BAB I
PENDAHULUAN
Apabila konsumsi energi fosil untuk pembangkit listrik terus dilakukan suatu
saat dapat dipastikan Indonesia akan mengalami krisis energi listrik. Oleh karena itu
perlu adanya upaya optimalisasi pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber
energi listrik saat ini. Salah satu energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan adalah
energi bayu atau angin. Menurut kajian Direktorat Jenderal EBTKE BPPT tahun 2016,
sumber potensi energi angin mencapai 970 MW, namun hingga tahun 2015
pemanfaatanya tidak lebih dari 0,11% atau hanya sebesar 1,12 MW saja. Seiring
dengan berjalannya waktu dan kebutuhan energi listrik , pembangunan pembangkit
listrik tenaga bayu (PLTB) terus dilakukan, hal ini dapat terlihat dari meningkatnya
kapasitas terpasang PLTB dari yang semula 0.93 MW pada 2011menjadi 1.12 MW
pada 2015. Baru-baru ini pemerintah melalui Kementerian ESDM juga meresmikan
pembangkit listrik tenaga bayu terbesar di Indonesia. Kapasitasnya mencapai 50MW,
PLTB ini dibangun di wilayah pantai Samas Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada
dasarnya PLTB, merupakan pembangkit listrik yang sederhana setiap orang bisa
membuatnya untuk kebutuhan sendiri dirumah. Hal ini dikarenakan konstruksi dan
1
mekanisme kerjanya yang sederhana tidak seperti PLTU yang membutuhkan
perangkat yang kompleks untuk menghasilkan energi listrik. Oleh sebab itu dalam
tugas ini akan dijelaskan mengenai teknologi dan prinsip kerja pembangkit listrik
tenaga angin, komponen-komponen yang digunakan dan perhitungan-perhitungan
terkait dengan energi listrik yang dihasilkan.
BAB II
1. Turbin Angin
A. Rotor
- Merk : Siemens
- Type : 3-bladed, horizontal axis
- Position : Upwind
- Diameter : 108m
- Swept area : 9144 m2.
3
- Speed range : 6-16 rpm
- Power regulation : Pitch regulation with variable speed
- Rotor tilt : 6 degress
B. Blade
- Type : Self-suporting
- Blade lenght : 53 m
- Root chord : 3.4 m
- Aerodynamic profile : NACA63.xxx, FFAxxx,SWPxxx
- Material : GRE
- Surface gloss : Semi-gloss,<30/ ISO2813
- Surface colour : Light grey, RAL 7035
3. Generator
- Merk : Siemens
- Type : Asynchronous
- Nominal power : 2,300 kW
- Protection : IP 54
- Cooling : Integrated heat exchanger
- Insulation class :F
4. Grid Terminals (LV)
4
- Merk : Siemens
- Nominal power : 2,300kW
- Voltage : 690 Kv
- Frequency : 50Hz or 60Hz
5. Transformator
- Merk : Schneider
- Type : Power Tranformator
- Max. rated voltage : 36 Kv
- Max. rated power : 2.5 MVA
- Switching medium : Liquid insulation
2.3 Dasar Teori Konversi Energi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Energi mekanik pada turbin angin diperoleh dari suatu proses konversi
energi angin. Energi angin sendiri merupakan energi yang berasal dari
pergerakan massa udara yang bergerak dari suatu daerah bertekanan maksimum
ke daerah bertekanan minimum. Massa udara yang bergerak ini disebut sebagai
energi kinetik karena memiliki kecepatan gerak, sehingga daya yang menjadi
input turbin angin tak lain berasal dari energi kinetik angin. Besarnya daya
tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑉𝑖^2
𝑃𝑡𝑜𝑡 = 𝑚 (2-1)
2𝑔𝑐
Sedangkan: 𝑚 = 𝜌𝐴𝑉𝑖
𝟏
Maka: 𝑷 = 𝟐𝒈𝒄 𝝆𝑨𝑽𝒊^𝟑 (2-2)
Keterangan:
Ptot=Daya total (W)
m=Laju aliran massa Kg/s
Vi= Kecepatan datang angin m/s
5
gc = faktor konversi 1.0 Kg/(N.s2)
ρ = Massa jenis udara Kg/m3
