Anda di halaman 1dari 27

KAJIAN DESKRIPTIF TERHADAP PERKEMBANGAN

LOGO BURGER KING

Oleh :

HAZEL CHANDRA - 34190164

NATALIA DOROTHY - 34190108

SARAH MICHELLE DOMINIQUE - 34190062

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN DESAIN

UNIVERSITAS BUNDA MULIA

KAMPUS SERPONG

2022
ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan terhadap konsumen
Burger King. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dalam perkembangan logo
yang dihadapi oleh perusahaan Burger King. Logo Burger King dari satu logo ke yang
lainnya memiliki nilai yang penting pada setiap rebranding yang dilakukan dikarenakan logo
adalah citra dari perusahaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk dan warna
logo sangat berpengaruh terhadap citra perusahaan Burger King. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 3 bulan terakhir 81.5% membeli produk dari Burger King, 14.2% tidak.
Hal ini bahwa menunjukkan masih banyak orang yang membeli Burger King dengan logo
terbarunya.

Keyword: Logo, Warna, Identitas Brand, Visual

ABSTRACT

This research is a qualitative descriptive study conducted on Burger King consumers. This
study aims to determine the influence in the development of the logo faced by the Burger
King company. The Burger King logo from one logo to another has an important value in
every rebranding that is done because the logo is the image of the company. The results
showed that the shape and color of the logo greatly influenced the image of the Burger King
company. The results showed that in the last 3 months 81.5% bought products from Burger
King, 14.2% didn’t. This shows that there are still many people who buy Burger King with its
newest logo.

Keyword: Logo, Color, Brand Identity, Visual

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi saat ini, perkembangan dunia bisnis semakin pesat.

Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi

guna menjaga dan memelihara keseimbangan dalam kehidupan. Kebutuhan


yang paling mendasar dari setiap manusia adalah kebutuhan akan makanan

dan minuman.

Kebutuhan dasar manusia semakin meningkat dari waktu ke waktu,

sehingga berdampak pada bisnis kuliner yang bermunculan di seluruh

Indonesia, dan salah satu industri yang memanfaatkan peluang tersebut adalah

restoran cepat saji atau sering dikenal dengan fast food salah satunya yaitu

Burger King. Burger King didirikan pertama kali oleh Keith J. Kramer dan

Matthew Burns pada 1954. Pada saat ini Burger King telah menjadi salah satu

restoran cepat saji yang sangat berkembang di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Burger King juga sering mengalami

perubahan logo atau re-branding untuk mencari jati diri atau identitas

perusahaan. Burger King telah melakukan perubahan logo atau re-branding

sebanyak enam kali, dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap

konsumennya. Rebranding Burger King kembali dilakukan setelah

sebelumnya melakukan hal yang sama pada 20 tahun yang lalu yang sekarang

terhitung sebanyak tujuh kali. Termasuk logo dengan huruf berbentuk bulat

yang mencerminkan bentuk burger dan beberapa menu lainnya.

Perkembangan logo Burger King dari satu logo ke yang lainnya

memiliki nilai yang penting pada setiap re-branding yang dilakukan

dikarenakan logo adalah citra dari perusahaan tersebut. Pentingnya sebuah

logo pada brand identity sebuah perusahaan, membuat analisis dari setiap

perkembangan dan inovasi logo diperlukan untuk mempelajari dan

mengevaluasi dari branding yang sebelumnya.


1.2. Identifikasi Masalah
Logo Burger King, terdapat empat elemen visual dalam pembentukan

logo yaitu bentuk, warna, tipografi dan ilustrasi (Hanindharputri &

Pradnyanita, 2018, 162). Setiap logo memiliki makna, konsep dan elemen

visual yang terkandung di dalamnya, dengan melakukan penelitian dapat

mengungkap makna dan konsep logo serta memahami unsur- unsur yang

menguatkan visual logo Burger King setelah rebranding dengan logo lalu nya

yang kemudian dikembangkan dan digunakan sekarang. Sehingga, peneliti

melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk menganalisis elemen visual dari

logo Burger King berdasarkan bentuk, warna, tipografi dan ilustrasi.

1.3. Pembatasan Masalah


Dalam penelitian ini, dibutuhkannya pembatasan masalah untuk

menjadi tolak ukur peneliti untuk sejauh mana analisis Logo Burger King ini

dilakukan, agar memperoleh gambaran lebih jelas dan terfokuskan pada inti

masalah. Berikut ini adalah batas masalah yang digunakan :

● Penelitian ini hanya dilakukan mengenai analisis perkembangan dan

perubahan logo Burger King selama tahun 1994 sampai sekarang tahun

2022, membahas konsep dan elemen visual yang menguatkan logo

tersebut.
● Data yang di perlukan dalam penelitian ini adalah :

- Wawancara dengan pihak Burger King Indonesia mengenai

alasan re-branding logo Burger King beserta konsepnya.

- Jurnal / artikel mengenai perkembangan logo Burger King

beserta konsepnya, elemen visual, dan re-branding perusahaan.

1.4. Rumusan Masalah


Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan di atas dapat

dirumuskan permasalahan dalam penelitian sebagai berikut :

● Apa saja perubahan logo Burger King dari tahun 1994 hingga tahun 1999?

● Bagaimana pandangan masyarakat terhadap perubahan logo Burger King

tahun 1994 dan 2021 (sekarang)?

1.5. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian disusun untuk menjelaskan rumusan masalah yang

telah ditentukan :

● Untuk menganalisis perubahan logo atau re-branding yang dijalani oleh


Burger King pada tahun 1994 ke tahun 1999.

● Untuk menganalisis perubahan logo atau re-branding yang dijalani oleh


Burger King pada tahun 1999 sampai sekarang.

● Untuk mengidentifikasi pengaruh perubahan logo Burger King 1994 dan


1999 berdasarkan persepsi masyarakat.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan dibuatnya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat seperti

yang telah ditentukan :

1. Manfaat Teoritisbuka dulu

Manfaat teoritis dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi kepada masyarakat, terutama perusahaan fast food

dalam hal branding ataupun re-branding perusahaan dan

pembelajaran bagi mahasiswa khususnya dalam program studi

Desain Komunikasi Visual, serta peneliti untuk menjadi bahan

dari kajian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini dapat membantu dalam

pengenalan terhadap branding identity Burger King kepada

masyarakat, dan pembelajaran melalui metode eksperimen

yaitu perancangan branding logo restoran cepat saji.

1.7. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan kualitatif dengan pendekatan

komparatif, untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian ini akan

dilakukan pengumpulan data sebanyak-banyaknya sesuai keperluan. Teknik

metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :


1.4.1 Metode Interview (Wawancara Langsung)
Metode ini dilakukan kepada pihak Burger King yang memahami logo dalam
branding perusahaan. Sebelum wawancara, telah menyiapkan pertanyaan seputar latar
belakang branding dan logo perusahaan, lalu dilakukan secara online yaitu
menggunakan aplikasi Zoom.

1.4.2 Metode Deskriptif (Literatur)


Metode ini didapatkan dari jurnal dan artikel secara digital untuk memperoleh data
yang saya butuhkan.

1.8 Sistematika Penelitian

Sistematika ini sangat berguna untuk dapat memberikan gambaran

secara jelas dan tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan.

Penelitian ini terdiri dari 5 bab dengan sistematika penelitian, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang penjelasan beberapa teori dari sumber referensi buku

atau jurnal yang relevan dengan permasalahan yang ingin diteliti, penelitian

sebelumnya akan menjadi landasan bagi penulis untuk dapat melakukan

penelitian ini serta kerangka pikir teoritis dan juga hipotesis penelitian yang akan

diuji. Dalam bab ini dijelaskan tinjauan pustaka, kajian pustaka, dan teori-teori

terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini akan menjelaskan tentang setting penelitian, desain penelitian,

sumber data dan jenis data, populasi penelitian dan sampel penelitian, teknik

pengumpulan data, variabel-variabel penelitian serta teknik pengumpulan data

(uji asumsi klasik dan uji hipotesis).

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari gambaran umum mengenai objek penelitian,

karakteristik responden, data deskriptif, hasil analisis data, hasil pengujian

hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang meliputi keberhasilan tujuan dari

penelitian yang diteliti penulis. Kesimpulan juga menunjukkan hipotesis mana

yang didukung oleh data dan hipotesis mana yang tidak didukung oleh data.

