Anda di halaman 1dari 72

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR DAN PERAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL


NEGARA

OPTIMALISASI PENGUATAN PADA SISWA KELAS IV


SD NEGERI PACING KECAMATAN WEDI
KABUPATEN KLATEN

Disusun Oleh:

Nama Peserta : Herning Tyas Sarwastuti, S. Pd


NIP : 19890719 201903 2008
Angkatan : CCXXX
Jabatan : Guru Kelas Ahli Pertama
Unit Kerja : SD Negeri Pacing
Coach : Ir. Djoko Suwarso, MP.
Mentor : Sri Hartini, S. Pd

LATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III


ANGKATAN CCXXX
PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

BEKERJASAMA DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA


MANUSIA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR DAN PERAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL
NEGARA

Judul : Optimalisasi Penguatan pada Siswa Kelas IV SD


Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten
Klaten
Nama Peserta : Herning Tyas Sarwastuti, S.Pd
NIP : 19890719 201903 2 008
No. Urut : 17

Sukoharjo, 02 Oktober 2019


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Herning Tyas Sarwastuti, S.Pd


NIP. 19890719 201903 2 008

Menyetujui,

Coach Mentor

Ir. Djoko Suwarso, MP. Sri Hartini, S.Pd


Widyaiswara Ahli Madya Pembina Tk. I
NIP. 19640916 199103 1 009 NIP. 19610919 198012 2 002

ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR DAN PERAN KEDUDUKAN
APARATUR SIPIL NEGARA

Judul : Optimalisasi Penguatan pada Siswa Kelas IV


SDN Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten
Klaten

Nama Peserta : Herning Tyas Sarwastuti, S. Pd


NIP : 19890719 201903 2 008

No. Urut : 17
TELAH DISEMINARKAN
Hari : Rabu
Tanggal : 02 Oktober 2019
Tempat : D’ Madinah Inn Gentan Kabupaten Sukoharjo

Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Herning Tyas Sarwastuti, S.Pd


NIP. 19890719 201903 2 008

Mengesahkan,
COACH MENTOR

Ir. Djoko Suwarso, MP. Sri Hartini, S.Pd


Widyaiswara Ahli Madya Pembina Tk. I
NIP. 19640916 199103 1 009 NIP. 19610919 198012 2 002

NARASUMBER

Rahardjanto Pudjiantoro, SH.,MT.


Widyaiswara Ahli Madya
NIP. 19611011 198811 1 001

iii
PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan


kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dan habituasi nilai- nilai
dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berjudul “Optimalisasi Penguatan
pada Siswa Kelas IV SDN Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten”
dengan baik. Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-nilai
dasar Pegawai Negeri Sipil atau selanjutnya disebut PNS ini bertujuan
untuk meningkatkan pendidikan karakter pada siswa kelas IV SD Negeri
Pacing melalui pemberian penguatan dengan sikap perilaku PNS dan nilai
dasar PNS yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat selesai karena
bantuan dan dorongan dari banyak pihak. Dengan sepenuh hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si selaku Kepala Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah
2. Ibu Hj. Sri Mulyani selaku Bupati Klaten
3. Surti Hartini SH., CN selaku Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan
dan Pelatihan Kabupaten Klaten
4. Rahardjanto Pudjiantoro, SH.,MT selaku narasumber yang telah
memberikan masukan dan saran.
5. Ir. Djoko Suwarso,MP., selaku coach yang senantiasa dengan sabar
dan teliti dalam proses pembimbingan penyusunan rancangan
aktualisasi ini.
6. Ibu Sri Hartini, S. Pd selaku mentor yang telah banyak memberikan
arahan dan masukan dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
7. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmu pengetahuan guna
bekal rancangan dan pelaksanaan aktualisasi ini.
8. Pelda Arnol dan bapak Sugeng selaku Binsuh yang tanpa lelah
membimbing, mendampingi, dan mengayomi kami selama Latsar.

iv
9. Keluarga Besar SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten,
dan
10. Teman-teman Latsar Angkatan CCXXX.
Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan dari berbagai
pihak supaya menjadi lebih baik sehingga rancangan ini dapat dijadikan
dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi dan habituasi nilai-
nilai dasar PNS, serta memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Sukoharjo, Oktober 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN. ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN. .................................................................. iii
PRAKATA ............................................................................................. iv
DAFTAR ISI. ......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR. ............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Identifikasi Isu ........................................................................... 2
C. Dampak jika isu tidak diselesaikan ............................................ 7
D. Rumusan Masalah .................................................................... 7
E. Tujuan ....................................................................................... 8
F. Manfaat. .................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 9
A. Sikap Perilaku Bela Negara. ..................................................... 9
B. Nilai Dasar PNS ........................................................................ 10
C. Tinjauan Pustaka Penguatan .................................................... 19
BAB III PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA ....................... 27
A. Profil Organisasi. ........................................................................ 27
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi ................................ 27
2. Visi, Misi, Tujuan ....................................................................27
3. Nilai Sekolah ......................................................................... 28
4. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi .................................. 30
5. Deskripsi SDM ...................................................................... 31
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat ................................................... 33
C. Role Model ................................................................................ 35
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI............................... 37
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan
Nilai ANEKA .............................................................................. 33
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi .................................................. 56

vi
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ............................. 57
BAB V PENUTUP ..................................................................................49
A. Simpulan .................................................................................... 49
B. Pentingnya rancangan aktualisasi dilaksanakan ........................ 50
C. Dampak apabila rancangan aktualisasi tidak dilaksanakan........ 50

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 51


DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. 52

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Identifikasi Isu .......................................................................... 3


Tabel 1. 2 Analisis APKL........................................................................... 6
Tabel 3. 1 Pembagian Tugas Mengajar Guru SD Negeri Pacing
Kecamatan Wedi Tahun Pelajaran 2019/2020 ........................ 31
Tabel 3. 2 Data Siswa SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi ................... 32
Tabel 3. 3 Keadaan Guru dan Karyawan SD Negeri Pacing Kecamatan
Wedi ....................................................................................... 33
Tabel 4. 1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi ............................................ 39
Tabel 4. 2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi di SD Negeri Pacing
Kecamatan Wedi .................................................................... 56
Tabel 4. 3 Antisipasi Menghadapi Kendala-kendala Aktualisasi ............. 57

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi ............................................................. 30

Gambar 3. 2 Kepala Sekolah SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi ......... 35

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan
tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas, profesional, netral
dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara Bab I Pasal 1 Ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil
Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pendidik sebagai seorang ASN harus memegang teguh nilai-nilai
dasar ASN dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai dasar
tersebut yaitu: akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu,
dan anti korupsi (ANEKA). Nilai-nilai dasar inilah yang menjadi
pedoman seorang pendidik guna menciptakan pendidikan yang
berkualitas.

Kualitas dalam konteks pendidikan mengacu pada proses dan


hasil pendidikan. Dalam konteks proses pendidikan yang berkualitas,
melibatkan input seperti bahan ajar, variasi metodelogi yang digunakan,
sarana dan prasarana, serta suasana kelas. Sedangkan konteks hasil
dalam pendidikan yang berkualitas meliputi prestasi yang dicapai oleh
peserta didik.
Hasil pengamatan penulis, ada beberapa isu yang terdapat di SD
Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten antara lain suasana

1
dekorasi kelas yang kurang variatif sehingga siswa mudah bosan,
belum optimalnya penguatan di kelas IV sehingga motivasi berprestasi
siswa tidak optimal, masih banyaknya alat peraga yang belum
dimanfaatkan oleh pendidik secara optimal, kurang optimalnya kegiatan
kesehatan siswa yang berkerja sama dengan Puskesmas setempat,
dan belum optimalnya pemanfaatan LCD untuk pembelajaran di
sekolah. Isu-isu tersebut perlu diidentifikasi dan dianalisis untuk
menentukan isu yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.

B. Identifikasi Isu
Berdasarkan identifikasi beberapa isu atau problematika yang
ditemukan ketika melaksanakan tugas sebagai Guru Kelas IV di SD
Negeri Pacing, rancangan aktualisasi ini disusun. Sumber isu yang
diangkat dapat berasal dari individu, unit kerja, maupun organisasi. Isu-
isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek:
1. Manajemen ASN,
2. Whole of Government (WoG), dan
3. Pelayanan Publik.
Kemudian dipetakan beberapa isu atau problematika di SD Negeri
Pacing, antara lain:
1. Suasana kelas IV SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten
Klaten yang kurang variatif dan membosankan.
2. Kurang optimalnya peran guru dalam penguatan pada siswa kelas
IV SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.
3. Belum optimalnya pemanfaatan alat peraga di SD Negeri Pacing
Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.
4. Kurang optimalnya kerja sama dengan puskesmas untuk
pengembangan UKS SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi
Kabupaten Klaten.
5. Kurang optimalnya pemanfaatan multimedia (LCD) dalam proses
pembelajaran di SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten
Klaten.

