Anda di halaman 1dari 35

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN


APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE TEAM GAME


TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SDN 1 MBANUA KECAMATAN
SIOMPU BARAT KABUPATEN BUTON SELATAN

Disusun Oleh:
Nama : SRI MALWI MAHRAMA, S.Pd
NIP : 19911220 201903 2 006
Golongan/Angkatan : IIIa / I
Nomor Presensi : 09
Jabatan : Guru Kelas Ahli Pertama
Unit Kerja : SDN 1 Mbanua
Coach :
Mentor : La Ode Darius, A.Ma.Pd

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XXXVII


PEMERINTAH KABUPATEN BUTON SELATAN
BEKERJASAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2019
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR, PERAN
DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

Judul :

Nama : SRI MALWI MAHRAMA, S.Pd


NIP : 19911220 201903 2 006
Unit Kerja : SDN 1 MBANUA

Telah diseminarkan:
Di : BPSDM Prov.Sultra
Hari, Tanggal : 2019

Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Sri Malwi Mahrama, S.PdI


NIP. 19911220 201903 2 006

Coach, Mentor, Penguji,

NURNIA, SE La Baso, S.Pd.SD KJKUKY


Pembina Tingkat I JYFKUG
NIP. 19710705 199403 1 008 NIP. 19601231 198610 1 065 NIP. 123456

Mengetahui,
Kepala BPSDM Prov.Sultra

Dr.Hj. Nur Endang Abbas,SE.,M.Si


Pembina Utama Madya,Gol.IV/d
NIP. 19620407 198103 2 002

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III

Nama : SRI MALWI MAHRAMA, S.Pd


NIP : 19911220 2019 2 006
Instansi : SDN 1 Mbanua
Jabatan : Guru Kelas Ahli Pertama

Judul Rancangan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI METODE TEAM GAME


TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SDN 1 MBANUA KECAMATAN
SIOMPU BARAT KABUPATEN BUTON SELATAN

Kendari, 27 Oktober 2019


Mengetahui,

Coach, Mentor,

NURNIA, SE LA BASO, S.Pd.SD


NIP. 19710705 199403 1 008 Pembina Tingkat I
NIP. 19601231 1986101065

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga rancangan kegiatan aktualisasi
nilai-nilai dasar profesi ASN peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III dapat tersusun dengan baik. Penulis menyadari penyusunan rancangan
aktualisasi ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dukungan,
masukan, dan semangat pada penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan rancangan kegiatan aktualisasi ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini
penulis bermaksud mengucapakan terima kasih kepada:
1. Nurnia, SE, sebagai pembimbing yang bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan masukan, dukungan, dan motivasi kepada penulis dalam
penyusunan laporan rancangan kegiatan aktualisasi ini.
2. Bapak La Baso, S.Pd.SD, selaku Kepala Sekolah sekaligus mentor dalam
kegiatan aktualisasi ini yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan dan motivasi kepada penulis demi kelancaran penyusunan rancangan
aktualisasi.
3. Orang tua, kakak, adik, dan keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung
penulis hingga tahap ini.
4. Seluruh Widyaiswara dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah berbagi pengetahuan dan informasi
dengan peserta.
5. Seluruh pihak yang turut serta membantu dan mendoakan penulis selama
proses penyusunan laporan kegiatan aktualisasi ini.
Dalam penyusunan rancangan kegiatan aktulisasi ini, penulis menyadari bahwa
masih ada kekurangan dan kesalahan. Untuk itu segala masukan, kritik, dan saran
yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Penulis berharap rancangan
kegiatan aktualisasi ini dapat dilaksanakan dengan maksmal sehinnga dapat
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ASN guna menjadi ASN yang professional dan
berintegritas tinggi.
Kendari, 26 Oktober 2019

iv
Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………….iii
KATA PENGANTAR......................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................2
C. Manfaat..............................................................................................3
D. Ruang Lingkup..................................................................................3
E. Waktu dan Tempat............................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI
DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
A. Gambaran Umum SDN 1 Lapandewa Makmur...............................4
1. Identitas.......................................................................................4
2. Visi Misi.......................................................................................5
3. Nilai Organisasi...........................................................................5
4. Daftar Ptk Sdn 1 Lapandewa Makmur………………………….....6
5. Struktur organisasi......................................................................6
6. Tugas Pokok dan Fungsi............................................................7
B. Konsepsi Nilai-nilai dasar, Kedudukan dan Peran ASN..................8
1. Akuntabilitas................................................................................8
2. Nasionalisme..............................................................................10
3. Etika Publik.................................................................................10
4. Komitmen Mutu...........................................................................11
5. Anti Korupsi.................................................................................12
6. Manajemen ASN.........................................................................12
7. Whole of Government.................................................................15
8. Pelayanan Publik........................................................................ 16
BAB III RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

v
A. Deskripsi Isu......................................................................................17
B. Rancangan Kegiatan.........................................................................19
C. Analisis Dampak Isu………………………………………………….......20
D. Tabel Jadwal Kegiatan……………………………………………………20
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................22
B. Saran.................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA 23