Saran-saran yang berisi keterbatasan dari penelitian yang telah dilakukan dan

saran bagi penelitian yang akan datang.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Dalam penulisan kajian perkembangan logo Burger King ini, terdapat

2 landasan teori yaitu teori umum dan teori khusus yang digunakan dan

dilanjutkan oleh teori pendukung lainnya. Teori-teori ini bertujuan untuk

menghubungkan dan mencocokkan antara teori dan perancangan logo.


2.2. Teori Umum

Berikut ini adalah teori-teori umum yang digunakan dalam

perancangan/pembentukan logo Burger King. Teori yang digunakan ini

aalah teori yang berkaitan dengan desain komunikasi visual. Diantaranya;

2.2.1. Teori Desain

Pengertian desain menurut Ulrich & Eppinger (2008: 190)

berdasarkan keterangan dari Industrial Designers Society of

America (IDSA) adalah “layanan profesional dalam menciptakan

dan mengembangkan konsep dan spesifikasi yang mengoptimalkan

fungsi, nilai, dan tampilan produk dan sistem untuk saling

menguntungkan antara pengguna dan produsen.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

desain adalah layanan yang berkaitan dengan konsepsi, spesifikasi,

dan manufaktur analisis data untuk mengoptimalkan nilai dan

fungsionalitas produk proyek hubungan yang saling

menguntungkan antara produsen dan konsumen. Proses Desain

tidak hanya mengutamakan bentuk dan fungsi dari suatu produk,

tetapi bagaimana produk dan pengguna berinteraksi (dalam hal

penggunaan).

Menurut Ulrich & Eppinger (2008: 190) yang mengutip dari

Drefyus (1967) menerangkan bahwa terdapat 5 tujuan penting

dalam proses desain produk, antara lain :

1. Utility (Kegunaan) : Produk yang digunakan harus aman

terhadap manusia, mudah pada saat pengoprasian/digunakan.


2. Appearance (Tampilan) : Bentuk yang unik dipadukan

dengan garis yang tegas dan pemberian warna menjadi kesatuan

yang menarik untuk produk.

3. Easy to maintenance (Kemudahan pemeliharaan) : Produk

dirancang bukan hanya sebatas penggunaan saja akan tetapi harus

dirancang agar mudah dalam pemeliharaan dan perbaikan.

4. Low cost (Biaya yg rendah) : Produk yang di desain harus

dapat diproduksi dengan biaya yang rendah agar dapat bersaing.

5. Communication (Komunikasi) : Desain produk harus

dapat mengaplikasikan nilai-nilai dari filosofi dan misi perusahaan

sebagai cara mengkomunikasikan philosopi dan misi perusahaan

kepada masyarakat

2.2.2. Teori Visual

Menurut Barnard (1998) visual dalam pengertian khusus

adalah segala sesuatu yang terlihat dan dibuat oleh manusia. Mulai

dari lukisan,poster, iklan, patung dan bangunan, karena benda-

benda ini membawa pesan yang dapat di interpretasikan. Desain

dalam hal ini adalah karya visual yang mempunya maksud

fungsional atau komunikatif. (Dr. Didit Widiatmoko

Soewardikoen, Metodologi Penelitian: Desain Komunikasi Visual,

2019).

2.2.3. Teori Bentuk

Bentuk merupakan sebuah komponen desain grafis yang

merupakan bertemunya titik awal garis dengan titik akhir garis.

Tentunya, hasil dari garis yang bertemu ini membentuk sebuah


bidang. Bidang tersebut, baik berdiri sebagai elemen utama

maupun bagian dari (aksen) komunikasi, sangat berperan dalam

memberikan nuansa komunikasi yang berarti dalam sebuah desain.

(Kompeten, 2016).

Potensi Bentuk, antara lain sebagai berikut.

1. Istilah bentuk digunakan untuk menyatakan suatu bangun/shape

yang tampak dari suatu benda.

2. Bentuk merupakan rupa keliling dari sebuah rancang.

3. Bentuk mempunyai garis luar (Outline) atau pembatas

disekitarnya.

4. Bentuk memaksimalkan karakter/kesan yang ingin dicapai.

Ada 2 bentuk dasar dalam desain grafis, yaitu: Geometris dan

Organis.

