Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN KERJA/ TERM OF REFERENCE

BALAI BESAR POM DI SURABAYA


TAHUN ANGGARAN 2013

Kementrian Negara/Lembaga : Badan Pengawas Obat dan Makanan


Unit Eselon I/II : Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Di
Surabaya
Program : Pengawasan Obat dan Makanan
Hasil (Outcome) : Meningkatnya Efektivitas Pengawasan Obat dan
Makanan dalam rangka Melindungan Masyarakat

A. LATAR BELAKANG
1. DASAR HUKUM /KEBIJAKAN :
- Undang-Undang RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
- Undang-undang RI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
- Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
- Undang-Undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotik
- Undang-undang RI No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
- Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998 tentang Pengaman Sediaan Farmasi
dan Alat Kesehatan
- Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah, antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota
- Permenkes No. 168/Menkes/Per/II/2005 tentang Prekursor Farmasi
- Kepmenkes No.1191/Menkes/ SK/IX/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan RI, Nomor 918/Menkes/Per/IX/1993 tentang Pedagang Besar
Farmasi
- Kepmenkes No.386/Menkes/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat
Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehtan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga dan Makanan Minuman
- Kepmenkes No. 1331/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Kesehatan RI, Nomor 167/Kab/B.VIII/1972 tentang Pedagang Eceran
Obat
- Kepmenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Kesehatan RI, Nomor 922/Menkes/Per/IX/1993 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pemberian Izin Apotik
- SK Ka Badan POM No. HK.00.05.3.2522 tanggal 02 Juni 2003 tentang Pedoman
Cara Distribusi Obat yang Baik

1
2. GAMBARAN UMUM
Tujuan layanan informasi dan pengaduan adalah meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan masyarakat tentang Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan.
Dengan masih maraknya peredaran OMKABA yang tidak memenuhi syarat, yang
merupakan dampak dari globalisasi perdagangan bebas mengakibatkan produk
OMKABA yang tidak memenuhi syarat banyak beredar dan masyarakat mudah untuk
mendapatkannya. Di pihak lain, masyarakat masih belum memiliki pengetahuan yang
cukup untuk membentengi diri dari penggunaan OMKABA yang berisiko terhadap
kesehatan, oleh karena itu perlu dilakukan layanan informasi dan pengaduan secara
berkelanjutan.
Adanya layanan informasi dan pengaduan bagi masyarakat dapat menimbulkan
kesadaran dan pengetahuan masyarakat meningkat dalam upaya melindungi diri sendiri
untuk memilih produk OMKABA yang aman bermanfaat/ berkhasiat dan bermutu untuk
konsumsi.
Kegiatan ini menunjang kegiatan pengawasan OMKABA serta dapat meningkatkan
koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pengawasan produk OMKABA.

B. PENERIMA MANFAAT
Masyarakat luas termasuk pelaku usaha dan pemangku kepentingan

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

Penyebaran Informasi OMKABA


Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terhadap keamanan, mutu dan khasiat/manfaat produk OMKABA.

Hasil yang diharapkan : masyarakat mendapatkan informasi yang seluas-luasnya mengenai


keamanan dan mutu produk OMKABA sehingga terlindungi dari produk OMKABA yang berisiko
terhadap kesehatan.

Tahapan :
1. Koordinasi dengan Dinkes Kab/Kota terkait mengenai rencana pelaksanaan
Penyebaran Informasi OMKABA
2. Pelaksanaan Penyebaran Informasi OMKABA :
Penyebaran informasi diselenggarakan pada triwulan II tahun 2013 berupa
pertemuan di 8 kab/kota di luar ibukota propinsi masing-masing dengan peserta
sebanyak 50 orang, materi akan diberikan oleh narasumber dari Balai Besar POM
di Surabaya.
3. Penyusunan laporan Penyebaran Informasi OMKABA paling lama 1 bulan setelah
kegiatan selesai dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai