Anda di halaman 1dari 13

CONTOH PERHITUNGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

MENGGUNAKAN TURBIN ANGIN

BAB I

PENDAHULUAN

Menurut data Statistik Ketenagalistrikan tahun 2015, konsumsi energi listrik


per kapita Indonesia terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan
konsumsi tersebut rata-rata sebesar 4,25 % pertahun terhitung sejak tahun 2011
hingga tahun 2015. Disisi lain rasio elektrifikasi Indonesia juga terus mengalami
kenaikan sebesar 3,8 % pertahun terhitung sejak tahun 2011 hingga tahun 2015.
Rasionya sebesar 88,3 % pada tahun 2015 dan termasuk yang terendah kedelapan di
Asia Tenggara. Guna meningkatkan rasio tersebut, pemerintah Indonesia terus
melakukan pembangunan pembangkit-pembangkit listrik baru baik yang
menggunakan energi primer fosil maupun energi terbarukan. Penggunaan energi fosil
seperti batu bara dan gas alam masih dominan dibandingkan dengan energi
terbarukan, prosentasenya mencapai 88 %. Energi fosil merupakan energi yang tidak
dapat diperbarui jumlahnya, dan saat ini cadangannya terus mengalami penurunan.

Apabila konsumsi energi fosil untuk pembangkit listrik terus dilakukan suatu
saat dapat dipastikan Indonesia akan mengalami krisis energi listrik. Oleh karena itu
perlu adanya upaya optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber
energi listrik saat ini. Salah satu energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan adalah
energi bayu atau angin. Menurut kajian Direktorat Jenderal EBTKE BPPT tahun 2016,
sumber potensi energi angin mencapai 970 MW, namun hingga tahun 2015
pemanfaatanya tidak lebih dari 0,11% atau hanya sebesar 1,12 MW saja. Seiring
dengan berjalannya waktu dan kebutuhan energi listrik , pembangunan pembangkit
listrik tenaga bayu (PLTB) terus dilakukan, hal ini dapat terlihat dari meningkatnya
kapasitas terpasang PLTB dari yang semula 0.93 MW pada 2011menjadi 1.12 MW
pada 2015. Baru-baru ini pemerintah melalui Kementerian ESDM juga meresmikan
pembangkit listrik tenaga bayu terbesar di Indonesia. Kapasitasnya mencapai 50MW,
PLTB ini dibangun di wilayah pantai Samas Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada
dasarnya PLTB, merupakan pembangkit listrik yang sederhana setiap orang bisa
membuatnya untuk kebutuhan sendiri dirumah. Hal ini dikarenakan konstruksi dan

1
mekanisme kerjanya yang sederhana tidak seperti PLTU yang membutuhkan
perangkat yang kompleks untuk menghasilkan energi listrik. Oleh sebab itu dalam
tugas ini akan dijelaskan mengenai teknologi dan prinsip kerja pembangkit listrik
tenaga angin, komponen-komponen yang digunakan dan perhitungan-perhitungan
terkait dengan energi listrik yang dihasilkan.

BAB II

TEKNOLOGI KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK

2.1 Skema dan Mekanisme Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Gambar 1 Skema Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Berdasarkan gambar skema diatas dapat diketahui bahwa pembangkit listrik


tenaga angin terdiri dari beberapa komponen utama dan tambahan yaitu turbin
angin, gearbox, generator AC, perangkat elektronika daya, transformator penaik
tegangan (Step Up), dan sistem distribusi/transmisi energi listrik. Bagian-bagian
tersebut berperan penting dalam proses pembangkitan energi listrik hingga
penyaluran ke pusat-pusat beban. Secara umum proses pembangkitan energi
listrik diawali dari proses konversi energi kinetik angin menjadi energi mekanik
berupa putaran poros turbin. Putaran poros tersebut kemudian dilipatgandakan
2
menggunakan gearbox, tujuannya agar putaran disisi poros generator (rotor)
mampu mencapai putaran nominalnya. Putaran rotor tersebut kemudian
memotong medan magnet stator dan menimbulkan ggl induksi yang menghasilkan
tegangan listrik arus bolak-balik (AC) disisi statornya.

Tegangan yang dihasilkan tersebut belum sepenuhnya murni gelombang


sinus (pure sine wave), oleh karena itu diperlukan suatu perangkat tambahan
berupa perangkat elektronika daya untuk merekayasa gelombang tersebut.
Dikatakan perangkat tambahan karena keberadaan perangkat ini tidak selalu
dipasang pada turbin angin yang diproduksi. Perangkat elektronika daya yang
dimaksud adalah rectifier, dc link dan inverter. Rectifier berfungsi untuk mengubah
tegangan AC menjadi DC. Pengubahan ini dilakukan karena tegangan DC lebih
mudah untuk dikondisikan atau dimodulasi dibandingkan dengan tegangan AC.
Gelombang DC yang dihasilkan kemudian dimurnikan menggunakan komponen
DC Link yang terdiri dari kapasitor, fungsinya sebagai low pass filter untuk
menghasilkan tegangan DC murni yang memiliki bentuk gelombang lurus.
Gelombang lurus tersebut kemudian diubah kembali menjadi gelombang sinus,
tujuannya untuk mengubah tegangan dari DC menjadi AC kembali. Pengubahan ini
menggunakan alat yang disebut inverter dan menggunakan teknik modulasi PWM
(Pulse Witdh Modulation). Hasil keluaran dari inverter ini sudah berupa tegangan
AC dengan bentuk gelombang sinusoidal murni yang kemudian nilai tegangannya
dinaikkan menggunakan transformator Step Up. Keluaran tegangan tersebut
kemudian dikoneksikan dengan saluran distribusi dan transmisi tegangan tinggi
yang terhubung dengan pusat-pusat beban. Spesifikasi dari komponen utama
tersebut (Main Equipment) dapat dilihat pada bagaian 2.2.

2.2 Spesifikasi Komponen-Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Angin

1. Turbin Angin
A. Rotor
- Merk : Siemens
- Type : 3-bladed, horizontal axis
- Position : Upwind
- Diameter : 108m
- Swept area : 9144 m2.
3
- Speed range : 6-16 rpm
- Power regulation : Pitch regulation with variable speed
- Rotor tilt : 6 degress
B. Blade
- Type : Self-suporting
- Blade lenght : 53 m
- Root chord : 3.4 m
- Aerodynamic profile : NACA63.xxx, FFAxxx,SWPxxx
- Material : GRE
- Surface gloss : Semi-gloss,<30/ ISO2813
- Surface colour : Light grey, RAL 7035

2. Gear Box (Transmission System)


- Merk : Siemens
- Coupling hb-shaft : Flange
- Coupling shaft-gearbox : Shrink disc.
- Gearbox type : 3-stage planetary/helical
- Gearbox ratio : 1:91
- Gearbox lubrication : Splash/forced lubrication.
- Oil volume : Approx. 400 I
- Gearbox oil filtering : Inline and offline
- Gearbox cooling : Separate oil cooler
- Gearbox designation : PEAB 4456 (Winergy) or EH851 (Hansen)
- Coupling gear-generator : Double flexible coupling

3. Generator
- Merk : Siemens
- Type : Asynchronous
- Nominal power : 2,300 kW
- Protection : IP 54
- Cooling : Integrated heat exchanger
- Insulation class :F
4. Grid Terminals (LV)

4
- Merk : Siemens
- Nominal power : 2,300kW
- Voltage : 690 Kv
- Frequency : 50Hz or 60Hz
5. Transformator
- Merk : Schneider
- Type : Power Tranformator
- Max. rated voltage : 36 Kv
- Max. rated power : 2.5 MVA
- Switching medium : Liquid insulation

2.3 Dasar Teori Konversi Energi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Energi mekanik pada turbin angin diperoleh dari suatu proses konversi
energi angin. Energi angin sendiri merupakan energi yang berasal dari
pergerakan massa udara yang bergerak dari suatu daerah bertekanan maksimum
ke daerah bertekanan minimum. Massa udara yang bergerak ini disebut sebagai
energi kinetik karena memiliki kecepatan gerak, sehingga daya yang menjadi
input turbin angin tak lain berasal dari energi kinetik angin. Besarnya daya
tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑉𝑖^2
𝑃𝑡𝑜𝑡 = 𝑚 (2-1)
2𝑔𝑐

Sedangkan: 𝑚 = 𝜌𝐴𝑉𝑖

𝟏
Maka: 𝑷 = 𝟐𝒈𝒄 𝝆𝑨𝑽𝒊^𝟑 (2-2)

Keterangan:
Ptot=Daya total (W)
m=Laju aliran massa Kg/s
Vi= Kecepatan datang angin m/s

5
gc = faktor konversi 1.0 Kg/(N.s2)
ρ = Massa jenis udara Kg/m3
A = Area sapuan turbin m2

Persamaan diatas dapat digunakan untuk menghitung jumlah daya yang


menjadi masukan atau input bagi turbin angin. Hasil perhitungan daya dari rumus
tersebut belum dapat dijadikan acuan dalam menetapkan kapasitas daya input
turbin bagi generator, sebab belum mempertimbangkan rugi-rugi daya dan faktor
lain. Oleh karena itu diperlukan suatu faktor pengali yang biasa disebut sebagai
faktor efisiensi. Seorang Ilmuwan Fisika dari Jerman bernama Albert Betz pada
tahun 1919 menyatakan bahwa tidak ada turbin angin yang dapat mengkonversi
energi kinetik angin menjadi energi mekanik (putaran) lebih dari 16/27 (59,3%).
Dikalangan peneliti dan pengembang turbin angin hal ini dikenal sebagai Batas
Betz ( Betz Limits) dan membulatkan faktor tersebut menjadi 60% yang artinya
tidak ada turbin angin yang dapat mengkonversi energi kinetik angin menjadi
energi putaran lebih dari 60%.

Berbagai faktor teknis yang menyangkut masalah pembuatan turbin angin juga
mempengaruhi efisiensi turbin angin, bahkan nilainya dibawah batas Betz yaitu
dalam kisaran 0.35-0.45 (35%-45%). Sehingga secara matematis daya aktual atau
daya nyata yang dihasilkan oleh turbin angin adalah sebagai berikut :
𝟏
𝑷𝒎𝒕 = 𝝋𝒕 𝟐𝒈𝒄 𝝆𝑨𝑽𝒊^𝟑 (2-3)

Keterangan
Pmt= Daya Mekanik Turbin (W)
φt: efisiensi turbin angin

Hasil konversi dari energi kinetik tersebut merupakan daya mekanik berupa
putaran poros turbin angin. Guna menyesuaikan putaran turbin dengan syarat
nominal putaran generator maka dibutuhkan sebuah gearbox yang berfungsi
melipatgandakan putaran sehingga setiap rpm putaran turbin dapat menghasilkan
beberapa kali lipat rpm pada sisi poros generator (rotor). Gearbox tersebut
merupakan kumpulan dari beberapa gear yang saling kontak secara fisik sehingga
6
muncul adanya losses yang juga mempengaruhi efisiensi sistem. Losses ini
kemudian menjadi faktor efisiensi tersendiri yang disebut efisiensi transmisi (φtr)
dan menghasilkan daya mekanik pada sisi transmisi gearbox sebagai berikut:

𝑷𝒈 = 𝝋𝒕𝒓 𝒙 𝑷𝒎𝒕 (2-4)

Keterangan:
Φtr = efisiensi gearbox
Pg = Daya Mekanik dari gearbox (W)

Keluaran dari gearbox tersebut juga berupa putaran hanya saja frekuensi
putarannya lebih tinggi dari pada dari sisi poros turbin. Sisi keluaran tersebut
kemudian dihubungan dengan poros generator. Generator tidak sepenuhnya
dapat menghasilkan daya keluaran sesuai spesifikasinya. Terdapat faktor losses
berupa rugi-rugi panas (heat disipation) dan rugi kumparan yang juga
memunculkan faktor efisiensi yang disebut efisiensi generator (φgen). Sehingga
daya listrik yang dapat dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga angin ini adalah
sebagai berikut :

𝑷𝒆 = 𝝋𝒈𝒆𝒏 𝒙 𝑷𝒈 (2-5)
Keterangan :
Pe= Daya Listrik (W)
φgen= efisiensi generator

7
BAB III
ANALISA DAN KESIMPULAN

3.1 Analisa
Analisa merupakan suatu kegiatan usaha mengamati suatu objek untuk
mengetahui informasi-informasi terkait dengan objek tersebut. Hal itu pula yang
dilakukan pada tugas ini, yaitu menganalisa objek berupa Pembangkit Listrik
Tenaga Angin. Analisa dilakukan tidak menggunakan objek nyata tetapi hanya
dilakukan pada data spesifikasi turbin angin sesuai dengan standart keluaran
pabrik. Turbin angin yang dimaksud adalah turbin angin merk Siemens dengan
tipe SWT-2.3-108. Analisa ini bertujuan mengetahui seberapa besar efisiensi dari
turbin angin tersebut pada tiap-tiap kecepatan angin. Oleh karena itu,diperlukan
serangkaian perhitungan terkait dengan proses konversi energi yang dimulai dari
konversi energi kinetik angin hingga menjadi energi final berupa energi listrik.
Serangkaian perhitungan tersebut dapat dilihat pada bagian dibawah ini.

a. Data Perhitungan
Data-data berikut merupakan data simulasi perhitungan yang didapat dari data
spesifikasi teknis turbin angin dan sumber lain yang terkait dengan proses
konversi. Data tersebut sebagai berikut:
- Kecepatan angin nominal (Vi) = 12 m/s
- Luas sapuan blade (A)= 9144 m2
- Massa Jenis Udara pada suhu 250C = 1,2 Kg/m3
- Power Coeficient (Efisiensi turbin) = 0.35
- Efisiensi gearbox = 0.9
- Efisiensi Generator = 0.75
b. Perhitungan Daya Turbin Angin
Perhitungan ini menggunakan persamaan 2-3 yang bertujuan mengetahui
daya mekanik turbin (Pmt) berupa putaran yang dapat dihasilkan oleh turbin
angin.

𝟏
𝑷𝒎 = 𝝋𝒕 𝝆𝑨𝑽𝒊^𝟑
𝟐𝒈𝒄

8
1
𝑃𝑚 = 0.35 𝑥 1,2𝐾𝑔/m3 𝑥 9144 m2 𝑥123
𝐾𝑔
2𝑥1.0 𝑁. 𝑠

𝑃𝑚 = 3318174.72 W
𝑃𝑚 = 3.31817472 MW ~ 3.3 MW
c. Perhitungan Daya Mekanik Pada Gearbox
Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya daya keluaran
mekanik dari gearbox (Pg). Besarnya nilai daya yang dapat dikonversi
tergantung dari efisiensi gearbox. Pada perhitungan ini efisiensi yang
digunakan diasumsikan sebesar 0.9 sehingga besarnya daya mekanik pada
keluaran gearbox adalah sebagai berikut:

𝑃𝑔 = 𝜑𝑔𝑥 Pmt
𝑃𝑔 = 0.9𝑥 3.3MW
𝑃𝑔 = 2.97 𝑀𝑊
d. Perhitungan Daya Listrik (Pe)
Perhitungan daya listrik ini menggunakan persamaan 2-5. Karena tidak
dituliskan efisiensi generator pada data spesifikasi generator maka
diasumsikan efisiensi generator sebesar 0.75. Besarnya daya listrik tersebut
adalah sebagai berikut :

𝑃𝑒 = 𝜑𝑔𝑒𝑛𝑥 Pg
𝑃𝑒 = 0.75𝑥 2.97MW
𝑃𝑒 = 2.2 MW

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diatas dapat diketahui


bahwa generator turbin angin tersebut menghasilkan daya listrik sebesar 2.2
MW atau 4% lebih rendah dari daya yang tertulis pada data spesifikasi teknis
yaitu 2.3MW (2.300 kW). Apabila dihitung efisiensinya maka besarnya efisiensi
turbin angin pada kecepatan angin nominal adalah sebagai berikut :

φsistem=2.2MW/3.3MW x 100% =66%

9
Efisiensi sistem tersebut dihitung berdasarkan daya listrik yang
dihasilkan generator yang kemudian dibandingkan dengan daya input mekanik
yang terdapat pada poros turbin angin. Efisiensi tersebut dapat lebih besar
atau lebih kecil dari nilai tersebut. Hal ini tergantung dari koefisien efisiensi
dari masing-masing komponen seperti efisiensi gearbox dan generator.

e. Efisiensi Pada Setiap Kecepatan Angin


Guna mengetahui besarnya efisiensi turbin angin dari setiap kecepatan
angin, dilakukanlah perhitungan daya mekanik dan daya listrik seperti
perhitungan diatas untuk setiap kecepatan angin dari kecepatan minimal (cut
in wind speed: 3m/s-4m/s) hingga kecepatan nominal (Rate power 11m/s-
12m/s). Perhitungan dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel 2007
dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Daya dan Efisiensi Turbin Angin Pada Setiap Kecepatan

Daya Mekanik Daya Mekanik Rata-rata


Kecepatan Daya Listrik
No Input Turbin Input Pada kenaikan
Angin (m/s) (MW)
(MW) Poros (MW) Efisiensi
1 0 0 0 0
2 1 0 0 0
3 2 0 0 0
4 3 0.148 0.052 0.035 20%
5 4 0.351 0.123 0.083 * Tiap
6 5 kenaikan 1
0.686 0.240 0.162
m/s pada
7 6 1.185 0.415 0.280
kecepatan
8 7 1.882 0.659 0.445 angin
9 8 2.809 0.983 0.664 nominal (3-
10 9 4.000 1.400 0.945 12) m/s
11 10 5.486 1.920 1.296
12 11 7.302 2.556 1.725
13 12 9.480 3.318 2.240

Guna memudahkan identifikasi daya input dan output dari pembangkit listrik
tenaga angin ini dapat dibuat sebuah grafik sebagai berikut :

10
10
9
8
7
6
Daya P total
5
(MW)
4 P input
3 P output
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kecepatan Angin (m/s)

Grafik 3.1 Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap Daya Turbin Total, Daya
Input, dan Daya Output Listrik
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa grafik daya total (garis warna
biru) memiliki nilai terbesar disetiap pertambahan kecepatan. Sedangkan
daya input yang berupa putaran mekanik turbin( garis berwarna merah )
memiliki daya lebih rendah dari daya total, hal ini dikarenakan adanya
pengaruh efisiensi turbin angin yang erat hubungannya dengan Betz Limitz
atau Batas Betz yang bernilai maksimal 0.53 ~0.6. Pada perhitungan turbin ini
digunakan batas Betz 0.35 sehingga tidak heran jika grafik antara warna hijau
dan merah perbandingannya cukup besar. Daya input tersebut juga
mengalami penurunan ketika dikonversi menjadi energi listrik. Hal ini terjadi
karena juga terdapat faktor efisiensi pada generator dan berdasarkan
perhitungan (lihat tabel 3.1) besarnya efisiensi sistem secara keseluruhan
adalah sebesar 66%. Artinya daya output (daya listrik) yang dapat dihasilkan
besarnya hanya 66% dari daya input yang digunakan.

3.2 Kesimpulan
Berdasarkan analisa data spesifikasi teknik dan perhitungan yang telah dilakukan
pada turbin angin Siemens tipe SWT-2.3-208 dapat disimpulkan bahwa:
1. Besarnya efisiensi sistem pembangkit listrik tenaga angin tersebut sebesar
66% pada kecepatan nominal 12 m/s.
2. Besarnya kenaikan efisiensi sistem dari setiap kenaikan 1 m/s kecepatan angin
nominal turbin angin adalah sebesar 20%.
11
DAFTAR PUSTAKA

BPPT.2016.Outlook energy Indonesia 2016.Jakarta : Badan Pengkajian dan


Penerapan Teknologi

BPS.2015. Rata-rata Suhu Udara, Kelembaban, Tekanan Udara, Kecepatan


Angin, Curah Hujan dan Penyinaran Matahari Melalui Stasiun
Meteorologi Balikpapan.Balikpapan: Badan Pusat Statistik

El-Wakil.MM.1985.Powerplant Technology.New York: Mc-Grawhill

Ryzkian, GA__Studi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Laut untuk Memenuhi


Kebutuhan Penerangan Jembatan Suramadu.Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember

Syahrul.2008.Prospek Pemanfaatan Energi Angin Sebagai Energi Alternatif di


Daerah Pedesaaan.Jurnal Media Elektrik .Volume 3 Nomor 2

RAE.__Wind Turbine Power Calculation.__:The Royal Academy of Engineering

12
Sumber Website

www.windpowerengineerig.com

www.turbinegenerator.org

https://energy.gov/ (United State Department of Energy)

13

Anda mungkin juga menyukai