A = Area sapuan turbin m2
Berbagai faktor teknis yang menyangkut masalah pembuatan turbin angin juga
mempengaruhi efisiensi turbin angin, bahkan nilainya dibawah batas Betz yaitu
dalam kisaran 0.35-0.45 (35%-45%). Sehingga secara matematis daya aktual atau
daya nyata yang dihasilkan oleh turbin angin adalah sebagai berikut :
𝟏
𝑷𝒎𝒕 = 𝝋𝒕 𝟐𝒈𝒄 𝝆𝑨𝑽𝒊^𝟑 (2-3)
Keterangan
Pmt= Daya Mekanik Turbin (W)
φt: efisiensi turbin angin
Hasil konversi dari energi kinetik tersebut merupakan daya mekanik berupa
putaran poros turbin angin. Guna menyesuaikan putaran turbin dengan syarat
nominal putaran generator maka dibutuhkan sebuah gearbox yang berfungsi
melipatgandakan putaran sehingga setiap rpm putaran turbin dapat menghasilkan
beberapa kali lipat rpm pada sisi poros generator (rotor). Gearbox tersebut
merupakan kumpulan dari beberapa gear yang saling kontak secara fisik sehingga
6
muncul adanya losses yang juga mempengaruhi efisiensi sistem. Losses ini
kemudian menjadi faktor efisiensi tersendiri yang disebut efisiensi transmisi (φtr)
dan menghasilkan daya mekanik pada sisi transmisi gearbox sebagai berikut:
Keterangan:
Φtr = efisiensi gearbox
Pg = Daya Mekanik dari gearbox (W)
Keluaran dari gearbox tersebut juga berupa putaran hanya saja frekuensi
putarannya lebih tinggi dari pada dari sisi poros turbin. Sisi keluaran tersebut
kemudian dihubungan dengan poros generator. Generator tidak sepenuhnya
dapat menghasilkan daya keluaran sesuai spesifikasinya. Terdapat faktor losses
berupa rugi-rugi panas (heat disipation) dan rugi kumparan yang juga
memunculkan faktor efisiensi yang disebut efisiensi generator (φgen). Sehingga
daya listrik yang dapat dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga angin ini adalah
sebagai berikut :
𝑷𝒆 = 𝝋𝒈𝒆𝒏 𝒙 𝑷𝒈 (2-5)
Keterangan :
Pe= Daya Listrik (W)
φgen= efisiensi generator
7
BAB III
ANALISA DAN KESIMPULAN
3.1 Analisa
Analisa merupakan suatu kegiatan usaha mengamati suatu objek untuk
mengetahui informasi-informasi terkait dengan objek tersebut. Hal itu pula yang
dilakukan pada tugas ini, yaitu menganalisa objek berupa Pembangkit Listrik
Tenaga Angin. Analisa dilakukan tidak menggunakan objek nyata tetapi hanya
dilakukan pada data spesifikasi turbin angin sesuai dengan standart keluaran
pabrik. Turbin angin yang dimaksud adalah turbin angin merk Siemens dengan
tipe SWT-2.3-108. Analisa ini bertujuan mengetahui seberapa besar efisiensi dari
turbin angin tersebut pada tiap-tiap kecepatan angin. Oleh karena itu,diperlukan
serangkaian perhitungan terkait dengan proses konversi energi yang dimulai dari
konversi energi kinetik angin hingga menjadi energi final berupa energi listrik.
Serangkaian perhitungan tersebut dapat dilihat pada bagian dibawah ini.
a. Data Perhitungan
Data-data berikut merupakan data simulasi perhitungan yang didapat dari data
spesifikasi teknis turbin angin dan sumber lain yang terkait dengan proses
konversi. Data tersebut sebagai berikut:
- Kecepatan angin nominal (Vi) = 12 m/s
- Luas sapuan blade (A)= 9144 m2
- Massa Jenis Udara pada suhu 250C = 1,2 Kg/m3
- Power Coeficient (Efisiensi turbin) = 0.35
- Efisiensi gearbox = 0.9
- Efisiensi Generator = 0.75
b. Perhitungan Daya Turbin Angin
Perhitungan ini menggunakan persamaan 2-3 yang bertujuan mengetahui
daya mekanik turbin (Pmt) berupa putaran yang dapat dihasilkan oleh turbin
angin.
