Anda di halaman 1dari 1

Nama : Aly saifil akbar

Nim : 204102010048

Kelas : Hukum keluarga03

Wasiat adalah sesuatu akad yang boleh dan tidaknya mengikat sehingga wasiat dapat dibatalkan
sewaktu-waktu oleh salah satu pihak (pemberi wasiat). Dengan demikian wasiat adalah menghibahkan
harta dari seseorang kepada orang lain sesudah meninggalnya si pewasiat atau pembebasan hartanya.
Begitupun yang dikemukakan oleh Sayuti Thalib, dan wasiat bisa diartikan dengan suatu pesan tentang
pembagian harta waris kepada seseorang yang selain ahli waris.

Unsur Wasiat yang dinyatakan oleh J. Satrio yaitu sebagai berikut:

a) Merupakan suatu akta

b) Berisi “penyataan kehendak”

c) Berisi “apa yang akn terjadi setelah ia meninggal dunia”

d) Dapat dicabut kembali

Bentuk-bentuk wasiat yang diatur dalam KUH Perdata sebagai berikut:

a. Wasiat Olografis

b. Wasiat dengan Akta Umum

c. Wasiat Tertutup atau Rahasia

Prinsip dalam membuat wasiat adalah tidak boleh merugikan ahli waris, maka harta yang dibagikan tidak
boleh lebih dari sepertiga. Sehingga ahli waris dapat menikmati lebih harta peninggalan.Wasiat lebih
baik dan aman jika ditulis, jika sudah ada niat, maka tulislah wasiat tersebut dalam akta otentik. Hal
tersebut dilakukan untuk berjaga-jaga dan berhati-hati dengan wasiat palsu.

Dapat juga diketahui bahwa tujuan wasiat adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, agar kebaikan
bertambah dan memperoleh apa yang telah terlewat, oleh karena di dalam wasiat itu terdapat
kebajikan dan pertolongan bagi manusia, juga akan menjadi amal jariyah yang pahalanya tidak akan
putus, apabila wasiat tersebut ditujukan untuk kepentingan umum.

Hikmah disyariatkannya wasiat adalah untuk memenuhi kewajiban bagi al-mushy yang mempunyai
hutang kepada sesama manusia dan kepada Allah SWT, karena ketentuannya juga untuk menambah
amal perbuatan dan menyempurnakan amal kebajikan dengan cara bershadaqah kepada orang lain yang
membutuhkannya.

Anda mungkin juga menyukai