlah penting, namun banyak diantara masyarakat
umum yang belum memahami dan mengerti fungsi, cara kerja dan jenis-jenis dari rem tsb.
Oleh karena itu penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan fungsi, cara
kerja, dan jenis-jenis dari rem itu sendiri. Dengan adanya makalah ini diharapkan kita bisa
lebih mengenal fungsi, cara kerja dan jenis-jenis rem serta bisa menambah dan memperluas
wawasan kita terutama mengenai sistem rem.

1.2 Permasalahan

Untuk mengetahui lebih mendalam tentang rem, maka penulis mengajukan


permasalahan sebagai berikut :

1. Banyak orang yang belum mengenal fungsi dari rem

2. Belum banyak mengetahui dari jenis – jenis rem dan fungsinya masing masing

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Makalah ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui fungsi dari rem


2. Mengetahui jenis dari rem dan fungsinya masing - masing
Sejalan dengan tujuan diatas, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
materi pendukung dalam proses pembelajaran mata kuliah elemen mesin 2 di Universitas
Pancasila.
Halaman 2

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika makalah ini adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Pendahuluan terdiri dari latar belakang , permasalahan, tujuan dan kegunaan,


sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Landasan teori berisi tentang teori-teori dan dasar pengetahuan yang


berhubungan dengan apa yang menjadi pokok pembahasan pada makalah ini.

BAB III Penutup

Merupakan kesimpulan dari bab sebelumnya dan saran - saran untuk penulis
Halaman 3

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tujuan dan kegunaan rem

Rem digunakan untuk menghentikan dan mengatur gerakan. Karena itu, rem sangat
diperlukan dalam teknik-kendaraan dan teknik transport. Ketika merem daya kinetik bagian
yang bergerak harus dikurangi; disamping itu (umpamanya ketika menurunkan suatu beban)
sering harus diambat suatu momen beban (kebalikan dari apa yang terjadi ketika
menggerakkan lewat kopling-gesek).

Selama mengatur kecepatan (pengaturan-rem di mana rem selalu slip), kerja-gesek


rem diubah menjadi kalor. Dalam hal ini, kalkulasi pelepasan kalor kebanyakan menentukan
besarnya ukuran.

Karena itu dalam banyak hal, rem tidak bertindak sebagai rem penyetop, dalam hal ini
instalasi dihentikan hanya oleh gaya-rem, melainkan terutama mempunyai tugas untuk
mempertahankan pesawat dalam suatu kedudukan tertentu (rem penahan). Dalam hal ini
sebagian energi yang diprrlukan untuk menghabiskan kecepatan sering diperoleh dari
momen-penahan motor, yang pada motor-listrik dicapai dengan bantuan hubungan istimewa
(hubungan-rem, arus-balik).

Momen rem ialah terkecil pada poros yang berputar paling cepat. Karena itulah, maka
rem sedapat mungkin kebanyakan dipasang pada poros yang digerakkan oleh motor. Piringan
rem harus dirapikan dan disetimbangkan.

Tujuan dipasangnya rem pada kendaraan untuk menuruti kemauan pengemudi dalam
mengurangi kecepatan, berhenti atau memarkir kendaraan pada jalan yang mendaki, dengan
kata lain melakukan control terhadap kecepatan kendaraan untuk menghindari kecelakaan
dan merupakan alat pengaman yang berguna untuk menghentikan kendaran secara berkala.
Oleh karena itu, baik tidaknya kemampuan rem secara langsung menjadi persoalan yang
sangat penting bagi pengemudi di waktu mengemudi kendaraan. Jadi fungsi rem harus dapat
mengatasi kecepatan kendaraan yang meningkat. Adapun rem yang digunakan untuk
kendaraan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Halaman 4

a. Dapat bekerja dengan baik dan cepat


b. Bila muatan pada roda sama-sama besar, maka gaya pengeremannya harus sama
besar pula, bila tidak harus sebanding dengan muatan yang diterima roda-roda
tersebut.
c. Dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup.
d. Rem itu harus mudah diperiksa dan disetel