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara yang disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja
pada instansi pemerintah. Hal ini sesuai dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara. Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa
dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara
sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas,
profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat
dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
Untuk mendapatkan sosok ASN yang professional dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, maka perlu dilaksanakan pembinaan melalui Latihan Dasar (Latsar)
CPNS. Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (Perka LAN)
12 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelenggaran Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III yang menerapkan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi
pembelajaran dibagi menjadi klasikal dan non-klasikal di tempat Pelatihan dan Unit
Pelaksana Teknis peserta masing-masing. Latsar ini diselenggarakan oleh Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pemerintah Kabupaten
Buton Selatan bekerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Tenggara. Latsar ini dilaksanakan dalam rangka membentuk nilai-
nilai dasar profesi dan kompetensi PNS.
Untuk mencapai kompetensi PNS yang profesional, struktur kurikulum latsar
CPNS Golongan III terdiri atas dua tahap pembelajaran yaitu Tahap Internalisasi
Nilai–Nilai Dasar Profesi PNS. Pada tahap ini peserta latsar mendapatkan materi
mengenai nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilits, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi yang disingkat dengan ANEKA. Selanjutnya Tahap

1
Aktualisasi Nilai–Nilai Dasar Profesi PNS. Dimana peserta latsar mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar profesi PNS di tempat tugas masing-masing.
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat
proses kegiatan belajar mengajar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan oleh guru haruslah dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, inspiratif, dapat menantang
pengetahuan peserta didik, guru dan peserta didik harus saling berinteraksi, guru
harus bisa membuat peserta didik termotivasi lebih untuk aktif berpartisipasi dalam
pembelajaran, kemudian peserta didik diberikan kesempatan yang cukup untuk
mencari dan menemukan pengetahuan, kreativitas, ide, keinovatifannya sendiri
sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki peserta didik.
Penulis merupakan salah satu peserta pendidikan dan pelatihan dasar golongan
III gelombang I Angkatan XXIV yang bertugas sebagai guru Pendidikan Agama Islam
di SDN 1 Lapandewa Makmur yang akan mengaktualisasikan lima nilai dasar
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi). Berdasarkan pengamatan selama aktif di SDN 1 Lapandewa Makmur
tantangan yang dihadapi di sekolah yaitu rendahnya minat baca AL-Quran peserta
didik, Kurangnya pemahaman mengenai pelafalan ayat-ayat Al-Quran, belum
tersedianya sarana baca Al Quran. Hal tersebut dikarenakan penyalah gunaan
teknologi, seperti halnya anak-anak lebih cendrung bermain HP, Game online
dibanding mau membaca Al-quran, selain itu juga dikarenakan kurangnya tanggung
jawab orang tua untuk memberikan fasilitas dan pengarahan terhadap anak untuk
membaca Al-quran. Berdasarkan hasil pengamatan guru pendidikan agama Islam
di kelas V SDN 1 Lapandewa Makmur di temukan data dari 31(tiga puluh satu)
jumlah peserta didik hanya ada 5 (siswa) yang berminat membaca Al Quran.
Data peserta didik yang Minat dan tidak minat
NOMOR
NAMA SISWA L/P Minat Tidak Minat
URUT NISN / NIS

1 0098426645 / 1809 Abdul Rauf L X


2 0086155954 / 1759 Acon L X
3 0081783724 / 1810 Adam L X
4 0091118855 / 1812 Afdal L X
5 0097527999 / 1813 Arfin L X
6 0076039778 / 1782 Bahyudin L X

