Anda di halaman 1dari 4

1. 1.

System Thinking (Berpikir serba Sistem)

Berpikir serba sistem menjadikan kita untuk lebih hati-hati dengan munculnya tiap mode di dunia
pendidikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya perubahan yang tidak kita inginkan. Tanpa berpikir
serba sistem  kita akan sulit untuk mengadakan peningkatan riil di bidang pendidikan. Jadi berpikir
sistem  menghadirkan konsep sistem yang umum, dimana berbagai hal saling terkait.

2.Teknologi yang kedua: Perancangan (desain) sistem

Desain sistem adalah teknologi dalam merancang dan membangun sistem yang baru. Perubahan yang
dimaksud adalah perubahan yang cepat yang meningkatkan harapan. Desain sistem memberi kita
peralatan untuk menciptakan suatu sistem yang baru dan suatu strategi untuk perubahan.

3.Teknologi yang ketiga: Ilmu Kualitas

Ilmu tentang kualitas merupakan teknologi yang memproduksi suatu produk atau jasa/ layanan yang
sesuai harapan dan pelanggan. Ilmu tentang kualitas telah menjadi alat yang sangat berharga dalam
inovasi lembaga pendidikan atau sekolah.

4.Teknologi Ke Empat : Manajemen Perubahan

Manajemen perubahan merupakan suatu mengaturan dalam menyesuikan pembelajaran terhadap


perubahan-perubahan yang terjadi dalam kebijakan dunia pendidikan.

5.Teknologi Kelima : Teknologi Instruksional (pembelajaran)

Teknologi Pembelajaran adalah  “satu bagian dari teknologi pendidikan – dengan asumsi sebagai akibat
dari konsep instruksional sebagai bagian pendidikan – bersifat rumit dan terpadu, melibatkan orang,
prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah, kemudian
menerapkan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah pada situasi dimana proses belajar
terarah dan terpantau”. Rumusan tersebut mengandalkan teknologi pendidikan sebagai suatu proses –
kegiatan berkesinambungan, dan merinci kegiatan yang harus dilaksanakan oleh para praktisinya.

2.Paradigma merupakan konsepsi, model atau pola pemikiran yang sifatnya umum dan mendasar.
Paradigma bukan teori, tetapi merupakan pemikiran yang teoritis yang menuju kepada pengembangan
teori tentang sesuatu, dan pemikiran teoritis ini menjadi dasar fundamental bagi paraktek.Paradigma
pendidikan merupakan pemikiran teoritis yang sifatnya mendasar yang dipakai sebagai latar belakang
bagi disusunnya suatu framework untuk pelaksanaan pendidikan. Biasanya paradigma itu dinyatakan
dalam bentuk skema, yang memperlihatkan hubungan – hubungan antara unsur – unsur yang terlibat
didalamnya. Paradigma bukanlah sistem, tetapi dalam suatu sistem terdapat sejumlah paradigma, yang
merupakan konsep dasar dalam pelaksanaan sistem itu. Namun sebuah paradigma dapat berkembang
menjadi sebuah sistem.
Sebuah paradigma dapat berubah tergantung sejauhmana kebenaran paradigma itu masih dapat
diterima. Proses pengembangan sains menurut Thomas Kuhn mengikuti paradigma yang dimulai dengan
tahap “pra sains”, diikuti tahap “sains normal” lalu periode “sains luar biasa”, lalu tahap “sains normal”
kembali dst.

1. Dimana proses itu merupakan lingkaran kegiatan dan demikian terjadi struktur revolusi ilmu
pengetahuan menurut Kuhn. Karena itu sebuah paradigma dapat berubah menjadi paradigma baru
apabila paradigma lama itu mendapatkan dikritik terhadap kelemahannya.Seperti telah dimaklumi
bahwa salah satu perubahan penting dalam sistem pemerintahan di Indonesia di era reformasi adalah
perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi yang ketat menjadi sentralisasi terbatas yang
dikenal dengan otonomi pemerintah daerah, yang bermakna bahwa pemerintah daerah memiliki
otonomi daerah yang luas untuk membangun daerahnya dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk
bidang pendidikan, dimana sistem pendidikan nasional yang selama ini dilaksanakan secara sentralistis,
dengan paradigma pemerintahan otonomi daerah masing – masing.

Dalam konteks kehidupan bangsa dan bernegara, Indonesia hanya memiliki sistem pendidikan yaitu
sistem pendidikan nasional, yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa dan mewujudkan tujuan
nasional.

2.Dikarenakan paradigma pendidikan merupakan pemikiran yang mendasar tentang pendidikan, untuk
itu penulis tertarik membahas tema ini yang berjudul Paradigma Pendidikan .

3. 1.Pembiayaan (cost), Cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh pembiayaan pada awal
penggunaan ataupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya.Walaupun diketahui pula bahwa
biasanya tingginya pembiayaan ada kaitanya dengan kualitas inovasi itu sendiri .Misalnya penggunaan
modul di sekolah dasar.

2.Balik moda (Return to investmen), Atribut ini hanya ada pada inovasi dibidang perusahaan dan
industri.Untuk pendidikan atribut ini sukar dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat
diketahui nyata dalam waktu singkat.Suatu inovasi akan mudah dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat
sesuai dengan modal yang dikeluarkan

3.Efisiensi, Inovasi akan cepat diterima jika pelaksanaanya dapat menghemat waktu dan terhindar dari
berbagai macam hambatan.

4.1.Estimasi tidak tepat terhadap inovasi

Disebabkan oleh tidak tepatnya perencanaan atau estimasi dalam proses difusi inovasi, antara lain tidak
tepat dalam mempertimbangkan implementasi inovasi, kurang adanya kerja sama antar pelaksana
inovasi, tidak adanya persamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai, tidak jelas struktur
pengambilan keputusan, komunikasi yang tidak lancar, adanya tekanan dari pemerintah untuk
mempercepat hasil inovasi dalam waktu yang sangat singkat.

2. Konflik dan motivasi

Disebabkan oleh karena adanya masalah-masalah pribadi seperti pertentangan antara anggota tim, rasa
iri antara anggota, ada anggota tim yang tidak semangat kerja, pimpinan terlalu kaku dan berpandangan
sempit, kurang adanya penguatan atau hadiah terhadap anggota yang melaksanakan tugas dengan baik.

3. Inovasi tidak berkembang

Tidak ada upaya untuk mengembangkan inovasi disebabkan oleh lambatnya material yang diterima,
alokasi dana yang tidak tepat, terjadi inflasi, pergantian pengurus yang terlalu cepat.

5.Salah satu bentuk dari fenomena sosial yang terjadi di era modern adalah globalisasi. Adanya
globalisasi ini juga mendorong adanya desentralisasi karena globalisasi dan desentralisasi bisa dibilang
merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Pada globalisasi dan desentralisasi, makna dari dinamika yang
terjadi adalah globalisasi membuat manusia menjadi jauh lebih mudah untuk mendapat dan memahami
suatu informasi yang membuat adanya independesi masyarakat dan membuat tingkat ketergantungan
masyarakat kepada pemerintah menjadi melemah. Oleh karena itu, konsep dari desentralisasi yang ada
pada globalisasi adalah menurunnya tingkat kewenangan pemerintah terhadap masyarakat dan adanya
independensi yang dimiliki oleh kelompok lokal.

Pembahasan

Theodore Levitt adalah tokoh yang pertama kali mengemukakan istilah globalisasi pada tahun 1985.
Globalisasi ini pada dasarnya adalah proses menyatunya seluruh negara yang ada di dunia sehingga
membuat isu yang ada di suatu negara seakan menjadi isu yang harus diperhatikan oleh setiap negara
yang ada di dunia. Selain itu, salah satu pengaruh dari globalisasi adalah menyebarnya informasi dengan
sangat mudah sehingga membuat manusia bisa mendapatkan informasi dengan jauh lebih mudah.

Kemudahan informasi ini membuat adanya perbedaan keyakinan dan perbedaan yang dimiliki oleh
masing-masing manusia yang membuat setiap manusia akan memiliki pendiriannya masing-masing.
Pendirian yang kuat ini akan mengurangi tingkat kewenangan pemerintah kepada masyarakat dan
membuat adanya independensi pada kelompok masyarakat tingkat daerah dan bahkan pada masing-
masing individu. Hal inilah yang membuat desentralisasi dan globalisasi seakan menjadi dua hal yang
tidak bisa dipisahkan.

Anda mungkin juga menyukai