1. Bentuk Geometris (segitiga, segiempat, segilima, lingkaran,

trapesium, dan seterusnya). Bentuk geometris ini, merupakan

sebagian dari bentuk dasar yang dipergunakan sebagai acuan

dasar desainer dalam merancang.

2. Bentuk Organis, lengkungan bebas dan fleksibel

2.2.4. Teori Warna

Dalam kacamata seni rupa dan juga desain, pengertian warna

menurut Prawira adalah “Warna termasuk salah satu unsur

keindahan yang dihasilkan di dalam seni dan desain selain unsur-

unsur visual yang lain” (Sulasmi Darma Prawira, 1989: 4) dalam

“4 Teori Warna Menurut Para Ahli Beserta Proses Terjadinya”,

Ulin Nuha (2019). Lebih lanjut lagi, Sadjiman Ebdi Sanyoto


(2005:9) dalam “4 Teori Warna Menurut Para Ahli Beserta Proses

Terjadinya”, ulin nuha (2019), juga ikut mendefinisikan warna

secara fisik dan psikologis. Warna secara fisik adalah sebuah sifat

dari cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara psikologis

sebagai bagian dari pengalaman indera dalam penglihatan.Terdapat

tiga elemen yang penting dari pengertian warna ini. Unsur tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Benda

2. Mata

3. Unsur Cahaya

2.2.5.Teori Logo

Elemen identitas visual yang terpenting adalah logo. Logo

selalu diterapkan dalam aplikasi identitas visual lainnya. Oleh karena

itu penting untuk merencanakan logo yang dapat mencerminkan

kepribadian dan jiwa sebuah brand.

Logo adalah elemen grafis yang berbentuk ideogram, simbol,

emblem, ikon, tanda yang digunakan sebagai lambang sebuah brand.

Logo adalah atribut utama brand yang terlihat secara fisik.

Namun logo yang baik juga harus dapat menampilkan semua

atribut nonfisik yang merupakan jiwa dari brand (visi misi, nilai,

budaya). Logo dapat dibedakan menjadi beberapa tipe. Logogram,

adalah gambar yang mewakili sebuah makna. Atau secara lebih

mudah dapat dikatakan logogram adalah logo yang dituangkan dalam

bentuk gambar. Logogram yang baik dapat menjadi elemen visual

yang kuat mudah diingat oleh masyarakat.


Logotype. Secara sederhana, logotype dapat didefinisikan

sebagai logo yang merupakan hasil dari pengolahan font. Walau

hanya memanfaatkan font, bukan berarti logo tidak memiliki

keunikan. Pada umumnya penggunaan font jenis script menunjukkan

formalitas, keindahan, bahkan terkadang keramahan. Font yang tebal

menunjukkan kekuatan. Font yang italic menunjukkan pergerakan.

Tiap font memiliki karakteristik yang dapat menyimbolkan karakter

entitas yang diwakilinya.

Perpaduan antara logogram dan logotype. Pada umumnya,

penerapan logogram dilengkapi dengan logotype sebagai yang

diterangkan dan menerangkan. Namun ada beberapa logo yang

memasukkan unsur logogram ke dalam logotype sehingga keduanya

menjadi satu kesatuan.

Logo yang baik harus dapat menggambarkan kepribadian

entitas yang diwakilinya. Logo tersebut harus memiliki keunikan

yang dapat membedakan entitas yang diwakilinya dengan entitas lain.

Namun yang perlu diperhatikan adalah logo harus tetap simpel dan

fleksibel, baik secara bentuk, warna, maupun ukuran. Kenapa

demikian? Logo akan diaplikasikan dalam berbagai identitas visual

lain dalam beragam media. Dengan bentuk, warna, ukuran yang

simpel dan fleksibel logo akan lebih aplikatif. Selain itu logo yang

simpel juga lebih mudah diingat oleh masyarakat (Oscario, 2012).

2.3. Teori Khusus


Teori ini adalah teori yang digunakan secara khusus dalam

perancangan logo Burger King. Berikut teorinya;

2.3.1.Teori Tipografi

Dalam buku “Tipografi Dalam Desain Grafis”, Danton

Sihombing mengemukakan bahwa Tipografi merupakan representasi

visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti

visual yang pokok dan efektif (Sihombing, 2001: 58), dalam artikel

yang berjudul: Pengertian Tipografi Menurut Para Ahli (Trioktasari,

2011).

