Anda di halaman 1dari 50

MODEL-MODEL KOMUNIKASI

D III PR 2012
Pokok Bahasan:
1. Pengertian dan model komunikasi
2. Fungsi dan manfaat model komunikasi
3. Model Dasar
4. Model komunikasi antar pribadi
5. Model penyebaran dan dampak
komunikasi massa terhadap khalayak
PENGERTIAN MODEL
Litllejohn: model adalah representasi simbolik dari
suatu benda, proses, sistem, atau gagasan.
Model dapat berbentuk gambar-gambar grafis,
verbal, atau matematikal.
Perbedaan pokok antara teori dan model adalah :
teori merupakan penjelasan, sementara model
hanya merupakan representasi.
 Dalam ilmu komunikasi, model-model
komunikasi dirancang dengan menggunakan
serangkaian blok, segi empat, lingkaran, panah,
garis, spiral, dan lain-lain.
 Model menguji suatu temuan dalam dunia nyata,
walaupun tidak pernah final karena selalu diuji
dengan penemuan model terbaru
PENGERTIAN MODEL KOMUNIKASI
 Model komunikasi adalah gambaran yang
sederhana dari proses komunikasi yang
memperlihatkan kaitan antara satu komponen
komunikasi dengan komponen lainnya
FUNGSI MODEL KOMUNIKASI
 Sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks,
alat untuk menjelaskan teori dan menyarankan
cara-cara untuk memperbaiki konsep.
 Sebagai alat dapat dipakai kata-kata,
angka,simbol, dan gambar untuk melukiskan
model suatu objek, teori, atau proses.
 Memberikan suatu struktur untuk menguji
temuan-temuan dalam dunia nyata.
MANFAAT MODEL KOMUNIKASI
 Terutama kepada ilmuwan, untuk memperjelas
teori yang mereka kemukakan.
 Memberikan kerangka rujukan
untuk memikirkan masalah yang mungkin
timbul, memberi peluang akan terbukanya
problem, dan memberi penglihatan berbeda atau
lebih dekat
MANFAAT MODEL KOMUNIKASI
 Memberikan gambaran tentang struktur dan
hubungan fungsional dari unsur atau faktor yang
ada dalam suatu sistem.
 Dapat memahami dengan lebih mudah dan
komprehensif mengenai struktur dan fungsi dari
unsur/faktor yang terlibat dalam proses
komunikasi, dalam konteks individu, kelompok
atau organisasi maupun dalam konteks
komunikasi dengan masyarakat secara luas
MODEL DASAR S – R (STIMULUS –
RESPONS)

Model paling dasar yang dipengaruhi oleh disiplin


psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik
Menggambarkan hubungan stimulus – respons:

Stimulus Respons

Menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses


“aksi – reaksi”
Asumsi:
 kata-kata verbal (lisan, tulisan), isyarat

non-verbal, gambar dan tindakan-tindakan


tertentu akan merangsang orang lain untuk
memberikan respons dengan cara terentu
Contoh: Pola S – R
bila seorang lelaki berkedip kepada seorang wanita,
dan wanita itu kemudian tersipu malu
 Proses tersebut sebagai pertukaran atau
pemindahan informasi atau gagasan.
 Dapat bersifat timbal balik dan mempunyai
banyak efek
 Setiap efek dapat mengubah tindakan
(Communication act) berikutnya
Contoh:
 Ketika anda yang dikagumi atau menarik perhatian,
tersenyum, bisa jadi anda akan membalas
seyumannya karena merasa senang
 Merasa mendapat sambutan, orang yg dikagumi
bertanya : “mau kemana?”, lalu anda menjawab: “mau
kuliah”
 Dikampus, masih mengenang peristiwa tsb, anda
tersenyum-senyum kepada orang lain dan
mendapatkan tanggapan dari teman anda: “Kok
kamu tampak bahagia sekali ”, begitu seterusnya
........
Kelebihan
 Memberikan respon ( pertukaran informasi )
terhadap orang lain sebagai timbal balik aksi –
reaksi.
 Dapat di terapkan pada perilaku manusia.