2
7 0091354221 / 1814 Defrin L X
8 0094811994 / 1815 Dendi L X
9 0086737036 / 1793 Dingli L X
10 0097724912 / 1817 Eka Nasrah Sukmawati. S P X
11 0089765998 / 1819 Fais L X
12 0082557770 / 1820 Faozan L √
13 0073640090 / 1821 Ferlin L X
14 0075310293 / 1761 Fiki P X
15 0074892215 / 1748 Firan P X
16 0098406131 / 1824 Hafiza P X
17 0078740970 / 1785 La Riko L X
18 0089653595 / 1826 La Sadar L X
19 0064121596 / 1752 Linda P X
20 0082170202 / 1805 Mardalingsi L √
21 0092878152 / 1827 Muh. Danur. R L X
22 0094115225 / 1829 Nestin P √
23 0061638903 / 1843 Rahmat Sam L X
24 0095052802 / 1831 Refan L X
25 0095129857 / 1832 Rizal L X
26 0096087605 / 1834 Sri Mulyani P X
27 0093350943 / 1835 Syamsyu Kamhar L √
28 0091318079 / 1836 Tirta P X
29 0083491673 / 1786 Usman Kamil L X
30 0085013320 / 1837 Wa Delia P √
31 0095202387 / 1840 Yusniar P X
(Data hasil Pengamatan guru di kelas: 2 September 2019)

Keterangan:
Data Ket
√ Minat
X Tidak Minat

akibatnya Anak-anak semakin menjauh dan tidak mau lagi membaca AL-Quran.
Oleh karena itu penulis bermaksud membuat rancangan aktualisasi untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut dengan Meningkatkan Minat Baca Baca Al
Quran Siswa Kelas V Sdn 1 Lapandewa Makmur Melalui Metode Jurnal Mengaji.
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin di capai yaitu agar dapat meningkatkan minat baca Al
Quran siswa kelas lima di SDN 1 Lapandewa Makmur dengan menggunakan metode
control jurnal.

C. Manfaat
3
Manfaat dari mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA di SDN 1
Lapandewa Makmur, yaitu:
1. Bagi Penulis
Mampu menjadi Aparatur Sipil Negera yang profesional dalam mengelolah
pembelajaran dalam kelas.
2. Bagi Organisasi
Membentuk seorang ASN sebagai agen perubahan di lingkungan sekolah,
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN bermanfaat untuk membantu
mewujudkan visi dan misi SDN 1 Lapandewa Makmur sehingga terciptanya
kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.

D. Ruang Lingkup
Penulisan rancangan ini dibatasi pada capaian yang dapat meningkatkan
minat mengaji peserta didik kelas V SDN 1 Lapandewa Makmur sesuai dengan
rencana kegiatan yang dibuat mengandung nilai-nilai dasar ASN.

E. Waktu dan Tempat


Rancangan aktualisasi akan dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober s.d. 30
November 2019 di SDN 1 Lapandewa Makmur, Desa Lapandewa Makmur,
Kecamatan Lapandewa Kabupaen Buton Selatan.

4
BAB II

DISKRIPSI ORGANISASI

A. Gambaran Umum Organisasi

1. Identitas dan lokasi sekolah


Nama sekolah : SDN 1 Lapandewa Makmur
NPSN : 40401040
Status : Negeri
Alamat : Sempa-sempa Desa Lapandewa Makmur Kec.
Lapandewa Kab. Buton Selatan
Status gedung : Hak Milik
Tanggal SK Pendirian : 11-12-1968
Luas tanah : 2448 M2

2. Visi dan Misi Organisasi


 Visi:
“Kedepan SDN 1 Lapandewa Makmur menjadi Sekolah Paforit yang mampu
bersaing dengan sekolah Dasar lain di Kecamatan Lapandewa”
 Misi:
“Unggul dalam prestasi berdasarkan Iman dan Takwa”
3. Nilai Organisasi
SDN 1 Lapandewa Makmur menerapkan 10 budaya malu yaitu:
a) Malu datang terlambat
b) Malu tidak masuk mengajar
c) Malu mengajar tidak tepat waktu
d) Malu mengajar tanpa perangkat pembelajaran
e) Malu tidak menjadi pelopor kebersihan
f) Malu tidak berpakaian rapi
g) Malu karena tugas tidak selesai tepat waktu
h) Malu karena bekerja tidak berprestasi
i) Malu berbicara dan berprilaku tidak sopan
j) Malu tidak bertegur sapa sesama teman

