Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik ini dilaksanakan di poli


gerontik RSMH pada tanggal 5 Mei 2023. Dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan gerontik penulis melakukan pelayanan kesehatan hanya pada Ny.S,
adapun langkah-langkah pembuatan asuhan keperawatan gerontik dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Pengkajian
Pengumpulan data
1. Identitas
Ny.S berumur 60 tahun, jenis kelamin perempuan, sudah kawin, beragama
islam, suku jawa dan berkebangsaan Indonesia.

2. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi


Tn.Z mengatakan semenjak sakit diabetes tidak bekerja lagi hanya Tn.Z
menjaga warung disamping rumahnya, pekerjaan sebelumnya Tn.Z sebagai
nelayan dan menjual ikan hasil tangkapannya ke pasar sedangkan Ny.S bekerja
sebagai petani dan membantu suaminya untuk bertani disawah. Pendapatan Ny.S
tidak menentu dalam 1 bulan, yaitu ± 350.000/bulan. Dan anak satu-satunya
terkadang mau memberi uang tambahan pada orang tuanya.

3. Lingkungan tempat tinggal kebersihan dan kerapihan


Rumah Tn.Z merupakan rumah milik pribadi dengan ukuran kurang lebih 100
m2. Termasuk rumah permanent, berdinding tembok lantainya dari semen.
Mempunyai 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang makan, 1 dapur , 1 kamar mandi
dan WC. Saat dilakukan pengkajian ventilasi rumah sudah mencukupi 10% dari
total bangunan dan lingkungannya tampak kurang bersih, banyak lawa-lawa
diventilasi dan jendela.
Penerangan dalam ruangan dirumah Tn.Z kurang terang pada siang hari
dikarenakan jendela rumah jarang dibuka sehingga sirkulasi dalam ruangan tidak
nyaman, keadaan kamar tidur kurang rapi, dapur terlihat berantakan karena alat-
alat dapur tidak disusun dengan rapi, kamar mandi tampak kotor dan berlumut.
Keluarga memperoleh air minum dari sumur pompa yang ada dirumahnya.
Kualitas air jernih dan tidak berbau. Keluarga selalu memasak air sumur sampai
mendidih.Persediaan air mencukupi kebutuhan keluarga, apabila pompa rusak
keluarga berusaha untuk membeli air minum.
Keluarga mempunyai jamban sendiri, pembuangan tinja melalui septik tank.
Kebiasaan keluarga Tn.Z memelihara jamban tidak dimanfaatkan dengan baik
sehingga jamban menjadi tumpukan sampah, tidak terpelihara dan berbau.
Keluarga memiliki tempat pembuangan sampah dan biasanya keluarga
membakar sampah dibelakang rumahnya. Pengolahan air limbah keluarga kurang
baik, dibuang ke selokan dan tersumbat akibat sampah yang dibuang
sembarangan.
Lingkungan rumah Ny.S tampak bersih, pekarangan tidak dimanfaatkan
secara maksimal hanya ada beberapa tanaman saja.

4. Riwayat kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
Keadaan Ny.S saat ini kurang membaik. Klien mengeluh dengan
penyakitnya, klien mengatakan menderita penyakit diabetes, ada luka pada ibu jari
kaki sebelah kanan berwarna merah sekitar 2 cm dan tidak sembuh sejak 3 bulan
yang lalu. Luka sudah diobati, namun belum bisa sembuh sampai sekarang. Ny.S
merasa banyak minum tapi juga banyak kencing walaupun pada dasarnya Ny.S
juga udah sering minum banyak. Klien tampak lemas, sering ngantuk, berat badan
menurun dari 75 kg menjadi 60 kg, mukosa mulut dan bibir klien kering,
pandangan kabur dan klien cemas dengan kondisinya saat ini. Keluarga
mengatakan Ny.S dibawa berobat ke puskesmas namun penyakitnya tidak bisa
sembuh karena jarang kontrol ke puskesmas.

b. Riwayat kesehatan masa lalu


Tn.Z mengatakan tidak ada penyakit masa lalu dan tidak ada alergi terhadap
makanan, obat-obatan dan tidak pernah anggota keluarga yang mengalami
kecelakaan. Ny.S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit, Ny.S hanya
meminum obat yang ada diwarungnya dan jika tidak sembuh juga Ny.S berusaha
membawa berobat ke klinik maupun puskesmas. Keluarga juga mengatakan tidak
pernah dirawat dirumah sakit.