2.2 Prinsip Rem

Gambar 1 Prinsip rem

Kendaraan akan bergerak walaupun mesin telah dimatikan, hal ini disebabkan adanya
tenaga dinamik yang terkandung pada mobil itu sendiri. Dalam hal ini, tenaga dinamik akan
diubah menjadi energi lain yang dapat menghentikan mobil. Mesin ialah suatu bagian yang
mengubah tenaga panas ke tenaga dinamik, tetapi rem adalah suatu bagian yang membuat
suatu perubahan tenaga dinamik menjadi tenaga panas. Bekerjanya rem dengan jalan
menekan sepatu rem terhadap teromol. Sepatu rem tidak berputar dan teromol berputar
bersama-sama dengan roda, sehingga akan menimbulkan gesekan. Tenaga dinamik
kendaraan kemudian diatasi oleh gesekan dan diubah menjadi tenaga panas yang
menyebabkan kendaraan berhenti. Panas yang dihasilkan akan dihilangkan oleh udara.
Halaman 5

2.3 Sistem Rem

Gambar 2 Konstruksi rem mobil

Seperti pada Gambar 2 sistem rem yang digunakan pada umumnya rem parkir yang
digerakkan dengan tangan dan rem utama yang digerakkan dengan kaki. Rem parkir bekerja
pada roda-roda belakang secara mekanis melalui tuas, sedangkan rem utama bekerja pada
keempat roda pada waktu bersamaan dengan menggunakan tekanan fluida dari master
silinder. Tekanan fluida ini diteruskan dari master silinder ke roda-roda melalui pipa, dan
torak dari silinder roda rem akan mendesak sepatu rem terhadap teromol untuk menghasilkan
gaya pengereman. Bila pedal rem dibebaskan tekanan fluida dari master silinder akan
berkurang.

2.4 Macam-macam Rem

Rem dapat digolongkan menjadi empat macam, yaitu:

 Rem sepatu (block or shoe barke) yang dapat dibagi lagi atas rem blok tunggal, dan
ganda.
 Rem sabuk (band brake)
 Rem piringan
 Rem drum

Jika dilihat dari cara kerjanya, yang cara kerjanya mengalami gesekan adalah rem
blok, drum, cakera dan pita,
Halaman 6

2.5 Rem Blok

2.5.1 Rem blok tunggal

Rem blok macam yang paling sederhana terdiri dari satu blok rem yang ditekan
terhadap drum rem, seperti diperlihatkan dalam Gambar 3. Biasanya pada blok rem tersebut
pada permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gesek yang dapat diganti bila
telah aus. Dalam Gambar 4 (a), jika gaya tekan blok terhadap drum adalah Q (kg), koefisien
gesek yang ditimbulkan pada rem adalah f (kg), maka
F=Q
(1.1)

Momen T yang diserap oleh drum rem adalah


T=f.(D/2) atau T=Q. (D/2)
(1.2)

Jika panjang tuas rem adalah l 1 , jarak engsel tuas sampai garis kerja Q adalah l 2 , dan
gaya yang diberikan kepada tuas adalah F, dan jika garis kerja gaya f melalui engsel tuas,
maka dari keseimbangan momen,

Gambar 3 Rem blok tunggal.

Gambar 4 Macam-macam rem blok tunggal.


Halaman 7

Ql 2 -Fl 1
=0
F=Q l2 = fl2
(1.3)
l1l1

Dalam hal pelayanan manual, besarnya gaya F kurang lebih 15 sampai 20 (kg). Gaya
tekan pada blok rem dapat diperbesar dengan memperpanjang l 1 .

Suatu hal yang kurang menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya tekan yang
bekerja dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul momen lentur serta gaya
tambahan pada bantalan yang tidak dikehendaki. Demikian pula, untuk pelayanan manual
jika diperlukan gaya pengereman yang besar, tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga
kurang ringkas. Karena alasan-alasan inilah maka rem blok tunggal tidak banyak dipakai
pada mesin-mesin yang memerlukan momen pengereman yang besar.