5
4. Daftar PTK SDN 1 Lapandewa Makmur

pendidikan
J Tanggal
No Nama NUPTK Tempat Lahir NIP Status Jenjan
K Lahir Jurusan/Prodi
g
Sempa-
1 Ariani 1644768670220002 P sempa 1990-03-12 Non PNS S1 Matematika
19880504201903100 Pendidikan Agama
2 Arman Maulana 2836766667110042 L Kapu 1988-05-04 5 CPNS S1 Islam
3 Belani 4750771673130012 P Wadawa 1993-04-18 Non PNS S1 Guru Kelas SD/MI
4 Faria Dewi Ratma 0050760662300043 P Lande 1982-08-18 Non PNS S1 Guru Kelas SD/MI
5 Fitriani Basan 1739769670130072 P Kamal 1991-04-07 Non PNS S1 Bahasa Indonesia
6 Herman L Wadawa 1987-07-20 Non PNS S1 Matematika
19651231198610106
7 La Baso 5563743647200293 L Buton 1965-12-31 5 PNS S1 Guru Kelas SD/MI
Sempa- 19851002201001203
8 Nurbaya 1334763665300053 P sempa 1985-10-02 0 PNS S1 Bahasa Indonesia
Tambunalok 19641231198408100
9 Udin N. 8433742643200092 L o 1964-12-31 4 PNS D2 PJOK
10 Waode Rostiana 8736766667220012 P Mambulu 1988-04-04 Non PNS S1 Bahasa Indonesia
11 Warfiani 5637768670130072 P Lande 1990-03-05 Non PNS S1 Matematika
12 Zurnia D 8944767669220002 P Lande 1989-06-12 Non PNS S1 Matematika

6
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ada di SDN 1 Lapandewa Makmur adalah sebagai berikut:

KEPALA SEKOLAH KOMITE


LA BASO, S.Pd.SD NCNCDGGD

GURU PENDAIS GURU KELAS 1 GURU KELAS II.A GURU KELAS II.B GURU KELAS III
ARMAN MAULANA, S.PdI Fitriani Basan NURBAYA, S.Pd Waode Rostiana, S.Pd UDIN, S.Pd

GURU KELAS IV GURU KELAS V GURU KELAS VI.A GURU KELAS VI.B
Ariani Faria Dewi Herman Warfiani

SISWA

7
5. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
 Tugas Guru:
Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,  Pasal 20 Undang-Undnag No.
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No.
74 Tahun 2008 tentang Guru, yakni :
1. Merencanakan pembelajaran;
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4. Membimbing dan melatih peserta didik / peserta didik;
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang
sesuai; dan
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan.
Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas
No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, diantaranya:
1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
2. Menyusun silabus pembelajaran;
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5. Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaaran di
kelasnya;
7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;
9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggungjawabnya (khusus guru kelas);
10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar
tingkat sekolah/ madrasah dan nasional;
8
11. Membimbing guru pemula dalam program induksi;
12. Membimbing peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran;
13. Melaksanakan pengembangan diri
14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan
15. Melakukan presentasi ilmiah.

 Fungsi Guru:
Fungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam tugas guru
yang telah dijabarkan diatas, namun terdapat beberapa fungsi lain yang terkandung
dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40 Ayat (2) Undnag-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni :
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
2. Menjunjung tinggi peraturan  perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika;
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis;
4. Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan  mutu
pendidikan; dan
5. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,  dan kedudukan
sesuai dengan  kepercayaan yang diberikan kepadanya.

