Disusun oleh:
RATIH PRAMUSHINTA
NIM. P27228022215
PROPOSAL ............................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar belakang .......................................................................................... 4
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 7
C. Rumusan Masalah .................................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian...................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian.................................................................................... 8
BAB II ................................................................................................................... 11
KAJIAN TEORI ................................................................................................... 11
A. Kajian Teori ............................................................................................ 11
1. Stroke .................................................................................................. 11
2. Task Oriented Approach ..................................................................... 14
3. Kinerja Okupasi Toileting .................................................................. 17
4. Toileting pada Stroke.......................................................................... 17
B. Penelitian Yang Relevan ........................................................................ 20
C. KERANGKA TEORI ............................................................................. 24
D. KERANGKA BERPIKIR ...................................................................... 25
E. HIPOTESIS ............................................................................................ 25
BAB III ................................................................................................................. 26
METODE PENELITIAN...................................................................................... 26
A. Metode Penelitian ................................................................................... 26
B. Desain Penelitian .................................................................................... 26
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 27
D. Variabel Penelitian ................................................................................. 28
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 29
F. Definisi Operasional .................................................................................. 29
G. Lokasi Penelitian .................................................................................... 32
H. Instrumen Penelitian ............................................................................... 32
I. Analisis Data .............................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
dunia (Ranford et al., 2019). Jumlah kejadian stroke baru secara global telah
meningkat sebesar 76% dari 6,8 juta kejadian baru pada tahun 1990 menjadi
11,9 juta kejadian baru pada tahun 2017. Sementara itu di Indonesia prevalensi
dan kejadian stroke nasional adalah 293,33 dan 2.097,22 per 100.000 orang
(Avan et al., 2019). Hal ini menjadikan stroke adalah salah satu penyebab
dengan cedera fokal akut pada sistem saraf pusat (SSP) (Sacco et al., 2013)
yang terjadi secara tiba-tiba, dan berlangsung lebih dari 24 jam (atau
2005). Hal ini merupakan akibat dari suplai oksigen dan nutrien ke otak yang
2022).
Salah satu tujuan utama rehabilitasi pasca stroke adalah memperoleh
dan berbagai jenis profesi (Guidetti et al., 2022). Pada activities of daily living
okupasi terapi yang rutin dilakukan pada rehabilitasi pasca stroke (WHO,
2013).
bermakna perawatan pada diri sendiri dan memenuhi rutinitas harian. ADL
dengan pasien memberikan motivasi untuk terlibat dalam sesi terapi dan latihan
yang mereka inginkan serta butuhkan untuk hidup mandiri (Govender & Kalra,
2007). ADL terdiri dari bathing, showering; toileting and toilet hygiene;
hygiene and grooming; dan sexual activity (Boop et al., 2020). Limitasi atau
keterbatasan yang umum terjadi pada pasien stroke salah satunya adalah
sehari-hari dasar yang dilakukan dan berkaitan dengan setiap orang (Clark &
Rugg, 2005).
Masalah toileting pada pasien pasca stroke merupakan masalah kesehatan
yang serius dan berkaitan dengan peningkatan resiko jatuh, depresi pasca
stroke, penurunan kualitas hidup (Kawakabe et al., 2018) serta kebosanan bagi
toileting merupakan hal yang penting dan masalah yang dapat membuat stress
bagi caregiver (Kitamura et al., 2020). Oleh karena itu kemandirian pada
aktivitas toileting adalah tujuan penting untuk rehebilitasi pasien pasca stroke
melalui engagement pada okupasi (Nilsen & Geller, 2015). Okupasi terapis
dengan melakukan asesmen dan intervensi pada fase awal rehabilitasi (Guidetti
et al, 2022).
motor learning dan motor control. Tujuan dari pendekatan ini adalah
memampukan pasien stroke untuk melakukan tugas, aktivitas dan peran yang
B. Identifikasi Masalah
stroke juga dipengaruhi oleh metode pendekatan yang diberikan kepada pasien
C. Rumusan Masalah
kinerja okupasi toilleting pada pasien pasca stroke di RS. Otak DR. Drs.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis.