5. Pola fungsional
a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan
Keluarga mengatakan selalu menjaga kesehatannya dengan makan teratur.
Klien tidak ada riwayat merokok maupun minum-minuman keras. Jika anggota
keluarga sakit, keluarga meminum obat yang ada diwarungnya maupun obat yang
telah diresepkan oleh dokter.

b. Nutrisi metabolik
Kebiasaan keluarga untuk makan dan minum setiap anggota keluarga tidak
sama. Ny.S mempunyai kebiasaan makan tidak tentu kadang 2x atau bisa lebih,
suka makan-makanan yang manis dan kadang tidak tentu berapa kali dalam sehari
namun untuk minum klien lebih senang minum teh yang kental dan manis. Klien
mengatakan setelah mengetahui menderita diabetes, klien mengurangi makan-
makanan yang manis. Klien mengatakan setiap makan hanya menghabiskan ½
porsi karena takut gula darah semakin naik. Sedangkan Tn.Z dan anaknya makan
seadanya 3x sehari, kebiasaan minum tergantung aktivitas, ketika aktivitasnya
berat minumnya bisa lebih dari 2 liter perhari, ketika aktivitasnya biasa hanya
minum 4-5 gelas berupa air putih dan air teh.

c. Eliminasi
Ny. S biasa BAB 1x/hari, BAK tergantung banyaknya air yang Tn.Z minum 
kalau minumnya banyak BAK bisa lebih dari 3x. Ny.S banyak minum sehingga di
sering kali kencing terkadang sampai 10 kali sedangkan untuk BAB biasanya 1
kali sehari.
d. Aktivitas pola latihan rutinitas
Keluarga mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas sekali 2
hari, dan ganti pakaian tiap kali selesai mandi.
Kegiatan yang biasa dilakukan Ny.S dan Tn.Z adalah jalan-jalan disekitar
rumah sambil berbincang-bincang dengan tetangga dekat rumah mereka. Tn.Z
mengatakan kadang-kadang kakinya kesemutan.

e. Pola istirahat dan tidur


Tn.Z jarang sekali tidur siang, karena tiap hari pergi kesawah. Tidur siang
jamnya tidak tentu dan tidur malam dari pukul 22.00 sampai dengan 04.30 WIB
atau ketika adzan subuh setelah itu tidak tidur lagi sedangkan Ny. S jarang tidur
siang atau hampir tidak pernah tidur siang, untuk malam biasanya tidur diatas
pukul 21.00 sampai dengan 05.00 WIB dan setelah itu tidak tidur lagi.

f. Pola kognitif-persepsi
Ny.S mengatakan mata sebelah kiri tidak bisa melihat dengan jelas,
pangangan kabur terutama menjelang malam hari. Klien mengatakan apabila
keluar ruangan atau jalan-jalan di sekitar rumah harus memegang dinding terlebih
dahulu sebagai sokongan. Klien tampak berjalan sambil memegang dinding atau
pakai tongkat. Klien tampak tidak tahu dan tidak melihat dengan jelas pada saat
seseorang datang kerumah dan menanyakan kepada perawat siapa yang datang.
Klien mengatakan tidak tahu komplikasi dari diabetes mellitus, penyebab dan
perawatan diabetes terutama pada luka yang ada dijari kaki sebelah kanannya.

g. Persepsi diri-pola konsepsi diri


Ny. S beranggapan bahwa ia mampu membiayai kebutuhan hidup. Ny. S
masih tetap semangat meskipun sudah tua dan suami tak dapat bekerja lagi. Ny.S
mengatakan tetangga-tetangganya sangat baik kepada mereka dan mau saling
membantu dengan sesama.
h. Pola peran-hubungan
Tn. Z mengatakan perannya sebagai ayah dan suami dikeluarga sangat
penting dan berharga meskipun istri saat ini sedang mengalami penyakit diabetes.
Dan Ny. S sebagai istri hanya bisa membantu untuk menjaga warung dirumah dan
mendapat penghasilan secukupnya, sedangkan An.A yang berperan sebagai anak
dan bekerja mengajar anak SMP dan mau membantu kedua orang tuanya untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.

i. Sexualitas
Ny.S mempunyai 1 orang anak yang sudah dewasa dan belum menikah. Ny.S
sudah tidak pernah melakukan hubungan seksual lagi karena menderita penyakit
diabetes.

j. Koping-pola toleransi stress


Tn.Z mengatakan jika ada kesulitan dalam keluarga, masih mampu untuk
mengatasinya dengan cara bermusyawarah dengan anggota keluarga dirumah.

k. Nilai keyakinan
Ny.S menganut agama Islam dan percaya terhadap agam yang dianutnya.
Ny.S mengatakan selalu berdoa kepada Tuhan jika keluarga ada masalah.

