Anda di halaman 1dari 8

Aset

sumber ekonomi

Aset atau aktiva adalah semua sumber ekonomi atau nilai suatu kekayaan oleh suatu entitas
tertentu dengan harapan memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang dapat diukur dalam
satuan uang, termasuk didalamnya sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.[1] Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit.
Aset dipahami sebagai harta total. Namun biasanya untuk keperluan analisis dirinci menjadi
beberapa kategori, sepertiAset lancar, Investasi jangka panjang, Aset tetap, Aset tidak
berwujud, Aset pajak tangguhan dan Aset lain.[2] Aset dapat memberikan kontribusi
pendapatan apabila dibuat produktif sebagai modal harta kekayaan bernilai (valuable capital)
yang dikelola oleh sistem dan menghasilkan pendapatan pasif (Passive Income). Untuk
mendapatkan atau membangun aset membutuhkan sebuah pembelajaran khusus. Aset
merupakan kumulatif hasil dari tujuan mendapatkan sesuatu dalam jangka waktu lama. Aset
memiliki kecenderungan nilai menaik. Pengeluaran investasi selalu menghasilkan aset yang
berupa hasil sumber daya, kekayaan atau modal yang kita miliki dan dana investasi.[3] Aset
dapat dikategorikan menjadi aset barang bergerak dan barang tidak bergerak. Aset barang
bergerak dapat berupa modal, simpanan dan hutang, sedang aset barang yang tidak bergerak
adalah tanah dan bangunan.[1]

Manajemen aset

Tahap manajemen aset yang dapat dilakukan guna meningkatkan aset-aset yang dimiliki
yaitu inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi aset, serta pengawasan dan
pengendalian aset. Jika kelima tahapan manajemen aset ini dijalankan dengan baik maka
akan memberikan manfaat yang besar bagi pemilik aset dalam meningkatkan efisiensi,
efektifitas dan menciptakan nilai tambah dalam mengelola aset yang lebih tertib, akuntabel,
dan transparan.[4]

Dalam memulai manajemen aset harus melakukan perencanaan manajemen aset dengan
tujuan memastikan efektivitas dan koordinasi kegiatan manajemen aset yang disusun
pemilik aset, mengawasi penggunaan dana dalam proses manajemen serta penggunaan
aset properti, memastikan bahwa permasalahan manajemen aset telah dibahas dalam
pertemuan pengambilan keputusan sebagai dasar penyusunan rencana pelayanan,
memahami batasan efektivitas, efisiensi serta mempertimbangkan kondisi ekonomi dalam
menyusun manajemen atau pengelolaan aset, membuat pola kerjasama pengelolaan aset
dengan pihak ketiga atau organisasi lain yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.[4]

Manfaat

Ada banyak manfaat dalam manajemen aset pada suatu perusahaan. Manfaat dari suatu
aset meliputi menjaga nilai aset dimana perusahaan dapat menjaga nilai aset tetap tinggi,
memiliki usia lebih panjang, serta menghindari kerusakan terhadap aset dapat menurunkan
nilai jual, menetapkan investasi aset yang benar dimana perusahaan menjaga kekayaan aset
adalah dengan menetapkan aset yang tepa, memantau penyusutan aset dimana perusahaan
dapat memantau risiko dari penggunaan asset, meningkatkan keamanan aset dimana
perusahaan dapat meminimalisir hilangnya aset ataupun aset rusak serta menciptakan
manajemen risiko dimana perusahaan menumbuhkan kesadaran perusahaan atas bahaya
dan risiko dari aset yang dimiliki.[5]

Tujuan

Umumnya memiliki tujuan aset adalah untuk menjaga kesehatan perusahaan yang sumber
ekonomi di masa mendatang.[6] Misalnya perusahaan bank agar dapat melakukan antisipasi
terhadap perubahan eksternal yang berhubungan untuk mendukung operasi yang sedang
berlangsung terhadap risiko[7] berupa tingkat suku bunga ataupun perubahan nilai tukar mata
uang. Secara spesifik, tujuan aset dari suatu perusahaan perbankan diuraikan sebagai
pedoman kebijakan bank yang akan dating, akomodasi kebutuhan yang telah direncanakan
dalam meningkatkan dana, kas, aktiva produktif dan fasilitas kantor dalam pengalokasian
dana serta positioning the bank yang dapat mengadopsi peningkatan profit apakah untuk
kondisi yang akan datang dapat meningkat.[8]