𝟏
𝑷𝒎 = 𝝋𝒕 𝝆𝑨𝑽𝒊^𝟑
𝟐𝒈𝒄
8
1
𝑃𝑚 = 0.35 𝑥 1,2𝐾𝑔/m3 𝑥 9144 m2 𝑥123
𝐾𝑔
2𝑥1.0 𝑁. 𝑠
𝑃𝑚 = 3318174.72 W
𝑃𝑚 = 3.31817472 MW ~ 3.3 MW
c. Perhitungan Daya Mekanik Pada Gearbox
Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya daya keluaran
mekanik dari gearbox (Pg). Besarnya nilai daya yang dapat dikonversi
tergantung dari efisiensi gearbox. Pada perhitungan ini efisiensi yang
digunakan diasumsikan sebesar 0.9 sehingga besarnya daya mekanik pada
keluaran gearbox adalah sebagai berikut:
𝑃𝑔 = 𝜑𝑔𝑥 Pmt
𝑃𝑔 = 0.9𝑥 3.3MW
𝑃𝑔 = 2.97 𝑀𝑊
d. Perhitungan Daya Listrik (Pe)
Perhitungan daya listrik ini menggunakan persamaan 2-5. Karena tidak
dituliskan efisiensi generator pada data spesifikasi generator maka
diasumsikan efisiensi generator sebesar 0.75. Besarnya daya listrik tersebut
adalah sebagai berikut :
𝑃𝑒 = 𝜑𝑔𝑒𝑛𝑥 Pg
𝑃𝑒 = 0.75𝑥 2.97MW
𝑃𝑒 = 2.2 MW
9
Efisiensi sistem tersebut dihitung berdasarkan daya listrik yang
dihasilkan generator yang kemudian dibandingkan dengan daya input mekanik
yang terdapat pada poros turbin angin. Efisiensi tersebut dapat lebih besar
atau lebih kecil dari nilai tersebut. Hal ini tergantung dari koefisien efisiensi
dari masing-masing komponen seperti efisiensi gearbox dan generator.
Guna memudahkan identifikasi daya input dan output dari pembangkit listrik
tenaga angin ini dapat dibuat sebuah grafik sebagai berikut :
10
10
9
8
7
6
Daya P total
5
(MW)
4 P input
3 P output
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kecepatan Angin (m/s)
Grafik 3.1 Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap Daya Turbin Total, Daya
Input, dan Daya Output Listrik
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa grafik daya total (garis warna
biru) memiliki nilai terbesar disetiap pertambahan kecepatan. Sedangkan
daya input yang berupa putaran mekanik turbin( garis berwarna merah )
memiliki daya lebih rendah dari daya total, hal ini dikarenakan adanya
pengaruh efisiensi turbin angin yang erat hubungannya dengan Betz Limitz
atau Batas Betz yang bernilai maksimal 0.53 ~0.6. Pada perhitungan turbin ini
digunakan batas Betz 0.35 sehingga tidak heran jika grafik antara warna hijau
dan merah perbandingannya cukup besar. Daya input tersebut juga
mengalami penurunan ketika dikonversi menjadi energi listrik. Hal ini terjadi
karena juga terdapat faktor efisiensi pada generator dan berdasarkan
perhitungan (lihat tabel 3.1) besarnya efisiensi sistem secara keseluruhan
adalah sebesar 66%. Artinya daya output (daya listrik) yang dapat dihasilkan
besarnya hanya 66% dari daya input yang digunakan.
3.2 Kesimpulan
Berdasarkan analisa data spesifikasi teknik dan perhitungan yang telah dilakukan
pada turbin angin Siemens tipe SWT-2.3-208 dapat disimpulkan bahwa:
1. Besarnya efisiensi sistem pembangkit listrik tenaga angin tersebut sebesar
66% pada kecepatan nominal 12 m/s.
2. Besarnya kenaikan efisiensi sistem dari setiap kenaikan 1 m/s kecepatan angin
nominal turbin angin adalah sebesar 20%.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
Sumber Website
www.windpowerengineerig.com
www.turbinegenerator.org
13