Anda di halaman 1dari 7

KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN UTARA

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TARAKAN

LAPORAN AUDIT PENERAPAN CLINICAL PATHWAY


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TARAKAN T.A. 2022

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TARAKAN


Jalan Karya Bersama RT 18, Tarakan Utara, Kota Tarakan, Kalimantan Utara 77116
Telp. 0821-4879-1119 Email: rumkitbhayangkaratrk@gmail.com
LAPORAN AUDIT PENERAPAN CLINICAL PATHWAY
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TARAKAN T.A. 2022

A. PENDAHULUAN
Mutu merupakan gambaran dari sifat suatu jasa pelayanan atau kinerja yang
merupakan bagian dari strategi rumah sakit dalam rangka mendapatkan keunggulan-
keunggulan yang berkesinambungan. Rumah sakit dituntut untuk senantiasa melakukan
peningkatan mutu pelayanan secara terus menerus. Berdasarkan Undang-Undang Nomor
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit disebutkan bahwa untuk meningkatkan mutu
pelayanan, rumah sakit harus memiliki peraturan internal rumah sakit (hospital by laws)
dan peraturan staf medis rumah sakit (medical staff by law). Peraturan tersebut disusun
dalam rangka menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance) dan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance).
Clinical governance merupakan pendekatan secara sistematis untuk pengelolaan
jaminan dan pengendalian mutu pelayanan klinis. Clinical governance memiliki 4
komponen penting yaitu clinical effectiveness, patient safety, patient focus dan continuing
professional development (Connell L, 2014). Bentuk pelaksanaan clinical effectiveness
adalah clinical pathway.
Clinical pathway adalah alat yang digunakan sebagai panduan perawatan kesehatan
berbasis bukti (Kinsman, dkk, 2010). Clinical pathway disusun dengan tujuan untuk
standarisasi perawatan, mengurangi variasi dalam pelayanan, menggurangi biaya,
meningkatkan komunikasi multidisiplin, meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kualitas
pelayanan (Campbell, et al., 1998; Kinsman, dkk., 2010; Kusuma, 2013). Clinical pathway
berfungsi sebagai standarisasi proses perawatan sehingga mengurangi variasi pelayanan
dan efisiensi sumber daya. Clinical pathway juga merupakan salah satu elemen yang
dinilai pada akreditasi rumah sakit

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendorong pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada pasien yang memenuhi
standar pelayanan, keselamatan pasien, dan memberikan kepuasan kepada
pasien

2
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat kepatuhan profesi pemberi asuhan terhadap
penerapan clinical pathway
b. Mengurangi variasi dalam penerapan standar pelayanan kedokteran di
rumah sakit;
c. Memastikan bahwa pelayanan kepada pasien diberikan sesuai dengan
standar pelayanan medis dan keperawatan;
d. Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
melalui peningkatan kemampuan pemberian pelayanan kesehatan;
e. Tersusunnya sistem monitoring pelayanan RS Bhayangkara Taraka
melalui indikator mutu pelayanan rumah sakit.

C. DASAR
1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
496/MENKES/SK/IV/2005 tentang Pedoman Audit Medis di Rumah Sakit;
2. Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Bhayangkara Tarakan.

D. RUANG LINGKUP
1. Pendahuluan
2. Tujuan
3. Dasar
4. Ruang lingkup
5. Pelaksanaan kegiatan
6. Hasil kegiatan
7. Kesimpulan dan Saran
8. Penutup

E. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Perencanaan
a. Menentukan tim audit clinical pathway dan jadwal pelaksanaan audit;
b. Menentukan clinical pathway yang akan diaudit;
c. Menentukan kriteria dan standar penilaian;
d. Membuat instrument penilaian.

3
2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data dari rekam medis pasien yang memenuhi kriteria
inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membandingkan
asuhan medis yang diterima pasien dengan standar pelayanan clinical
pathway dan panduan praktis klinis;
b. Melakukan wawancara dengan profesi pemberi asuhan;
c. Membuat laporan kegiatan audit clinical pathway.