Karakteristik
Aset itu sendiri memiliki karakteristik utama terhadap komponen lain sebagai pembeda
diuraikan berupa Manfaat Ekonomi Masa Depan (Future Economic Benefits) diartikan bahwa
aset memiliki manfaat ekonomi yang dapat diperoleh pada suatu hari di hari yang
mendatang. Diartikan pula diartikan bahwa aset memiliki kapasitas untuk memberikan
layanan atau manfaat kepada perusahaan yang menggunakannya diperoleh pada suatu hari
di hari yang mendatang. Kontrol oleh Perusahaan Tertentu (Control by a Particular Enterprise)
dimana apabila ingin memiliki aset, badan usaha harus mengendalikan manfaat ekonomi
masa depan sejauh dapat memperoleh manfaat dari aset yang umumnya dapat menolak
atau mengatur akses ke manfaat itu oleh orang lain. Misalnya, dengan mengizinkan akses
hanya dengan harga tertentu. Hasil Terjadinya Transaksi atau Peristiwa Sebelumnya
(Occurrence of a Past Transaction or Event) dimana aset mengemukakan bahwa manfaat
ekonomi masa depan dari aset sekarang saja dan bukan aset masa depan suatu
perusahaan. Khususnya pada kemampuan sekarang dalam memperoleh manfaat ekonomi
masa depan yang merupakan aset dan hasil transaksi atau keadaan lain yang mempengaruhi
perusahaan.

Jenis

Aset Lancar

Aset lancar merupakan harta yang dimiliki perusahaan yang bisa digunakan dan dicairkan
dalam waktu yang singkat.[9] Aset lancar mudah untuk diukur dalam satuan nilai mata uang,
serta menjadi hal yang mendasar bagi perusahaan untuk menjalankan aktivitas
perusahaannya. Ciri-ciri dari aset lancar yaitu mudah untuk dijual atau dibeli, dalam kurun
waktu satu tahun. Aset lancar juga bisa disimpan, dan bisa dijual kembali sewaktu-waktu
ketika diperlukan. Hal ini menimbulkan dampak positif karena aset dapat dicairkan dalam
waktu yang singkat, dalam bentuk uang tunai atau bentuk kas.[10] Aset lancar mempunyai
beberapa contoh yaitu:

1. Dana tunai, merupakan uang tunai yang disimpan[11] dalam bentuk kas perusahaan yang
telah dialokasikan sesuai fungsinya.[9] Sistem operasional perusahaan menggunakan
dana yang berasal dari kas, sedangkan dana tersisa disimpan dalam rekening yang
disebut bank. Dana tersebut juga bisa dicairkan dalam waktu yang relatif singkat,
sangat berbeda dengan rekening giro di bank yang harus menunggu tanggal tertentu
untuk dicairkan.[10]

2. Investasi jangka pendek, merupakan uang tunai yang tersisa dari kegiatan produksi,
yang dikembangkan kembali untuk menghasilkan keuntungan.[9] Investasi jangka
pendek memerlukan modal yang kecil untuk memulainya. Perusahaan memilih untuk
memutarkan kembali dana tunai yang mereka miliki untuk meraih keuntungan dalam
waktu yang singkat. Biasanya investasi jangka pendek berkisar satu hingga tiga
tahun.[12]

3. Piutang wesel, memiliki tujuan untuk menagih utang dari perusahaan lain, hal ini sah
secara hukum karena sudah tertulis dalam undang-undang.[9] Apabila jatuh tempo,
barang yang dijadikan jaminan bisa dijual, Piutang wesel, yang jatuh temponya dalam
waktu satu tahun tersebut bisa dikategorikan dalam aset lancar.[13]

4. Piutang dagang, merupakan surat tagihan bagi perusahaan dalam wujud kredit.[9]
Secara singkat, piutang dagang dapat didefinisikan sebagai utang yang belum
dibayarkan oleh suatu perusahaan atas barang atau jasa yang sudah dikirim.
Perusahaan biasanya bekerja sama untuk menggunakan teknik piutang dagang dalam
memenuhi kebutuhan perusahaanya. Tujuannya, untuk memberikan kemudahaan bagi
pelanggan dalam menjaga kas tetap stabil atau dengan kata lain bisa mengelola waktu
pembayaran dalam piutang dagang. Piutang dagang tersedia dalam Neraca Keuangan
di bawah aset lancar.[14]