Jika engsel tuas terletak di luar garis kerja gaya f, maka persamaan di atas menjadi
agak berbeda. Dalam hal engsel digeser mendekati sumbu poros sejauh c seperti dalam
Gambar 4 (b), maka untuk putaran searah jarum jam, persamaan keseimbangan momen pada
tuas berbentuk sebagai berikut.

Ql 2 -Fl 1 +fc=0

F= ( f / )l2  fc =f l2  c
(1.4)
l1 l1

Untuk putaran berlawanan dengan jarum jam,

F=f l2  c
(1.5)
l1

Bila engsel menjauhigaris kerja gaya f dengan jarak c dalam arah menjauhi sumbu
poros, maka untuk arah putaran sesuai dengan jarum jam,

F=f l2  c
(1.6)
l 1

Untuk putaran berlawanan dengan jarum jam,


F=f l2  c
(1.7)
l 1
Halaman 8

Dalam perencanaan rem ,persyaratan terpenting yang harus dipenuhi adalah besarnya
momen pengereman yang harus sesuai dengan yang diperlukan. Di samping itu, besarnya
energi yang dirubah menjadi panas harus pula diperhatikan, terutama dalam hubungannya
dengan bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang berlebihan bukan hanya akan merusak
bahan lapisan rem, tetapi juga akan menurunkan koefisien geseknya.

Jika gaya tekan rem per satuan luas adalah p (kg/mm 2 ) dan kecepatan keliling drum
rem adalah v (m/s), maka kerja gesekan per satuan luas permukaan gesek per satuan waktu,
dapat dinyatakan dengan pv (kg.m/(mm 2 .s)). Besaran ini disebut kapasitas rem. Bila suatu

rem terus-menerus bekerja, jumlah panas yang timbul pada setiap 1 (mm 2 ) permukaan gesek
tiap detik adalah sebanding dengan besarnya pv. Dalam satuan panas, besaran tersebut

dapat ditulis sebagai pv/860 (Kcal/(mm 2 .s)). Bila besarnya pv pada suatu rem lebih
kecil dari pada harga batasnya, maka pemancaran panas akan berlangsung dengan mudah,
dan sebaliknya akan terjadi bila harga tersebut melebihi batas, yang dapat mengakibatkan
rusaknya permukaan gesek.

Harga batas yang tepat dari pv tergantung pada macam dan konstruksi rem serta
bahan lapisannya. Namun demikian, pada umumnya kondisi kerja juga mempunyai pengaruh
seperti berikut:

0,1[kg.m/(mm 2 .s)] atau kurang, untuk pemakaian jarang dengan pendinginan,

0,06[kg.m/(mm 2 .s)] atau kurang, untuk pemakaian terus-menerus,

0,3[kg.m/(mm 2 .s)] atau kurang, untuk jika radiasi panas sangat baik.

Drum rem biasanya dibuat dari besi cor atau baja cor. Blok rem merupakan bagian
yang penting. Dahulu biasanya dipakai besi cor, baja liat, perunggu, kiningan tenunan asbes,
serat, kulit, dll., untuk bahan gesek, tetapi akhir-akhir inibanyak dikembangkan bahan gesek
dari dammar, serbuk logam, dan keramik. Bahan yang menghubungkan tenunan atau tenunan
istimewa terdiri dari tenunan asbes sebagai kerangka, dengan plastic cair atau minyak kering
yang diserapkan sebagai perekat, dan dikeraskan dengan cetak panas atau perlakuan panas.
Damar cetak dan setengah logam umumnya hanya berbeda dalam hal kadar serbuk logamnya.
Keduanya dibuat dengan mencampurkan serat pendek dari asbes, plastic serbuk, dan bahan
tambahan berbentuk serbuk, kemudian dibentuk. Cara ini mempunyai keuntungan karena
susunannya dapat dirubah sesuai dengan keperluan. Bahan gesek logam, logam-keramik, dan
Halaman 9

mengepres dan membentuk satu macam atau lebih serbuk logam atau serbuk keramik, dan
mengeraskannya pada temperature di bawah titik cair bahan yang bersangkutan.