6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : compos mentis
b. TTV :
- TD : 130/80 mmhg
- T/P : 36,2o C/82 x/i
- RR : 20 x/i
c. BB/TB : 60 kg/155 cm
d. Kepala :
- Rambut : pendek, lurus dan hitam dan mulai memutih
- Mata : konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik
- Telinga : bersih, tidak ada serumen
- Mulut : kotor dan terdapat karang gigi
- Gigi : tidak lengkap, sudah ada yang berlubang dan ompong
- Bibir : tampak lembab
- Dada : simetris dan tidak ada pembengkakan
- Abdomen : simetris, tidak terdapat nyeri tekan
- Kulit : berwarna sawo matang, dan tidak pucat
- Ekstremitas : simetris, dan kekuatan otot baik.

3.1.2. Analisa data

No
Sign sympton Etiologi Problem

1. Ds : Gangguan Kerusakan
- Klien mengatakan ada luka metabolisme integritas kulit
pada ibu jari kaki sebelah
kanan yang tidak sembuh
sejak 3 bulan yang lalu. Luka
sudah diobati, namun sampai
sekarang luka tersebut tidak
sembuh-sembuh.
- Klien mengatakan setelah
mengetahui menderita
diabetes, klien mengurangi
makan-makanan yang manis.
- Klien mengatakan setiap
makan hanya menghabiskan ½
porsi karena takut gula darah
semakin naik.

Do :
- Ditemukan adanya luka pada
ibu jari kaki sebelah kanan
berwarna merah sekitar 2 cm.
- Klien tampak lemas dan sering
ngantuk.
- Berat badan klien menurun
dari 75 kg menjadi 60 kg.
- Mukosa mulut dan bibir klien
kering.
2. Ds : Penurunan Resiko terjadi
- Klien mengatakan mata ketajaman cedera
sebelah kiri tidak bisa melihat penglihatan
dengan jelas, pandangan kabur
terutama menjelang malam
hari.
- Klien mengatakan apabila
keluar ruangan atau jalan-jalan
di sekitar rumah harus
memegang dinding terlebih
dahulu sebagai sokongan.

Do :
- Klien tampak tidak tahu dan
tidak melihat dengan jelas
pada saat seseorang datang
kerumah dan menanyakan
kepada perawat siapa yang
datang.
- Klien tampak berjalan sambil
memegang dinding atau pakai
tongkat.
- Penerangan dalam ruangan
dirumah Tn. Z kurang terang
pada siang hari dikarenakan
jendela rumah jarang dibuka.
3. Ds : Ketidakmampuan Kurang
- Klien mengatakan mata keluarga pengetahuan
sebelah kiri tidak bisa melihat merawat anggota mengenai
dengan jelas, pandangan kabur keluarga yang penyakit
terutama menjelang malam sakit diabetes mellitus
hari.
- Klien mengatakan tidak tahu
komplikasi dari diabetes
mellitus, penyebab dan
perawatan diabetes terutama
pada luka yang ada dijari kaki
sebelah kanannya.

Do :
- Terdapat luka pada ibu jari
kaki sebelah kanan berwarna
merah sekitar 2 cm dan tidak
sembuh sejak 3 bulan yang
lalu. Luka sudah diobati,
namun belum bisa sembuh
sampai sekarang.
- Klien tampak cemas dengan
kondisinya.
3.2. Diagnosa keperawatan

