BAB 5
PEMBAHASAN
meliputi identifikasi tingkat anemia ibu hamil trimester III yang bersalin di RB
hubungan antara anemia dengan terjadinya perdarahan post partum karena atonia
(76,09%). Anemia sedang sebanyak 11 orang (23,91%) dan anemia berat tidak
ada. Ditemukan kadar Hb tertinggi adalah 11gr/100ml dan kadar Hb terendah 7,6
gr%. Menurut Varney (2006:623) anemia adalah penurunan jumlah sel darah
hemoglobin dalam darahnya kurang dari 12 g/100 ml. Anemia lebih sering
ibu hamil mengalami anemia fisiologis karena darah akan bertambah banyak
42
43
Dari hasil penelitian menunjukkan ibu hamil trimester III yang bersalin di RB
Puskesmas Banjarejo sebagian besar mengalami anemia ringan. Hal ini berkaitan
dengan anemia fisiologis pada ibu hamil trimester III dan asupan zat besi yang
kurang pada ibu tersebut. Dengan terjadinya anemia fisiologis pada ibu hamil dan
asupan zat besi yang kurang baik dari pola makan yang kurang mengandung zat
besi dan tablet zat besi yang tidak diminum oleh ibu tersebut. Hal ini sesuai
masuknya besi tidak ditambah pada kehamilan, maka mudah terjadi anemia
defisiensi besi.
bagi ibu dan bayi dalam kehamilan dan persalinan maupun nifas dan
proses berlangsungnya persalinan baik bagi ibu dan janinnya. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba (1998:31) bahaya anemia saat
44
berlangsung lama, dan terjadi partus lama 3) kala dua berlangsung lama sehingga
dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, 4) kala uri
dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan post partum karena atonia uteri.
karena atonia uteri, dari 46 sampel didapatkan sebagian besar ibu 38 orang
persalinan sehingga terjadi perdarahan post partum yang banyak. Sesuai dengan
teori dari Wiknjosastro (2007:131) jika uterus tidak berkontraksi dengan segera
setelah kelahiran plasenta, maka ibu dapat mengalami perdarahan sekitar 350-500
overdistensi rahim (bayi kembar, hidramnion, bayi besar), partus lama, persalinan
cepat, persalinan dengan induksi, paritas tinggi, infeksi intra partum dan anemia
post partum karena atonia adalah ibu dapat mengalami perdarahan sekitar 350-
45
500 cc/menit, yang dapat menimbulkan syok hypovolemik apabila tidak mendapat
Pada penelitian ini yang diteliti adalah ibu bersalin yang mengalami
perdarahan post partum karena atonia uteri yang disebabkan karena anemia
bukan karena faktor penyebab yang lain seperti overdistensi, partus lama,
persalinan cepat, paritas tinggi, persalinan dengan induksi, infeksi intra partum.
Perdarahan post partum karena atonia uteri salah satunya dicegah dengan
penanganan aktif kala III dan yang utama pada ibu hamil jangan sampai terjadi
anemia.
dengan uji korelasi Spearmen Rank. Dalam analisa data diperoleh angka korelasi
antara anemia pada ibu hamil trimester III yang bersalin di RB Puskesmas
(2-tailed) adalah 0,023. Ini berarti Ho ditolak, karena probabilitasnya kurang dari
Anemia pada kehamilan sangat mempengaruhi bagi ibu dan bayi dalam
kehamilan, persalinan, nifas dan masa selanjutnya. Semakin berat tingkat anemia
fungsi sel maka fungsi jaringan juga terganggu. Pada kala IV uterus memerlukan
kontraksi yang baik. Pada ibu bersalin dengan anemia uterus tidak mendapat
baik. Karena uterus tidak berkontraksi dengan baik maka otot-otot uterus yang
berbentuk anyaman tidak dapat menjepit pembuluh darah yang berjalan diantara
serabut otot uterus sehingga terjadi perdarahan dimana ibu dapat kehilangan
darah ± 350-500cc/menit.
Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya atonia uteri karena anemia maka
disarankan petugas kesehatan untuk waspada pada ibu hamil yang mengalami
anemia. Pada ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara dini dan teratur
sehingga anemia dapat terdeteksi dan mendapat terapi sedini mungkin, serta