B. Konsep ANEKA
Dalam menjalankan tugas, pokok, dan fungsinya, seorang ASN harus berpegang
teguh pada nilai-nilai dasar profesi ASN yang disebut sebagai ANEKA, yaitu:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau instansi untuk
mengemban tanggung jawab yang telah diamanahkan kepadanya. PNS yang
akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil keputusan yang tepat ketika terjadi
konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga secara adil,
dan konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Indikator nilai-nilai dasar
akuntabilitas diantaranya:
9
 Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel memiliki pimpinan yang dapat memainkan peranan
penting dan mengayomi. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel
dengan memberikan contoh, adanya komitmen tinggi terhadap pekerjaannya,
terhindar dari aspek yang menggagalkan kinerja.
 Transparansi
Transparansi memiliki arti terbuka dan tidak ada yang ditutup- tutupi. Organisasi
yang transparan memiliki laporan yang jelas secara berkala sehingga seluruh
anggota organisasi dan masyarakat dapat mengetahui kinerja organisasi tersebut.
 Integritas
Integritas menjadikan adanya suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi dan
mematuhi segala hukum yang berlaku, undang- undang, kontrak, dan kebijakan yang
berlaku.
 Tanggung jawab (responsibilitas)
Tanggung jawab institusi dan perseorangan memberikan kewajiban bagi individu
dan lembaga bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah
dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang
telah dibuat.
 Keadilan
Keadilan adalah landasan utama akuntabilitas. Keadilan harus dipromosikan
oleh pimpinan kepada lingkungan organisasinya agar tercipta organisasi yang
akuntabel.
 Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada kepercayaan. Lingkungan yang akuntabel tidak
lahir dari hal yang tidak dipercaya.
 Keseimbangan
Setiap individu yang ada di lingkungan kerjanya, harus dapat menggunakan
kewenangannya untuk meningkatkan kinerja. Dengan demikian akan tercipta kerja
sama organisasi yang baik.
 Kejelasan
Agar individu dan kelompok dapat menjalankan tugasnya secara akuntabel,
mereka harus memiliki kejelasan akan tugas pokok dan fungsi masing-masing serta
memiliki gambaran yang jelas akan tujuan dan hasil yang diharapkan.
10
 Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah
kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya
lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas
anggota organisasi.
2. Nasionalisme
Nasionalisme memiliki dua arti, dalam arti sempit, nasionalisme adalah suatu
sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme adalah pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
a. Sila 1 (Nilai Ketuhanan)
Menjamin kebebasan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaannya,
saling menghormati kepercayaan satu sama lain, mengembangkan etika sosial
di masyarakat.
b. Sila 2 (Nilai Kemanusiaan)
Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, saling menghargai antar sesama,
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Sila 3 (Nilai Persatuan)
Bekerja sama demi persatuan dan kesatuan bangsa, menempatkan kepentingan
publik daripada kepentingan diri sendiri demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila 4 (Nilai Permusyawaratan dalam Kehidupan Sehari–hari)
Perwujudan dari demokrasi permusyawaratan yakni demokrasi yang kerakyatan
(penghormatan terhadap suara rakyat), permusyawaratan (kekeluargaan), dan
hikmat kebijaksanaan.
e. Sila 5 (Nilai Keadilan)
Mengembangkan sikap adil terhadap semua tingkat sistem kemasyarakatan,
menyediakan kesetaraan kesempatan dalam proses fasilitasi akses informasi
dan layanan.

11
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai
kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dalam wujud keprihatinan
dan kepedulian akan kesejahteraan bersama untuk mewujudkan pelayanan yang
memuaskan. Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan kesanggupan yang sungguh-sungguh dari seorang
pegawai untuk melakukan tugasnya dengan efektif, efisien, inovatif, dan berorientasi
pada kepuasan pelanggan. Indikator komitmen mutu diantaranya:
12
 Orientasi mutu
Orientasi mutu adalah pelayanan yang mengutamakan keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
 Efektifitas
Efektivitas menunjukkan ketercapaian target yang telah disepakati baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.

13
 Efisiensi
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak terjadi pemborosan sumber
daya.
 Inovatif
Inovatif yaitu mengusahakan selalu memberikan hal baru bagi peningkatan mutu
pelayanannya.

5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah kesadaran untuk tidak melakukan perbuatan buruk, curang,
dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma
agama, material, mental dan umum. Korupsi sering dikatakan sebagi kejahatan luar
biasa dikarenakan dampaknya yang menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Tindak pidana
korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan,
perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam
pengadaan dan gratifikasi. Nilai dasar anti korupsi, diantaranya:
 Jujur, merupakan sikap seseorang yang menyatakan sesuatu dengan apa
adanya.
 Peduli, merupakan suatu bentuk perhatian terhadap apa yang dilakukan orang
lain, di sekitarmya, dan taat pada aturan.
 Mandiri, melakukan sesuatu dengan inisiatif sendiri.
 Disiplin, melakukan sesuatu dengan tepat dan sesuai standar dan aturan.
 Kerja keras, bekerja dengan usaha yang lebih.
 Tanggung jawab, berani menanggung segala akibat perbuatannya.
 Sederhana, apa adanya, tidak berlebih-lebihan.
 Berani, mempunyai keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebatilan.
 Adil, menempatkan sesuatu sesuai dengan fungsinya.

6. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik,
14
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawaisehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat
membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN
tersebut harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktU tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi
dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan,
kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran,
dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam
pembinaan karier pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat
berwenang yaitu pejabat karier tertinggi.
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian
pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat penting,
mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadi adanya
isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi

15
menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi
kesatuan bangsa.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
b. Pelayan publik
c. Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. ASN
berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat
luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
ASN berfungsi, bertugas, dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan
bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan
tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu ASN dituntut untuk professional dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa
menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan
Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN

16
disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah
satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa (Kepentingan
bangsa dan negara di atas segalanya).
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik
dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para
ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

7. Whole Of Government (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuantujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga
dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan dengan
karakteristik pendekatan WoG yang dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi,
kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari
seluruh sektor dalam pemerintahan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting
dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar
tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan
teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai
penyelenggara kebijakan dan layanan publik.
Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam

17
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain, atau
masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan, melainkan justru
kontraproduktif atau “saling membunuh‟. Masing-masing sektor menganggap bahwa
sektornya lebih penting dari yang lainnya. Sebuah contoh misalnya, sector
lingkungan hidup memandang bahwa pelestarian alam, terutama hutan, merupakan
prioritas dalam pembangunan, sehingga perlu mendapatkan prioritas dukungan
kebijakan dan keuangan yang lebih. Sementara di sisi lain sektor pertambangan
memandang bahwa pembangunan memerlukan modal besar, dan hanya tambanglah
yang bisa menyediakan. Kedua sektor sangat penting, tetapi nampak ada perbedaan
tajam atau bahkan saling bertabrakan dalam perumusan tujuan masing-masing.
Sektor pendidikan dengan sector investasi, misalnya, bisa berpotensi untuk
berseberangan dalam kepentingan jangka pendek dan panjang. Sektor pendidikan
misalnya lebih berorientasi pada penyiapan sumber daya manusia jangka panjang
melalui investasi pendidikan.
Hasil dari pembangunan di sektor pendidikan tidak akan bisa diraakan dalam
jangka waktu pendek, karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memtik
hasilnya. Sementara sektor yang ingin menggerakkan penanaman modal justru
memandang bahwa investasi harus segera menghasilkan dalam jengka pendek,
karena investasi lebih melihat nilai ekonomis dan keuntungan dalam jangka pendek
dari sebuah kegiatan.

8. Pelayanan Publik
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik menyatakan
bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu:
 Organisasi penyelenggara pelayanan publik
 Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atauorganisasi yang
berkepentingan
 kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan(pelanggan).

18
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif, Non Diskriminatif, Mudah dan
Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.

19
BAB III

RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

A. Kondisi Sekarang
Berdasarkan pengamatan selama aktif di SDN 1 Lapandewa Makmur tantangan
yang dihadapi di sekolah yaitu rendahnya minat baca AL-Quran peserta didik,
Kurangnya pemahaman mengenai pelafalan ayat-ayat Al-Quran, belum tersedianya
sarana baca Al Quran. Hal tersebut dikarenakan penyalah gunaan teknologi, seperti
halnya anak-anak lebih cendrung bermain HP, Game online dibanding mau
membaca Al-quran, selain itu juga dikarenakan kurangnya tanggung jawab orang tua
untuk memberikan fasilitas dan pengarahan terhadap anak untuk membaca Al-
quran. Berdasarkan hasil pengamatan guru pendidikan agama Islam di kelas V
SDN 1 Lapandewa Makmur di temukan data dari 31(tiga puluh satu) jumlah peserta
didik hanya ada 5 (siswa) yang berminat membaca Al Quran. Padahal kita semua
tahu bahwa Al-Quran adalah petunjuk bagi ummat Islam dimana didalamnya
memuat berbagai macam pengetahuan, apakah itu mengenai hokum, kesehatan,
teknologi maupun mengenai kehidupan social kemasyarakatan. Dapat dibayangkan
jika sekiranya jika peserta didik kita tidak memiliki minat untuk membaca Al Quran,
maka akibatnya kelak peserta didik didik kita tidak mampu membaca Al-Quran.
B. Deskripsi dan Analisis Isu

Dalam menyusun suatu rancangan kegiatan aktualisasi, maka harus berawal


dari sebuah isu yang terjadi pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD ) para
CPNS masing-masing sehingga peserta pendidikan dan pelatihan dasar CPNS
dapat menjabarkannya ke dalam beberapa kegiatan yang nantinya akan di
aktualisasikan pada UPTD-nya masing-masing. Dalam kegiatan aktualisasi tentunya
harus juga sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi, atau Sasaran Kinerja Pegawai
maupun Tugas Tambahan yang diperintahkan oleh atasan melalui Surat Perintah
Tugas Tambahan yang melekat pada diri CPNS, sehingga nantinya dalam
pelaksanaan aktualisasi dapat menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN dengan
baik.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mengindetifikasi suatu isu di SDN 1
Lapandewa Makmur antara lain yaitu :
1. Rendahnya minat mengaji anak kelas V SDN 1 Lapandewa Makmur