F. HASIL KEGIATAN
1. Audit clinical pathway dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Mutu pada bulan
November 2022.
2. Tim Penyelenggara Mutu mengumpulkan data pasien rawat inap bulan Januari-
Oktober 2022 dan diperoleh data bahwa diagnosa tersering pasien rawat inap
adalah inpartu aterm (persalinan spontan cukup bulan) dengan jumlah sebanyak
28 kasus.
3. Hasil audit kepatuhan terhadap clinical pathway inpartu aterm terangkum dalam
tabel di bawah ini.
Tabel 1. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway Inpartu Aterm
Asesmen Pemeriksaan Terapi Terapi
No Tanggal No RM
Awal Penunjang Antinyeri Antibiotik
1 01/01/2022 0000003 P P P P
2 03/01/2022 0000008 P P P P
3 07/01/2022 000024 P P P P
4 22/01/2022 000116 P P P P
5 30/01/2022 000164 P P P P
6 05/02/2022 000188 P P P P
7 10/02/2022 1000294 P P TP P
8 07/03/2022 000412 P P P P
9 28/03/2022 000494 P P P P
10 19/03/2022 000466 P P P P
11 04/04/2022 000521 P P P P
12 12/04/2022 000545 P P TP P
13 20/04/2022 000571 P P P P

4
14 26/04/2022 000584 P P P P
15 18/05/2022 000647 P P P P
16 23/05/2022 000663 P P P P
17 09/06/2022 000719 P P P P
18 17/06/2022 000479 P P TP P
19 27/06/2022 000712 P P P P
20 04/07/2022 000239 P P P P
21 08/08/2022 000690 P P P P
22 13/08/2022 000310 P P P P
23 17/08/2022 000849 P P P P
24 18/08/2022 000179 P P P P
25 21/08/2022 000341 P P P P
26 05/09/2022 000955 P P TP P
27 23/10/2022 001116 P P P TP
28 25/10/2022 001122 P P P P
Keterangan:
P = Patuh
TP = Tidak Patuh

4. Analisis Kepatuhan Clinical Pathway

Grafik 1. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway Inpartu Aterm


120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Pemeriksaan Terapi Terapi
Total Asesmen Awal
Penunjang Antinyeri Antibiotik
Patuh 82% 100% 100% 86% 96%
Tidak Patuh 18% 0% 0% 14% 4%

5
Plan Mengupayakan capaian kepatuhan terhadap clinical pathway ≥80%
Do Melakukan audit klinis melalui pemeriksaan rekam medis dan
wawancara kepada profesi pemberi asuhan (PPA)
Study - Capaian kepatuhan terhadap clinical pathway inpartu aterm pada
bulan Januari-Oktober 2022 melebihi target yang diharapkan,
yaitu pada angka 82%
- Tidak ada variasi yang signifakan dalam perawatan pasien inpartu
aterm dikarenakan hanya ada satu dokter spesialis kandungan
dan kebidanan
- Implementasi kepatuhan terhadap clinical pathway, baik pada
pemeriksaan diagnostic maupun terapi, akan mengurangi lama
rawat inap. Lama rawat inap yang lebih pendek secara langsung
berdampak pada biaya yang dikeluarkan oleh pasien. Selain itu,
pemberian terapi secara tepat juga dapat menekan kejadian
komplikasi pada pasien.
Action Rekomendasi yang diusulkan:
- Mempertahankan hasil yang telah dicapai melalui pemantauan
setiap bulan
- Melakukan penyegaran clinical pathway kepada PPA

G. KESIMPULAN DAN SARAN


Audit klinis telah dilakukan Tim Penyelenggara Mutu melalui audit kepatuhan clinical
pathway inpartu aterm. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kepatuhan PPA terhadap
clinical inpartu aterm melebih target yang diharapkan, yaitu 82%. Tidak ada variasi yang
signifakan dalam perawatan pasien inpartu aterm dikarenakan hanya ada satu dokter
spesialis kandungan dan kebidanan. Implementasi kepatuhan terhadap clinical pathway,
baik pada pemeriksaan diagnostic maupun terapi, akan mengurangi lama rawat inap.
Lama rawat inap yang lebih pendek secara langsung berdampak pada biaya yang
dikeluarkan oleh pasien. Selain itu, pemberian terapi secara tepat juga dapat menekan
kejadian komplikasi pada pasien.
Saran dari kegiatan audit ini adalah mempertahankan hasil yang telah dicapai
melalui pemantauan setiap bulan dan melakukan penyegaran clinical pathway kepada
PPA.

6
H. PENUTUP
Demikian Laporan Audit Clinical Pathway Rumah Sakit Bhayangkara Tarakan
T.A. 2022 dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pimpinan.

Tarakan, November 2022


KATIM PENYELENGGARA MUTU

dr. DWI MULIAWATI PUTRI


INSPEKTUR POLISI SATU NRP 93071070

Anda mungkin juga menyukai