Perdata Islam - Analisis Berita
Perdata Islam - Analisis Berita
NIM : 21103040143
Prodi : Ilmu Hukum
Makul/ Kelas : Hukum Perdata Islam/ D
Sumber: kompas.com
Analisa/Tanggapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti poligami adalah sistem
perkawinan yang membolehkan seseorang mempunyai istri atau suami lebih dari satu
orang. Poligami merupakan suatu hal yang dibolehkan menurut UU. Dalam peraturan
perundang-undangan tersebut, terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi jika ingin
melakukan poligami. Pada dasarnya poligami dapat dilakukan jika istri pertama
menghendaki suami untuk menikah lagi. Dasar hukum poligami tedapat pada Pasal 3
ayat (2) UU Perkawinan. Untuk yang beragama islam, dasar hukum poligami diatur
dalam Pasal 56 ayat (1) KHI. Namun bagi pegawai negeri sipil (PNS), diatur dalam
PP No. 45 Tahun 1990 tentang Perubahan Atas PP Nomor 10 Tahun 1983 tentang
Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil pada Pasal 4 ayat (1) yang
berbunyi, “Pegawai Negeri Sipil pria yang akan beristri lebih dari seorang, wajib
memperoleh izin lebih dahulu dari pejabat.” Permintaan izin PNS untuk berpoligami
harus diajukan secara tertulis dengan mencantumkan alasan lengkap untuk beristri
lebih dari seorang berikut syarat yang harus dipenuhinya. Jika alasan dan syarat yang
dikemukakan kurang meyakinkan, maka pejabat harus meminta keterangan tambahan
dari istri PNS yang mengajukan izin atau dari pihak lain yang dinilai dapat
memberikan keterangan lebih meyakinkan.
Dalam Pasal 10 PP No. 45 Tahun 1990, izin untuk beristri lebih dari seorang
hanya dapat diberikan oleh pejabat berwenang jika memenuhi setidaknya salah satu
syarat alternatif yang telah ditentukan. Selain itu, izin juga akan diberikan jika
memenuhi seluruh syarat kumulatif.
Syarat alternatif yang dimaksud adalah:
istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri,
istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan,
istri tidak dapat melahirkan keturunan.
Sementara yang dimaksud syarat kumulatif, yaitu:
ada persetujuan tertulis dari istri,
PNS pria yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang cukup untuk
membiayai lebih dari seorang istri dan anak-anaknya yang dibuktikan dengan
surat keterangan pajak penghasilan,
ada jaminan tertulis dari PNS yang bersangkutan bahwa ia akan berlaku adil
terhadap istri-istri dan anak-anaknya.
Izin untuk beristri lebih dari seorang tidak akan diberikan jika:
bertentangan dengan ajaran/peraturan agama yang dianut PNS yang bersangkutan,
tidak memenuhi syarat alternatif dan ketiga syarat kumulatif,
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
alasan yang dikemukakan bertentangan dengan akal sehat,
ada kemungkinan mengganggu pelaksanaan tugas kedinasan.
Berdasarkan berita tersebut tersangka berinisial E telah melakukan poligami secara
diam-diam tanpa sepengetahuan istri tersangka. Sehingga tersangka E yang berstatus
sebagai ASN telah melanggar Pasal 10 PP No. 45 Tahun 1990.