2
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai
Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat
diidentifikasi isu- isu sebagai berikut:

Tabel 1.1 Identifikasi Isu


Identifikasi Isu Kondisi yang
No Sumber Isu Kondisi Saat Ini Diharapkan
1 Suasana kelas IV Pelayanan  Kurangnya dekorasi  Kelas yang penuh
SD Negeri Pacing Publik kelas sehingga dengan dekorasi yang
Kecamatan Wedi tampak menyenangkan
Kabupaten Klaten membosankan
yang kurang
 Guru lebih
variatif dan
 Guru kurang bersemangat
membosankan. meluangkan waktu untuk mendekorasi
untuk membuat ruang kelas.
dekorasi kelas

2 Kurang optimalnya Pelayanan  Guru kurang  Guru semakin


peran guru dalam Publik bersemangat dalam bersemangat
penguatan pada memberikan memberikan
siswa kelas IV SD penguatan pada penguatan pada siswa
Negeri Pacing siswa untuk untuk mencapai
Kecamatan Wedi mencapai prestasi prestasi teringgi.
Kabupaten Klaten. tertinggi  Siswa semakin
 Siswa kurang termotivasi untuk
termotivasi untuk mencapai prestasi
mencapai prestasi tertinggi
tertinggi

3
3 Belum optimalnya Manajemen  Penggunaan  Guru lebih maksimal
pemanfaatan alat ASN alat peraga dalam menggunakan
peraga di SD Negeri belum maksimal alat peraga sehingga
Pacing Kecamatan dalam proses belajar
Wedi Kabupaten pembelajaran. menjadi lebih variatif.
Klaten.
 Penataan ruang  Penataan ruang alat
alat perga yang peraga menjadi lebih
kurang rapi. rapi.
4 Kurang Whole of Belum adanya web Masyarakat dapat
optimalnya kerja Government sekolah yang bisa memantau
sama dengan diakses masyarakat perkembangan sekolah
puskesmas untuk dan memberian kritik
dan saran yang
pengembangan membangun melaui
UKS SD Negeri web sekolah.
Pacing
Kecamatan Wedi
Kabupaten Klaten.

5 Kurang Manajemen Guru-guru masih Meningkatnya kualitas


optimalnya ASN enggan pembelajaran dengan
pemanfaatan menggunakan penggunaan LCD yang
multimedia LCD dalam proses optimal.
(LCD) dalam pembelajaran.
proses
pembelajaran di
SD Negeri
Pacing
Kecamatan
Wedi Kabupaten
Klaten.
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019)

Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan,


perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses
tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu
yakni berupa:

1. APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan Kelayakan)


APKL memiliki 4 kriteria penilaian yaitu Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan.
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
di kalangan masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan solusinya.

4
c. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
d. Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya .
2. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabel dengan skor 1-5.

a. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak


atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
c. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.

5
Tabel 1.2. Analisis Metode APKL-USG
Kriteria A Kriteria B
Identifikasi Isu Jumlah Peringkat
A P K L Ket. U (1-5) S (1-5) G (1-5)
Suasana kelas IV SD Negeri Pacing + + + +
Memenuhi
Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten yang 4 4 4 12 3
Syarat
kurang variatif dan membosankan.
Kurang optimalnya peran guru dalam
penguatan pada siswa kelas IV SD Memenuhi 5 5 5 15 1
+ + + +
Negeri Pacing Kecamatan Wedi Syarat
Kabupaten Klaten
Belum optimalnya pemanfaatan alat + + + + Memenuhi
peraga di SD Negeri Pacing Kecamatan Syarat 5 4 4 13 2
Wedi Kabupaten Klaten.
Kurang optimalnya kerja sama dengan Tidak
puskesmas untuk pengembangan UKS SD Memenuhi
+ + - -
Negeri Pacing Kecamatan Wedi Syarat
Kabupaten Klaten.
Kurang optimalnya pemanfaatan Tidak
multimedia (LCD) dalam proses Memenuhi
+ + + -
pembelajaran di SD Negeri Pacing Syarat
Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019)

Keterangan Bobot:
5 = sangat mendesak 2 = kurang mendesak
4 = mendesak 1 = sangat kurang mendesak
3 = cukup mendesak

6
Dari kedua isu tersebut, ditetapkan isu paling prioritas yakni
“Kurang optimalnya peran guru dalam penguatan pada siswa kelas IV
SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten” dengan skor
USG 15.

C. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan


Dampak Isu “Kurang optimalnya peran guru dalam penguatan
pada siswa kelas IV SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten
Klaten” jika tidak dilakukan upaya peningkatan adalah:
1. Menurunnya semangat siswa kelas IV SD Negeri Pacing Kecamatan
Wedi Kabupaten Klaten untuk berusaha secara optimal dalam
mencapai prestasi
2. Menurunnya rasa ingin tahu siswa kelas IV SD Negeri Pacing
Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten
3. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Pacing
Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten yang berdampak pada
menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat pada lembaga.
4. Siswa kelas IV SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten
Klaten akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah berputus asa
dalam menyelesaikan masalah.

D. Rumusan Masalah
Dari isu yang telah ditetapkan maka rumusan masalah kegiatan
aktualisasi melalui habituasi adalah:
“Bagaimana Cara Mengoptimalkan Peran Guru dalam Penguatan
Siswa Kelas IV SD Negeri Pacing Kecamaan Wedi?”
Gagasan Pemecahan Isu pada unit kerja SD Negeri Pacing
adalah “Optimalisasi Penguatan Siswa Kelas IV SD Negeri Pacing
Kecamatan Wedi”.

7
E. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada rancangan aktulisasi ini adalah
untuk mengoptimalkan penguatan pada siswa kelas IV SD Negeri
Pacing Kecamatan Wedi melalui aktualisasi nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi).

F. Manfaat
Manfaat dari rancangan aktualisasi ini yaitu :
1. Peserta Pelatihan Dasar CPNS
a. Meningkatkan pemahaman dan internalisasi nilai dasar ANEKA
sebagai landasan dalam menjalankan profesi di tempat kerja
melalui optimalisasi penanaman
b. Menjadi penuntun dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi nilai
dasar di unit kerja serta dasar pelaporan aktualisasi nilai- nilai
dasar ANEKA di SD Negeri Pacing melalui peningkatkan
motivasi berprestasi siswa.

2. SD Negeri Pacing
a. Membantu mewujudkan visi dan misi SD Negeri Pacing melalui
optimalisasi penguatan di kelas IV SD Negeri Pacing.
b. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di SD Negeri Pacing
melalui optimalisasi penguatan untuk siswa kelas IV SD N
Pacing.

3. Masyarakat
a. Mendapatkan pelayanan pendidikan yang prima sebagai wujud
aktualisasi nilai dasar ANEKA melalui optimalisasi penguatan
untuk siswa SD N Pacing.

b. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas


pendidikan melalui optimalisasi penguatan untuk siswa kelas IV
SD N Pacing.

8
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sikap Perilaku Bela Negara


Bela negara merupakan sebuah konsep yang disusun oleh
perangkat perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme
seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara
dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Dilihat
dari segi fisik, bela negara merupakan upaya pertahanan yang
dilakukan dalam menghadapi ancaman, serangan dan agresi dari
pihak-pihak yang dapat mengancam keberadaan negara. Sedangkan
dari segi non fisik, diartikan sebagai sebagai upaya yang dilakukan
dalam rangka berperan aktif untuk memajukan bangsa dan negara,
yang dapat dilakukan melalui berbagai bidang misalnya pendidikan,
kesehatan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan
masyarakat yang ada di dalamnya.
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 3, menyebutkan
bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Begitu pula dengan seorang Aparatur Sipil Negara
(ASN) sebagai bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan
kewajiban yang sama untuk melakukan bela Negara sebagaimana
diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
Seorang ASN harus mampu menginternalisasikan nilai-nilai
dasar PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu dan Anti Korupsi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi di
unit kerja masing-masing. Peran ASN dalam memajukan bangsa dan
negara melalui pelayanan di masing-masing institusi merupakan salah
satu wujud dari bela negara.

9
Dengan melaksanakan kewajiban bela negara tersebut,
merupakan bukti dan proses bagi ASN untuk menunjukkan kesediaan
mereka dalam berbakti kepada nusa dan bangsa, serta kesadaran
untuk mengorbankan diri guna membela negara.

B. Nilai Dasar ASN


Di dalam menjalankan tugasnya, seorang ASN dituntut untuk
mampu bersikap dan bertindak profesional dalam melayani
masyarakat. Sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang- Undang
Nomor 5 Tahun 2014, yaitu mencetak PNS dengan mengedepankan
penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter. Oleh karena itu,
seorang PNS harus mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi (ANEKA). Harapannya karakter PNS akan kuat, sehingga
berkompeten dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Adapun nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas seorang ASN dapat
dikatakan terwujud apabila dapat memenuhi indikator-indikator:
kepemimpinan, transparansi, integritas, tanggung jawab, keadilan,
kejelasan, keseimbangan, konsistensi, dan kepercayaan.
Penjelasan lebih lengkapnya sebagai berikut:

a. Kepemimpinan :
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.

10
b. Transparansi :
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas :
Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab:
Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
e. Keadilan :
Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan :
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
g. Keseimbangan :
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan :
Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi :
Sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.

11
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta
yang wajar terhadap bangsa dan negara, sekaligus menghormati
bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Ada lima nilai
dasar dari nasionalisme yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Sila Pertama :
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
2) Tuhan Yang Maha Esa, sesuai ketakwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
3) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap dengan
agama dan kepercayaannya masing- masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
4) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
5) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
6) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
7) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
8) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain

12
b. Sila Kedua :
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.

