Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN PROGRAM DENGAN ORMAS/LSM/LNL DALAM RANGKA


PENGUATAN PENGHAYATAN IDEOLOGI PANCASILA DIKALANGAN
ORMAS/LSM/LNL DAN MASYARAKAT TAHUN 2009

ANTARA

DIREKTORATJENDERAL KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

DENGAN

LEMBAGA PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH (LPPD)


PEMALANG

TAHUN 2009
I. PENDAHULUAN

Membicarakan masa depan dan Pancasila sebagai suatu ideologi


dalam situasi politik pasca Orde Baru banyak dianggap sebagai
menimbulkan tanggapan yang berbeda. Karena pada masa Orde Baru
Pancasila telah tereduksi maknanya dan cenderung dijadikan
kendaraan politik untuk kepentingan tertentu. Ada kesalahan serius
yang dilakukan Pemerintahan Orde Baru dalam menginterpretasikan
Pancasila sebagai ideologi yang lebih berorientasi pada sistem yang
doktriner. Pancasila telah ditafsirkan sedemikian rupa sehingga
membenarkan dan memperkuat otoritarianisme negara. Salah satu ciri
kekuasaan yang otoriter dimanapun adalah selalu menganggap ideologi
sebagai maha [penting yang berhubungan erat dengan stabilitas atau
kohesi sosial. Tetapi asumsi bahwa usaha memyeragamkan ideologi
penting demi menciptakan dan memperkuat kohesi sosial adalah
menyesatkan. Perubahan-perubahan sistem sosial politik dan ekonomi
di Indonesia selama ini, sedikit banyak berpengaruh terhadap eksistensi
Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi merupakan kenyataan yang tidak bisa
ditolak, dan in9 bisa menampakan diri dalam pengertian formal dan
informal. Menolak Pancasila sebagai ideologi tidak masuk akal., bukan
karena penolakan semacam ini bersifat ideologis, tetatpikarena hal ini
kana potensial mempersempit keleluasaan berpikir yang harus didijaga
berdasrakan prinsip kebebasan. Yang menyarankan bahwa kemauan
setiap oirang atau kelmpok untuk mengartikulasikan dan merumuskan
pemahaman tertentu tentang kehidupan harus tetapdikembangkan.
Kebebasan berpikir merupakan hak, termasuk elit penguasa yang
memang berkepentingan dengan ideologi formal, maupun warga negara
biasa atau masyarakat sipil yang berkepentingan bagaimana kedua
pengertian ideologi tersbutdalam praktek mempengaruhi kehidupan
mereka. Sekali lagi ideologi penting dan merupakan kenyataan ditolak,
karena dalam setiap masyarakat selalu diharapkan tersedia keberadaan
sebuah struktur bersama terbentukdari ide-ide. Sebagai sebuah
lembaga sosial nirlaba sebagaimana komponen masyarakat sipil
lainnya, LPPD berkepentingan menyebarkan ide-ide kreatif tentang
penguatan nila-nilai Pancasila dalam setiap lini kehidupan.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun Maksud dan Tujuan dari seminar ini :
1. Meningkatkan partisipasi publik dalam memperkuat Pancasila
sebagai ideologi bangsa dan negara
2. Memperkuat komitmen masyarakat dalam memahami
Pancasila sebagai nilai-nilai dasar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
3. Membangun rasa kebersamaan antar sesama warga bangsa
dalam yang dilandasi oleh rasa kebihinekaan.
4. Mencari konsepsi baru terhadap pemahaman Nilai-nilai
Pancasila

III. DASAR HUKUM

1. Undang-undang Dasar 1945


2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi
Kemasyarakatan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985
Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3298);
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4282);
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi
Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2007 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 94, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4662);
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 1986 Tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1985 Tentang Organisasi
Kemasyarakatan.
8. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Negara
Republik Indonesia Nomor 4212), sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004
tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92,
Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4418);
9. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Negara
Republik Indonesia Nomor 4330), sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 85 Tahun 2006
tentang Perubahan Keenam atas Keputusan Presiden Nomor 80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
10. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Dalam
Negeri;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Dalam
Negeri;
13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang
Penunjukan Pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran Anggaran Belanja Negara, Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan, bendahara pengeluaran, staf pengelola keuangan,
pembantu bendahara pengeluaran, bendahara barang dan pejabat
pembuat daftar gaji di lingkungan Direktorat Jenderal Kesatuan
Bangsa dan Politik;
14. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal
Kesatuan Bangsa dan Politik Tahun Anggaran 2009 Nomor
2300.0/010.03.1/-/2009 tanggal 31 Desember 2008.