No Tanggal
Diagnosa keperawatan Paraf
Ditemukan Teratasi
1. Kerusakan integritas kulit 5 Mei 2023
berhubungan dengan gangguan
metabolik yang ditandai dengan
klien mengatakan ada luka pada ibu
jari kaki sebelah kanan yang tidak
sembuh sejak 3 bulan yang lalu.
Luka sudah diobati, namun sampai E
sekarang luka tersebut tidak sembuh- K
sembuh. Klien mengatakan setelah A
mengetahui menderita diabetes, klien
mengurangi makan-makanan yang M
manis. Klien mengatakan setiap U
makan hanya menghabiskan ½ porsi T
karena takut gula darah semakin I
naik. Ditemukan adanya luka pada A
ibu jari kaki sebelah kanan berwarna R
merah sekitar 2 cm, klien tampak A
lemas dan sering ngantuk, berat
badan klien menurun dari 75 kg S
menjadi 60 kg, mukosa mulut dan A
bibir klien kering. R
2. Resiko terjadi cedera berhubungan 5 Mei 2023 I
dengan penurunan ketajaman
penglihatan yang ditandai dengan
klien mengatakan mata sebelah kiri
tidak bisa melihat dengan jelas,
pandangan kabur terutama menjelang
malam hari. Klien mengatakan
apabila keluar ruangan atau jalan-
jalan di sekitar rumah harus
memegang dinding terlebih dahulu
sebagai sokongan. Klien tampak
tidak tahu dan tidak melihat dengan
jelas pada saat seseorang datang
kerumah dan menanyakan kepada
perawat siapa yang datang. Klien
tampak berjalan sambil memegang
dinding atau pakai tongkat.
Penerangan dalam ruangan dirumah
Tn.Z kurang terang pada siang hari
dikarenakan jendela rumah jarang
dibuka.
3. Kurang pengetahuan mengenai 5 Mei 2023
penyakit diabetes mellitus
berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit yang
ditandai dengan klien mengatakan
mata sebelah kiri tidak bisa melihat
dengan jelas, pandangan kabur
terutama menjelang malam hari.
Klien mengatakan tidak tahu
komplikasi dari diabetes mellitus,
penyebab dan perawatan diabetes
terutama pada luka yang ada dijari
kaki sebelah kanannya. Terdapat
luka pada ibu jari kaki sebelah kanan
berwarna merah sekitar 2 cm dan
tidak sembuh sejak 3 bulan yang
lalu. Luka sudah diobati, namun
belum bisa sembuh sampai sekarang.
Klien tampak cemas dengan
kondisinya.
3.3. Intervensi keperawatan

No
Diagnosa keperawatan NOC NIC Paraf

1. Kerusakan integritas Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan


kulit berhubungan tindakan keperawatan klien mengenai
dengan gangguan 3x30 menit klien mampu adanya faktor resiko
metabolik. mempertahankan yang dapat
keutuhan kulit dan menyebabkan
mengatur pola makan kerusakan kulit.
secara adekuat dengan 2. Pantau warna, suhu,
kriteria: dan kelembapan kulit
- Mukosa mulut dan pada klien.
bibir tidak kering. 3. Identifikasi makanan E
- Berat badan dalam yang disenangi oleh K
batas normal. klien. A
4. Libatkan keluarga
dalam perencanaan M
makan sesuai S
indikasi.
5. Kolaborasi
melakukan
pemeriksaan gula
darah.
2. Resiko terjadi cedera Setelah dilakukan 1. Ajarkan kepada
berhubungan dengan tindakan keperawatan keluarga untuk
penurunan ketajaman selama 3x30 menit, menyediakan
penglihatan. cedera tidak terjadi pada lingkungan yang
klien dengan kriteria: aman untuk pasien.
- Klien terbebas dari 2. Identifikasi kebutuhan
cedera keamanan pasien,
- Klien mampu sesuai dengan kondisi
menjelaskan cara fisik dan fungsi
untuk mencegah kognitif pasien dan
cedera riwayat penyakit
- Klien mampu terdahulu pasien.
menjelaskan manfaat 3. Ajarkan kepada
senam mata keluarga dan klien
- Klien mampu untuk menghindarkan
mendemonstrasikan lingkungan yang
senam mata berbahaya (misalnya
memindahkan
perabotan berbahaya,
kebersihan lantai
rumah dan kamar E
mandi). K
4. Ajarkan kepada A
keluarga untuk M
memberikan S
penerangan yang
cukup di dalam
rumah.
5. Jelaskan manfaat
senam mata.
6. Ajarkan gerakan
senam mata
3. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan 1. Jelaskan pada klien
mengenai penyakit tindakan keperawatan penyebab diabetes
diabetes mellitus 1x30 menit keluarga mellitus.
berhubungan dengan dapat mengenal masalah 2. Jelaskan pada klien
ketidakmampuan kesehatan dengan tanda dan gejala
keluarga merawat kriteria: diabetes mellitus
anggota keluarga yang - Klien dapat 3. Jelaskan pada klien
sakit. menyebutkan komplikasi diabetes
penyebab diabetes mellitus yang dapat
mellitus. terjadi.
- Klien dapat 4. Jelaskan pada
menyebutkan tanda keluarga cara
E
dan gejala diabetes perawatan pada
K
mellitus. diabetes mellitus.
A
- Klien dapat
M
menyebutkan
S
komplikasi diabetes
mellitus.
- Keluarga dapat
merawat anggota
keluarga yang sakit
diabetes mellitus.
3.4. Implementasi dan evaluasi keperawatan