2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan


kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda- bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga :
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan
dan bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka

13
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Sila Keempat :
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima :
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

14
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

3. Etika Publik
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik
profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang ASN, melalui indikator sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

15
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan tindakan untuk
menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi, dan kinerja yang
berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. Profesionalisme
Bertindak secara profesional sesuai dengan profesi yang
dijabat dalam menjaga kualitas pelayanan.
b. Efektivitas
Dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat mencapai
hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan
tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik

16
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektivitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu, dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
c. Efisiensi
Dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.

d. Inovasi
Dapat muncul karena ada dorongan dari dalam (internal)
untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena ada
desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya permintaan
pasar. Inovasi dalam layanan publik harus mencerminkan hasil
pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi
setiap individu untuk membangun karakter dan mindset baru
sebagai aparatur penyelenggara pemerintahan, yang
diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dengan sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
f. Orientasi mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi. Orientasi mutu berkomitmen untuk
senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk
kualitas pelayanan sehingga pelanggan menjadi puas dalam
pelayanan.

17
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi dikatakan
sebagai kejahatan yang luar biasa karena dampaknya yang luar
biasa yaitu mampu merusak tatanan kehidupan dalam ranah
pribadi, keluarga, masyarakat maupun ranah kehidupan yang lebih
luas lagi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan pakar
telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Ada 9
(sembilan) nilai-nilai anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur

Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan


utama bagi penegakan integritas diri. Seseorang yang dapat
berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri dari perbuatan curang.

b. Peduli
Adanya kepedulian terhadap orang lain menjadikan
seseorang memiliki rasa kasih sayang antar sesama. Pribadi
dengan jiwa sosial yang tinggi tidak akan tergoda untuk
mmeperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter pada diri seseorang
untuk tidak mudah bergantung kepada pihak lain. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang

18
mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama
manusia. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak
akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya
kemanfaatan publik yang sebesar- besarnya.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.

h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari
bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Adil
merupakan kemampuan seseorang untuk memperlakukan
orang lain sesuai dengan hak dan kewajibannya.

6. Tinjauan Pustaka Penguatan


a. Pengertian
Wojowasito dan Tito Wasito dalam Moh. Uzer Usman
(1980: 175) menyatakan bahwa istilah reinforcement berarti
penguatan.
Istilah reinforcement atau penguatan berasal dari Skinner,
salah seorang ahli psikologi yang belajar mengenai teori

19
behavioristik. Skinner yang dikutip oleh Syamsu Yusuf (2003:
78), mengartikan reinforcement ini sebagai setiap konsekwensi
atau dampak dari tingkah laku yang memperkuat tingkah laku
tertentu .
JJ Hasibuan dan Moejiono (2002:58) menyatakan bahwa
reinforcement atau penguatan berarti sebagai suatu tingkah
laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku
tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul
kembali.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005: 118), pemberian
penguatan diartikan sebagai pemberian respon dari guru
kepada peserta didik baik yang bersifat positif maupun negatif
dalam interaksi edukatif. Lebih lanjut lagi Syaiful Bahri
Djamarah mengemukakan pemberian respon positif bertujuan
agar tingkah laku yang sudah baik itu frekuensinya akan
berulang atau bertambah. Sedangkan respon negatif bertujuan
untuk mengurangi atau menghilangkan tingkah laku yang
kurang baik.
Sedangkan Moh. Uzer Usman (2006: 80-81) menuliskan,
“reinforcement atau penguatan adalah segala bentuk
respons, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap
tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi
atau umpan balik bagi si penerima (siswa) atau perbuatannya
sebagai suatu tindak dorongan ataupun koreksi.”
Dalam bahasa lain diungkapkan bahwa penguatan
merupakan respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa reinforcement atau penguatan adalah respon positif

20
yang diberikan dari guru dengan tujuan untuk menambah
frekuensi tingkah laku positif yang telah dilakukan oleh siswa.
b. Tujuan
Syaiful Bahri Djamarah (2005: 118) mengemukakan 5
tujuan reinforcement dalam interaksi edukatif. Paparannya
sebagai berikut:
1. Meningkatkan perhatian siswa dan membantu siswa
belajar apabila pemberian penguatan digunakan secara
selektif.
2. Memberi motivasi pada siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Dipakai untuk mengontrol atau mengubah tingkah laku
siswa yang mengganggu, dan meningkatkan cara belajar
produktif.
4. Mengembangkan kepercayaan diri siswa untuk mengatur
diri sendiri dalam pengalaman belajar.
5. Mengarahkan terhadap pengembangan berfikir yang
divergen (berbeda) dalam pengambilan inisiatif yang
bebas.
c. Aplikasi

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian penguatan ialah


guru atau pendidik harus yakin bahwa siswa akan
menghargainya dan menyadari akan respon yang diberikan.
Syaiful Bahri Djamarah, (2005: 119) menuliskan beberapa
situasi yang efektif dalam reinforcement, yaitu pada saat:
1. Siswa memperhatikan guru, kawan lainnya, dan benda yang
menjadi tujuan diskusi.
2. Siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku,
membaca, dan bekerja di papan tulis.
3. Menyelesaikan hasil kerja baik selesai penuh atau
menyelesaikan format.

21
4. Bekerja dengan kualitas baik. (kerapian, ketelitian,
keindahan, dan mutu materi)
5. Perbaikan pekerjaan, (dalam kualitas, hasil, atau
penampilan)
6. Ada kategori tingkah laku (tepat, tidak tepat, verbal, fisik,
dan tertulis).
7. Tugas mandiri (perkembangan pada pengarahan diri sendiri,
mengelola tingkah laku sendiri, dan mengambil inisiatif
kegiatan sendiri)
d. Pola
Syaiful Bahri Djamarah (2005) mengemukakan pola dasar
reinforcement adalah pola berkesinambungan dan pola
sebagian-sebagian.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2005), penguatan yang
berkesinambungan adalah penguatan yang seratus persen
dibutuhkan bagi tingkah laku kelas tertentu. Lebih lanjut lagi
Syaiful Bahri Djamarah menyatakan bahwa penguatan ini akan
tepat apabila diberikan pada saat memulai pelajaran baru tetapi
biasanya jarang sekali dapat dilakukan.
Sedangkan pola yang sebagian-sebagian menurut Syaiful
Bahri Djamarah (2005), adalah reinforcement yang diberikan
terhadap suatu respon tertentu tetapi tidak keseluruhan.
Pola dan frekuensi reinforcement akan berhubungan
dengan kebutuhan individu, kepentingan, tingkah laku, dan
kemampuan yang semuanya merupakan prinsip-prinsip yang
sangat penting (Syaiful Bahri Djamarah, 2005:119).
e. Komponen
Syaiful Bahri Djamarah (2005: 120), menyatakan bahwa
dalam reinforcement atau penguatan terdapat 6 komponen
yaitu: 1) penguatan verbal, 2) penguatan gestural, 3) penguatan
kegiatan, 4) penguatan mendekati, 5) penguatan sentuhan, dan

22
6) penguatan tanda. Jabaran komponen tersebut yaitu:
1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal berupa pujian dan dorongan yang
diucapkan guru untuk respon atau tingkah laku siswa.
Ucapan tersebut dapat berupa kata-kata bagus, baik, betul,
benar, tepat, dan lain-lain.
2. Penguatan Gestural
Penguatan gestural sangat erat sekali dengan pemberian
penguatan verbal. Syaiful Bahri Djamarah juga
mengemukakan bahwa ucapan atau komentar yang
diberikan guru terhadap respon, tingkah laku, atau pikiran
siswa dapat dilakukan dengan mimik yang cerah, senyum,
anggukan, acungan jempol, atau tepuk tangan. Semua
gerakan tubuh tersebut merupakan bentuk pemberian
penguatan gestural. Dalam hal ini guru dapat
mengembangkan sendiri gerakan tersebut sesuai dengan
kebiasaan yang berlaku sehingga dapat tercipta interaksi
antara guru dan siswa yang menguntungkan.
3. Penguatan Kegiatan
Penguatan dalam bentuk kegiatan ini banyak terjadi apabila
guru menggunakan suatu kegiatan atau tugas sehingga
siswa dapat memilih dan menikmatinya sebagai suatu
hadiah atas pekerjaan atau penampilan sebelumnya. Lebih
lanjut lagi Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa
perlu diperhatikan dalam memilih kegiatan atau tugas
hendaknya dipilih yang memiliki relevansi dengan tujuan
pelajaran yang dibutuhkan dan digunakan siswa.
4. Penguatan Mendekati
Perhatian guru terhadap siswa menunjukan bahwa guru
tertarik. Secara fisik guru mendekati siswa, dapat dikatakan
sebagai penguatan mendekati.Penguatan mendekati

23
digunakan untuk memperkuat penguatan verbal, penguatan
tanda, dan penguatan sentuhan.
5. Penguatan Sentuhan
Penguatan sentuhan erat sekali hubungannya dengan
penguatan mendekati. Penguatan sentuhan merupakan
penguatan yang terjadi apabila guru secara fisik menyentuh
siswa yang bertujuan untuk memberikan penghargaan atas
penampilan, tingkah laku, atau kerja siswa.
6. Penguatan Tanda
Apabila guru menggunakan berbagai macam simbol berupa
benda atau tulisan yang ditujukan pada siswa untuk
penghargaan terhadap suatu penampilan, tingkah laku,
atau kerja siswa, disebut sebagai penguatan tanda (token
reinforcement).
f. Model Penggunaan
Syaiful Bahri Djamarah (2005: 122-123), menuliskan empat
model penggunaan reinforcement atau penguatan yaitu 1)
penguatan seluruh kelompok, 2) penguatan yang ditunda, 3)
penguatan partial, 4) penguatan perorangan. Adapun jabaran
masing-masing model penggunaan penguatan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Penguatan Seluruh Kelompok
Pemberian penguatan kepada seluruh anggota kelompok
salam kelas dapat dilakukan secara terus menerus seperti
halnya pemberian penguatan pada perorangan.Penguatan
gestural, verbal, tanda, dan kegiatan merupakan
komponen penguatan yang dapat diperuntukan pada
seluruh anggota kelompok.
2. Penguatan yang Ditunda
Penundaan pemberian penguatan dinilai kurang efektif,
namun penundaan tersebut dapat dilakukan dengan