 Model yang paling sederhana sehingga mudah di


ingat atau mudah dipahami.
Kelemahan:
 Komunikasi yang bersifat satu arah, tidak
dijelaskan adanya feedback dari pendengar /
komunikan.
 Mengabaikan komunikasi sebagai suatu proses
khususnya yang berkenaan dengan faktor
manusia.
 Komunikasi dianggap statis.

 Komunikasi dianggap berperilaku karena


kekuatan dari luar dan bukan karena kehendak
atau kemauan bebasnya
.
 Terlalu sederhana sehingga belum dapat
menjelaskan sepenuhnya atau arti sebenarnya
dalam hubungan komunikasi.
 Inti dari model komunikasi S-R adalah
persuasi, yaitu komunikasi yang terjadi ketika
seorang pembicara menyampaikan
pembicaraannya kepada khlayak dalam upaya
mengubah sikap mereka
MODEL ARISTOTELES
 Model komunikasi paling klasik Model
retoris (rhetorical model)
 Filosof Yunani Aristoteles, tokoh paling dini
yang mengkaji komunikasi persuasi, dikenal
komunikasi publik (public speaking) pidato
 Berjasa merumuskan model komunikasi verbal
pertama:
Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara
menyampaikan pesannya kepada khalayak
dalam upaya merubah sikap khalayak
MODEL ARISTOTELES
 3 (tiga) unsur dasar dalam proses komunikasi:
pembicara (speaker), pesan (message), dan
pendengar (listener)
Persuasi dapat dicapai berdasarkan:
 Siapa (etos – keterpercayaan), argumen (logos –
logika dalam berpendapat), memainkan emosi
(pathos – emosi khalayak)
 Atau faktor-faktor dalam menentukan efek
persuasi suatu pidato:
isi pidato, susunan, cara penyampaiannya dan
peran khalayak
Kelebihan
 Komunikasi publik melibatkan persuasi, yang
dapat dicapai oleh siapa anda ( etos kepercayaan
anda ), argument anda ( logos-logika dalam
pendapat anda ), dan dengan emosi khalayak (
phatos emosi khalayak ).
 Model ini digunakan sebagai pedoman seni
berpidato.
 Dapat merangsang beberapa pertanyaan yang
dapat menyempurnakan proses komunikasi.
Kekurangan
 Komunikasi dianggap sebagai fenomena yang
statis.
 Model ini berfokus pada komunikasi yang
bertujuan (disengaja) yang terjadi ketika
seseorang berusaha membujuk orang lain untuk
menerima pendapatnya.
 Tidak memuat unsur-unsur lainnya yang dikenal
dalam model komunikasi (seperti: saluran,
umpan balik, efek, dan kendala atau gangguan
komunikasi
 Seseorang berbicara, pesan berjalan kepada
khalayak, khalayak mendengarkan
 Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan
daripada terjadi secara simultan
 Tidak dibahasnya aspek-aspek non-verbal dalam
persuasi
MODEL KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
(NEWCOMB)
Model Simetri /Keseimbangan: (Theodore
Newcomb, 1953)
X
A : Individu 1
B : Individu 2
X : Objek pembicaraan

A B
 Menggambarkan dinamika hubungan
komunikasi antara dua individu terhadap suatu
obyek (peristiwa, orang, gagasan)
 Pola komunikasi yang terjadi antara dua
individu mempunyai 2 bentuk atau situasi:
“seimbang” dan “tidak seimbang”
 Situasi komunikasi yang seimbang akan terjadi
apabila dua orang yang berkomunikasi tentang
suatu hal (objek) sama-sama mempunyai sikap
menyukai atau selera yg sama terhadap objek yg
dibicarakan
 Keadaan tidak seimbang terjadi apabila terdapat
perbedaan sikap diantara kedua orang tersebut
 Apabila keadan tidak seimbang terjadi,
umumnya masing-masing pihak berupaya untuk
mengurangi perbedaan sehingga keadaan “relatif
seimbang” bisa tercapai
 Apabila keadaan seimbang terjadi, masing-
masing pihak berusaha untuk terus
mempertahankannya
 Hakekat utama dari komunikasi antar pribadi:
menjaga keseimbangan
MODEL LASSWELL (1948)
 Harold D. Lasswell, ilmuwan politik yg tertarik
mendalami komunikasi
 Bidang studi yang ditekuni: propaganda,
komunikasi politik
 Memberikan kontribusi yang besar terhadap
perkembangan ilmu komunikasi, dan termasuk
salah seorang tokoh yang mendapat sebutan The
Founding Fathers (Harold D.Lasswell, Claude
E. Shannon, Norbert Wiener, Kurt Lewin, Carl
I.Hovland, Paul F. Lazarsfeld, Wilbur Schramm)
MODEL LASSWELL
 Lasswell: persoalan komunikasi menyangkut
lima pertanyaan sederhana:
 WHO ? (Siapa ?)

 SAYS WHAT ? (mengatakan apa?)

 IN WHICH CHANNEL ? (Melalui saluran apa ?

 TO WHOM ? (Kepada Siapa?)

 WITH WHAT EFFECT ? (Dengan akibat apa?)


MODEL KOMUNIKASI LASWELL (LINIER)
MODEL LASSWELL
 Model komunikasi dari Lasswell menunjukkan
pihak pengirim pesan (komunikator) pasti
mempunyai suatu keinginan untuk
mempengaruhi pihak penerima (komunikan),
karenanya komunikasi harus dipandang sebagai
upaya persuasi
 Setiap upaya penyampaian pesan dianggap akan
menghasilkan akibat, positif atau negatif
 Hal ini banyak ditentukan oleh bentuk dan cara
penyampaiannya
 Salah satu kelemahan model Lasswell adalah
tidak digambarkannya unsur feedback
(umpanbalik), sehingga proses komunikasi
bersifat linear (searah)
MODEL KOMUNIKASI LINIER
(SHANNON DAN WEAVER 1949)

M S R-S M
R D
I- S T

N-S
Keterangan:
I – S : Information Source
M : Message
T : Transmitter
S : Signal
R – S : Received Signal
R : Receiver
D : Destination
N – S : Noise Source
The Mathematical Theory of Communication (1949)
1. Sumber informasi membentuk serangkaian
pesan
2. Pesan diolah ke dalam tanda-tanda atau
lambang-lambang dan disampaikan melalui
transmitter (saluran) kepada penerima
3. Pihak penerima akan menginterpretasikan
tanda-tanda atau lambang-lambang tsb
sehingga menghasilkan sesuatu, hasilnya
disebut destination
4.Dalam prakteknya, proses penyampaian
pesan tidak terlepas dari gangguan (noise)
 Apabila gangguan tsb tidak dapat diatasi maka
makna atau arti pesan yg ditangkap oleh
penerima, kemungkinan berbeda dengan makna
yang dimaksud oleh sumber informasi
Kelebihan
 Menitikberatkan perhatiannya langsung kepada
saluran yang menghubungkan pengirim (sender)
dan penerima (receiver) atau komunikator dan
komunikan.
 Membedakan source dengan transmitter dan
antara receiver dengan destination. Dengan kata
lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi
pengiriman(transmitting) dan pada sisi
penerimaan (receiving) dari proses.
 Digunakan dalam konteks-konteks komunikasi
seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi
publik dan komunikasi massa.
 Menyoroti problem penyampaian pesan
berdasarkan tingkat kecermatannya.
 Memiliki konsep penting yang tidak dimiliki oleh
model komunikasi lain yaitu : Noise (gangguan),
yakni setiap rangsangan tambahan
dan tidak dikehendaki, yang dapat mengganggu
kecermatan pesan yang disampaikan.
sangat sulit dipahami, misalnya formula
yangdikemukakannya model Schramm
Kekurangan
 Komunikasi dipandang sebagai fenomena yang
statis.
 Komunikasi bersifat satu arah dengan tidak
memiliki konsep feedback.
 Model ini memberikan gambaran yang parsial
mengenai proses komunikasi.
 Tidak ada konsep umpan balik atau transaksi
yang terjadi dalam penyandian dan penyandian
balik dalam model tersebut
Source encoder Signal Decoder Destinatiom

