Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DIMAS ANGGIE PRAYOGA

NIM : 20022000265

ANALASIS UTANG LUAR NEGRI 2021 SAMPAI 2023


Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV 2021 menurun. Posisi ULN
Indonesia pada akhir triwulan IV 2021 tercatat sebesar 415,1 miliar dolar AS, turun
dibandingkan dengan posisi ULN pada triwulan sebelumnya sebesar 424,0 miliar dolar
AS. Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan posisi ULN sektor publik
(Pemerintah dan Bank Sentral) dan sektor swasta. Secara tahunan, posisi ULN triwulan
IV 2021 terkontraksi 0,4% (yoy), setelah tumbuh 3,8% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Posisi ULN Pemerintah pada triwulan IV 2021 sebesar 200,2 miliar dolar AS, menurun
dari posisi triwulan sebelumnya sebesar 205,5 miliar dolar AS. Hal ini menyebabkan
ULN Pemerintah terkontraksi 3,0% (yoy), setelah tumbuh 4,1% (yoy) pada triwulan III
2021. Penurunan ULN terjadi seiring beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang
jatuh tempo dan pelunasan sebagian pokok pinjaman di triwulan IV 2021. Di samping
itu, volatilitas di pasar keuangan global yang cenderung tinggi turut berpengaruh pada
perpindahan investasi dari SBN ke instrumen lain, sehingga mengurangi porsi
kepemilikan investor nonresiden pada SBN. Sepanjang triwulan IV 2021, ULN
Pemerintah tetap diarahkan pada pembiayaan sektor produktif dan diutamakan untuk
mendukung belanja prioritas Pemerintah, termasuk kelanjutan upaya mengakselerasi
program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). ULN Pemerintah terus dikelola secara
hati-hati, kredibel, dan akuntabel. Hingga akhir 2021, pemanfaatan ULN Pemerintah
tercatat ikut mendukung kinerja Pemerintah pada sektor administrasi pemerintah,
pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,9% dari total ULN Pemerintah), sektor jasa
kesehatan, dan kegiatan sosial (17,2%), sektor jasa pendidikan (16,5%), sektor
konstruksi (15,5%), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (12,1%). Dari sisi risiko
refinancing, posisi ULN Pemerintah triwulan IV 2021 relatif aman dan terkendali
mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa
mencapai 99,9% dari total ULN Pemerintah.

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan IV 2022 tetap terkendali.

Posisi ULN Indonesia pada akhir triwulan IV 2022 tercatat sebesar 396,8 miliar dolar
AS. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ULN Indonesia pada triwulan IV
2022 secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 4,1% (yoy), melanjutkan kontraksi
pada triwulan sebelumnya sebesar 6,7% (yoy). Kontraksi pertumbuhan ini terutama
bersumber dari ULN Pemerintah dan sektor swasta. Perkembangan posisi ULN pada
triwulan IV 2022 juga dipengaruhi oleh faktor perubahan akibat pelemahan mata uang
dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Posisi ULN Pemerintah pada triwulan IV 2022 tercatat sebesar 186,5 miliar dolar AS,
atau secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 6,8% (yoy), lebih rendah
dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 11,3% (yoy).
Perkembangan ULN tersebut didorong oleh peningkatan investasi portofolio di pasar
Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan sentimen positif kepercayaan
pelaku pasar global yang tetap terjaga. Selain itu, terdapat penarikan neto pinjaman
luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek. ULN
pemerintah berperan penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam pembiayaan
sektor produktif serta belanja prioritas pemerintah, termasuk kelanjutan upaya
akselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Pemerintah terus
berkomitmen agar ULN dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk
mendukung belanja, yang antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan
sosial (24,4% dari total ULN Pemerintah), jasa pendidikan (16,5%), administrasi
pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,5%), konstruksi (14,2%), serta
jasa keuangan dan asuransi (11,4%). Posisi ULN Pemerintah relatif aman dan
terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan
pangsa mencapai 99,8% dari total ULN Pemerintah.

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Januari 2023 tetap terkendali.

Posisi ULN Indonesia pada Januari 2023 tercatat sebesar 404,9 miliar dolar AS.
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ULN Indonesia pada Januari 2023
secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 1,9% (yoy), melanjutkan kontraksi pada
bulan sebelumnya sebesar 4,1% (yoy). Kontraksi pertumbuhan ini bersumber dari ULN
pemerintah dan sektor swasta. Perkembangan posisi ULN pada Januari 2023 juga
dipengaruhi oleh faktor perubahan akibat pelemahan mata uang dolar AS terhadap
mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah.

Pada bulan Januari 2023, posisi ULN pemerintah tercatat sebesar 194,3 miliar dolar
AS, atau secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 2,5% (yoy), lebih rendah
dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 6,8% (yoy).
Perkembangan ULN tersebut terutama didorong oleh peningkatan penempatan
investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional
seiring sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang makin meningkat.
Pemerintah terus berkomitmen untuk mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan
akuntabel, termasuk menjaga kredibilitas dalam pemenuhan kewajiban pembayaran
pokok dan bunga utang secara tepat waktu. Sebagai salah satu komponen dalam
instrumen pembiayaan APBN, ULN berperan penting untuk mendukung upaya
Pemerintah dalam pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas, khususnya
dalam rangka menopang dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid di
tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global. Dukungan tersebut antara lain
mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (24,0% dari total ULN
pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8%),
jasa pendidikan (16,7%), konstruksi (14,3 %), dan jasa keuangan dan asuransi (10,4%).
Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN
memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,7% dari total ULN
pemerintah.
Dengan demikian utang Indonesia terhadap luar negri mengalami naik turun tergantung
kebijkan ekonomi Indonesia mengaturnya selama masih aman dan terkendali indonesia
tetap mengelola resiko terkait utang luar negri dimana tetap melakulan reformasi
truktural dan kebijakan ekonomi yang tepat guna memperkuat pertumbuhan ekonomi
yang nantinya risiko keuangan dimasa depan tetap aman dan terkendali .

Anda mungkin juga menyukai