24
memberi isyarat verbal bahwa penghargaan akan diberikan
kemudian.
3. Penguatan Partial
Penguatan ini sama dengan penguatan sebagian-sebagian
atau penguatan tidak berkesinambungan, diberikan kepada
siswa untuk sebagian responnya.
4. Penguatan Perorangan
Penguatan perorangan merupakan pemberian penguatan
secara khusus. Pemberian penguatan perorangan dapat
dilakukan dengan menyebutkan nama, perilaku, atau
penampilan siswa yang bersangkutan.
g. Prinsip Penggunaan
Empat prinsip pengguanaan reinforcement atau penguatan
yang harus diperhatikan oleh guru, dipaparkan oleh Syaiful
Bahri Djamarah (2005: 123-124) antara lain: 1) hangat dan
antusias, 2) hindari penggunaan penguatan negatif, 3)
penggunaan bervariasi, 4) bermakna. Adapun jabaran masing-
masing prinsip penggunaan penguatan atau reinforcement
adalah sebagai berikut:
1. Hangat dan Antusias
Kehangatan dan keantusiasan guru dalam memberikan
penguatan kepada siswa memiliki aspek penting dalam
tingkah laku dan hasil belajar siswa. Lebih lanjut lagi Syaiful
Bahri Djamarah juga mengemukakan bahwa kehangatan
dan keantusiasan adalah bagian yang tampak dari interaksi
guru dan siswa.
2. Hindari Penggunaan Penguatan Negatif
Walaupun pemberian hukuman atau kritik adalah efektif
untuk mengubah motivasi, penampilan, dan tingkah laku
siswa, namun pemberian itu membawa dampak yang
sangat kompleks dan secara psikologis agak kontraversial,

25
karena itu sebaiknya dihindari.
3. Penggunaan Bervariasi
Pemberian penguatan sebaiknya bervariasi baik komponen
maupun caranya. Syaiful Bahri Djamarah juga menyatakan
bahwa penggunaan komponen dan cara penguatan yang
sama dan berulang-ulang akan mengurangi efektivitas
pemberian penguatan. Lebih lanjut lagi Syaiful Bahri
Djamarah mengemukakan pemberian penguatan juga akan
bermanfaat apabila arah pemberiannya bervariasi atau
sebaiknya tidak berurutan.
4. Bermakna
Agar pemberian penguatan menjadi efektif, maka harus
dilaksanakan pada situasi di mana siswa mengetahui
adanya hubungan antara pemberian penguatan terhadap
tingkah lakunya dan melihat itu sangat bermanfaat.

26
BAB III
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA

A. Profil Organisasi
1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi
Nama sekolah : SD NEGERI PACING
NPSN : 20309632
Status Sekolah : Negeri
Jenjang Pendidikan : SD
SK Pendirian Sekolah : 421.2/1941/11
Tanggal SK Pendirian : 08-01-1963
Organisasi Penyelenggara : Pemerintah
Alamat : Pacing, Pacing, Wedi, Klaten
E-mail : sdpacing.negeri@gmail.com
2. Visi, Misi, Tujuan, dan Nilai Sekolah
a. Visi Sekolah
“Mewujudkan siswa berprestasi dalam pengetahuan,
terampil, madiri, bertqwa, berbudi luhur, serta cinta tanah air.”
b. Misi Sekolah
1) Meningkatkan disiplin guru dan murid.
2) Meningkatkan potensi siswa.
3) Meningkatkan potensi guru.
4) Terwujudnya suasana sekolah yang kondusif.
5) Menumbuhkan rasa hormat siswa kepada yang lebih tua.
6) Mendidik siswa untuk beribadah sesuai dengan agamanya.
7) Menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air.
c. Tujuan Sekolah
1) Strategis
“Meningkatkan kualitas pendidikan Sekolah Dasar
Negeri Pacing menuju sekolah berkualitas”

27
2) Teknis
a) Menyusun tata kelola penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran yang baik
b) Merencanakan dan menyusun rencana kegiatan
pendidikan
c) Menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung
pendidikan dan pembelajaran
d) Merencanakan dan menyusun sumber dana yang dapat
mendukung pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran
e) Menyiapkan tenaga dan sumber daya manusia
d. Nilai Sekolah
1) Integritas
Keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Indikator dari integritas adalah konsisten, jujur, menghindari
benturan keinginan, berpikiran positif, arif, bijaksana, dan
mematuhi peraturan perundang- undangan.
2) Kreatif dan Inovatif
Memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk
menciptakan hal baru yang berbeda dari yang sudah ada
atau yang sudah dikenal seKurangnya. Indikator dari kreatif
dan inovatif adalah memiliki pola piker, cara pandang yang
variatif terhadap setiap permasalahan, bersikap terbuka,
berani mengambil terobosan, dan memanfaatkan teknologi
secara efektif dan efisien.
3) Inisiatif
Kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi yang
dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan. Indikator dari
inisiatif adalah responsive, bersikap proaktif, dan memiliki
dorongan untuk menyelesaikan masalah.
4) Pembelajar
Selalu berusaha untuk mengembangkan kompetensi
dan profesionalisme. Indikator dari pembelajar adalah

28
berkeinginan untuk selalu menambah wawasan, mengambil
hikmah atas segala kesalahan, dan berbagi pengetahuan
dengan rekan kerja.
5) Aktif
Senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
Indikator dari aktif adalah terlibat langsung dalam setiap
kegiatan dan memberi dukungan kepada rekan kerja.
6) Tanpa pamrih
Bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh dedikasi.
Indikator yang termasuk dalam tanpa pamrih adalah penuh
komitmen dalam melaksanakan pekerjaan, rela membantu
rekan kerja, dan menunjukkan sikap 4S (senyum, sapa,
sopan, dan santun)

29
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi

KEPALA SEKOLAH
NARASUMBER KOMITE
SRI HARTINI, S.Pd.

GURU KELAS I GURU KELAS II

ENDARWATI,S.Pd M. RINDARMANI, S.Pd


S.Pd.

GURU KELAS III GURU KELAS IV

RENDY DELA ROSA, S.Pd. HERNING TYAS S, S.Pd

GURU KELAS V GURU KELAS VI

NENIK SEPTYANI, S.Pd.SD DWI LESTARI, S.Pd.SD

GURU BAHASA JAWA GURU BAHASA GURU PENJAS


INGGRIS
SRI HARTATI, S.Pd. MARYOTO., S.Pd
HARYANTI, S.Pd

OPERATOR BOS OPERATOR DAPODIK


BENDAHARA BOS PENJAGA
DAN ASET
DWI LESTARI, S.Pd.SD HERNING TYAS S, S.Pd SRI HARTATI,
SUMYANI, S.Pd.
S.Pd.I SUGIYONO

SISWA

MASYARAKAT SEKITAR

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Sekolah

30
Tabel 3. 1 Pembagian Tugas Mengajar Guru SD Negeri Pacing

Gol./ Jabatan Jenis Mengajar Jumlah Jumlah


No Nama/NIP Ket
Ruang Guru Guru Kelas Jam Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9
SR HARTINII, S.Pd.
1. IV/B Gr. Madya
NIP.19610919 198012 2 002 KS

ENDARWATI, S..Pd Guru 1


2. IV/A Gr. Madya 24 22 -
NIP.19600911 198204 2 005 Kelas
DWI LESTARI, S.Pd. Guru
3. III/C Gr. Muda 6 24 26 -
NIP.19710815 200501 2 012 Kelas
NENIK SEPTIANI,S.Pd.SD Guru
4. III/A Gr. Pertama 5 24 31 -
NIP.19700914 201410 2 001 Kelas
RENDY DELA ROSA, S.Pd Guru
5. III/A Gr. Pertama 3 24 28 -
NIP. 19890119 201903 1 005 Kelas
HERNING TYAS S, S.Pd Guru
6. III/A Gr, Pertama 4 24 28 -
NIP. 19890719 201903 2 008 Kelas
M.RINDARMANI,S.Pd Guru
7. - Gr.WB 2 24 26 -
NIP. Kelas
Bhs
HARYANTI,S.Pd Guru Inggris
8. - Gr .WB 3 12 113
NIP.- Mapel 3-6
SSD 3-4
Bhs
SRI HARTATI,S.Pd Guru Jawa 3-
9. - Gr.WB 2 12 113
NIP.- Mapel 6
SSD 5-6
MARYOTO,A.Ma.Pd Guru Penjas/
10. IV/A Gr.Madya 1-6 24 161
NIP.19620921 198508 1 002 Mapel Orkes
(Sumber: SD Negeri Pacing, 2019)

4. Deskripsi SDM, Sarpras, dan Sumber Daya Lain


a. Lingkungan Sekolah :
Luas Tanah : 3.000 m2
b. Rombongan Belajar
Kelas I : 1 Rombongan Belajar
Kelas II : 1 Rombongan Belajar
Kelas III : 1 Rombongan Belajar
Kelas IV : 1 Rombongan Belajar
Kelas V : 1 Rombongan Belajar
Kelas VI : 1 Rombongan Belajar
c. Data dan Kondisi Ruang Kelas
Kelas I : 1 Ruang Dengan Kondisi Baik
Kelas II : 1 Ruang Dengan Kondisi Baik
Kelas III : 1 Ruang Dengan Kondisi Masa Rehab

