Anda di halaman 1dari 36

Manajemen nOPV2 Selama

Pelaksanaan Sub-PIN Polio

1 ATURANPENTING

1 vial yang dilacak 1 vial yang dikembalikan (digunakan


1 vial yang
atau tidak digunakan)
diterima

Tim EPI UNICEF Indonesia


Sumber: Dr.Ahmet Afsar
UNICEF/HQ/Outbreak Response Team
Karakteristik Vaksin nOPV2
• Dikemas dalam bentuk sediaan vial kaca 5 ml dengan dropper
(penetes)
• Terdapat 50 dosis per vial (10 vial dalam kemasan
sekunder/boks)
• Volume per dosis =0,55cm3 atau 27.5 cm3 per vial
• Faktor pemborosan (expected wastage factor):
• Untuk 50 dosis vial = 1.25 (tingkat pemborosan/wastage rate =
20%) à IP Vaksin 40
• nOPV2memiliki dua masa simpan (dual shelf life) seperti vaksin
OPVlainnya yaitu:
* 24 bulan pada suhu -20°C, dan
* 6 bulan pada suhu 2-8°C; nOPV2
Vaksin ini sangat sensitif terhadap suhu panas. Selalu cek label VVM
sebelum menggunakan vaksin dan pastikan belum mencapai titik
pembuangan (VVM Cdan/atau D)
Keterangan bOPV nOPV2
Dosis per vial 20 50
Volume Kemasan per dosis 0,55 cm3 0,55 cm3
VVM Tipe 2 Tipe 2
MDVP selama kampanye rumah ke Bisa Bisa dengan catatan khusus
rumah hanya berlaku 1 hari (maksimal
6 jam setelah dibuka)
Sensitif Panas Ya Ya
Wastage Factor 1,18 1,25
Wastage Rate 15% 20%
Peralatan Cold Chain Pasif Cold Box dan Vaccine Carriers Standard Cold Box dan Vaccine Carriers
(dapat bercampur dengan vaksin lain) Standard (tidak boleh
bercampur dengan vaksin lain)
Pemantauan Suhu di lapangan VVM VVM
Containment Tidak perlu Harus
Reverse Logistic (Pengembalian Tidak perlu Harus
Logistik) Seluruh vial (yang sudah
digunakan dan belum
digunakan) dikembalikan
setiap akhir putaran
Pemusnahan vial kosong/bekas Tingkat lokal Tingkat propinsi
Pemusnahan vial yang belum Tidak perlu Keputusan ORPG (Outbreak
dibuka Response and Preparedness
Group)
Verifikasi vial yang dikumpulkan Tidak berlaku Ada, dilakukan oleh supervisor
Keunikan Penggunaan vaksin nOPV2 Dalam Beberapa Hal

• Vaksin ini dipasok mengikuti aturan Emergency Use Listing (EUL) WHO –
yang mewajibkan persetujuan oleh otoritas pengawas obat di negara
terkait (BPOM).
• Memerlukan mekanisme permintaan khusus
• Tidak ada buffer stock atau meminjam stok dari program imunisasi rutin
• Tersedia hanya di cadangan/gudang global yang diawasi oleh WHO
• Tidak tersedia melalui mekanisme pembelian langsung dari produsen
vaksin
• Memerlukan penyimpanan yang tepat dan pencatatan transaksi yang
rinci di setiap tingkatan (Nasional à Provinsi à Kab/Kota à
Puskesmas)
• Setiap vial harus dicatat untuk setiap fase pendistribusian di dalam
negeri (mulai dari penerimaan, pengeluaran, transportasi,
penyimpanan, sesi imunisasi, dan pembuangan)
• Pemusnahan nOPV2 dilakukan setelah seluruh putaran respons
outbreak dinyatakan selesai sesuai rekomendasi OBRA.
3
Tingkat Kota/Kabupaten

• Sebelum kampanye:
ü Saat menerima vaksin: Isi dan lengkapi VAR (Vaccine Arrival Report): jenis, jumlah,
nomor bets, status VVM
ü Segera catat jumlah vial yang diterima pada kartu stok
ü Jika memungkinkan, simpan dan distribusikan nOPV2 secara terpisah dari vaksin lain di
rantai dingin.
Tingkat Kota/Kabupaten

• Sebelum kampanye:
ü Distribusikan nOPV2 yang telah diberi label pada cold box yang dilengkapi dengan ice pack.
Distribusikan nOPV2 dalam kotak pendingin yang berisi ice pack beku dan diberi label dengan
jelas.