Tanggal Diagnosa keperawatan Jam Implementasi Evaluasi Paraf


7 Mei 2023 Kerusakan integritas kulit 1. Mengucapkan salam kepada S : - Klien mengatakan sudah
berhubungan dengan pasien dan keluarga. mengetahui keadaan
gangguan metabolik. 2. Salam dijawab oleh pasien dan kulitnya.
keluarga. O : - Klien tampak merasa gatal
3. Menjelaskan tujuan yang akan dan sakit pada kulitnya
disampaikan pada klien. - Klien tidak menjawab
4. Mengkaji pengetahuan klien semua pertanyaan dengan
tentang keadaan kulit yang sempurna. E
tampak pada klien (lanjut A : Masalah belum teratasi. K
usia). P : Lanjutkan rencana tindakan. A
5. Mendiskusikan pada klien cara M
untuk mencegah kulit yang S
pecah-pecah atau ada luka,
(klien mengatakan tidak
mampu melakukannya karena
tidaknya).
6. Memberi kesempatan pada
klien untuk bertanya apabila
ada materi yang belum jelas
(klien mengatakan sudah lupa
tentang cara mencegah kulit
pecah-pecah atau mengobati
luka yang sudah ada).
7. Menjelaskan kembali kepada
klien klien cara untuk
mencegah kulit yang sudah
kering.
8. Memberi kesempatan klien
untuk bertanya.
9. Menanyakan kembali kepada
klien tentang pengobatan luka
pada kulit-kulitnya (klien
menjawab dengan baik tetapi
tidak sempurna).
10. Memberi pujian atas
kemampuan klien
mendengar ,dan menjawab
sebagian pertanyaan dari
perawat.
11. Kontrak waktu kembali
dengan klien.
7 Mei 2023 1. Menyampaikan salam, pasien S : - Klien mengatakan
menjawab. mengerti sedikit tentang
2. Membicarakan dengan penyakit yang dialaminya.
keluarga tentang ruangan dan O : - Klien hati-hati dan defektif E
lingkungan yang aman terhadap lingkungan dan K
terhadap resiko cedera ruangan. A
berhubungan dengan keadaan A : - Masalah belum teratasi.
pasien. P : - Lanjutkan rencana M
3. Memotivasi keluarga untuk tindakan S
menuntun pasien dorongan dan
lingkungan.
4. Membicarakan
penatalaksanaan kenyamanan
rumah baik dari segi fasilitas
dan kondisi ruangan.
5. Mengidentifikasi tingkat
ketajaman penglihatan pasien
dengan uji lapangan pandang.
6. Merapikan ruangan dan
membantu keluarga untuk
penataan ruangan yang aman
dari kondisi pasien. E
7. Memotivasi pasien untuk K
makan siang. Makanan habis 1 A
porsi.
8. Menganjurkan pasien untuk
istirahat siang. Pasien dapat
tidur dengan nyenyak.
9. Menganjurkan pasien dan
keluarga untuk perawatan diri.
8 Mei 2023 1. Salam pembuka, S : - Klien mengatakan udah
mengingatkan dengan kontrak lupa, lebih mudah
yang disepakati. mengingat yang dulu dari
2. Menjelaskan tujuan pertemuan pada penjelasan yang
dilakukan. disampaikan .
3. Mengakaji pengetahuan klien O : - Klien menceritakan
tentang kejadian-kejadian kejadian yang dulu kepada
dimasa lampau. perawat.
4. Membantu mengembalikan A : - Masalah teratasi.
daya ingat klien dengan P : - Lanjutkan rencana
menunjukan gambar-gambar keperawatan
atau album foto yang ada pada
keluarga.
5. Memberi kesempatan pada
klien untuk menanyakan atau
tehnik yang belum jelas (klien
mengatakan lebih ingat dengan
kejadian dulu daripada yang
sekarang, klien mudah lupa).
6. Menjelaskan pada klien bahwa
kejadian atau hal yang dialami
pada klien itu karena pengaruh
dari usia yang semakin
bertambah tua, dimana organ
tubuh sudah mulai menurun
fungsinya misalnya otak,
(klien mendengar dengan
antusias).
7. Menganjurkan klien agar tetap
melatih daya ingat.
8. Memberi motivasi kepada
keluarga dan klien.