31
Kelas IV : 1 Ruang Dengan Kondisi Masa Rehab
Kelas V : 1 Ruang Dengan Kondisi Masa Rehab
Kelas VI : 1 Ruang Dengan Kondisi Masa Rehab
d. Data Bangunan dan Ruang Lainnya
1) Ruang Guru : 1 Ruang dengan kondisi baik
2) Ruang Kepala Sekolah : 1 Ruang dengan kondisi baik
3) Ruang Perpustakaan : 1 Ruang dengan kondisi baik
4) Ruang Laboratorium : 1 Ruang dengan kondisi baik
5) Kamar mandi Guru/ WC : 1 Ruang dengan kondisi baik
6) Kamar mandi Siswa/ WC : 4 Ruang dengan kondisi baik
7) Kantin : 1 Ruang dengan kondisi baik
8) Ruang UKS : 1 Ruang dengan kondisi baik
9) Tempat Parkir : 2 Ruang dengan kondisi baik
e. Data Siswa
Data siswa dan rombongan belajar SD Negeri Pacing tahun
pelajaran 2019/2020 adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Data Siswa SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi
Kabupaten Klaten

Jumlah Siswa
No Kelas Jumlah Jumlah Ket
Kelas L P
1 I 1 15 7 22
2 II 1 10 16 26
3 III 1 20 8 28
4 IV 1 19 9 28
5 V 1 17 14 31
6 VI 1 14 12 26
Jumlah 6 95 66 161

(Sumber: SD Negeri Pacing, 2019)

32
f. Data Guru dan Karyawan SD Negeri Pacing
Data guru dan karyawan SD Negeri Pacing tahun pelajaran
2019/2020 adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Keadaan Guru dan Karyawan SD Negeri Pacing


PENDIDIKAN
No STATUS GURU SMA SPG D1 D2 D3 D4 S1 S2
1 Kepala Sekolah - - - - - - 1 -
2 Guru Kelas PNS - - - - - - 5 -
Guru Kelas non
3 - - - - - - 1 -
PNS
4 Guru Mapel PNS - - - - - - 1 -
Guru Mapel Non
5 - - - - - - 2 -
PNS
Tenaga
6 - - - - - - - -
Administrasi
6 Penjaga 1 - - - - - - -
JUMLAH 1 0 0 0 0 0 10 0
(Sumber: SD Negeri Pacing, 2019)
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat
Tugas guru dijelaskan dalam BAB XI Pasal 39 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 20 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru yaitu :
a. Merencanakan pembelajaran
b. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu
c. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
d. Membimbing dan melatih peserta didik
e. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
f. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok
yang sesuai dengan beban kerja guru
g. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan.

33
Tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam
Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, diantaranya :
a. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan
b. Menyusun silabus pembelajaran
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
e. Menyusun alat ukur soal sesuai mata pelajaran
f. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran di kelasnya
g. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran
h. Melaksanakan pembelajaran, perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi
i. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya (khusus guru kelas)
j. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan
hasil belajar tingkat sekolah/madrasah dan nasional
k. Membimbing guru pemula dalam program induksi
l. Membimbing siswadalam kegiatan ekstra kurikuler proses
pembelajaran
m. Melaksanakan pengembangan diri
n. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/ atau karya inovatif
o. Melakukan presentasi ilmiah
Lebih lanjut Sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai, tugas
guru di sebutkan:
a. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
b. Mengevaluasi dan menilai hasil pembelajaran
c. Menganalisis hasil pembelajaran
d. Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian.
Fungsi guru yang dimaksudkan di sini juga termasuk dalam
tugas guru yang sudah dijabarkan di atas, namun terdapat beberapa
fungsi lain yang terkandung dalam poin D dan E Pasal 20 Undang-

34
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta poin a,
b, dan c Pasal 40 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni :
a. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa
b. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode
etik guru serta nilai-nilai agama dan etika
c. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis dan dialogis
d. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan
e. Memberi teladan dan menjaga nama baik, lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

C. Role Model

Gambar 3. 2 Kepala Sekolah SD Negeri Pacing

Peranan atau role adalah suatu perilaku yang diharapkan oleh


orang lain dari seseorang yang menduduki status tertentu. Peranan
juga memiliki beberapa bagian, salah satunya yaitu model peranan
(Role Model). Role Model adalah seseorang yang tingkah lakunya kita
contoh, tiru, dan kita ikuti. Dalam kegiatan aktualisasi ini, yang menjadi
role model adalah Kepala SD Negeri Pacing yaitu Ibu Sri Hartini, S.
Pd. Alasan beliau dijadikan role model pada pelaksanaan rencana
aktualisasi ini yaitu karena beliau adalah seorang wanita yang mampu
menunjukkan integritasnya sebagai seorang pemimpin, namun tidak
meninggalkan tanggungjawabnya sebagai seorang ibu dari tiga orang
anak.

35
Pembawaan pribadi beliau yang sederhana dan hangat namun
menunjukkan totalitas dalam bekerja turut menjadikan beliau menjadi
salah satu sosok yang pantas untuk diteladani sebagai seorang
Pegawai Negeri Sipil.
Sebagai sosok pemimpin, sifat yang ramah berhasil membawa
suasana yang nyaman di dalam maupun di luar kantor. Sebagai
manajemen di sekolah, beliau telah berhasil mengkoordinasikan tugas
dan fungsi guru sebagaimana mestinya. Sebagai motivator, beliau
tidak pernah lelah untuk menyemangati guru, untuk tidak mudah
menyerah dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam dunia
pendidikan. Sebagai fasilitator beliau selalu menjembatani baik guru,
siswa maupun stakeholder untuk melaksanakan kegiatan dengan
penuh tanggung jawab.

36
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan


Nilai ANEKA
1. Unit Kerja : SD Negeri Pacing
2. Identifikasi Isu :
a. Suasana kelas IV SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi
Kabupaten Klaten yang kurang variatif dan membosankan.
b. Kurang optimalnya peran guru dalam penguatan pada siswa
kelas IV SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.
c. Belum optimalnya pemanfaatan alat peraga di SD Negeri
Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.
d. Kurang optimalnya kerja sama dengan puskesmas untuk
pengembangan UKS SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi
Kabupaten Klaten.
e. Kurang optimalnya pemanfaatan multimedia (LCD) dalam
proses pembelajaran di SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi
Kabupaten Klaten.
3. Isu yang diangkat :
Kurang optimalnya peran guru dalam penguatan pada siswa kelas
IV SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten.
4. Gagasan Penyelesaian Isu yaitu :
Optimalisasi Penguatan pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pacing
Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten
5. Kegiatan penyelesaian isu:
a. Mengenalkan PAPAN GEMBUS (Papan Gerakan Menabur
Bintang untuk Siswa) berupa papan hasil kerja siswa yang
berisi foto dan bintang-bintang yang berhasil dikumpulkan
ketika siswa mampu menyelsaikan masalah secara
optimal.(Inovasi)
b. Membiasakan GETUK (Gerakan Tebak Duduk) sebelum
memulai pelajaran, yaitu kegiatan dengan memberikan

37
pertanyaan terkait pembelajaran hari sebelumnya. Bagi siswa
yang bisa menjawab dengan tepat bisa duduk di kursinya.
(Inovasi)
c. Kegiatan SERABI (Suasana Ceria Ala Bioskop), yaitu kegiatan
menonton film pendek untuk menumbuhkan motivasi anak-anak
dalam mencapai cita-cita tertingginya. (Inovasi)
d. Kegiatan PANGSIT (Permainan Anak Gesit), berupa kegiatan
permainan yang berkaitan dengan materi pembelajaran untuk
menumbuhkan jiwa kompetisi positif. (Inovasi)
e. Melakukan Evaluasi pembelajaran secara berkala untuk
memberikan tindak lanjut yang sesuai bagi siswa sehingga
dapat mencapai hasil belajar yang optimal. (SKP)
f. Membiasakan TAPE KETAN (Tepuk Anak Penyemangat Ke
Teman) berupa yel-yel penyemangat dilakukan siswa untuk
temannya yang masih kurang dalam mencapai prestasi.
(Inovasi)

38
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Keterkaitan Konstribusi
Penguatan
Output / Hasil Kegiatan dengan terhadap Visi
No Kegiatan Tahap Kegiatan Nilai
Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Misi
Organisasi
ASN (ANEKA) Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Menerapkan 1. Melakukan Terlaksananya Nasionalisme : Visi : Kegiatan 1
Papan konsultasi dengan konsultasi kegiatan • Pancasila sila ke-3
Mewujudkan mendukung
Gerakan kepala sekolah melalui musyawarah (penggunaan
siswa berprestasi
Menabur menggunakan bahasa Bahasa Indonesia nilai
dalam
Bintang untuk indonesia yang baik dan yang baik dan benar)
pengetahuan, organisasi
Siswa sopan santun sehingga • Pancasila sila ke-4
terampil, madiri,
(PAPAN disetujuinya (Musyawarah) yaitu aktif.
bertaqwa, berbudi
GEMBUS) pelaksanaan kegiatan Etika Publik :
luhur, serta cinta
• Sopan santun
tanah air
2. Menyiapkan alat Tersedianya alat dan Akuntabilitas :
Misi :
dan bahan yang bahan untuk membuat • Tanggung Jawab
1. Meningkatkan
akan digunakan Papan GEMBUS yang Nasionalisme :
disiplin guru
merupakan hasil kerja • Pancasila sila ke-5
dan murid.
keras dengan penuh (Bekerja keras)
2. Meningkatkan
tanggung jawab. Preses Komitmen Mutu :
potensi siswa.
penyediaan alat dan • Efisiensi
3. Meningkatkan
bahan dilakukan secara (penghematan
potensi guru.
efisien karena sumber daya yang
4. Terwujudnya
menggunakan bahan digunakan untuk
suasana
bekas yang sederhana. mencapai target
sekolah yang
berupa penggunaan