Contoh penandaan untuk label nOPV2


Tingkat Kota/Kabupaten

nOPV2 harus disimpan pada kompartemen/bagian freezer, terpisah dari vaksin lain
(termasuk bOPV)
Di Puskesmas

• Sebelumpelaksanaan:
ü Saat menerima vaksin: Isi dan lengkapi VAR (Vaccine Arrival
Report/Laporan Penerimaan Vaksin): jenis, jumlah, nomor bets,
status VVM
ü Simpan vial nOPV2 secara terpisah dari vaksin lainnya,
terutama dari bOPV dan berikan penanda jelas untuk nOPV2
• Selamapelaksanaan:
ü Catat perpindahan stok nOPV2 dengan sangat akurat pada buku
stok dan kartu stok vaksin (stok awal nOPV2adalah 0).
ü Periksa secara sistematis pada saat awal tim vaksinasi
bahwa jumlah vial vaksin yang diterima tertulis pada lembar
kartu stok dan tercatat pada format manajemen vaksin.
ü Komunikasikan kondisi/situasi manajemen vaksin setiap
sore kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
ü Lakukan perhitungan stok fisik vaksin nOPV2 untuk setiap vial
yang dapat digunakan dan vial yang tidak dapat digunakan.
Di Puskesmas

• Selama pelaksanaan (lanjutan):


Ketika tim vaksinasi kembali, pengawas dan manajer vaksin:
ü Verifikasi pencatatan vaksin pada kartu pencatatan telah dilengkapi dan
dilaporkan pada format manajemen vaksin
ü Periksa jumlah, antara vial yang didistribusikan dan vial yang dikembalikan
(kosong, rusak, dan tidak terbuka) è jumlah harus sama
ü Hitung jumlah vial kosong, termasuk vial yang rusak/pecah
ü Catat jumlah vial yang dikembalikan dalam kondisi penuh, kosong, terbuka, VVM
C/D, label hilang/tidak terbaca (gunakan lembar ringkasan untuk pencatatan)
ü Simpan vial kosong/sisa, karet, dropper/penetes, dan vial rusak ke dalam plastik
klip bila belum dilakukan oleh vaksinator
ü Kembalikan vial yang dapat digunakan/belum dibuka ke dalam rantai dingin
setelah memeriksa kondisi VVM (menjadi prioritas dalam penggunaan berikutnya)
Di Puskesmas

Vaksinator mengembalikan SELURUH vial nOPV2


kosong dalam plastik klip (zipped plastic bag) dan
masukkan ke dalam kontainer boks untuk
dikirim ke dinas kabupaten/kota dan
diteruskan ke propinsi

Manajer vaksin dan pengawas menghitung


seluruh vial pada akhir hari.