Bahan rem harus memenuhi persyaratan kemanan, ketahanan, dan dapat mengerem
dengan halus.Di samping itu juga harus mempunyai koefisien gasek yang tinggi, keausan
kecil, kuat, tidak melukai permukaan drum, dan dapat menyerap getaran. Karekteristik
gesekan dari beberapa macam bahan gesek diperlihatkan dalam Gambar 5.
Gambar 5 Karakteristik gesekan yang ter- gantung
pada bahan gesek

1 : Damar cetak A (µ tinggi)

2 : Setengah logam (µ sedang)

3 : Logam (µ rendah)

4 : Tenunan (teksil) khusus

5 : Damar cetak B (µ rendah)

6 : Karet cetak

7 : Rol

Gambar 6 Blok rem

2
Dari Gambar 6, tekanan kontak p a (kg/mm ) dari permukaan blok rem adalah

p = Q / (bh) (1.8)

untuk bahan-bahan yang bersangkutan diperlihatkan dalam Tabel 1. Sudut kontak


dapat diambil diantara 50 sampai 70 derajat. Jika diameter drum adalah D (mm), maka

h  D sin (/2) (1.9)

pada rem dengan sudut besar, tekanan sebuah blok pada permukaan drum tak dapat
terbagi secara merata. Namun demikian harga p dalam persamaan (1.8) dapat diambil sebagai
Halaman 10

harga rata-rata untuk sementara.Dari tekanan kontak rencana yang diberikan P d , ditentukan
ukuran rem, dan kemudian dihitung tekanan kontak yang sesungguhnya.
Dalam Gambar 7 diperlihatkan contoh tata cara perencanaan rem blok tunggal.
Tabel 1 Koefisien gesek dan tekanan rem.

Tekanan
Bahan Koefisien
Bahan gesek permukaan P a Keterangan
Drum gesek
(kg/mm 2 )

0,10-0,20 Kering
Besi cor 0,09-0,17
0,08-0,12 Dilumasi

Kering-
Perunggu 0,10-0,20 0,05-0,08
dilumasi
Besi cor,
Kayu 0,10-0,35 0,02-0,03 Dilumasi
baja cor,
Kapas,
Tenunan 0,35-0,60 0,007-0,07
besi asbes
corkhusus
Damar,
asbes,
Cetakan (pasta) 0,30-0,60 0,003-0,18
setengah
logam

Paduan sinter 0,20-0,50 0,003-0,10 Logam

Catatan: Jika kecepan slip dan gaya tekan bertambah, maka berkurang.
Halaman 11

2.5.2. Diagram aliran untuk merencanakan rem tunggal

Gambar 7 diagram aliran


Halaman 12

2.5.3 Rem Blok Ganda

Telah disinggung diatas bahwa rem blok tunggal agak kurang menguntungkan karena
drum mendapat gaya tekan hanya satu arah hingga apada bantalan. Kekurangan tersebut
dapat diatasi jika dipakai dua blok rem yang menekan drum dari dua arah yang berlawanan,
baik dari sebelah dalam atau dari sewbelah luar drum. Rem semacam ini disebut rem blok
ganda (Gambar 8).Rem dengan blok yang menekan dari luar dipergunakan untuk mesin-
mesin industri dan kereta rel yang pada umumnya digerakan secara pneumatik, sedangkan
yang menekan dari dalam dipakai pada kendaraan jalan raya yang digerakan secara hidrolik.

Gambar 8 Rem blok ganda

Karena dipakai dua buah blok rem, maka momen T yang diserap oleh rem dapat
dinyatakan dengan rumus-rumus di bawah ini, dengan cacatan bahwa besarnyan gaya rem
dari kedua blok harus sama. Dalam Gambar 9, jika masing-masing gaya rem adalah f dan f’,
dan gaya pada tuas adalah Q dan Q’,maka

f ≈ f’; Q = Q’
T = f × (D/2) + f’ × (D/2) ≈ fD
(1.10)

atau

T = µQ(D/2) + µQ’(D/2) ≈ µQD (1.11)


Halaman 13

Gambar 9 Notasi untuk rem blok ganda

Di dalam Gambar 8, Tuas A ditumpu oleh piston B dari silinder numatik. Jika udara
tekan di B dibuang ke atmosfir, A akan jatuh karena pemberat F. Dengan demikian B akan
tertarik ke bawah dan memutar tuas C (disebut engkol bel). Gerakan ini menarik D dan E ke
kanan, dan mendorong E ke kiri.

Disini dianggap bahwa gaya Q yang dikenakan dari drum pada E adalah sama dengan
gaya Q’ pada E’.

Q dapt dihitung dengan perbandingan tuas sebagai berikut.


Q  F  a  a'  c  e  e'
a'c'e' (1.12)

Momen rem T (kg.mm)dapat diperoleh dari rumus diatas dan persamaan (3.45), dan
daya rem PB (KW ) dpat dihitung dari putaran drum rem n1 (rpm).

Tn1
PB  (1.13)
9,74 105

Perhitungan kapasistas rem dan blok rem adalah sama seperti pada rem blok tunggal.
Karena sederhananya perhitungan ini, maka disini tidak akan dibuat diagram aliran.
Halaman 14

2.6 Rem Drum (Tromol)

Rem untuk otomobil umumnya berbentuk rem drum ( macam ekspansi ) dan rem
cakera ( disk ). Rem drum mempunyai ciri lapisan rem yang terlindung, dapat menghasilkan
gaya rem yang besar untuk ukuran rem yang kecil, dan umur lapisan rem cukup panjang.
Suatu kelemahan rem ini adalah pemancaran panasnya buruk. Blok rem dari rem ini disebut
sepatu rem karena bentuknya mirip rem sepatu. Gaya rem tergantung pada letak engsel sepatu
rem dan silinder hidrolik serta arah putaran roda.

Biasanya, macam rem seperti yang diperlihatkan dalam gambar 10(a) adalah yang
terbanyak dipakai, yaitu yang memakai sepatu depan dan belakang. Pada rem macam ini,
meskipun roda berputar dalam arah yang berlawanan, gaya rem tetap besarnya. Rem dalam
gambar 10.(b) memakai dua sepatu depan, dimana gaya rem adalah satu arah putaran jauh
lebih besar dari pada dalam arah yang berlawanan. Juga terdapat macam yang diperlihatkan
dalam gambar 10(c), yang disebut duo-servo.

Gambar 10 macam macam rem drum

Dalam hal sepatu rem seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 11(a),disebut sepatu
berengsel, dan sepatu yang menggelinding pada suatu permukaan seperti dalam Gambar
11(b), disebut sepatu mengambang. Macam yang terdahulu memerlukan ketelitian yang lebih
tinggi dalam pembuatannya.
Halaman 15

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari Teori yang telah kami analisis maka dapat disimpulkan menjadi beberapa
kesimpulan sebagai berikut :

1. Rem mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu komponen kendaraan.
2. Dengan adanya rem dapat memberikan rasa aman kepada pengemudi dalam
berkendara.
3. Rem dapat memperlambat dan memberhentikan laju suatu mesin
4. Ada bermacam – macam rem yang digunakan dalam suatu mesin.

3.2 Saran

1. Kepada para mahasiswa Teknik mesin agar terus berkarya dan berinovasi dalam
teknologi tepat guna.
2. Jangan pernah menyerah, bangkitkan semangat dalam belajar.
3. Hargai waktu, manfaatkan waktu dengan sebaik – baiknya.
4. Jangan pernah takut gagal, nikmati setiap proses yang kamu jalani.
Halaman 16

Daftar Pustaka

Sularso. Suga, Kiokatsu. 1978. Dasar perencanaan dan elemen mesin. Jakarta:

PT. Pradnya Paramta.

Shigley, E, Yoseph. Mtichell, D, Larry. Harahap, Gandhi. 1984. Perencanaan

Teknik Mesin Edisi ke 4 jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Search Brake : www. Google. Com

Sucahyo, Bagyo, Darmanto, Soemarsono. 1997. Mesin Tenaga. Surakarta :

Tiga Serangkai

Anda mungkin juga menyukai