Selain itu Danton Sihombing mengemukakan dalam buku

“Tipografi Dalam Desain Grafis”, bahwa pengetahuan mengenai

huruf dapat dipelajari dalam sebuah disiplin seni yang disebut

tipografi (typografi). (Sihombing, 2001:3), dalam artikel yang

berjudul: Pengertian Tipografi Menurut Para Ahli (Trioktasari, 2011).

“Tipografi dapat memiliki pengertian luas, yang meliputi

penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak atau dalam

pengertian yang lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan, dan

berbagai hal berkaitan pengaturan baris-baris susunan huruf (typeset),

tidak termasuk ilustrasi dan unsur lain bukan huruf pada halaman

cetak”.( Sudiana, 2001: 2), dalam artikel yang berjudul: Pengertian

Tipografi Menurut Para Ahli (Trioktasari, 2011).

Dendi Sudiana berpendapat mengenai tipografi dalam buku

“Pengantar Tipografi” bahwa gambar merupakan suatu unsur grafis

yang paling mudah terbaca. Tetapi melalui kata-kata yang tersusun

dari huruf demi huruf lah yang menuntun pemahaman pembaca


terhadap pesan atau gagasan. (Sudiana, 2001: 1), dalam artikel yang

berjudul: Pengertian Tipografi Menurut Para Ahli (Trioktasari, 2011).

2.3.2. Teori Ilustrasi

Ilustrasi adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Belanda

ilustratie yang memiliki arti suatu hiasan dengan gambar. Secara

terminologi ilustrasi merupakan suatu gambar yang memiliki fungsi

sebagai sarana untuk menjelaskan suatu kejadian. Menurut para ahli

(Soedarso,1990) menyatakan bahwa ilustrasi adalah sebuah gambar

yang melukiskan tujuan tertentu seperti contohnya pada cerpen.

Menurut para ahli lainnya juga berpendapat bahwa ilustrasi adalah

sebuah gambar yang berkaitan dengan seni rupa. Ilustrasi ini dapat

menjelaskan tentang makna dari sebuah tulisan sehingga membantu

pembaca untuk memahami makna dari tulisan tersebut (Rohidi,

1984).

2.4. Penelitian Terdahulu

Judul Nama Peneliti Jenis Metode Hasil Penelitian


Pembuatan

2.5. Kerangka Berpikir


BAB III

3.1. Himpunan Data

Dalam 3 bulan terakhir, apakah anda pernah membeli produk dari Burger King?

Daftar
Pertanyaan
N PERNYATAAN San Tid N Se San
gat ak e t gat
O Tid Set t u Set
ak uju r j uju
Set u
uju a
l
1 Logo Burger King (pada gambar di bawah)
. menimbulkan kesan pesona

2 Logo Burger King (pada gambar di bawah)


. menimbulkan kesan trendi

3 Logo Burger King (pada gambar di bawah)


. menimbulkan kesan antusias

4 Logo Burger King (pada gambar di bawah)


. menimbulkan kesan ramah

5 Desain logo Burger King (pada gambar di


. bawah) terkesan mengasyikan

6 Pilihan warna produk-produk Burger King


. (pada gambar di bawah) terkesan penuh
semangat
7 Desain logoBurger King (pada gambar di
. bawah) menimbulkan kesan menawan

8 Desain logo Burger King (pada gambar di


. bawah) menimbulkan kesan meyakinkan

9 Desain logo Burger King (pada gambar di


. bawah) menimbulkan kesan kekinian

1 Desain produk-produk Burger King (pada


0 gambar di bawah) terkesan berselera tinggi
.