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan untuk
stroke.
2. Manfaat Praktis
a) Okupasi Terapis
b) Bagi Pasien
e) Bagi Peneliti
Menambah pengalaman peneliti dalam proses penelitian di lapangan
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Stroke
a. Definisi
sesisi wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas
darah di otak sehingga aliran darah dan oksigen ke otak terhambat bahkan
suplai darah dan oksigennya rusak bahkan mati sehingga organ tubuh yang
terkait dengan sistem syaraf tersebut akan sulit bahkan tidak bisa di
Perubahan gaya hidup (pola makan terlalu banyak gula, garam, dan
tersebut meliputi faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko
yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi usia,
jenis kelamin, ras dan genetik. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah
c. Gambaran klinis
hemiparesis kiri dan hemianopia kiri. Mayoritas (90%) dari Stroke adalah
sensorik. Fungsi yang hilang akibat gangguan kontrol motorik pada pasien
d.Prognosis
lokasi dan ukuran pembuluh serebral yang tersumbat, tingkat aliran darah
diantaranya adalah:
individu pasca stroke tetap secara rutin dan teratur mengontrol faktor
risiko.
Task Oriented Approach (TOA) adalah salah satu jenis dari terapi
optimal.
alam, fokus pada tugas yang bermakna dan tujuan fungsional sehingga
adaptasi aktivitas dan lingkungan dapat meningkatkan occupational
(Hsieh et al, 2017). TOA cukup bermanfaat dan hemat biaya intervensi
Kinerja okupasi merupakan salah satu hasil akhir (result) dari proses
yang dapat dicapai pasien melalui prosedur terapi okupasi (AOTA, 2020).
Salah satu kinerja Okupasi Terapi yaitu toileting, toileting adalah suatu
toilet. Aktivitas yang dapat dilakukan di toilet diantaranya buang air besar
up (duduk ke berdiri), meletakkan satu atau dua langkah pada dataran yang
lebih tinggi, memutar tubuh, dan duduk atau jongkok. Saat melakukan
toileting individu akan berusaha untuk dapat mandiri baik di rumah maupun
di tempat lain. Pasien pasca Stroke sering mengalami beberapa masalah saat
karena kelumpuhan atau lemas pada sisi tubuh yang terkena. Kelumpuhan
yaitu nervous system yang meliputi sistem sensoris (visual, vestibular, dan
pada tubuh dan gerakan) untuk dapat bergerak dengan seimbang, tetapi pada
sensasi, kekuatan otot dan lingkup gerak sendi akan menurun, sehingga
(Sari, 2015). Syarat yang harus dilakukan oleh seseorang untuk dapat
melakukan toileting secara mandiri adalah dapat melakukan transfer atau
control yang dinamis pada saat menggerakkan tubuh dan kemampuan untuk
Analisis kinerja okupasi pasien secara umum meliputi satu atau lebih hal
pengobatannya. Dua puluh peserta dengan stroke tiga bulan atau lebih yang
minimal setidaknya 10 ° fleksi bahu dan abduksi dan fleksi- ekstensi siku
dan menjadi sukarelawan untuk penelitian ini. Peserta diacak menjadi dua
per minggu selama enam minggu dan kemudian mendapat enam minggu
pertama, dan setelah fase kedua oleh evaluator yang terlatih. Skor
untuk memberikan lebih banyak bukti untuk pendekatan ini dan untuk
2. Kawanabe, E., Suzuki, M., Tanaka, S., Sasaki, S., & Hamaguchi, T. (2018).
rumah sakit karena stroke. Kami menilai komponen aktivitas toileting, serta
bahwa skor total yang diperlukan untuk mendapatkan respon sebesar 50%
dari nilai maksimal untuk komponen wajib toileting berkisar antara 2,691
dan 34,962 poin, untuk komponen “memakai celana” dan “memotong tisu
toilet” . Dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa skor Berg Balance