CATATjumlah vial yang dikembalikan


Di Puskesmas

• Setelah pelaksanaan:
ü Seluruh vial yang dapat digunakan dan dalam kondisi baik harus dikembalikan
ke dalam rantai dingin di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di akhir tiap
putaran. Pengembalian menggunakan cold box yg berisikan ice pack.
ü Seluruh vial yang telah digunakan/kosong harus dikembalikan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota di akhir tiap putaran dengan menggunakan
kontainer boks yang telah diberikan.
ü Seluruh karet penutup, penetes, vial terbuka, dan vial tertutup tanpa atau
dengan label rusak/tidak terbaca; kosong, VVM C/D, vial pecah harus disimpan
dalam kantong plastik (dan boks) bertanda “untuk dimusnahkan” dan dikirim
dari Puskesmas ke Dinkes Kabupaten/Kota sehari setelah akhir tiap putaran.
ü Format manajemen vaksin harus dikembalikan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sehari setelah akhir sesi vaksinasi dan didiskusikan dengan PJ
Imunisasi Kabupaten/Kota.
ü Jika diduga terjadi kebocoran (isi vaksin keluar) di dalam vaksin carrier, maka
bagian dalam vaksin carrier harus dibilas dengan larutan klorin untuk
desinfeksi.
Di Puskesmas

nOPV2 yang sudah kosong/sisa yang ada di dalam nOPV2 yang disimpan di dalam Vaksin
vaksin carrier menggunakan plastik klip Refrigerator yang terpisah dengan vaksin lain.
Di Tingkat Pelaksanaan oleh Tim Vaksinasi

ü Periksa bahwa tim vaksinasi tidak kehabisan stok vaksin


ü Periksa kualitas informasi yang dicatat pada tally sheet (lembar perhitungan)
ü Periksa dan pastikan bahwa vial vaksin dan penetes tidak terendam air di
dalam vaksin carrier
ü Tidak ada vaksin lain di dalam vaksin carrier
ü Periksa bahwa bukan balok es yang digunakan dalam vaksin carrier, tetapi
menggunakan ice pack untuk mencegah label pada vial terlepas.
ü Periksa bahwa pen marker (penanda) masih dapat digunakan dan ditutup
dengan baik setelah digunakan (agar tinta tidak kering)
ü Pastikan bahwa vial kosong, penetes, dan penutup vial disimpan dalam
plastik klip (zipped plastic bag ) dan setelah di puskesmas, tidak disimpan
dalam vaksin carrier.
ü Periksa dan pastikan bahwa ice pack tetap dingin
ü Periksa bahwa tidak ada vial vaksin nOPV2 dengan kondisi VVM pada titik
pembuangan (VVM C/D)
Tempat Penyimpanan Vaksin nOPV2
Penyimpanan

nOPV2 disimpan dalam WIFR bersama nOPV2 disimpan di Freezer buka atas yang digunakan
dengan vaksin lainnya, berikan label bagian/area khusus pada WIFR khusus untuk menyimpan nOPV2
penanda untuk setiap vaksin

Kemasan sekunder
Hanya 2 keranjang yang nOPV2 yang
digunakan untuk disimpan pada
menyimpan nOPV2 bila freezer buka atas
vaksin tidak disimpan pada khusus untuk
freezer buka atas khusus nOPV2
untuk nOPV2
Penggunaan nOPV2

vial nOPV2 dipasangkan dengan


tipe penetes yang tepat

Penggunaan dropper/penetes dari berbagai merk OPV yang


digunakan untuk vial nOPV2, akan menyebabkan kerusakan dan
meningkatkan wastage rate (tingkat pemborosan vaksin)
Tipe penetes berbeda yang
digunakan oleh produsen OPV
Penggunaan nOPV2

nOPV2 di Puskesmas.
Disimpan dalam vaksin carrier
terpisah dan diberikan Rak Imunisasi. Vaksin carrier diberikan
penandaan jelas. penandaan jelas untuk
Tanggal vial vaksin dibuka tertulis jelas. VVM
menginformasikan bahwa terdapat menandakan bahwa vaksin dapat digunakan.
vaksin nOPV2 di dalamnya.

