Ekologi Kelompok 2
Ekologi Kelompok 2
EKOLOGI PERAIRAN
“EKOSISTEM SUNGAI”
Di susun oleh :
Kelompok 2
2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air
(catchment area) bagi daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat
berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi membentuk suatu
akan terintegrasi satu sama lainnya membentuk suatu aliran energi yang akan
salah satu tipe ekosistem perairan umum yang berperan bagi kehidupan biota
dan juga kebutuhan hidup manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti
dampak terhadap sungai antara lain penurunan kualitas air, hal ini dikarenakan
2
B. TUJUAN
C. MANFAAT
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. EKOSISTEM SUNGAI
4
Bagian tengah merupakan daerah peralihan antara bagian hulu dan
hilir.Kemiringan dasar sungai lebih landai sehingga kecepatan aliran relatif lebih
kecil pada bagian hulu.Permukaan dasar bagian tengah umunya berupa pasir
atau lumpur (Suwarno, 1991). Bagian hilir merupakan daerah aliran sungai yang
akan bermuara ke laut atau sungai lainnya. Bagian tersebut umumnya melalui
daerah bagian dengan substrat permukaan berupa endapan pasir halus sampai
kasar, lumpur, endapan organik dan jenis endapan lainnya yang sangat labil.Alur
sungai bagian hilir mempunyai bentuk yang berkelok-kelok. Bentuk alur tersebut
dinamakan meander (Suwarno, 1991).
Ekosistem sungai (lotic) dibagi menjadi beberapa zona dimulai dengan zona
krenal (mata) air yang umumnya terdapat di daerah hulu.Zona krenal dibagi
menjadi rheokrenal, yaitu mata air yang berbentuk air terjun biasanya terdapat
pada tebing-tebing yang curam, limnokrenal, yaitu mata air yang membentuk
genangan air yang selanjutnya membentuk aliran sungai yang kecil. Beberapa
mata air akan membentuk aliran sungai di daerah pegunungan yang disebut
zona rithral, ditandai dengan relief aliran sungai yang terjal. Zona ritral dapat
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu epirithral (bagian yang paling hulu), metarithral
(bagian tengah) dan hyporithral (bagian yang paling akhir). Setelah melewati
zona hyporithral, aliran sungai akan memasuki zona potamal, yaitu aliran sungai
pada daerah-daerah yang relatif lebih landai dibandingkan dengan zona rithral.
Zona potamal dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu epipotamal , metapotamal
dan hypopotamal (Barus, 2004).
Struktur fisik sungai menyediakan relung biologi yang melimpah terhadap
organisme-organisme akuatik.Daerah di bawah batu pada dasar perairan
terdapat tempat yang gelap untuk bersembunyi bagi organisme akuatik
berukuran kecil, sedangkan pada permukaan atas batu yang terpapar cahaya
matahari merupakan tempat bagi alga yang menempel (Goldman & Horne,
1983). Secara ekologis organisme di perairan sungai dapat dibedakan menjadi
dua zone atau subhabitat, yaitu :
5
atau perifiton khususnya yang dapat melekat atau berpegang erat pada substrat
padat dan jenis ikan yang dapat berenang melawan arus.
b. Subhabitat arus lambat : merupakan bagian sungai yang lebih dalam dan
arusnya lebih lemah atau lambat dibandingkan subhabitat riam. Pada daerah ini
partikel-partikel cenderung mengendap sebagai sedimen di dasar sungai.Pada
daerah ini hidup organisme bentos, nekton dan kadang-kadang plankton (Suradi,
1993).
Biota pada ekosistem sungai terbagi atas biota non akuatik dan biota
akuatik.Biota non akuatik adalah biota yang hidup diluar perairan sungai
misalnya adalah tanaman yang berada di DAS (Daerah Aliran Sungai), serangga
yang hidup diarea sekitar sungai seperti semut, capung, kupu-kupu, dan
lain-lain.Biota akuatik merupakan biota yang sebagian atau seluruh hidupnya
berada di perairan. Berdasarkan cara hidupnya biota akuatik dapat
dikelompokkan menjadi neuston, pleuston, nekton, plankton, perifiton, bentos,
dan demersal. neuston merupakan biota akuatik yang hidup dilapisan tipis
permukaan air. Seperti halnya neuston, pleuston juga hidup dipermukaan air
tetapi sebagian tubuhnya berada dibawah permukaan air.Nekton umunya terdiri
atas biota akuatik yang hidup dan bergerak bebas didalam kolom air. Plankton
merupakan kelompok biota akuatik baim hewan atau tumbuhan yang
pergerakannya selalu dipengaruhi arus air dan umunya berukuran mikroskopis.
Perifiton adalah kelompok biota akuatik yang hidup menempel pada permukaan
tumbuhan, tongkat, batu, atau substrat lain yang berada didalam air. Biota bentik
atau bentos merupakan kelompok hewan atau tumbuhan yang hidup didasar
perairan.Sedangkan kelompok biota akuatik yang sebagian besar hidupnya
dihabiskan didasar perairan disebut demersal (Wardhana, 2006).