paling mudah dilakukan adalah memotong tisu toilet, dan yang paling sulit
3. Koike, Y., Sumigawa, K., Koeda, S., Shiina, M., Fukushi, H., Tsuji, T., ...
untuk mengevaluasi sisa fungsi dinamis dan statis dalam posisi duduk
pakaian bawah mereka ke atas dan ke bawah selama buang air. Metode
(“kelompok tidak mandiri”). Hasil dari penelitian ini tidak ada perbedaan
pakaian bawah mereka ke atas dan ke bawah, manuver ini perlu dilakukan
Therapy, 2010, Vol. 64(5), 727–734 yang berjudul “Use of the Occupational
pendekatan ini adalah mungkin tidak tepat atau memiliki aplikasi terbatas
pasien di rumah (Home program) lebih mudah diterapkan pada pasien yang
termotivasi dan memiliki gangguan kognitif minimal. Hal ini dilihat dari
manajemen diri dan TOA (Task Oriented Approach) pada orang stroke.
C. KERANGKA TEORI
- Defisit Motorik
- Defisit Sensorik
- Gangguan Gangguan pada ADL
Emosional
- Defisit Kognitif
Gangguan ADL
Gangguan Toileting
Penerapan TOA
Peningkatan Fungsi
E. HIPOTESIS
Hipotesis pada penelitian ini yaitu terdapat pengaruh yang signifikan task
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk melihat menguji hubungan antara suatu sebab
(cause) dengan akibat (effect) dimana penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
task oriented approach terhadap kinerja okupasi toiletting pasien stroke di RS Otak
B. Desain Penelitian
awal tes akhir kelompok tunggal). Gay dalam Sinambela (2014) mengatakan bahwa
one group pretest-posttest design adalah desain penelitian yang dilakukan prauji
sebelum diberi perlakuan dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
Penggunaan desain ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk
Sumbar.
Rancangan one group pretest-posttest design ini terdiri atas satu kelompok
yang telah ditentukan. Di dalam rancangan ini dilakukan tes sebanyak dua kali,
yaitu sebelum diberi perlakuan disebut pre-test dan sesudah perlakuan disebut post-
test. Adapun pola penelitian metode one group pretest-posttest design menurut
Pada design ini tes yang dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan
perlakuan disebut pre-test. Pre-test diberikan pada pasien stroke (O1). Setelah
dilakukan pre-test, penulis memberikan perlakuan berupa TOA (X), pada tahap
1. Populasi
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Siyoto & Sodik, 2015). Populasi
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
pertimbangan tertentu atau seleksi khusus (Siyoto & Sodik, 2015). Sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien stroke yang seluruh pasien
kriteria inklusi yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Kriteria inklusi pada
21/16
D. Variabel Penelitian
suatu penelitian (Siyoto & Sodik, 2015).Pada penelitian ini terdapat dua variabel
1. Variabel Bebas
sebab timbulnya variabel terikat (Siyoto & Sodik, 2015). Variabel bebas
2. Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi karena adanya
variabel bebas (Siyoto & Sodik, 2015). Variabel terikat pada penelitian ini
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh dan
mengumpulkan data yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
yang langsung diperoleh dari sumber data atau objek penelitian (Nofianti &
Qomariah, 2017). Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah
dilakukan secara tatap muka antara peneliti dan responden (Abdullah, 2015).
Sedangkan data sekunder diperoleh dari Electronic Medical Record (ERM) saat
kunjungan rumah sakit. Data Sekunder menurut Sugiyono (2016: 225) merupakan
sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Sumber data sekunder merupakan
sumber data pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang diperlukan data
primer.
F. Definisi Operasional
TToil
Kinerja Merupakan
okupasi gambaran eting Tasks Interval
toileting kemampuan/
kemandirian Assessment
optimal yang dapat
Form
dicapai oleh pasien
pasca stroke dalam (TTAF)
melakukan
aktivitas toileting
(mobilitas berdiri
dan jongkok,
memakai dan
melepas celana, dan
cebok) sesuai
keinginan dan
harapan pasien
sebelum dan
sesudah diberikan
terapi okupasi.