39
bahan bekas) kondusif.
Anti Korupsi : 5. Menumbuhkan
• Sederhana (Upaya rasa hormat
memenuhi siswa kepada
kebutuhan dengan yang lebih tua.
semestinya)
3. Membuat Papan Tersedianya Papan Akuntabilitas :
GEMBUS GEMBUS yang dibuat • Tanggung Jawab
dengan penuh tanggung Komitmen Mutu :
jawab, menggunakan • Efisiensi
sumber daya secara (penghematan
efisien dan sederhana sumber daya yang
melalui proses kerja digunakan untuk
keras mencapai target)
Anti Korupsi :
• Sederhana (upaya
memenuhi
kebutuhan dengan
semestinya)
• Kerja Keras (upaya
meningkatkan
kualitas hasil
kerjanya)
4. Mensosialisasikan Tersosialisasikannya Akuntabilitas :
cara kerja Papan cara kerja Papan • Transparansi
GEMBUS kepada GEMBUS kepada siswa (keterbukaan atas
siswa melalui musyawarah semua tindakan yang
secara transparan dan dilakukan)
jelas menggunakan • Kejelasan (ada
bahasa Indonesia yang gambaran yang jelas
baik dan benar. tentang apa yang

40
menjadi tujuan dan
hasil akhir)
Nasionalisme :
• Pancasila sila ke-3
(Penggunaan Bahasa
Indonesia yang baik
dan benar)
• Pancasila sila ke- 4
(musyawarah)
5. Mengaplikasikan Teraplikasikannya Akuntabilitas :
Papan GEMBUS Papan GEMBUS dalam • Transparansi
dalam pembelajaran secara (keterbukaan dalam
pembelajaran tarnsparan, adil, dan memberikan bintang)
jelas dalam penentuan • Keadilan
penempelan bintang (mengaplikasikan
dengan tetap mengakui dengan adil kepada
persamaan derajad siswa)
siswa. Dengan demikian • Kejelasan (ada
saya akan melakukan ketentuan yang jelas
sebuah inovasi secara dalam pemberian
profesional dan atau pelepasan
memberikan keputusan bintang)
dengan jujur. Nasionalisme :
• Pancasila sila ke 2
(mengakui
persamaan derajat
siswa)
• Pancasila sila ke-5
(bersikap adil dan
menghargai hasil
kerya siswa)

41
Etika Publik :
• Menjalankan tugas
secara profesional
dan tidak berpihak.
• Memberikan layanan
publik secara jujur,
berdaya guna, dan
berhasil guna.
Komitmen Mutu :
• Profesionalisme
(bertindak secara
profesional)
• Inovasi (melakukan
hal yang baru
sehingga siswa tidak
bosan)
Anti Korupsi :
• Jujur (melaksanakan
kegiatan dengan
jujur)
2. Membiasakan 1. Melakukan Terlaksananya Nasionalisme : Visi : Kegiatan 2
Gerakan konsultasi dengan konsultasi kegiatan • Pancasila sila ke-3 Mewujudkan
mendukung
Tebak Duduk kepala sekolah melalui musyawarah (penggunaan siswa berprestasi
(GETUK) menggunakan bahasa Bahasa Indonesia dalam nilai
sebelum indonesia yang baik dan yang baik dan benar) pengetahuan,
organisasi
memulai sopan santun sehingga • Pancasila sila ke-4 terampil, madiri,
pelajaran disetujuinya (Musyawarah) bertqwa, berbudi pembelajar
pelaksanaan kegiatan Etika Publik : luhur, serta cinta
• Sopan santun tanah air
Misi :
1. Meningkatkan

42
2.Mensosialisasikan Tersosialisasikannya Akuntabilitas : disiplin guru
pembiasaan pembiasaan GETUK di • Transparansi dan murid.
GETUK kepada kelas IV SDN Pacing (keterbukaan atas 2. Meningkatkan
siswa melalui musyawarah semua tindakan yang potensi siswa.
dengan transparan dan dilakukan) 3. Meningkatkan
jelas menggunakan • Kejelasan (ada potensi guru.
bahasa Indonesia yang gambaran yang jelas 4. Terwujudnya
baik dan benar tentang apa yang suasana
menjadi tujuan dan sekolah yang
hasil akhir) kondusif.
Nasionalisme : 5. Menumbuhkan
• Pancasila sila ke-3 rasa hormat
(Penggunaan Bahasa siswa kepada
Indonesia yang yang lebih tua.
baikdan benar)
• Pancasila sila ke- 4
(musyawarah)
3.Membiasakan Terlaksananya Akuntabilitas :
GETUK sebelum pembiasaan GETUK di • Transparansi
memulai kelas IV SDN Pacing (keterbukaan dalam
pembelajaran yang inovatif dengan pelaksanaan
penuh transparansi, kegiatan)
keadilan, kejelasan. • Keadilan
Sebelum kegiatan (mengaplikasikan
diawali dengan doa. dengan adil kepada
Selama kegiatan akan siswa)
dilaksanakan dengan • Kejelasan (ada
adil, memperhatikan ketentuan yang jelas
kesetaraan derajat dalam aturan
siswa, jujur, dan kegiatan)
profesional. • Konsistensi (usaha

43
untuk terus menerus
mengadakan
kegiatan GETUK
sebelum
pembelajaran)
Nasionalisme :
• Pancasila sila ke 1
(mengawali dengan
doa)
• Pancasila sila ke 2
(mengakui
persamaan derajat
siswa)
• Pancasila sila ke
(bersikap adil kepada
siswa)
Etika Publik :
• Menjalankan tugas
secara profesional
dan tidak berpihak.
• Memberikan layanan
publik secara jujur,
berdaya guna, dan
berhasil guna.
Komitmen Mutu :
• Profesionalisme
(bertindak secara
profesional)
• Inovasi (melakukan
hal yang baru
sehingga siswa

44
tidak bosan)
Anti Korupsi :
• Jujur
(melaksanakan
kegiatan dengan
jujur)
3. Kegiatan 1.Melakukan Terlaksananya Nasionalisme : Visi : Kegiatan 3
Suasana konsultasi dengan konsultasi kegiatan • Pancasila sila ke-3 Mewujudkan mendukung
Ceria Ala kepala sekolah melalui musyawarah (penggunaan siswa berprestasi nilai
Bioskop menggunakan bahasa Bahasa Indonesia dalam organisasi
(SERABI) indonesia yang baik dan yang baik dan benar) pengetahuan, pembelajar
sopan santun sehingga • Pancasila sila ke-4 terampil, madiri,
disetujuinya (Musyawarah) bertqwa, berbudi
pelaksanaan kegiatan Etika Publik : luhur, serta cinta
• Sopan santun tanah air
2.Penyusunan RPP Tersusunnya RPP Akuntabilitas : Misi :
dengan penuh tanggung • Tanggung jawab 1. Meningkat
jawab dan kejelasan (kesadaran akan kan
serta kewajiban) disiplin
mempertimbangkan • Kejelasan (memiliki guru dan
keseimbangan hak dan gambaran yang jelas murid.
kewajiban saya selaku tentang kegiatan dan 2. Meningkatkan
guru. Penyusunan RPP tujuan yang akan potensi siswa.
ini merupakan dicapai) 3. Meningkatkan
perwujudan Nasionalisme : potensi guru.
profesionalisme dan • Pancasila sila ke 5 4. Terwujudnya
kemampuan untuk (keseimbangan suasana
melaksanakan kebijakan antara hak dan sekolah yang
pemerintah. kewajiban) kondusif.
Etika Publik : 5. Menumbuhkan
• Memiliki rasa hormat

45
kemampuan untuk siswa kepada
melaksanakan yang lebih tua.
kebijakan dan
program
pemerintah.
Komitmen Mutu :
• Profesionalisme
3.Menyiapkan film, Tersedianya film, ruang, Akuntabilitas :
ruang, dan alat dan alat untuk kegiatan • Tanggung Jawab
untuk kegiatan melalui kerja keras (Melaksanakan tugas
dengan penuh tanggng dengan tanggung
jawab secara efisien jawab)
dan sederhana Nasionalisme :
sehingga tertatanya • Pancasila sila ke-5
ruang untuk menonton (Bekerja keras)
film. Komitmen Mutu :
• Efisiensi
(penghematan
sumber daya yang
digunakan untuk
mencapai target)
Anti Korupsi :
• Sederhana (Upaya
memenuhi
kebutuhan dengan
semestinya)
4.Melaksanakan Terlaksananya kegiatan Nasionalisme :
kegiatan SERABI SERABI dengan diawali • Pancasila sila ke 1
dan diakhiri doa secara (mengawali dan
tenggang rasa serta mengakhiri dengan
menghormati hak siswa. doa)