5. Surat berhaga, adalah surat yang diterbitkan oleh perusahaan sebagai bukti kepemilikan
yang memwakili nilai kekayaan. Surat berhaga ini bisa diperjualbelikan kapan pun,
sehingga bisa mendapatkan dana tunai.[10] Jenis surat berharga banyak jenisnya, yang
dibedakan sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Jenis surat berharga
itu, di antaranya cek, kwitansi, wesel, dan surat sanggup.[15]

6. Persediaan, merupakan aset lancar yang berbentuk barang dan perlengkapan yang
memiliki tujuan untuk mendukung aktivitas perusahaan, serta barang-barang yang
memiliki tujuan untuk dijual kembali lalu didistribusikan untuk pelayanan. Contoh dari
aset lancar persediaan yaitu, barang habis pakai yang mencakup ATK dan barang tak
habis pakai yang mencakup barang bekas pakai.[16]

Aset tidak lancar

Aset tidak lancar disebut juga aset jangka panjang. Aset tidak lancar merupakan aset yang
dimiliki perusaahaan, namun tidak dapat diukur jumlahnya secara jelas dan memungkinkan
akan terjadinya depresiasi mata uang. Sifatnya, tahan lama karena tidak mudah untuk
ditukarkan dengan uang tunai dan tidak termasuk dalam alat pembayaran yang sah.[17] Aset
tidak lancar memiliki tiga jenis yaitu, investasi jangka panjang, aset tidak berwujud, dan aset
tetap.[10]

1. Investasi jangka panjang adalah jenis investasi yang bisa dicairkan dalam jangka waktu
melebihi 12 bulan. Berdasarkan sifatnya, investasi jangka panjang dibagi menjadi dua
yaitu, investasi jangka panjang nonpermanen dan investasi jangka panjang permanen.
Investasi jangka panjang nonpermanen adalah investasi yang dilakukan dengan tujuan
untuk diperoleh dan didapatkan tidak berkelanjutan, dengan arti dalam jangka waktu
tertentu investasi tersebut akan dijual kembali. Oleh karena itu, sistem pengukuran
investasi jangka panjang nonpermanen sebesar nilai yang akan didapatkannya.
Sedangkan, investasi jangka panjang permanen adalah jenis investasi dalam waktu
yang lama dengan tujuan akan dimiliki secara berkelanjutan, dengan arti tidak akan
dijual kembali. Pengukuran investasi permanen dilakukan dengan teknik pencatatan
sebesar biaya yang diperoleh, yang mencakup harga transaksi investasi ditambah
dengan biaya lain yang muncul akibat investasi.[18] Wujud dari investasi jangka panjang
di antaranya berupa obligasi, saham, dana khusus yang bertujuan untuk pelunasan
utang jangka panjang, dan aset lain seperti pembelian tanah dengan perjanjian
pengguan di masa yang sudah ditentukan.[19]

2. Aset tidak berwujud, merupakan aset yang tidak memiliki wujud fisik. Aset tersebut
dapat digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa, serta bisa disewakan kepada
pihak yang membutuhkannya.[20] Karakteristik pertama yang dimiliki oleh aset tidak
bewujud yaitu tidak memiliki eksistensi fisik, oleh karena itu nilai yang diperoleh dari
aset ini berupa keistimewaan dari perusahaan yang menggunakan aset ini. Karakteristik
kedua yaitu, aset ini tidak tergolong dalam instrumen keuangan. Nilai diperoleh dari
kegiatan untuk menerima hak kas di masa depan. Karakteristik ketiga yaitu, bersifat
jangka panjang, serta menjadi beban dari penyusutan pada pengurangan nilai aktiva
tidak berwujud setiap periode akuntansi (amortisasi).[21]

3. Aset tetap, merupakan aset berwujud yang dimiliki oleh perusahaan untuk dimanfaatkan
dalam aktivitas produksi atau ketersediaan barang atau jasa yang dapat disewakan
yang difungsikan lebih dari kurun waktu satu periode.[22] Aset tersebut bisa berwujud
properti atau peralatan perusahaan yang disewakan sebagai jasa untuk menghasilkan
pendapatan. Sifat dari aset tetap yaitu, jangka panjang, yang memiliki arti tidak bisa
ditukarkan dengan uang tunai dalam kurun waktu satu tahun. Perusahaan bisa
menghasilkan aset tetap dari aktivitas dan barang perusahaan seperti alat, gedung,
perabotan. Namun, sebelumnya perusahaan harus menyiapkan dana untuk pembiayaan
pembelian bahan, sumber daya manusia yang diperlukan, hingga asuransi untuk ke
depannya.[23]

Referensi

1. Wahyuni, Sri; Khoirudin, Rifki (2020-07-01). Pengantar Manajemen Aset (https://books.google.co.id/b


ooks?id=imjuDwAAQBAJ&pg=PA132&dq=aset+adalah&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiDhaS9xqbuAhXU
ZSsKHWGgAkQQ6AEwAXoECAkQAg#v=onepage&q=aset%20adalah&f=false) . Makassar: Nas
Media Pustaka. hlm. 132. ISBN 978-623-7644-45-3.
2. Liputan6.com (2019-01-17). "Aset Adalah Sumber Ekonomi atau Kekayaan, Jangan Tertukar dengan
Modal" (https://www.liputan6.com/bisnis/read/3872973/aset-adalah-sumber-ekonomi-atau-kekayaa
n-jangan-tertukar-dengan-modal) . liputan6.com. Diakses tanggal 2020-10-02.

3. Sasraatmadja, RD Budi Yuniarsa R (2013-09-25). Harta vs Aset - Kaya atau Makmur Pilih Mana (http
s://books.google.co.id/books?id=tx5bDwAAQBAJ&pg=PA129&dq=aset+adalah&hl=en&sa=X&ved=2a
hUKEwiDhaS9xqbuAhXUZSsKHWGgAkQQ6AEwAHoECAYQAg#v=onepage&q=aset%20adalah&f=fal
se) . Jakarta: Elex Media Komputindo. hlm. 129. ISBN 978-602-04-1443-0.

4. Demetouw, Moses; Salle, Agustinus; Asnawi, Meinarni (2017). "Pengaruh Manajemen Aset terhadap
Optimalisasi Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Jayapura" (https://media.neliti.com/media/publicatio
ns/217598-pengaruh-manajemen-aset-terhadap-optimal.pdf) (PDF). Jurnal Kajian Ekonomi dan
Keuangan Daerah (Keuda). 2 (2): 3. ISSN 2477-7838 (https://www.worldcat.org/issn/2477-7838) .

5. Harmony (2021). "Apa Saja Manfaat Manajemen Aset Untuk Perusahaan Anda?" (https://www.harmo
ny.co.id/blog/apa-saja-manfaat-manajemen-aset-untuk-perusahaan-anda) . www.harmony.co.id.
Diakses tanggal 2021-11-27.

6. Mulachela, Husen (2021). "Apa Itu Aset, Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya" (https://katadata.co.id/sa
frezifitra/finansial/612328e5ad1ac/apa-itu-aset-pengertian-jenis-dan-manfaatnya) . katadata.co.id.
Diakses tanggal 2021-11-27.

7. Subrata, Agus (2019). "Risiko Eksternal Dan Internal Perusahaan" (https://icopi.or.id/risiko-ekternal-da


n-internal-perusahaan/) . icopi.or.id. Diakses tanggal 2021-11-27.

8. Darwis (2019), Manajemen Asset dan Liabilitas (http://repository.iainpare.ac.id/1272/1/Manajemen%


20Aset%20dan%20Lialibitas.pdf) (PDF), Yogyakarta: TrustMedia, hlm. 63–65, ISBN 978-602-5599-
26-2

9. Andriawan, Fery (2019-05-22). "3 Jenis Aset dalam Bisnis yang Belum Diketahui Banyak Pengusaha"
(https://www.paper.id/blog/tips-dan-nasihat-umkm/jenis-aset-dalam-bisnis/) . Paper.id Blog.
Diakses tanggal 2021-11-24.

10. Gie, - (2020-07-03). "Aset Lancar dan Tidak Lancar: Pengertian, Perbedaan, dan Jenisnya" (https://acc
urate.id/akuntansi/aset-lancar-dan-tidak-lancar/) . Accurate Online (dalam bahasa Inggris). Diakses
tanggal 2021-11-24.