Kinerja okupasi
toileting diukur
dengan
menggunakan
instrumen COPM
terhadap pasien
pasca stroke di
ruang rawat jalan
unit okupasi terapi
dan rawat inap
RS.Otak Dr. Drs.
Muhammad Hatta
Bukittinggi.
Penilaian dilakukan
di awal dan di akhir
proses terapi
okupasi pada bulan
Juli-Agustus 2023
melalui wawancara
semi terstruktur
terhadap pasien
pasca stroke selama
15-20 menit.
G. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RS.Otak Dr. Drs. Muhammad Hatta Bukittinggi pada
H. Instrumen Penelitian
memiliki standart jawaban tertentu, benar salah maupun skala jawaban. Instrumen
yang berisi jawaban skala, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya
berbentuk skala deskriptif atau skala garis. Instrumen yang digunakan dalam
COPM dibuat di Kanada pada tahun 1991 oleh Law M, Baptiste S, Carswell A,
McColl MA, Polatajko HJ, Pollock N sebagai ukuran hasil kinerja okupasional
dalam kehidupan sehari-hari dari waktu ke waktu, sebagai bagian dari proyek yang
Terapi Okupasi Kanada. Hal ini didasarkan pada evaluasi diri terhadap kinerja dan
Alat ini memungkinkan klien untuk mengidentifikasi apa yang berarti bagi
mereka untuk dikerjakan. Ini mendorong kesadaran diri, penetapan tujuan yang
terfokus, dan refleksi diri. Ini berfokus pada persepsi seseorang tentang kinerja
mereka dan seberapa puas mereka daripada mengukur peningkatan fungsi. Ini dapat
a. Tujuan alat
b. Penggunaan Instrumen
a) AKS
i. Perawatan diri
b) PRODUKTIVITAS
i. Kerja
iii. Bermain
i. Rekreasi Pasif
iii. Sosialisasi
3) Jika klien menjawab “ya” maka klien ditanya apakah klien mampu
masalah.
kesulitan.
kepuasan
c. Penilaian
kinerja dan kepuasan mereka saat ini dengan kinerja saat ini menggunakan
setelah interval yang tepat dan menganalisis perubahan skor dari waktu ke
waktu.
kepuasan.
disesuaikan untuk digunakan dalam disiplin apa pun. Ini adalah ukuran hasil
laporan diri untuk digunakan dengan klien yang memiliki kemampuan kognitif
untuk terlibat dengan mengidentifikasi area yang mereka alami kesulitan dan
untuk menilai kinerja mereka dan seberapa penting aktivitas itu bagi
belajar ringan hingga sedang. Ini tidak cocok untuk klien dengan
ketidakmampuan belajar yang mendalam dan multipel.
Alat ini dapat diselesaikan oleh tim multidisiplin, dengan klien dan beberapa
dapat digunakan sebagai formulir laporan pengasuh atas nama klien yang
TTAF adalah alat yang digunakan untuk mengevaluasi aktivitas toileting pasien
yang mengalami stroke hemiparetic dan menggunakan kursi roda. Dalam TTAF,
transfer yang paling umum untuk pasien dengan hemiparesis. Namun demikian,
TTAF dapat digunakan untuk berbagai jenis transfer lainnya, seperti transfer papan
luncur, atau bahkan untuk pasien yang berjalan dengan menskor item yang tidak
diperlukan untuk transfer sebagai N (tidak berlaku). Validitas dan realibiitas TTAF
yang telah dilakukan okupasi terapi di jepang oleh kitamura shin, dkk membuktikan
bahwa TTAF memiliki reliabilitas dan validitas yang relatif tinggi.
a. Metode Penggunaan
terapis);
mengerem kursi roda, memindahkan kursi roda ke posisi yang sesuai, atau
melakukan tugas; misalnya, tugas “melepaskan kaki dari sandaran kaki dan
kaki).
dengan membagi skor total dengan jumlah item (tidak termasuk item yang
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
karakteristik masing – masing variabel yang diteliti. Data ini merupakan data
okupasi toileting pada pasien stroke di RS.Otak Dr. Drs. Muhammad Hatta
Bukittinggi
2. Analisis bivariat.
bivariat pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh task oriented approach
bivariat pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh task oriented approach
terhadap kinerja okupasi toileting pada pasien stroke di RS.Otak Dr. Drs.
pengukuran.
