Disusun Oleh:
ARINI MINNATAKA
NIM.3619032
KELOMPOK 57
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP2M)
UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN
TAHUN 2022
FIELDNOTE
Pada hari ini merupakan pemberangkatan KKN angkatan 54 dan kelompok saya di
tempatkan di Desa Jatibogor Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal.Peserta diberangkatkan
dari kampus sekitar pukul 08.00, pemberangkatan ke lokasi KKN untuk kelompok saya
diantarkan sampai posko KKN kami yaitu beralamat di Gang salam jatibogor.
Kami tiba di lokasi sekitar pukul 10.30 WIB. Kemudian kami menuju rumah Bapak
wahyudin selaku Kepala Desa. Saya beserta teman kelompok KKN disambut dengan
ramah dan baik. Selanjutnya kami mengobrol bersama dan beramah tamah. Setelah itu,
kami makan siang bersama dan dilanjutkan dengan sholat dhuhur di masjid. Pada sekitar
pukul 14.00 kami menuju rumah RT tempat posko saya tinggal. RT tersebut yaitu Bapak
Yanto. Kami di sana memaparkan tujuan KKN selama di Desa ini. Dan beliau memberikan
informasi tentang adat istiadat di Desa ini. Tak lupa beliau memberikan wejengan agar saya
dan teman kelompok saya membaur dengan warga dan menjaga perilaku kami. Kemudian
kami lanjutkan silaturahmi ke rumah RW yang bernama Bapak Dedi, disini beliau sangat
ramah dan welcome. Setelah kami berbincang cukup lama istri beliau kebetulan mengajar
di Mts Jatibogor setempat memberikan informasi bahwa barangkali dari mahasiswa
berkenan untuk membatu karena Mts Jatibogor memerlukan bantuan pelatih untuk lomba
Pramuka yg akan di laksanakan bulan Oktober. Setelah itu kita kembali ke posko dan
melanjutkan bersih bersih posko. Tibalah malam hari, bada maghrib saya dan kelompok
kkn berkunjung ke salah satu pemuda desa yaitu mas Dipa, disana kita memiliki gambaran
tentang beberapa aspek desa ini dari sudut pandang warga. Setelah kami berbincang cukup
lama dan mendapatkan beberapa informasi kami pun beranjak kembali ke posko untuk
beristirahat.
FIELDNOTE
Pemilik home industri kerupuk ini bernama ibu taroha. Alamat Dukuh Kebasuran, Desa
Jatibogor. Kerupuk merupakan produk makanan lokal yang dibuat dari tepung pregelatinisasi.
Berbagai macam formulasi dan rupa bentuk kerupuk telah digunakan dan beredar di masyarakat.
Kerupuk umumnya dibuat dari tepung tapioka sebagai sumber Pati, air, udang, dan bumbu
bumbu lainnya. Modifikasi dapat dilakukan dalam pembuatan kerupuk dengan menggunakan
tepung sagu molat sebagai alternatif pengganti tapioka.
Bahan pembuatan kerupuk: tepung sagu, udang, bawang putih, bawang.
Alat pembuatan: panci, pisau, penggiling udang
Modal untuk membuat kerupuk 500.000 akan menghasilkan uang 1.000.000 dalam artian untung
dalam industri kerupuk yaitu setengahnya dari modal yang digunakan di awal.
FIELDNOTE
Nama Peneliti : Arini Minnataka Kode : 4
Narasumber : Bu Bidan Lia Lokasi : Desa Jatibogor
Kegiatan posyandu di desa jatibogor sangatlah aktif dan berkembang. Desa jatibogor memiliki
posko posyandu balita sejumlah 10 posko dengan masing masing posko memiliki 3 sampai 4
kader. Kegiatan posyandu balita bertempat di rumah salah satu kader. Sistem posyandu remaja
pun masing masing posko dilaksanakan 1 bulan sekali dan ketika kegiatan tersebut bidan desa
selalu mendampingi. Bidan desa di Jatibogor ada 2 yaitu Bu Kartini dan Bu Lia. Untuk wilayah
selatan Jatibogor yaitu dusun Kebasuran hingga jatibogor yang mendampingi yaitu Bu Kartini
sedangkan wilayah Utara jatibogor yaitu dusun jatimerta yang mendampingi yaitu Bu Lia.