20
2. Kurangnya pemahaman pelafalan ayat-ayat Al-Quran.
3. Belum tersedianya sarana baca Al Quran
Penetapan isu dapat dilakukan dengan beberapa cara. Penulis memilih untuk
menggunakan analisis USG (Urgency, Seriousness, Growth). Pada penggunaan
table USG, untuk menentukan suatu masalah yang prioritas, terdapat tiga faktor
yang perlu dipertimbangkn. Ketiga faktor tersebut adalah Urgency, Seriousness,
dan Growth.
1. Urgency berkaiatan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk
diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.
2. Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut terhadap
organisasi. Dampak terutama yang menimbulkan kerugian bagi organisasi.
Semakin tinggi dampak masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin
tinggi tingkat masalah tersebut.
3. Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang
masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu masalah
yang cepat berkembang tentunya semakin prioritas untuk diatasi permasalahan
tersebut.

Tabel USG Analysis (Perumusan Isu Terpilih)


Skala
No Isu Total Peringkat
Urgency Seriousness Growth
1 Rendahnya Minat
membaca Al
Quran anak kelas
5 5 5 15 I
V SDN 1
Lapandewa
Makmur
2 Kurangnya
pemahaman
pelafalan Ayat Al 4 4 4 12 II
Quran yang
benar

21
3 Belum tersedianya
sarana baca Al 4 3 3 10 III
Quran
Keterangan:
Penilaian yang digunakan yaitu rentang 1 sampai 5 dengan rincian:
1. Sangat tidak penting
2. Tidak penting
3. Kurang penting
4. Penting
5. Sangat penting
Berdasarkan hasil USG maka penulis akan mengangkat isu yang berada pada
tingkat pertama yaitu “Rendahnya minat baca al quran siswa kelas V SDN 1
Lapandewa Makmur”. Adapun penyebab dari Rendahnya minat baca Al quran
siswa kelas V SDN 1 Lapandewa Makmur dikarenakan penyalah gunaan teknologi,
seperti halnya anak-anak lebih cendrung bermain HP, Game online dibanding mau
membaca Al-quran, selain itu juga dikarenakan kurangnya tanggung jawab orang tua
untuk memberikan fasilitas dan pengarahan terhadap membaca Al-quran anak.
Dilihat dari penyebabnya, maka akan diselesaikan dengan pemecahan masalah
yang diangkat yaitu “Meningkatkan Minat Baca Al Quran Siswa Kelas V Sdn 1
Lapandewa Makmur Melalui Metode Kontrol Jurnal Mengaji”. Adapu model ini
mampu membuat peserta didik lebih bersemangat dan terdorong untuk selalu
membaca Al Quran.
B. Model Jurnal Mengaji
Nama Siswa :
Kelas :
Nama Orang Tua/Wali :

Batasan
N Hari/Tanggal Suarah Yang di Jumlah Guru TTD
o Baca ayat

1 Senin, 4-11- Al Baqarah 1 SD 20 Latu Baso

22
19

C. Rancangan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar

1. Menyusun rencana pelaksanaan


Tanggal :
 Deskripsi kualitas kegiatan:
Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan peningkatan Minat Mengaji siswa
Kelas V SDN 1 Lapandewa Makmur dengan baik
 Penjelasan keterkaitan dengan Nilai Dasar
Akuntabilitas:
Dalam membuat rencana pelaksanaan kegiatan dibutuhkan pilihan yang tepat
dan benar terutama dalam pemilihan metode
Nasionalisme:
Agar mudah dipahami peserta didik maka digunakan bahasa yang baik dan benar
sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan.
Etika Publik:
Untuk menghasilkan rencana kegiatan yang baik maka dalam pembuatannya
harus dilakukan dengan cermat dan disiplin;
Komitmen Mutu:
Silabus dijadikan acuan agar lebih terarah dalam penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang baik dan benar
Anti Korupsi :
Bekarja keras mengembangkan dan mengperbaharui model-model pembelajaran.
 Konstribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
“Unggul dalam prestasi berdasarkan Iman dan Takwa”
 Penguatan terhadap Nilai Organisani

23
2. Mensosialisasikan kegiatan peningkatan minat mengaji anak
Tanggal:
Deskripsi Kualitas Kegiatan
Pembagian surat undangan kepada orang tua/wali peserta didik kelas V
Penjelasan keterkaitan dengan Nilai Dasar
Akuntabilitas:
Bertanggung jawab atas proses kegiatan peningkatan minat mengaji peserta didik
kelas V SDN 1 Lapandewa Makmur
Nasionalisme:
Tidak membeda-bedakan peserta didik dalam pembagian surat undangan
sosialisai kegiatan, baik dari segi agama, ras, suku dan sebagainya.
Komitmen Mutu:
Memahami perbedaan latar belakang masing-masing peserta didik untuk
mencapai hasil kegiatan yang diharapkan.
 Konstribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
“Unggul dalam prestasi berdasarkan Iman dan Takwa”
 Penguatan terhadap Nilai Organisani

3. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan


Tanggal: :
Deskripsi Kualitas Kegiatan
Membagikan Jurnal Mengaji kepada masing-masing peserta didik kelas V
Penjelasan keterkaitan dengan Nilai Dasar
Akuntabilitas:
Bertanggung jawab atas proses terlaksananya kegiatan, baik yang dilakukan di
lingkungan sekolah maupun di rumah..
Nasionalisme:
Meningkatkan minat mengaji peserta didik serta mengembangkan pengetahuan
peserta didik akan nilai-nilai keagamaan yang terkadung di dalam surah yang
telah di Baca.
Komitmen Mutu:
Memahami tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja

24
berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pembelajaran di dalam kelas.
 Konstribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
“Unggul dalam prestasi berdasarkan Iman dan Takwa”
 Penguatan terhadap Nilai Organisani

4. Pelaksanaan Kegiatan
Tanggal :
Deskripsi Kualitas Kegiatan
Mengecek/mengontrol Jurnal Mengaji anak
Penjelasan keterkaitan dengan Nilai Dasar
Akuntabilitas:
Dapat mempertanggung jawabkan soal evaluasi yang telah di buat.
Nasionalisme:
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik
Anti korupsi:
Tidak menunda-nunda pekerjaan atau yang di amanahkan kepadanya.
 Konstribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
“Unggul dalam prestasi berdasarkan Iman dan Takwa”
 Penguatan terhadap Nilai Organisani

5. Melakukan evaluasi kegiatan terkait


Tanggal :
Deskripsi Kualitas Kegiatan
Menindak lanjuta peserta didik yang tidak mengaji berdasarkan kontol jurnal
Penjelasan keterkaitan dengan Nilai Dasar
Etika Publik:
Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
Komitmen Mutu:
Memahami tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja
berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pendidikan.
Anti Korupsi :

25
Menghindari perilaku dan tindak pidana korupsi;
 Konstribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
“Unggul dalam prestasi berdasarkan Iman dan Takwa”
 Penguatan terhadap Nilai Organisani

26
BAB IV

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Setelah melaksanakan Latsar dan Aktualisasi nilai-nilai dasar ASN, Penulis


dapat mengambil sebuah kesimpulan, yaitu :
a. Sebagai ASN dapat menerapkan nilai aktualisasi, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, dan anti korupsi dilingkungan kerjanya.
b. Sebagai ASN diharapkan dapat menjadi contoh yang baik dilingkungan
masyarakat.
c. ASN harus bekerja maksimal dan sesuai target untuk melayani
masyarakat dengan baik dan sepenuh hati.
d. Sebagai seorang guru harus mampu memberikan makna dalam setiap
pemberian materi pelajaran, guru dituntut untuk selalu berinovasi,
menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan
sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran.
e. Dalam pembelajaran memasukkan nilai-nilai ANEKA agar
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dengan demikian, diharapkan
siswa dapat menanamkan nilai tersebut dalam lingkungan sekolah,
keluarga, dan masyarakat.

2. SARAN

Diharapkan adanya saran dan kritik yang konstruktif bagi terwujudnya


kelancaran dan perbaikan proses aktualisasi yang akan dilaksanakan,
diharapkan kerjasama yang baik dari Coach, Mentor maupun Penguji.

27
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil

Prajabatan Golongan III.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil

Prajabatan Golongan III.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Penyelenggaraan Perdana


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil

Prajabatan Golongan III.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Penyelenggaraan


Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil

Prajabatan Golongan III.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Penyelenggaraan Perdana


Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil

Prajabatan Golongan III.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole Of Government. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara. Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

28
FORMULIR 1.B
JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI

NAMA PESERTA : Arman maulana


: SDN 1 LAPANDEWA
UNIT KERJA MAKMUR
: 11 OKTOBER S/d DESEMBER
WAKTU 2019

DESEMBE
OKTOBER NOVEMBER R
NO KEGIATAN
MINGGU MINGGU MINGGU
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Kegiatan Latsar
2 Pelaksanaan Aktualisasi
3 seminar hasil Aktualisasi

29

Anda mungkin juga menyukai