Data yang diperoleh dari proses dan hasil pembelajaran dianalisis secara
a. Uji Normalitas
normalitas data antara lain uji Liliefors, uji Chi-kuadrat, uji Kolmogorov
smirnov dan lain sebagainya. Uji Liliefors merupakan salah satu uji yang
sering digunakan untuk menguji kenormalan data. Dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Hipotesis :
3) Statistik uji
untuk merubah skala data ke dalam bentuk lain sehingga data memiliki
distribusi normal.
DAFTAR PUSTAKA
org/10.5014/ajot.2020.74S2001
Anderson, C. S., Arima, H., Lavados, P., Billot, L., Hackett, M. L., Olavarría, V.
Bailey, R. R., & Stevenson, J. L. (2021). How Adults With Stroke Conceptualize
https://doi.org/10.5014/ajot.2021.041780
Bass, H., Mathiowetz, & Flinn. ( 2008). The task-oriented approach is an evidence-
recovery.https://www.researchgate.net/publication/236585234_A_Task_
Oriented_Approach_to_Upper_Extremity_Rehabilitation_in_a_Developi
ng_Countr
Choi, Wonho. 2022. "The Effect of Task-Oriented Training on Upper-Limb
https://doi.org/10.3390/ijerph19063186
https://books.google.co.id/
Faridah, U., Sukarmin, Kuati, S. (2018). Pengaruh ROM Exercise Bola Karet
http://dx.doi.org/10.26751/ijp.v3i1.633
199-201. https://doi.org/10.5014/ajot.47.3.199
Fujita, T., Yamamoto, Y., Yamane, K., Ohira, Y., Otsuki, K., Sone, T., & Iokawa,
https://doi.org/10.1016/j.jstrokecerebrovasdis.2021.105641
Garvey, K.A. (2015). Toileting : Making The Most Our Time in The Bathroom.
https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/1545968309355986
213-224. e-journal.unair.ac.id
Kesidou, M., Besios, T., Paras, G., Chandolias, K., Kyriakatis, G. M., Kouvelioti,
V., & Stefas, E. (2023). Τhe effect of task oriented approach on gait of
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/dokumenptm/kebijakan-dan-strategi-
pencegahan-dan-pengendalian-stroke-di-indonesiadr-lily-sriwahyuni
sulistyowati-
Kim, J. H., & Park, E. Y. (2014). Balance self-efficacy in relation to balance and
https://doi.org/10.3109/09638288.2013.790488
Kitamura, S., Otaka, Y., Murayama, Y., Ushizawa, K., Narita, Y., Nakatsukasa, N.,
assessment form for patients with hemiparetic stroke. PM&R, 13(3), 289-
296.
Kitamura, S., Otaka, Y., Murayama, Y., Ushizawa, K., Narita, Y., Nakatsukasa, N.,
the toileting task among patients with subacute stroke: A cohort study.
Koike, Y., Sumigawa, K., Koeda, S., Shiina, M., Fukushi, H., Tsuji, T., ... &
Musuka, T. D., Wilton, S. B., Traboulsi, M., & Hill, M. D. (2015). Diagnosis and
p2ptm/stroke/page/2
P2PTM Kemenkes RI. (2018). Pencegahan Stroke - Primer.
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptn/stroke/page/9/pencegahan-
strokeprimer
https://doi.org/10.5014/ajot.2010.08026
IOSR Journal of Dental and Medical Sciences, Volume 22, Issue 3 Ser.1.