MODEL KOMUNKASI LINIER


(WILBUR SCHRAMM 1)
MODEL KOMUNIKASI WILBUR
SCHRAMM 2

Field of Experience Field of Exprience

Source Message Receiver

Encoder Signal Decoder Destination


Model 2:
 Komunikasi senantiasa membutuhkan
setidaknya 3 unsur: source, message dan
destination
 Sumber (source): individu (berbicara, menulis,
menggambar, memberi isyarat), organisasi
komunikasi (surat kabar, penerbit, stasiun radio,
TV, studio film)
 Pesan: tinta pada kertas, gelombang suara,
impuls dalam arus listrik, lambaian tangan,
bendera di udara, atau setiap tanda yang dapat
ditafsirkan

 Sasaran (receiver): individu yang


mendengarkan, menonton atau membaca,
anggota suatu kelompok, khalayak pendengar
ceramah, kumpulan penonton sepakbola dsb
 Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat
menyandi-balik pesan, berdasarkan pengalaman
yang dimiliki masing-masing
 Bila kedua lingkaran memiliki wilayah yang
sama besar, komunikasi mudah dilakukan
 Semakin besar wilayah tersebut, semakin mirip
bidang pengalaman (field of experience) yang
dimiliki kedua pihak yang berkomunikasi
 Bila kedua lingkaran tidak bertemu (bila tidak
ada pengalaman bersama), komunikasi tidak
mungkin berlangsung
 Bila wilayah yang berimpit kecil (bila
pengalaman sumber dan sasaran jauh berbeda),
sangat sulit untuk menyampaikan makna dari
seseorang kepada orang lain.
MODEL KOMUNIKASI INTERAKSIONAL
(WILBUR SCHRAMM 3)

Message

Encoder, Decoder,
interpreter, Interpreter
decoder
, encoder

Message
 Model I mirip dengan model Shannon dan
Weaver
 Model 2, ada kesamaan dalam bidang
pengalaman (field of exoperience) yg
dikomunikasikan sumber dan sasaran
 Model 3, menganggap komunikasi sebagai
interaksi dengan dua pihak yang menyandi,
menafsirkan, menyandibalik, menstransmisikan,
dan menerima sinyal
Model 3:
Setiap orang dalam proses komunikasi adalah
sekaligus sebagai encoder dan decoder
Individu secara konstan menyandi-balik tanda-
tanda dari lingkungan, menafsirkan tanda-tanda
dan menyandi sesuatu sebagai hasilnya
Individu menerima dan juga menyampaikan pesan
 Proses kembali dalam model disebut feedback
 Dengan feedback memberitahu bagaimana pesan
ditafsirkan (kata-kata, anggukan kepala,
gelengan, kening berkerut, menguap dll) atau
surat pembaca kepada redaksi, editorial yg
ditulis surat kabar, tepuk tangan khalayak
 Feedback juga dapat berasal dari pesan kita
sendiri (salah ucap atau salah menulis yang kita
perbaiki sendiri)
MODEL KOMUNIKASI TRANSAKSIONAL
(BARNLUND, 1970)
 Menggambarkan pengiriman dan penerimaan
pesan yang berlangsung secara terus-menerus
dalam sebuah episode komunikasi.
 Komunikasi bersifat transaksional: proses
kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama
bertanggungjawab terhadap dampak dan
efektivitas komunikasi yang terjadi.
 Asumsi: saat kita terus-menerus mengirimkan
dan menerima pesan, kita berurusan dengan
elemen verbal dan nonverbal. komunikator
melakukan proses negosiasi makna.

Anda mungkin juga menyukai