11. admin (2022-06-02). "5 Tips Mengatur Keuangan yang Baik dan Benar" (https://buletinindonesia.com/
2022/06/02/5-tips-mengatur-keuangan-yang-baik-dan-benar/) . Buletin Indonesia. Diakses tanggal
2022-06-03.

12. Mulachela, Husen (2021-08-19). "Investasi Jangka Pendek, Pengertian dan Jenisnya - Bursa
Katadata.co.id" (https://katadata.co.id/sortatobing/finansial/611dd47c7288c/investasi-jangka-pende
k-pengertian-dan-jenisnya) . katadata.co.id. Diakses tanggal 2021-11-24.

13. Harmony (2020-10-27). "Piutang Wesel: Apa Itu Dan Cara Mencatatnya Dalam Pembukuan?" (https://
www.harmony.co.id/blog/piutang-wesel-apa-itu-dan-cara-mencatatnya-dalam-pembukuan) .
www.harmony.co.id. Diakses tanggal 2021-11-24.
14. Rinaldi, Banu (2020-06-11). "Piutang Dagang (Account Receivable) | UKM Indonesia" (https://www.uk
mindonesia.id/baca-artikel/279) . www.ukmindonesia.id. Diakses tanggal 2021-11-24.

15. Otoritas Jasa Keuangan (2020-01-01). "Miliki Surat Berharga sebagai Aset Aktifmu" (https://sikapiuan
gmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20552) . Sikapi Uangmu. Diakses tanggal 2021-11-24.

16. Pemerintah Kota Pagar Alam (2012-07-07). "Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Pagar Alam:
Kebijakan Akuntansi No. 09 Akuntansi Aset" (https://sumsel.bpk.go.id/wp-content/uploads/2012/07/
Lampiran-10-Perwa-Nomor-10-Tahun-2011.pdf) (PDF). BPK Sumatera Selatan. hlm. 16. Diakses
tanggal 2021-11-24.

17. Ramadhani, Niko (2020-05-12). "Perbedaan Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar" (https://www.akseler
an.co.id/blog/aset-lancar-dan-aset-tidak-lancar/) . Akseleran Blog (dalam bahasa Inggris). Diakses
tanggal 2021-11-24.

18. Bupati Pengkajen (2014-09-30). "Peraturan Bupati Pangkajenen dan Kepulauan tentang Kebijakan
Akuntansi Berbasis Akrua" (https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/99704/08.%20KEBIJAKAN%
20AKUNTANSI%20INVESTASI.pdf) (PDF). Peraturan BPK. hlm. 4-5. Diakses tanggal 2021-11-24.

19. Universitas Komputer Indonesia (2021-01-01). "Pertemuan VII: Akuntansi Pajak untuk Investasi
Jangka Panjang" (https://repository.unikom.ac.id/64663/1/PERTEMUAN%207.pdf) (PDF).
Repository Unikom. hlm. 89. Diakses tanggal 2021-11-24.

20. Setijawan, Imam (2011-01-01). "Pengaruh Asset Tidak Berwujud terhadap Nilai Perusahaan" (http://re
search.unissula.ac.id/file/publikasi/211403016/8745ASET_Jurnal_Ekonomi.pdf) (PDF). Research
Unissula. hlm. 140. Diakses tanggal 2021-11-24.

21. Diana, Nur (2016-01-01). "Modul 8: Aktiva Tak Berwujud" (http://fe.unisma.ac.id/MATERI%20AJAR%2


0DOSEN/AKTINT/ND/MA%20Aktiva%20Tak%20Berwujud.pdf) (PDF). FE UNISMA. hlm. 2. Diakses
tanggal 2021-11-24.

22. Halim, Abdul (2019-01-10). "Aktiva Tetap Berwujud: Perolehan, Penggunaan, Pemberhentian,
Depresiasi, dan Pemberhentiannya" (http://repository.ut.ac.id/4799/1/EKMA4313-M1.pdf) (PDF).
Repository Universitas Terbuka. hlm. 4. Diakses tanggal 2021-11-24.

23. Anindita, Kanya (2019-11-01). "Pengertian Aset Tetap: Contoh, Karakteristik & Cara Perolehannya" (htt
ps://www.hashmicro.com/id/blog/pengertian-aset-tetap/) . BusinessTech HashMicro. Diakses
tanggal 2021-11-24.

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Aset&oldid=21508953"


Terakhir disunting 7 hari yang lalu oleh Hysocc

Anda mungkin juga menyukai