Data Kuesioner

1. Logo Burger King (pada gambar di bawah) menimbulkan kesan pesona

2. Logo Burger King (pada gambar di bawah) menimbulkan kesan trendi

3. Logo Burger King (pada gambar di bawah) menimbulkan kesan antusias


4. Logo Burger King (pada gambar di bawah) menimbulkan kesan ramah

5. Desain logo Burger King (pada gambar di bawah) terkesan mengasyikan

6. Pilihan warna produk-produk Burger King (pada gambar di bawah) terkesan penuh
semangat

7. Desain logoBurger King (pada gambar di bawah) menimbulkan kesan menawan


8. Desain logo Burger King (pada gambar di bawah) menimbulkan kesan meyakinkan

9. Desain logo Burger King (pada gambar di bawah) menimbulkan kesan kekinian

10. Desain produk-produk Burger King (pada gambar di bawah) terkesan berselera tinggi
3.2. Data Pasar dan Pesaing

Segmention Targeting Positioning

Segmentasi pasar Targeting yang dilakukan Positioning pasar adalah


mengungkapkan peluang oleh Burger King ialah Pasar proses komunikasi merek
segmen pasar yang dihadapi terdiri dari pembeli, dan kepada pelanggan sasaran
perusahaan. Perusahaan pembeli berbeda dalam satu sedemikian rupa sehingga
sekarang harus mengevaluasi atau lebih hal. Mereka dapat dapat dengan mudah
berbagai segmen dan dibagi berdasarkan faktor mengenali mana yang cocok
memutuskan berapa banyak demografis, faktor geografis, dengan produk pesaing.
dan mana yang menjadi dan faktor perilaku atau Burger King membidik pasar
sasaran. Pengembangan maks faktor psikografis. Setiap dewasa muda, terutama pasar
pemasaran yang kemudian variabel ini dapat digunakan pria muda. Mereka
dapat diarahkan pada segmen untuk mensegmentasi pasar. memposisikan pasar mereka
unik tertentu. Burger King Penjual dapat merancang sebagai menyajikan makanan
menggunakan penargetan produk atau program berkualitas tinggi, enak, dan
terkonsentrasi dalam hal ini, pemasaran tersendiri bagi terjangkau. Bandingkan
artinya berkonsentrasi untuk calon pelanggan. Burger King dengan pesaing utamanya,
melayani banyak kebutuhan telah membagi pasar mereka McDonald yang menargetkan
kelompok pelanggan tertentu. menjadi faktor demografis, anak-anak dan keluarga,
Agen periklanan Burger King, faktor geografis, faktor mereka memiliki audiens
menyarankan untuk psikografis, dan faktor target yang berbeda.
menggunakan The Have It perilaku. Karena faktor McDonald juga menyajikan
Your Way sebagai tema dan geografis, Burger King makanan yang terjangkau,
mulai bereksperimen dengan membagi pelanggan tetapi mereka melayani
kampanye pemasaran web berdasarkan wilayah, mereka pelanggan secara berbeda,
yang lucu, seperti Subservient berada di Amerika Serikat dengan harga makanan yang
Chicken lalu merancang situs sejak tahun 1954. Pada sama, Burger King memiliki
web yang memungkinkan tanggal 30 Juni 2004, Burger kualitas layanan yang lebih
pengunjung untuk mengetik King memiliki 7.976 toko di baik. Ketika pesaing mereka
perintah yang dijalankan oleh seluruh Amerika Serikat, McDonald hanya
seorang pria berpakaian seperti penduduk setempat dapat menyediakan makanan ringan
ayam. Dimana targeting datang ke lingkungan mereka seperti kentang goreng dan
menyasar kelompok untuk menikmati makanan nugget ayam, Burger King
demografis dengan pasar mereka. Sebagai faktor memiliki kedua produk
dewasa muda, terutama di demografis, mereka membagi tersebut dan mereka
kalangan laki-laki muda yang pelanggan dengan laki-laki menyediakan onion ring,
tidak menonton iklan televisi muda, anak-anak dan Burger King telah
dan berselancar di internet keluarga. Burger King Mulai memberikan pilihan yang
setiap saat, mereka bersedia menggunakan logo seorang lebih beragam untuk
mencoba hal-hal baru. pria yang duduk di atas pelanggan mereka.
hamburger dan memegang
minuman ringan untuk
mewakili perusahaan mereka
pada tahun 1955. Pada tahun
1960, Burger King mengubah
logo mereka dari seorang pria
menjadi karakter kartun
animasi yang mengenakan
mahkota seorang anak. iklan
televisi mereka,
memperkenalkan Burger
King kepada anak-anak
dengan slogan terkenal,
"Burger King, Where Kids
Are King!"