Pada akhir hari/sesi


imunisasi, vial yang
tidak digunakan, vial
kosong, tutup vial,
dropper, label, dan
penetes bekas
dikumpulkan menjadi
Jangan lakukan: meletakkan satu dan disimpan
nOPV2 di luar plastik klip dalam plastik klip.
Cara Pengembalian Logistik (Reverse Logistic)

Vial yang masih bisa Vial yang tidak bisa dipakai


dipakai (sudah atau belum dibuka)
• Dibawa dengan peralatan cold • Ditempatkan ke dalam plastik
chain klip yang diberi tanda: "untuk
• Disimpan terpisah dengan dimusnahkan" dan
vaksin lain di Freezer hingga dimasukkan ke dalam kantong
ada keputusan OBRA. plastik medis yang sudah
• Pemantauan dan manajemen diberi label
suhu terus dilakukan. • Pengiriman menggunakan
kontainer boks (bukan
peralatan cold chain)

18
Pengembalian

Vial yang tidak digunakan harus dikembalikan dalam plastik klip dan dimasukkan ke kantong plastik medis atau dengan bubble
wrap, kemudian dimasukkan dalam kontainer boks dan beri label nama. Pada tingkat provinsi, seluruh vial yang tidak digunakan
dihitung kembali dan dikirim ke lokasi insinerator.
Pengembalian

Penghitungan ulang seluruh vial yang dikembalikan


0 risiko = 0 vial hilang
Pemusnahan

Vial vaksin yang rusak/pecah selama proses penanganan dan transportasi. Seluruh bagian tersebut harus
dikembalikan bersama dengan vial yang tidak terpakai untuk dimusnahkan dengan cara yang tepat.
Pemusnahan

Penggunaan insinerator adalah metode yang paling direkomendasikan untuk proses pemusnahan. Laporan terkait jumlah
total vial yang dimusnahkan, harus disampaikan kepada GPEI.
Pesan Kunci untuk Tenaga Kesehatan yang terlibat dalam Manajemen Vaksin

üSetiap hari, vaksinator harus mengembalikan seluruh vial yang masih


bisa digunakan dan yang tidak bisa digunakan ke Puskesmas
üTaruh vial yang tidak bisa digunakan ke dalam plastik klip
üPlastik yang berisi vial yang tidak bisa digunakan harus diberi label
“untuk dimusnahkan”
üSetelah seluruh putaran vaksinasi selesai, maka seluruh vial (masih bisa
digunakan dan tidak bisa digunakan) dikembalikan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Propinsi dengan menggunakan kontainer boks.
üIni merupakan tugas supervisor di Puskesmas/Kabupaten-
Kota/Propinsi untuk memastikan bahwa tidak ada satupun vial yang
kurang atau hilang saat pelayanan vaksinasi selesai

24
Pengingat Umum: Status VVM

25
VACCINE ARRIVAL REPORT

26
Alat-alat Indikator, Pemantau, dan Perekam Suhu

Record temperature at 08:00 and 16:00 daily


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Deg. C
M A M A M A M A M A M A M A M A M A M A M A M A M A M A M A M A M A M A M A M A
22
UNSAFE 20
18
16
14
12
10
8
SAFE

6
4
2
0 Freeze damage?
-2 Freeze damage?
UNSAFE

-4
-6
-8
-10
st
ro
ef
D
Praktek baik pelaksanaan sub PIN Polio
di Pidie - Aceh.
Memisahkan penyimpanan
vaksin nOPV2 serta
membuatkan
catatan/informasi tambahan
Memisahkan penyimpanan
vaksin yang sudah
dikeluarkan dari kulkas
penyimpanan agar
diutamakan penggunaannya
pada sesi berikutnya
Menggunakan
icepack vaksin
dalam vaksin
carrier
Semua vial
kosong/habis, sisa
dan rusak
dimasukkan
dalam plastik klip
Semua vial kosong
dimasukkan dalam
plastik/kantong limbah
medis dan ditandai

Informasikan kesling
untuk tidak mengambil
sampai sub-PIN selesai
Mempersiapkan ice pack
untuk pelayanan hari
berikutnya
JANGAN LAKUKAN
Penyimpanan nOPV2 yang
sudah dibuka tidak
menggunakan plastik klip
à isi vaksin dapat keluar
dan mencemari vaccine
carrier à lakukan
disinfeksi dgn larutan
klorin/bayclin.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai