BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini peneliti akan menguraikan berbagai teori dari berbagai
pustaka yang akan digunakan sebagai bahan pembanding dan acuan di dalam
ibu-ibu hamil yang bersalin di RSUD Wonogiri yang mengalami atonia uteri
sejumlah 34 orang. Pada penelitian ini variabel bebas adalah anemia pada
postpartum karena atonia uteri. Analisa data yang digunakan adalah analisa
bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
test). Hasil dari 34 responden didapatkan 11 ibu dengan anemia (Hb<11 gr%),
45,5% mengalami perdarahan postpartum lebih dari 500 cc dan 54,5% tidak
8
9
bahwa ada hubungan antara anemia kehamilan dengan perdarahan post partum
karena atonia.
2.2.1 Pengertian
yang diterima secara umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gram per 100
mililiter untuk wanita yang tidak hamil dan kurang dari 10 gram/100 mililiter
untuk wanita hamil. Anemia sebenarnya adalah tanda suatu penyakit, bukan
anemia apabila kadar hemoglobin dalam darahnya kurang dari 12 g/100 ml.
2005:448)
Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18% dan
untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya
bagi ibu dan bayi dalam kehamilan dan persalinan maupun nifas dan masa
selanjutnya.
dkk, 2006:1464). Penyulit yang dapat timbul akibat anemia pada kehamilan
1) partus lama karena inertia uteri, 4) syok, 5) perdarahan kala IV akibat atonia
11
uteri. Hipoksia karena anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada
kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus lama 3) kala dua
operasi kebidanan, 4) kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan
2005:450). Pengaruh anemia pada nifas adalah : 1) terjadi sub involusio uteri
dengan anemia, 6) dapat terjadi cacat bawaan, 7) bayi mudah mendapat infeksi
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat
penggunaan, atau karena terlalu banyaknya besi keluar dari badan, misalnya
2005:451). Tujuan terapi pada anemia defisiensi besi adalah koreksi defisit
massa hemoglobin dan akhirnya pemulihan cadangan besi. Kedua tujuan ini
dapat dicapai dengan senyawa besi sederhana yaitu ferro sulfat, fumarat, atau
glukonat per oral yang mengandung dosis harian sekitar 200 mg besi elemental
sulfas ferrosus atau glukonas ferrosus cukup 1 tablet sehari pada daerah-daerah
dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak. Persalinan dapat
Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan
13
abortus, dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan
2. Anemia megaloblastik
ditandai oleh kelainan darah dan sumsum tulang akibat gangguan sintesa DNA
disebabkan karena defisiensi asam folik, jarang sekali defisiensi vitamin B12.
kehamilan sebaiknya bersama sama dengan asam folik diberikan pula besi
Tetapi apabila anemia megaloblastik dalam kehamilan yang berat tidak diobati
3. Anemia hipoplastik
hamil adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu
hingga kini belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis,
sinar Rontgen, racun, atau obat-obat. Karena obat-obat penambah darah tidak
14
menderita anemia hipoplastik lagi. Prognosa buruk bagi ibu dan anak apabila
anemia hipoplaastik berat tidak diobati. Tidak banyak yang dapat dilakukan
2005:456).
4. Anemia hemolitik
lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi
hamil, apabila wanita itu hamil maka anemianya biasanya menjadi lebih berat.
Anemia hemolitik yang tidak jelas sebabnya pada kehamilan jarang dijumpai.
Tapi mungkin merupakan entitas tersendiri dan pada kelainan ini terjadi
hemolisis berat yang dimulai pada awal kehamilan dan reda dalam beberapa
darah tidak memberi hasil, tranfusi darah diperlukan pada anemia berat untuk
15
(Wiknjosastro, 2005:458).
zat besi adalah pola diet dan perdarahan kronis, dengan kasus terbanyak
besi, 2) kekurangan asam folat dan vitamin B12, 3) sumsum tulang belakang
Pada kala III atau kala uri apabila plasenta lahir, otot-otot uterus segera
berhenti, perdarahan fisiologis pada kala III tidak melebihi 400 ml, apabila lebih
perdarahan yang melebihi 500cc pada kala III (Sastrawinata, 2005;171). Istilah
500ml atau lebih darah setelah kala III persalinan selesai (Cunningham dkk,
Emergensi Dasar perdarahan post partum ialah perdarahan yang melebihi 500
dalam 24 jam pertama setelah anak lahir, 2) perdarahan sekunder terjadi setelah
dengan menimbang underpad yang belum dipakai, dan setelah dipakai. Dengan
menghitung berat berat underpad dan mengetahui berat jenis darah (ρ darah
yaitu bila miometrium tidak berkontraksi. Uterus menjadi lunak dan pembuluh
Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri (Saifuddin, 2002 : M-29),
plasenta yang sebagian atau seluruhnya telah lepas dari dinding rahim. Banyak
atau sedikitnya perdarahan tergantung luasnya bagian plasenta yang telah lepas
plasenta dan selaput ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim dapat
18
menimbulkan perdarhan post partum dini atau perdarahan post partum lambat.
rahim, yaitu perdarahan yang berulang atau berlangsung terus dan berasal dari
(Wiknjosastro, 2008:4-11).
parturien yang mempunyai gizi rendah : hamil dengan anemia, hamil dengan
1998:296).
dan Neonatal Emergensi Dasar dalam penanganan perdarahan post partum perlu
1. Resusitasi cairan
Normal blood volume untuk orang dewasa 7% dari berat badan ideal.