Untuk mengambil anak-anak


sebagai pelanggan potensial,
Burger King harus
menyertakan orang tua yang
membayar makanan anak-
anak pada saat yang
bersamaan. Burger King
memulai kampanye
pemasaran The Have It Your
Way merevolusi industri
makanan cepat saji dengan
mendorong pelanggan untuk
menyesuaikan bahan semua
sandwich Burger King agar
sesuai dengan kebutuhan
seluruh anggota keluarga.
Data pesaing

1. McD

2. Carl’s Jr

3. AW

Analisa SWOT serta penjelasannya

Strength Weakness

1.Sudah mengglobal dimana Burger King 1. Adanya Iklan yang Menyesatkan


memiliki 18.838 toko yang tersebar di sekitar Dalam masyarakat yang sadar akan
100 negara di seluruh dunia. Ini adalah rantai kesehatan saat ini iklan yang menyesatkan
makanan cepat saji terbesar keenam di dunia tentang bahan produk mengikis
dan melayani lebih dari 10 juta pelanggan per kepercayaan dan membuat pelanggan
hari. Kehadiran global rantai yang kuat tidak berpaling. Burger King baru-baru ini
dapat disangkal merupakan kekuatan utama. ditegur karena menyiratkan bahwa
2. Mempunyai Strategi Efektif Whopper-nya cocok untuk vegan, namun
Perusahaan yang menerapkan strategi dibuat dengan mayones berbahan dasar
manajemen yang efektif selalu menemukan telur.
cara untuk meremajakan dan tetap mengikuti 2. Over-Franchising
tren di pasar. Setelah stagnan selama Meskipun waralaba Burger King telah
bertahun-tahun, Burger King menunjuk dikelola secara efektif sejauh ini, waralaba
Daniel Schwartz yang berusia 32 tahun cepat melemahkan keberlanjutan model.
sebagai CEO untuk mengubah rantai menjadi Misalnya, konflik Subway dengan pemilik
sesuatu yang keren. CEO muda dan kreatif waralaba menyoroti apa yang menanti
meremajakan dan mengubahnya dalam Burger King.
beberapa tahun. 3. Kurangnya Stabilitas
3. Salah satu Model Waralaba yang Kuat Setiap kali kepemilikan dan kepemimpinan
90% Burger King diwaralabakan dengan lebih bisnis berpindah tangan, kelangsungan
dari 15.000 gerai dimiliki oleh pewaralaba operasinya terganggu. Kepemilikan Burger
diklaim oleh Burger King King telah berpindah tangan sebanyak 6
4. Burger King menawarkan berbagai item kali dengan Restaurant Brands
menu lokal dan internasional untuk melayani International mengambil kepemilikan
setiap wisatawan yang jauh dari rumah. Dari beberapa tahun yang lalu.
roti bertabur bacon hingga Whoppers nabati,
burger panggang, pai, kentang goreng dengan
saos keju, minuman, makanan penutup,
makanan ayam, dan banyak lagi, lebih disukai
karena pilihannya yang luas.
5. Penawaran Inovatif: Burger King selalu
menemukan kembali dan meremajakan diri
dengan penawaran baru dan sangat inovatif.
Itu memperkenalkan sandwich nabati yang
disebut Impossible Whopper, yang menarik
pelanggan baru dan membantu perusahaan
mengalahkan ekspektasi laba kuartal ke-2
pada tahun 2019.
6. Lebih sehat daripada Pesaing: Meskipun
Burger King belum menjadi sumber makanan
tersehat di pasar, Burger King menawarkan
pilihan yang lebih sehat daripada pesaing.
Opportunities Threat