IV. NAMA KEGIATAN

SEMINAR SEHARI
TEMA : PENGUATAN DAN INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA
DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

V. PEMBICARA KUNCI, NARA SUMBER DAN PESERTA

Pembicara Kunci : Ditjen Kesbangpol Departemen Dalam Negeri

Nara Sumber :

1. Drs. Wahyu Sukarno Nugroho, M.Si (Kepala


Kantor Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Pemalang)
2. Hamidah Abdurahman, SH, MH (Staf Pengajar
Fak Hukum UPS Tegal)
3. Drs. Mohammad Yulianto, M.Si (Staf Pengajar
Jurusan Komunikasi FISIP Undip Semarang)

Moderator : Slamet Efendi

Peserta Kegiatan ini terdiri dari

1. Pemerintah Kabupaten Pemalang


2. Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Pemalang
3. Kodim 07/11 Pemalang
4. Polres Pemalang
5. Pengurus OKP Kabupaten Pemalang
6. Pengurus OSIS SMA di Kabupaten Pemalang
7. Tokoh Masyarakat Kabupaten Pemalang
8. Pengurus Ormas di Kabupaten Pemalang
9. Pimpinan Parpol di Kabupaten Pemalang
10. Ketua BEM STIT dan STIE Pemalang
11. LSM/NGO di Kabupaten Pemalang
12. Media Masa
13. Undangan

VI. CAKUPAN TEMPAT DAN WAKTU


PELAKSANAAN
Cakupan : Catatan. Pesertanya terdiri dari ormas/masyarakat

Seminar ini rencananya akan diselenggarakan nanti pada :


Hari dan Tanggal : Kamis , 8 Oktober 2009
Waktu : Jam 08.00-13.00 WIB
Tempat : Gedung DPRD Kabupaten Pemalang

IX. TATA CARA PELAKSANAAN

HARI dan TANGGAL ACARA / PEMBICARA


Kamis , 8 Oktober 2009
08.00-09.00 WIB Registrasi Peserta
09.00-09.30 Pembukaan
Menyayikan Lagu Indonesia Raya
 Sambutan Ketua LPPD Pemalang
(Ulil Albab)
 Sambutan Bupati Pemalang sekaligus
membuka Acara Seminar
09.30-12.30 Pelaksanaan Seminar dan Tanya Jawab

12.30-12.45 Penutupan

VIII. PEMBIAYAAN DAN MEKANISME PENYALURAN

Diisi dengan :

1. Anggaran belanja pelaksanaan kegiatan bersumber dari APBN TA


2009 DIPA Ditjen Kesbangpol Departemen Dalam Negeri Tahun
Anggaran 2009 dengan MAK 01.01.01.0762.1438.A.521219 sebesar
Rp. 30.000.000,- Tiga puluh juta rupiah);
2. Dilengkapi dengan RAB (Rencana Anggaran Biaya) dari kegiatan
bersangkutan;
3. Mekanisme penyaluran dana dilakukan secara LS (langsung) dari
KPPN ke rekening Pelaksana Kegiatan.

IX. PELAPORAN DAN PELAKSANAAN

Laporan kegiatan TA 2009, diserahkan kepada Direktorat Jenderal


Kesatuan Bangsa dan Politik Departemen Dalam Negeri Cq. Direktur
Penanganan Konflik selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Jalan
Medan Merdeka Utara No. 7 Jakarta 10110, dengan ketentuan sebagai
berikut:

1. Bentuk ukuran dan jumlah :


a. Bentuk : Buku, dijilid dan diberi cover
b. Ukuran : A4
c. Jumlah : 2 rangkap

2. Isi laporan kegiatan mencakup :


a. Latar Belakang
b. Pelaksanaan
c. Rekomendasi hasil kegiatan, serta
d. Hal-hal lain yang dipandang perlu sebagai bahan masukan
perbaikan program/Kegiatan.

3. Lampiran laporan kegiatan berupa :


a. VCD kegiatan sebanyak 2 keping
b. Kliping Koran/majalah
c. Foto dokumentasi sebanyak 4 lembar ukuran 4 R.

X. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) dibuat untuk menjadi Pedoman


antara Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Departemen
Dalam Negeri Sebagai Pihak Pertama dan Institut Karya Indonesia (IKI)
sebagai Pihak Kedua. Dengan harapan Pelaksanaan Kegiatan diteruskan
pada kesempatan yang berikutnya.

Jakarta, 2009

LEMBAGA PENGEMBANGAN A.n DIREKTUR JENDERAL


POTENSI DAERAH (LPPD) KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
PEMALANG Plt. DIREKTUR PENANGANAN
KONFLIK,

ULIL ALBAB Drs. WIDIYANTO P, SH


Ketua Kombes Pol NRP.63010654

Anda mungkin juga menyukai