9. Mengevaluasi tingkat
pengetahuan keluarga dan
klien tentang apa yang yang
sudah diberikan.
8 Mei 2023 Resiko terjadi cedera 1. Mengucapkan salam kepada S : Klien mengatakn tidak ingat
berhubungan dengan pasien dan keluarga. tentang materi yang dijelskan.
penurunan ketajaman 2. Salam dijawab oleh pasien dan O : Klien tampak duduk santai
penglihatan. keluarga. disamping istri
3. Menjelaskan tujuan yang akan A : Masalah belum teratasi E
disampaikan pada klien. P : Lanjutkan tindakan keperawatan K
4. Memberi kesempatan pada A
klien untuk bertanya apabila
ada materi yang belum jelas
(klien mengatakan sudah lupa
tentang cara mencegah kulit
pecah-pecah atau mengobati
luka yang sudah ada).
5. Menjelaskan kembali kepada
klien klien cara untuk
mencegah kulit yang sudah
kering.
6. Memberi kesempatan klien
untuk bertanya.
7. Memberi pujian atas
kemampuan klien
mendengar ,dan menjawab
sebagian pertanyaan dari
perawat.
8. Kontrak waktu kembali
dengan klien.
8 Mei 2023 1. Menyampaikan salam. S : - Klien mengatakan E
2. Pasien menjawab salam. mengerti sedikit tentang K
3. Membicarakan dengan masalah lantai yang kotor A
keluarga tentang ruangan dan dan licin.
lingkungan yang aman O : - Klien tampak berjalan
terhadap resiko cedera dengan hati –hati karena
berhubungan dengan keadaan lantai rumah yang licin.
pasien. A : Masalah belum teratasi .
4. Menganjurkan pasien untuk P : Pertahankan rencana
istirahat siang. tindakan.
5. Pasien dapat tidur dengan
nyenyak.
6. Menganjurkan pasien dan
keluarga untuk perawatan diri.
10 Mei 2023 1. Salam pembuka, S : - Klien dapat menjawab
mengingatkan dengan kontrak sedikit pertanyaan yang
yang disepakati. diberi.
2. Menjelaskan tujuan pertemuan O : - Klien tampak serius E
dilakukan. mendengar penjelasan K
3. Mengkaji pengetahuan klien perawat. A
tentang kejadian-kejadian A : Masalah teratasi.
dimasa lampau . P : Lanjutkan rencana
4. Memberi kesempatan pada keperawatan.
klien untuk menanyakan atau -
tehknik yang belum jelas
(klien mengatakan lebih ingat
dengan kejadian dulu daripada
yang sekarang,klien mudah
lupa)
5. Memberi motivasi kepada
keluarga dan klien.
6. Mengevaluasi tingkat
pengetahuan keluarga dan
klien tentang apa yang yang
sudah diberikan.
10 Mei 2023 Kurang pengetahuan 1. Mengucapkan salam dan S : Keluarga dan Ny.S hanya dapat
mengenai penyakit diabetes menjelaskan kegiatan hari ini menyebutkan tanda dan gejala E
mellitus berhubungan akan melakukan penyuluhan dari diabetes mellitus K
dengan ketidakmampuan tentang diabetes mellitus. sering BAK, banyak makan dan A
keluarga merawat anggota 2. Menjelaskan pada keluarga minum.
keluarga yang sakit. dengan leaflet pengertian O : Keluarga dan Ny.S tampak
diabetes mellitus. memperhatikan saat diberikan
3. Menjelaskan pada keluarga penyuluhan dan
dengan leaflet tanda dan gejala mendemontrasikan diit untuk
diabetes mellitus. penderita DM.
4. Menjelaskan pada keluarga A : masalah belum teratasi, klien
dengan leaflet penyebab dan keluarga masih tampak
diabetes mellitus bingung terhadap penjelasan
5. Mendemontrasikan diityang perawat.
tepat untuk penderita diabetes P : 
mellitus - Anjurkan kepada Ny.S
6. Mendemontrasikan testurine untuk beristirahat yang
dengan menggunakan cukup.
glukotest. - Anjurkan kepada keluarga
dalam memberikan
makanan sesuai diit untuk
penderita diabetes mellitus.
PEMBAHASAN

Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada gerontik dengan gangguan


diabetes melitus pada Ny. S di poli gerontik RSMH, penulis menemukan kesenjangan
antara konsep, teoritis dan tinjauan kasus mulai dari tahap pengkajian sampai tahap
evaluasi, dalam pembahasan ini penulis membahas :

4.1. Tahap Pengkajian


Tahap pengkajian kegiatan mengumpulkan data dilakukan melalui observasi
langsung terhadap pasien. Wawancara langsung dengan pasien mampu keluarga serta
melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, dari hasil pengkajian yang
dilakukan, penulis menemukan masalah antara teoritis dengan kasus di atas yaitu:
- Pengkajian teoritis ditemukan DM pada pasien usia lanjut umumnya terjadi pada
usia > 60 tahun, namun pada kasus ditemukan umur 64 tahun yang mengalami
penyakit DM.
- Pada pengkajian teoritis riwayat masa lalu merupakan salah satu factor pencetus
seseorang terkena penyakit DM, namun penulis tidak ada menemukan itu pada
kasus.
- Pada pengkajian teoritis riwayat pada keluarga merupakan factor gen yang
menyebabkan munculnya sebuah penyakit, dimana salah satunya yaitu penyakit
DM. Namun penulis tidak ada menemukan factor pencetus tersebut pada kasus.
- Pada pengkajian system penglihatan di teoritis, dilakukan test snelen cart untuk
menentukan ketajaman mata pada seseorang yang mengalami gangguan, salah
satunya yaitu pada lansia. Namun penulis tidak melakukan tindakan tersebut pada
kasus berhubungan karena kurang lengkapnya persiapan alat-alat saat praktek
belajar lapangan, melainkan penulis hanya melakukan secara observasi untuk
mengetahui kelainan pada ketajaman penglihatan pada kasus.
- Pada pengkajian di teoritis ditemukan adanya pengkajian sistem pendengaran,
dimana pada lansia biasanya didapatkan data yaitu penurunan proses mendengar,
tetapi pada tahap pengkajian tinjauan kasus, penulis tidak menemukan pada kasus.
- Pada proses pengkajian kasus, penulis tidak melakukan pengkajian tes kadar gula
dara karena adanya halangan.Seharusnya pada tahap ini dilakukan tes kadar gula
darah karena bertujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya kadar gula dara pada
klien dengan gangguan DM. Sedangkan di tinjauan teoritis ditemukan adanya tes
kadar gula dara dalam menentukan masalah .

4.2. Tahap Diagnosa Keperawatan


Pada teori penulis menegakkan diagnosa yang di ambil dari beberapa sumber ada 15
diagnosa, tetapi pada tidak semua diagnosa yang ada pada teori terdapat pada kasus dan
penulis hanya mengambil 3 diagnosa dari 15 diagnosa yang ditegakkan, karena
diagnosa yang terdapat pada kasus di sesuaikan dengan data yang penulis temukan pada
kasus. Adapun kesenjangan yang ditemukan penulis , yaitu :
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu lama,
terbangun lebih awal atau terlambat bangun dan penurunan kemampuan fungsi
yng ditandai dengan penuaan perubahan pola tidur dan cemas.
- Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan keterbatasan neuromuskular
yang ditandai dengan waktu yang diperlukan ke toilet melebihi waktu untuk
menahan pengosongan bladder dan tidak mampu mengontrol pengosongan.
- Gangguan proses berpikir berhubungan dengan kemunduran atau kerusakan
memori sekunder.
- Seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/fungsi yang ditandai
dengan perubahan dalam mencapai kepuasan seksual.
- Kelemahan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal dan
neuromular.
- Kelelahan berhubungan dengan kondisi fisik kurang.
- Koping tidak efektif berhubungan dengan percaya diri tidak adekuat dalam
kemampuan koping, dukungan social tidak adekuat yang dibentuk dari
karakteristik atau hubungan.
- Isolasi social berhubungan dengan perubhaan penampilan fisik, peubahan
keadaan sejahtera, perubahan status mental.
- Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,
perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.
- Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status peran, status kesehatan,
pola interaksi, fungsi peran, lingkungan, status ekonomi.
- Resiko kesendirian.
- Distress spiritual berhubungan dengan peubahan hidup, kematian atau sekarat
diri atau orang lain, cemas, mengasingkan diri, kesendirian atau pengasingan
social, kurang sosiokultural

4.3. Tahap Intervensi


Pada tahap intervensi tidak semua intervensi yang ada pada teori penulis terapkan
pada intervensi kasus, karena penulis hanya menemukan 3 diagnosa dari diagnose yang
sudah ditegakkan. Sehingga penulis hanya dapat mengangkat 3 intervensi dari 3
diagnosa yang ditemukan pada kasus yaitu:
- Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Gangguan system metabolisme
(neuropati perifer)
1. Inspeksi kulit terhadap perubahan warna,turgor,vaskuler,perhatikan
kemerahan.
2. Pertahankan alas kering dan bebas lipatan
3. Beri perawatan kulit seperti penggunaan  lotion
4. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptic
5. Motivasi klien untuk menjaga pola makan

- Resiko terjadi cidera berhubungan dengan penurunan penglihatan.


1. Hindarkan lantai yang licin
2. Gunakan bed yang rendah
3. Bantu klien dalam memilih aktivitas sehari-hari
4. Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi

- Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit berhubungan dengan Kurang


informasi
1. Jelaskan pada klien penyebab diabetes mellitus.
2. Jelaskan pada klien tanda dan gejala diabetes mellitus
3. Jelaskan pada klien komplikasi diabetes mellitus yang dapat terjadi
4. Jelaskan pada klien cara perawatan pada diabetes mellitus.

4.4. Tahap Implementasi


Pada tahap implementasi penulis melaksanakan tindakan keperawatan gerontik
sesuai dengan rencana yang disusun menurut diagnose yang telah didapat pada kasus
dan disesuaikan dengan intervensi yang sudah direncanakan. Adapun kendala yang
dialami penulis saat melakukan implementasi ke rumah klien, yaitu klien sering tidak
berada dirumah melainkan klien sering pergi ke rumah tetangga-tetangganya dan rumah
klien yang begitu cukup jauh.

4.5. Evaluasi
Pada kasus, tahap evaluasi merupakan keberhasilan dan pelaksanaan rencana
keperawatan gerontik dalam memenuhi keperawatan yang diberikan pada klien. Pada
kasus, semua rencana keperawatan yang direncanakan telah berhasil dan dapat
dilakukan dengan baik serta masalah pada klien dapat teratasi dengan baik. Dimana
klien sudah mampu mengerti tentang penyakitnya, resiko terjadinya cidera, serta sudah
dapat melakukan pencegahan pada kulit maupun luka yang ada pada kaki klien.
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan tahap-tahap pembuatan asuhan keperawatan pada lansia, penulis
mampu :
a. Melakukan pengkajian terhadap gerontik khususnya pada Ny.S dengan
gangguan diabetes melitus.
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada gerontik khususnya pada Ny.S dengan
gangguan diabetes melitus.
c. Menyusun rencana keperawatan pada gerontik khususnya pada Ny. S dengan
gangguan diabetes melitus.
d. Mengimplementasikan rencana keperawatan yang sudah disusun pada gerontik
khususnya pada Ny.S dengan gangguan diabetes melitus.
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada gerontik khususnya pada Ny. S
dengan gangguan diabetes melitus.

5.2. Saran
1. Semoga dengan dibuatnya asuhan keperawatan ini, mahasiswa dapat
mempergunakannya dalam menambah wawasan tentang asuhan keperawatan pada
gerontik.
2. Bagi mahasiswa diharapkan untuk memperdalam pengetahuan dalam menerapkan
asuhan keperawatan gerontik secara efektif dan efisien baik teoritis maupun di
dalam kasus.
3. Bagi Ny.S selaku sebagai klien agar dapat mengontrol penyakitnya seperti
mengurangi makanan yang banyak mengandung gula serta tidak melakukan
aktivitas yang berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Dinkes Kota Semarang. 2010. Profil Kesehatan Kota Semarang. Semarang : Dinkes
Kota Semarang.

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga : Jakarta.

NANDA, 2005/2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi


Santosa, Prima Medika, NANDA.

Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik, Edisi 2., Jakarta: EGC.

Tandra. (2007). Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

WHO., 2008. Integrated Chronic Disease Prevention and Control. www.who.int.

Anda mungkin juga menyukai