1. Memperkuat bagian di market 1. Adanya Resesi Global


Memiliki kehadiran pasar yang kuat Meskipun makanan sangat penting namun
memastikan setiap pelanggan dapat pelanggan akan mengurangi makan di saat
mengakses outlet alih-alih pergi ke pesaing. kesulitan ekonomi.
Burger King memahami peluang yang 2. Adanya persaingan yang tidak fleksibel
ditawarkan dengan memiliki lebih banyak Persaingan dari McDonald's, KFC,
gerai bertujuan untuk memperluas dari 26.000 Subway, Dominos, dan banyak lagi,
menjadi 40.000 restoran. Burger King menghadapi persaingan ketat
2.Diversifikasi Portofolio di dalam dan luar negeri
Burger King dapat mendiversifikasi 3. Meningkatnya awareness mengenai
portofolionya di luar sektor tersebut. dengan kesehatan
membuka bisnis grosir daripada sejumlah konsumen yang sadar kesehatan
mengandalkan toko lain untuk meningkat pesat namun sebagian besar
mendistribusikan Whoppers nabati. makanan yang ditawarkan Burger King
3. Melakukan fokus pada Ekonomi mengandung lemak, produk hewani, dan
Berkembangnya Burger King dari Asia dikategorikan tidak sehat. Jika pesaing dari
hingga Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Burger King menawarkan pilihan yang
Latin, ekonomi berkembang menawarkan lebih sehat maka pelanggan yang sadar
pasar yang tidak jenuh dan potensi akan kesehatan dapat bermigrasi secara
pertumbuhan yang tinggi. massal dari Burger King dalam sekejap.
4. Burger King meminta untuk memesan dari
McDonald's dimana selama pandemi, dalam
upaya untuk menghidupkan kembali industri
restoran, Burger King telah mengirimkan
tweet yang meminta pelanggan untuk
memesan dari McDonald's.

3.3. Data Karya


Logo Burger King mengilustrasikan gambaran menggoda dari rantai makanan cepat

saji, cocok untuk budaya makanan cepat saji dikalangan pemuda. Warna-warna

hidup yang digunakan cukup untuk menarik orang, terutama ketika desain logo

kembali menjadi logo lama mereka pada tahun 1990-an, namun dihias retro

sehingga memberi kesan vintage atau mundur ke masa lalu. Menurut Raphael

Abreau, Global Head of Design dari perusahaan induk Burger King, Restaurant

Brands International, logo terbarunya ini mengambil dari identitas Burger King yang

dahulu dikarenakan menunjukkan otentisitas, kepercayaan diri, kesederhanaan, dan

terlihat ‘sangat’ Burger King. Proyek rebranding Burger King ini, memastikan

desain modernisasi warisan klasik dan original dari brand Burger King ini bersifat

timeless, bertahan dalam jangka waktu panjang.

a. Bentuk logo Burger King

Logo Burger King datang sebagai sebuah oval yang dibagi dua dengan text,

layaknya text tersebut dihimpit oleh setengah oval tersebut. Menunjukkan bentuk

layaknya burger untuk menarik perhatian dan mengingatkan audiens akan Burger

King saat ingin mengkonsumsi makanan cepat saji seperti burger. Mencerminkan

b. Warna logo Burger King


Ketiga warna yang digunakan di logo Burger King berwarna merah, kuning dan

biru. Keindahan dari tiga warna primer bentuk motif yang eye catching cukup untuk

menarik semua kelompok umur dan kombinasi warna merah untuk membuat gairah

nafsu makan meningkat dan perpaduan warna biru yang diartikan untuk seluruh

umur serta warna orange ke coklatan yang diartikan untuk apa saja yang disajikan

oleh Burger King dasarnya roti burger.

c. Pemilihan font untuk logo Burger King

Font dari logo Burger King adalah salah satu yang sederhana sekalipun. Berwarna

merah dengan topi terkunci digabungkan dengan bentuk sehingga logo sangat

menonjol dan ditata dengan menarik niat beli konsumen.

3.4. Data Organisasi / Lembaga Pendukung

Untuk membantu proses penelitian ini, penelilti menggunakan Google Survey

dengan hasil 132 responden dalam analisa pertanyaan diatas terkait Logo Burger

King sehingga analisa yang dilakukan dalam penelitian ini dapat berguna bagi

Burger King dan teman-teman yang membaca analisa Logo ini.


DAFTAR PUSTAKA

Kompeten, G.I. (2016). Pengantar Desain Grafis. Bahan Ajar Kursus Dan Pelatihan

Desain Grafis.

Oscario, A. (2012). Pentingnya Peran Logo Dalam Membangun Brand.

Soedarso. (1990). Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Yogyakarta: Suku

Dayar Sana.
Rohidi, Tjetjep R. (1984). Lintasan Peristiwa dan Tokoh Seni Rupa Indonesia Baru.

Semarang: IKIP Semarang Press

Dr. Didit Widiatmoko Soewardikoen, M. (2019). Metodologi Penelitian: Desain


Komunikasi Visual. In M. Dr. Didit Widiatmoko Soewardikoen, Metodologi
Penelitian: Desain Komunikasi Visual (p. 3). Bandung: PT. KANISIUS.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV.

Anda mungkin juga menyukai