46
Selama kegiatan, saya • Pancasila sila ke-2
akan memberikan (tenggang rasa)
pelayanan yang • Pancasila sila ke-5
diperlukan siswa (menghormati hak
sehingga siswa dapat orang lain)
mendapatkan informasi Etika Publik :
dari film dengan tepat. • Memberikan
pelayanan kepada
publik secara cepat,
tepat dan akurat
Komitmen Mutu :
• Efektivitas (berhasil
guna)
5.Melakukan refleksi Terlaksanakannya Akuntabilitas :
isi film bersama refleksi isi film dengan • Kepemimpinan
siswa kepemimpinan saya di (membibing siswa
kelas secara disiplin melakukan refleksi)
sehingga terkumpulnya Nasionalisme :
portofolio siswa tentang • Pancasila sila ke-5
refleksi film yang telah (Menghargai
disaksikan. Selanjutnya protofolio siswa)
saya akan menghargai Anti Korupsi :
hasil protofolio siswa. • Disiplin
(Menyelesaikan
kegiatan tepat
waktu)
4. Kegiatan 1.Melakukan Terlaksananya Nasionalisme : Visi :
Permainan konsultasi dengan konsultasi kegiatan • Pancasila sila ke-3 Mewujudkan
Anak Gesit kepala sekolah melalui musyawarah (penggunaan siswa berprestasi
(PANGSIT) menggunakan bahasa Bahasa Indonesia dalam
indonesia yang baik dan yang baik dan benar) pengetahuan,

47
sopan santun sehingga • Pancasila sila ke-4 terampil, madiri,
disetujuinya (Musyawarah) bertqwa, berbudi
pelaksanaan kegiatan Etika Publik : luhur, serta cinta
• Sopan santun tanah air
2.Menyusun RPP Tersusunnya RPP Akuntabilitas :
dengan penuh tanggung • Tanggung jawab Misi :
jawab dan kejelasan (kesadaran akan 1. Meningkatkan
serta kewajiban) disiplin guru
mempertimbangkan • Kejelasan (memiliki dan murid.
keseimbangan hak dan gambaran yang jelas 2. Meningkatkan
kewajiban saya selaku tentang kegiatan dan potensi siswa.
guru. Penyusunan RPP tujuan yang akan 3. Meningkatkan
ini merupakan dicapai) potensi guru.
perwujudan Nasionalisme : 4. Terwujudnya
profesionalisme dan • Pancasila sila ke 5 suasana
kemampuan untuk (keseimbangan sekolah yang
melaksanakan kebijakan antara hak dan kondusif.
pemerintah. kewajiban) 5. Menumbuhkan
Etika Publik : rasa hormat
• Memiliki siswa kepada
kemampuan untuk yang lebih tua.
melaksanakan
kebijakan dan
program
pemerintah.
Komitmen Mutu :
• Profesionalisme
3.Menyediakan alat Tersedianya alat Akuntabilitas :
yang diperlukan permainan dengan • Tanggung Jawab
dalam permainan. tanggung jawab, efisien, (Melaksanakan tugas
sederhana melalui kerja dengan tanggung

48
keras sehingga alat dan jawab)
bahan tersedia dengan Komitmen Mutu :
lengkap. • Efisiensi
(penghematan
sumber daya yang
digunakan untuk
mencapai target)
Anti Korupsi :
• Sederhana (upaya
memenuhi
kebutuhan dengan
semestinya)
• Kerja Keras (upaya
meningkatkan
kualitas hasil
kerjanya)
4.Melakukan Tersosialisasikannya Akuntabilitas :
sosialisasi aturan atura permainan dengan • Transparansi
permainan penuh transparansi, (keterbukaan atas
kejelasan melalui semua tindakan yang
musyawarah dengan dilakukan)
menggunakan bahasa • Kejelasan (ada
Indonesia yang baik dan gambaran yang jelas
benar serta diawali tentang apa yang
dengan doa sehingga menjadi tujuan dan
siswa paham dengan hasil akhir)
aturan permainan. Nasionalisme :
• Pancasila sila ke
1(mengawali dengan
doa)
• Pancasila sila ke-3

49
(Penggunaan Bahasa
Indonesia yang
baikdan benar)
• Pancasila sila ke- 4
(musyawarah)
5.Melaksanakan Terlaksananya Akuntabilitas :
kegiatan permainan dengan • Transparansi
permainan. penuh transparansi dan (Keterbukaan dalam
konsistensi. Selama pemberian nilai)
permainan saya • Konsistensi (usaha
bersikap adil, terus menerus untuk
profesional, dan jujur mencapai tujuan)
sehingga didapatkan Nasionalisme :
skor hasil permaian • Pancasila sila ke 1
kemudian permainan (mengakhiri dengan
diakhiri dengan doa doa)
bersama. • Pancasila sila ke-5
(Bersikap adil)
Etika Publik :
• Menjalankan tugas
secara profesional
dan tidak berpihak.
Komitmen Mutu :
• Profesionalisme
Anti Korupsi :
• Jujur
• Adil

50
5. Melakukan 1. Melakukan Terlaksananya Nasionalisme : Visi : Kegiatan 5
Evaluasi konsultasi konsultasi kegiatan • Pancasila sila ke-3 Mewujudkan
mendukung
pembelajaran. dengan kepala melalui musyawarah (penggunaan siswa berprestasi
sekolah menggunakan bahasa Bahasa Indonesia dalam nilai
indonesia yang baik dan yang baik dan benar) pengetahuan,
organisasi
sopan santun sehingga • Pancasila sila ke-4 terampil, madiri,
disetujuinya (Musyawarah) bertqwa, berbudi pembelajar
pelaksanaan kegiatan Etika Publik : luhur, serta cinta
• Sopan santun tanah air
Misi :
2. Menyusun soal Tersusunnya soal Akuntabilitas :
1. Meningkatkan
ulangan ulangan harian dengan • Tanggung jawab
disiplin guru
penuh tanggung jawab (kesadaran akan
dan murid.
dan kejelasan sehingga kewajiban)
2. Meningkatkan
siswa dapat memahami • Kejelasan (memiliki
potensi siswa.
isi dan tujuan soal. gambaran yang jelas
3. Meningkatkan
Penyusunan soal tentang kegiatan dan
potensi guru.
dilaksanakan sebagai tujuan yang akan
4. Terwujudnya
wujud pelaksanaan dicapai)
suasana
kebijakan pemerintah Etika Publik :
sekolah yang
secara profesional. • Memiliki
kondusif.
kemampuan untuk
5. Menumbuhkan
melaksanakan
rasa hormat
kebijakan dan
siswa kepada
program
yang lebih tua.
pemerintah.
Komitmen Mutu :
• Profesionalisme
3. Melaksanakan Terlaksananya kegiatan Akuntabilitas :
kegiatan ulangan ulangan harian dengan • Tanggung jawab
penuh tanggung jawab (kesadaran akan

51
dan kejelasan. kewajiban)
Pelaksanaan kegiatan • Kejelasan (memiliki
diawali dan diakhiri gambaran yang jelas
dengan doa. tentang kegiatan dan
Pelaksanaan kegiatan tujuan yang akan
ini merupakan dicapai)
perwujudan untuk Nasionalisme :
melaksanakan kebijakan • Pancasila sila ke 1
pemerintah secara (mengawali dan
profesional dan disiplin. mengakhiri dengan
doa)
Etika Publik :
• Memiliki
kemampuan untuk
melaksanakan
kebijakan dan
program
pemerintah.
Komitmen Mutu :
• Profesionalisme
Anti Korupsi :
• Disiplin
4. Melakukan Terlaksananya kegiatan Akuntabilitas :
penilaian penilaian dengan penuh • Tanggung jawab
tanggung jawab, (kesadaran akan
transparansi, adil, dan kewajiban)
jujur yang merupakan • Transparansi
perwujudan (keterbukaan dalam
pelaksanaan tugas menentukan nilai
secara profesional dan siswa)
tidak memihak.

52
Nasionalisme :
• Pancasila sila ke 5
(bersikap adil)
Etika Publik :
• Bertugas secara
profesional dan
tidak memihak.
Komitmen Mutu :
• Profesionalisme
Anti Korupsi :
• Jujur
5. Menentukan Terlaksananya kegiatan Akuntabilitas :
tindak lanjut pengayaan dan • Tanggung jawab
untuk siswa remedial dengan penuh (kesadaran akan
berupa tanggung jawab, kewajiban)
pengayaan dan tarnsparansi, adil, tidak • Transparansi
remedial memihak, dan jujur. (keterbukaan dalam
menentukan tindak
lanjut untuk siswa)
Nasionalisme :
• Pancasila sila ke 5
(bersikap adil)
Etika Publik :
• Bertugas secara
profesional dan
tidak memihak.
Komitmen Mutu :
• Profesionalisme
Anti Korupsi :
• Jujur

53
6. Membiasakan 1. Melakukan Terlaksananya Nasionalisme : Visi : Kegiatan 6
Tepuk Anak konsultasi konsultasi kegiatan • Pancasila sila ke-3 Mewujudkan menudukung
Penyemangat dengan kepala melalui musyawarah (penggunaan siswa berprestasi nilai kreatif
Ke Teman sekolah. menggunakan bahasa Bahasa Indonesia dalam dan inovatif
(TAPE indonesia yang baik dan yang baik dan benar) pengetahuan,
KETAN) sopan santun sehingga • Pancasila sila ke-4 terampil, madiri,
disetujuinya (Musyawarah) bertqwa, berbudi
pelaksanaan kegiatan Etika Publik : luhur, serta cinta
• Sopan santun tanah air
2. Melakukan Tersosialisasikannya Akuntabilitas : Misi :
sosialisasi kegiatan ke siswa kelas • Transparansi 1. Meningkatkan
tentang tepuk IV SDN Pacing dengan (keterbukaan atas disiplin guru
penyemangat ke penuh transparansi dan semua tindakan yang dan murid.
siswa kelas IV kejelasan melalui dilakukan) 2. Meningkatkan
SDN Pacing musyawarah dengan • Kejelasan (ada potensi siswa.
menggunakan bahasa gambaran yang jelas 3. Meningkatkan
Indonesia yang baik da tentang apa yang potensi guru.
benar sehingga siswa menjadi tujuan dan 4. Terwujudnya
dapat memahami cara hasil akhir) suasana
tepuk penyemangat. Nasionalisme : sekolah yang
• Pancasila sila ke-3 kondusif.
(Penggunaan Bahasa 5. Menumbuhkan
Indonesia yang rasa hormat
baikdan benar) siswa kepada
• Pancasila sila ke- 4 yang lebih tua.
(musyawarah)
3. Melaksanakan Terlaksananya kegiatan Akuntabilitas :
kegiatan TAPE tepuk penyemangat • Konsistensi (upaya
KETAN secara konsisten yang dilakukan terus
dengan memperhatikan menerus)
tenggang rasa terhadap