Nadi < 100 = blood loss 750 ml, Nadi > 100 = blood loss 750-1500 ml, Nadi
> 120 = blood loss 1500-2000 ml, Nadi > 140 = blood loss > 2000 ml,
Jenis dan cairan pengganti dalam perdarahan post partum adalah : 1) crystalloid
(3 kali estimasi Blood loss), 2) cairan colloid (estimasi blood loss), 3) darah
Tabel 2.1 Dosis maksimum pemberian obat pada perdarahan post partum
Jenis dan cara Oksitosin Ergometrin Misoprostol
Dosis awal IV : 20 unit/1 liter IM atau IV Oral atau rectal
RL guyur lambat : 0,2 mg 400 mcg
IM : 10 unit
Dosis lanjutan IV : 20 unit/1 liter Ulangi 0,2 mg IM 400 mcg 2-4 jam
RL tetesan 40 setelah 15 menit . setelah dosis
tetes/menit Ulangan IM/IV
tiap 2-4 jam
Dosis 3 liter dengan Total 1 mg atau 6 Total 1200 mcg
maksimal/hari oksitosin dosis atau 3 dosis
Precaution IV cepat/bolus bisa Hipertensi, Pre Asma br
menyebabkan Eklamsia, vitium
hipotensi cordis
20
2.4.1 Pengertian
berkontraksi dan bila ini terjadi perdarahan maka darah yang keluar dari bekas
Pada atonia uteri uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan
2006:705)
21
dengan perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri adalah :
1. Hal-hal yang menyebabkan uterus meregang lebih dari kondisi normal seperti
pada :
(Sastrawinata, 2005:39).
b. Kehamilan kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
2. Persalinan lama
Persalinan terlalu cepat adalah persalinan yang lebih pendek dari 3 jam
yang mencolok, misalnya hidramnion patologis, janin yang terlalu besar, atau
Jika penyakit infeksi timbul pada seseorang wanita yang hamil, kita harus
sangat buruk akibatnya bagi ibu yang sakit parah dalam persalinan
(Wiknjosastro, 2002:569).
23
6. Paritas tinggi
Terlalu Banyak Anak (Grande Multi) adalah ibu pernah hamil atau
kesehatan yang terganggu, kekendoran pada dinding perut, tampak pada ibu
c. persalinan lama.
7. Anemia
pertukaran gas dan transport oksigen selama kehamilan dan persalinan, akan
mengakibatkan gangguan fungsi sel. Karena ada gangguan fungsi sel pada
ibu hamil dengan anemia maka pada persalinan kala III uterus tidak bisa
2005:710).
ialah melakukan penanganan kala tiga secara aktif adalah sebagai berikut :
24
2) Peregangan tali pusat terkendali yaitu dengan cara memindahkan klem pada
tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva atau menggulung tali pusat,
sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem atau kain kasa
dengan jarak 5-10 cm dari vulva, saat uterus berkontraksi, menegangkan tali
pusat dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-
penegangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa
adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan
kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian keatas sesuai dengan kurve
jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva, bila tali pusat bertambah panjang
tetapi plasenta belum lahir, pindahkan kembali klem hingga berjarak ± 5-10 cm
dari vulva, bila plasenta belum lepas setelah mencoba langkah tersebut selama
kemih, lakukan kateterisasi, tunggu 15 menit, bila belum lahir lakukan tindakan
plasenta dengan hati-hati. Bila terasa ada tahanan, penegangan plasenta dan
selaput secara perlahan dan sabar untuk mencegah robeknya selaput. 5) masase
uterus yaitu segera setelah plasenta lahir, melakukan masase uterus pada fundus
Perdarahan
Tetap
Histerekstomi Pertahankan
Penilaian klinik atonia uteri menurut Wiknjosastro, 2008:4-6 dalam buku Paket
Atonia Uteri
- Ku jelek - Keadaan vital
- Multipara - Hb
- Partus lama/kasep - Jenis dan uji silang darah
- Regangan uterus - Rangsangan uterus - Fungsi pembekuan
- Solusio plasenta - Uterotonika IM dan infus
- Infus
Perdarahan terus
Kontraksi lembek
- Kompresi bimanual
- Kompresi Aorta Abdominal
- Kompresi SBR/Aorta Abdominal
- Misoprostol 400 mg rektal
Gagal
Tampon uterus,
Observasi Histerektomi
ketat
2.5 Hubungan antara anemia dan perdarahan post partum karena atonia uteri
ada gangguan fungsi sel maka fungsi jaringan juga terganggu. Pada ibu bersalin
khususnya pada kala III uterus memerlukan kontraksi yang baik, bila kontraksi
pembuluh darah yang berjalan diantara serabut otot uterus sehingga perdarahan
jika ada gangguan oksigenasi jaringan maka mengakibatkan uterus tidak bisa
berkontraksi dengan baik dan dapat terjadi atonia uteri (Cunningham, 2006 :
812)
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti
(Setiadi, 2007:117).
28
- Persalinan lama
- Paritas tinggi
- Overdistensi
Gangguan Perdarahan post
- Anemia oksigenasi partum karena
- Persalinanpresipitatus sel atonia uteri
- Persalinan dengan
- Infeksi intrapartum
Keterangan :
: tidak diteliti
: diteliti
sel dan jaringan yang menyebabkan atonia uteri. Atonia uteri merupakan salah
fenomena yang diamati tentang hubungan yang diharapkan terjadi antara dua
variabel atau lebih untuk dibuktikan secara empiric atau perlu diuji kebenaran
adalah “Ada hubungan anemia dengan perdarahan post partum karena atoni
uteri”.