Di Desa Jatibogor juga terdapat 2 posyandu lansia yang bertempat di balaidesa dan di rumah
salah satu kader. Dilaksanakan setiap satu bulan sekali, jika posyandu lansia semua bidan desa
jatibogor ikut serta mendampingi.
Sedangkan posyandu remaja jatibogor baru mulai dibentuk bulan ini, dimana itu adalah salah
satu program kerja KKN kami. Mulai dari rapat koordinasi hingga pembentukan serta struktur
posyandu remaja Kamilah yang mengkoordinir. Harapan dari kami adalah jika kami sudah
selesai bertugas KKN di Desa Jatibogor semoga posyandu remaja tetap berjalan dan berkembang
sebagaimana seperti posyandu balita dan lansia.
FIELDNOTE
Pak H. Sahuri adalah pengusaha home industri di Desa Jatibogor, beliau adalah ayah dari bapak
Nasih pengusaha home industri tahu. Karena bahan dasar tahu dan tempe sama, yaitu kedelai. Di
sama saya diajarkan bagaimana langkah-langkah membuat tempe. Berikut adalah langkah-
langkah membuat tahu dengan metode tradisional:
Langkah-langkah dalam pembuatan tempe kedelai yaitu sebagai berikut.
Pilih kedelai yang bagus dan biji yang baik. Caranya, biji kedelai diletakkan pada
tampah/nyiru kemudian ditampi.
Cuci bersih kedelai di air yang mengalir.
Rebus kedelai hingga setengah matang.
Rendam kedelai selama 8 jam atau semalaman.
Kupas kedelai dari kulitnya. Tujuan pengupasan kulit ini adalah agar ragi tumbuh dengan
baik.
Cuci kembali kedelai yang sudah dikupas kulitnya.
Rebus hingga kedelai menjadi matang. Tujuannya adalah agar kedelai lebih lunak,
menghilangkan bau, menambah rasa, dan membunuh bakteri yang mungkin tumbuh
selama perendaman.
Setelah matang kedelai dinginkan di dalam nyiru.
Taburkan ragi pada kedelai dan aduk sampai rata. Setelah itu, diangin-anginkan sebentar.
Fungsi ragi selain untuk fermenter, juga sebagai pengikat keping-keping kedelai oleh
miselium.
Campuran kedelai dan ragi dibungkus dengan menggunakan daun pisang yang bagian
luarnya dilapisi kertas atau dibungkus menggunakan plastik dengan ukuran tertentu.
Bila pembungkusnya daun, maka pemeraman dilakukan dalam bakul bambu yang ditutup
karung goni dengan suhu kurang lebih 30°C. Tetapi bila pembungkusnya plastik,
pemeramannya diletakkan di rak-rak bambu.
FIELDNOTE
Desa Jatibogor adalah desa penghasil jagung. Mayoritas jagung hanya di jual kepada penebas.
Jarang sekali jagung hasil panen di olah. Kelompok KKN kami memiliki ide dan berhasil
merealisasikan inovasi terbaru dari olahan jagung yaitu di buat menjadi selai untuk isian roti
sisir. Alasan kami mengambil inovasi tersebut karena bahan dan alat yg di gunakan dalam
mengelola mudah di temukan. Kita melalukan pelatihan pembuatan inovasi tersebut kepada
warga masyarakat desa jatibogor. Agar inovasi ini dapat membantu perekonomian desa
jatibogor. Terutama sebagai kegiatan ibu rumah tangga yang menganggur. Dampak dari inovasi
ini adalah membantu mengenalakan potensi hasil pertanian desa jatibogor dan meningkatkan
perekonomian desa. Tentunya hal ini sangatlah berpengaruh untuk nilai pengangguran di desa
jatibogor berkurang. Dengan adanya ide inovasi dari kami ini, kami berharap agar inovasi ini
terus berjalan dan semakin berkembang. Respon masyarakat Desa Jatibogor juga sangatlah
bagus untuk ide inovasi ini. Mereka sangat lah bersemangat mengikuti pelatihannya. Semoga
apa yang kelompok KKN ini lakukan dapat bermanfaat sepanjang waktu.