Terdapat zona-zona primer sungai yang secara umum telah dikenal
diantaranya :
1). Zona litoral
Merupakan daerah pinggiran perairan yang masih bersentuhan dengan
daratan. Pada daerah ini terjadi percampuran sempurna antara berbagai factor
fisika,kimiawi perairan. Organisme yang biasanya ditemukan antara lain :
tumbuhan akuatik berakar atau mengapung, siput, kerang, crustacean, amfibi,
ikan, perifiton dan lain-lain.
2). Zona limnestik
6
Merupakan daerah kolam air yang terbentang antara zona litoral di satu
sisi dan zona litoral disisi lain. Zona ini memiliki berbagai variasi secara fisik,
kimiawi maupun kehidupan di dalamnya. Organisme yang hidup dan banyak
ditemukan di daerah ini antara lain : ikan, udang, dan plankton.
3). Zona profundal
Merupakan daerah dasar perairan yang lebih dalam dan menerima sedikit
cahaya matahari dibanding daerah litoral dan limnetik.Bagian ini dihuni oleh
sedikit organisme terutama dari organisme bentik karnivor dan detrifor.
Ekosistem sungai terdiri dari komponen biotik dan abiotik yang saling
berinteraksi membentuk satu kesatuan yang teratur dan tidak ada satu
komponen pun yang dapat berdiri sendiri melainkan mempunyai keterkaitan
dengan komponen lain langsung atau tidak langsung besar atau kecil. Aktifitas
suatu komponen selalu memberi pengaruh pada komponen ekosistem lain
7
menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta
mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut
atau danau. Berdasarkan UU RI No 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air DAS
adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan
anak-anaknya yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air
yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di
darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktifitas daratan (Anwar, 2011).
a. Hulu sungai
Sumber air berasal dari mata air dan memiliki aliran yang deras, sehingga
produsen yang dapat hidup hanyalah produsen yang dapat melekat
kuat pada bebatuan
b. Hilir sungai
8
Daerah ini adalah persatuan dari beberapa anak sungai sehingga volumenya
bertambah lebih banyak daripada hulu sungai.
c. Muara sungai
Daerah ini sering terbentuk delta karna endapan lumpur yang banyak.
Organisme konsumen sangat beraneka ragam dan sebagian besar
seperti zooplankton, remis dan ikan (Sastrodinata,1980).
Sungai merupakan salah satu sumber air tawar yang sangat penting untuk
kehidupan manusia.Antara sungai, ekosistem lentik, ekosistem lotik, dan
ekosistem lahan basah saling berhubungan. Kualitas dari sungai itu sendiri
sangat ditentukan oleh faktor-faktor pembatasnya seperti suhu, pH, alkalinitas,
CO2 ,DO, kecepatan arus, densitas plankton, dan diversitas plankton.
1. Kecepatan arus
9
pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu
perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH< 7 dikatakan kondisi
perairan bersifat asam, sedangkan pH > 7 dikatakan kondisi perairan bersifat
basa (Effendi, 2003). Dalam penelitiannya .Mahida (1993) menyatakan bahwa
limbah buangan industri dan rumah tangga dapat mempengaruhi nilai pH
perairan. Adanya karbonat, bikarbonat dan hidroksida akan menaikkan kebasaan
air, sementara adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan
keasaman suatu perairan. Nilai pH dapat mempengaruhi spesiasi senyawa kimia
dan toksisitas dari unsur-unsur renik yang terdapat di perairan, sebagai contoh
H2S yang bersifat toksik banyak ditemui di perairan tercemar dan perairan
dengan nilai pH rendah.Selain itu, pH juga mempengaruhi nilai BOD5, fosfat,
nitrogen dan nutrien lainnya, pengukuran pH adalah suatu pengukuran yang
sangat penting, karena banyak reaksi kimia dan biokimia yang penting terjadi
pada tiap tingkatan pH
3. Suhu
10
langsung terhadap lingkungan adalah mempengaruhi metabolisme, daya larut
gas-gas, termasuk oksigen serta berbagai reaksi kimia di dalam air (Ghufran dan
Baso, 2007). Cahaya matahari merupakan sumber panas yang utama di
perairan, karena cahaya matahari yang diserap oleh badan air akan
menghasilkan panas di perairan. Di perairan yang dalam, penetrasi cahaya
matahari tidak sampai ke dasar, karena itu suhu air di dasar perairan yang dalam
lebih rendah dibandingkan dengan suhu air di dasar perairan dangkal. Suhu air
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas serta memacu
atau menghambat perkembangbiakan organisme perairan (Efendi,2003).
4. DO (Dissolved Oxygen)
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
suhu, pH, alkalinitas, CO2 ,DO, kecepatan arus, densitas plankton, dan diversitas
plankton.
B. SARAN
Demi kesempurnaan makalah ini maka kritik dan saran yang dapat
membangun kami harapkan dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.upi.edu/ chapter1.pdf
13
14