54
perbedaan siswa. Nasionalisme :
Kegiatan akan • Pancasila sila ke 2
dilaksanaan dengan (tenggang rasa dan
penuh inovasi dan rasa saling mencintai
peduli pada siswa. sesama)
Etika Publik :
• Non diskriminatif
Komitmen Mutu :
• Inovasi
Anti Korupsi :
• Peduli

55
B. Jadwal Rancangan Aktualisasi

Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi di SD Negeri Pacing Kabupaten Klaten

(Sumber: data penulis, 2019)

Keterangan : = Hari Libur


= Hari Pelaksanaan Kegiatan

56
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala

Dalam pelaksanaan 6 kegiatan aktualisasi dan habituasi


ANEKA, terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut
mengalami kendala sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat
direalisasikan secara optimal atau tidak tercapai aktualisasinya. Oleh
karena itu perlu disampaikan kendala-kendala yang mungkin terjadi,
langkah- langkah antisipasi menghadapi kendala tersebut, dan perlu
dicari secara cermat strategi untuk menghadapi kendala tersebut.
Kendala, resiko dan solusi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

Tabel 4.3 Antisipasi Menghadapi Kendala-kendala Aktualisasi


Antisipasi
Strategi
No Kegiatan Kendala menghadapi
menghadapi
kendala
kendala
1 Mengenalkan Papan mudah Papan akan Papan dibuat
. Papan Gerakan rusak dan ada dibuat lebih menggunakan
Menabur kemungkinan awet dan karton yang
Bintang untuk pindah kelas mudah dilapisi plasik
Siswa (PAPAN karena proses dipindahkan
GEMBUS) rehab

2 Membiasakan Siswa kurang Siswa lebih Materi untuk


. Gerakan persiapan dipersiapkan GETUK akan
Tebak Duduk sehingga lagi disampaikan di
membutuhkan hari sebelumnya
(GETUK)
waktu yang sehingga siswa
sebelum
lama bisa belajar
memulai dahulu
pelajaran
3 Kegiatan Siswa Pemilihan Akan dipilih film
. Suasana Ceria merasa film yang dengan durasi
Ala Bioskop bosan lebih yang pendek
dengan film. menarik dan cerita yng
(SERABI)
menarik.

57
4 Kegiatan Siswa Metode Penyampaian
. Permainan kesulitan penyampaian cara bermain
Anak Gesit memahami cara bermain bida dilakukan
(PANGSIT) cara bermain dibuat lebih jelas dengan
memberikan
contoh.

5 Melakukan Siswa Penyempitan Pemberian kisi-


. Evaluasi kesulitan materi yang kisi evaluasi
pembelajaran. belajar materi harus dipelajari sebelum
tematik yang siswa pelaksanaan
terlalu luas kegiatan.
6 Membiasakan Siswa bosan Melakukan Kegiatan tepuk
Tepuk Anak dengan tepuk inovasi tepuk diubah secara
Penyemangat yang dilakukan berkala.
Ke Teman
(TAPE KETAN)
(Sumber: data dielaborasi penulis, 2019)

58
BAB V

PENUTUP

Isu yang terpilih dalam proses identifikasi adalah kurang


optimalnya peran guru dalam penguatan pada siswa kelas IV SD
Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Dalam
penyelesaian isu tersebut diangkat gagasan penyelesaian isu
Optimalisasi Penguatan pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pacing
Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten yang berisikan kegiatan, antara lain:

1. Mengenalkan PAPAN GEMBUS (Papan Gerakan Menabur Bintang


untuk Siswa) berupa papan hasil kerja siswa yang berisi foto dan
bintang-bintang yang berhasil dikumpulkan ketika siswa mampu
menyelsaikan masalah secara optimal.(Inovasi)
2. Membiasakan GETUK (Gerakan Tebak Duduk) sebelum memulai
pelajaran, yaitu kegiatan dengan memberikan pertanyaan terkait
pembelajaran hari sebelumnya. Bagi siswa yang bisa menjawab
dengan tepat bisa duduk di kursinya. (Inovasi)
3. Kegiatan SERABI (Suasana Ceria Ala Bioskop), yaitu kegiatan
menonton film pendek untuk menumbuhkan motivasi anak-anak dalam
mencapai cita-cita tertingginya. (Inovasi)
4. Kegiatan PANGSIT (Permainan Anak Gesit), berupa kegiatan
permainan yang berkaitan dengan materi pembelajaran untuk
menumbuhkan jiwa kompetisi positif. (Inovasi)
5. Melakukan Evaluasi pembelajaran secara berkala untuk memberikan
tindak lanjut yang sesuai bagi siswa sehingga dapat mencapai hasil
belajar yang optimal. (SKP)
6. Membiasakan TAPE KETAN (Tepuk Anak Penyemangat Ke Teman)
berupa yel-yel penyemangat dilakukan siswa untuk temannya yang
masih kurang dalam mencapai prestasi. (Inovasi)

59
A. Pentingnya Rancangan Aktualisasi Dilaksanakan
Rancangan aktualisasi digunakan sebagai pedoman dan
panduan dalam menyelesaikan isu yang didapatkan saat habituasi.
Pemecahan isu dilakukan dengan gagasan pemecahan isu yang
tertuang dalam beberapa kegiatan yang dirancang. Isu Kurang
Optimalnya Peran Guru dalam Penguatan Siswa Kelas IV SD
Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten diharapkan
dapat diselesaikan dengan membuat rancangan aktualisasi tersebut.
Nilai dasar ANEKA diharapkan bisa lebih dipahami dan diaplikasian
pada setiap kegiatan pemecahan isu.

B. Dampak apabila Rancangan Aktualisasi tidak dilaksanakan


Tanpa dilaksanakan rancangan aktualisasi ini, isu yang
diiharapkan dapat diselesaikan tepat waktu, tidak akan selesai tepat
waktu. Nilai-nilai ANEKA tidak dapat teraktualisasi sehingga kegiatan
tidak dapat berjalan lancar dan tidak memberikan efek positif bagi
masyarakat/publik. Selain itu optimalisasi penguatan pada siswa
kelas IV SD Negeri Pacing Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten tidak
bisa berjalan optimal. Akan tetapi dengan adanya dukungan, arahan
dan penerapan nilai-nilai dasar ASN, maka aktualisasi nantinya bisa
tercapai dengan optimal dan bisa memberikan angin segar perubahan
dalam kinerja organisasi serta kinerja pegawai. Dengan demikian
akan mewujudkan percepatan visi dan misi SD Negeri Pacing
menuju sekolah yang berkarakter.

60
DAFTAR PUSTAKA

J.J Hasibuan & Moedjiono. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakakarya.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul pendidikan dan


pelatihan prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul pendidikan dan


pelatihan prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul pendidikan dan


pelatihan prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul pendidikan


dan pelatihan prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul pendidikandan


pelatihan prajabatan golongan III. Jakarta:Lembaga Administrasi
Negara.

Moh. Uzer Usman. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang


petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif: Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: Asdi Mahasatya.

ums.ac.id. Pendidikan Karakter. Tersedia


di http://eprints.ums.ac.id/28575/2/BAB_I.pdf

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang


Aparatur Sipil Negara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru


dan Dosen.

61
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

Wikipedia. Bela Negara. Tersedia di https://id.wikipedia.org/wiki/Bela_


negara

62
BIODATA

A. Identitas Diri
Nama Lengkap (dengan gelar) Herning Tyas Sarwastuti, S.Pd
Formasi Jabatan Guru Kelas
NIP 19890719 201903 2 008
Tempat dan Tanggal lahir Klaten, 19 Juli 1989
a. Jalan/Dukuh Ngemplak
b. Kelurahan/Desa Kadilanggon
c. Kecamatan Wedi
Alamat d. Kabupaten/Kota Klaten
e. Provinsi Jawa Tengah
Nomor Telepon/Faks/HP 085740355125
e-mail tyassarwastuti@gmail.com
Instasi Kantor SD Negeri Pacing Kec. Wedi
Alamat Kantor Pacing, Pacing, Wedi, Klaten
Alamat email Kantor sdpacing.negeri@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan

Nama Sekolah /
No Tingkat Tempat Jurusan Lulus
Perguruan Tinggi
1 SD SD N II KADILANGGON KLATEN - 2001
2 SMP SMP N 1 KLATEN KLATEN - 2004
3 SMA SMA N 1 KLATEN KLATEN IPA 2007
UNIVERSITAS NEGERI
4 S-1 YOGYAKARTA PGSD 2011
YOGYAKARTA

63

Anda mungkin juga menyukai