Anda di halaman 1dari 2

Jingga Ramadhintya_072111333008

RESUME KULIAH TAMU KRITIK TERHADAP KAPITALISME DAN


PANDANGAN BERNIE SANDERS

Tajuk utama dalam diskusi ini adalah tentang kritik terhadap kapitalisme yang berasal dari
Amerika Serikat. Topik ini berasal dari buku yang ditulis oleh Bernie Sanders yang berjudul
“It’s OK to Be Angry about Capitalism”. Buku ini berisi kritik terhadap kapitalisme dan
mengungkapkan bahwa merasakan ketidakadilan karena sistem tersebut sangatlah wajar. Ada
dua narasumber dalam diskusi ini, diantaranya adalah Airlangga Pribadi, Ph.D, Dosen Ilmu
Politik dari Universitas Airlangga, dan Muhammad Ridha, Staf Khusus Ideologisasi dan
Kaderisasi Partai Buruh. Diskusi dipandu oleh moderator, yaitu Dida Darul Ulum, M.Ud,
yang merupakan Peneliti dari Megawati Institute.

Anggota Partai Buruh, Muhammad Ridha mengungkapkan bahwa Bernie Sanders mengaku
sebagai seorang demokratis sosialis. Sebagai aktivis, Berni memecahkan anggapan-anggapan
bias dalam pemilihan umum. Namun, politik dalam mencari nafkah bagi kebanyakan orang
dianggap sebagai hal yang biasa, yang membuat kontes politik terlihat seperti kerangka
umum atau sesuatu yang lumrah. Bernie mempertanyakan stigma ini dan menciptakan agenda
politik yang sangat konkret, meskipun konfigurasi politik yang kuat sulit untuk dilepaskan
dalam politik Amerika. Di samping itu, Bernie membuka peluang baru untuk pemilihan
umum yang biasa dianggap sebagai pemilihan orang miskin.

Bernie memecah paradigma umum yang ada dalam pikiran masyarakat mengenai pemilu
dengan menyatakan pandangannya. Ia dianggap memiliki kesamaan dengan Trump dalam hal
populisme, padahal pandangan Bernie sangat berbeda dengan populisme kanan yang mencari
musuh eksternal sebagai penyebab masalah dalam sistemik di Amerika. Bernie justru
menempatkan masalah Amerika sebagai masalah sistemik yang tidak bisa dipisahkan dari
figur dalam internal sistem tersebut. Sudah sangat jelas bahwa Bernie memiliki logika yang
sangat berbeda dengan pandangan populis kanan yang lebih cenderung menyalahkan budaya
asing sebagai penyebab masalah sistemik ini. Walaupun begitu, ada beberapa negara pemilih
republican yang justru simpati terhadap visi dan gagasan Bernie. Dalam pandangan Bernie, ia
membawa gagasan electoral yang sudah lama hilang dari tradisi kiri pasca tahun 1945.
Dengan adanya Bernie, polarisasi yang terjadi selama ini bisa mencair dan membentuk pola
baru dalam struktur pemerintahan.

Bernie tidak dilihat sebagai sosial demokrat versi Eropa, melainkan berpadangan kiri jauh,
dengan praktik politik yang mirip dengan figura politik radikal kiri di Amerika dan Eropa
Barat. Meskipun dianggap ortodoks atau kuno oleh sebagian orang, Bernie memiliki
komitmen kuat pada agenda politiknya dan memperjuangkan nilai-nilai yang dianggap
penting. Bernie berusaha memenangkan retorika dan implementasi kebijakan yang
menurutnya dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat. Meskipun terkadang
dianggap kontroversial, argumen Bernie dapat diterima oleh kelompok politik yang lebih
luas. Dalam bukunya, Bernie menarik konsep demokrasi sosialis yang mengkritik sistem
Jingga Ramadhintya_072111333008

kapitalisme judu yang dianggap berjalan di Amerika. Bernie ingin membongkar asumsi
bahwa menjadi sosialis atau mengkritik sosialisme bukan berarti alienasi terhadap Amerika.

Bernie Sanders mengungkapkan pandangannya yang relevan dengan situasi Amerika saat itu.
Dia menyadari bahwa 90% pekerja Amerika miskin, sementara hanya 8% orang kaya yang
dapat menikmati sistem ekonomi yang ada. Sistem ini tidak menguntungkan warga Amerika
secara keseluruhan. Politik saat ini hanya menghibur tanpa memiliki substansi. Media
terkadang hanya memperlihatkan hal-hal yang viral daripada fakta politik. Sistem saat ini
hanya menguntungkan orang kaya saja. Bernie Sanders mengkritik politik liberal dan
kapitalisme yang memberikan keuntungan bagi borjuasi. Ketika ekonomi tidak dapat diatur
oleh negara demokratis, korporasi mengambil alih. Diskusi ini membuka ruang alternatif
dalam politik pragmatis.

Kemudian dalam kaitannya dengan serikat pekerja, disinggung juga mengenai urgensi
pembentukan serikat mahasiswa bagi mahasiswa magang di program MBKM Kampus
Merdeka. Ridha mengungkapkan bahwa setidaknya mahasiswa harus menyasar kepada
pemangku kebijakan. Mahasiswa belum memiliki tempat karena memang belum ada ruang
untuk mereformasi kebijakan yang ada. Ridha menekankan pentingnya serikat mahasiswa
namun bukan untuk semata “melindungi” mahasiswa dari eksploitasi tenaga kerja, namun
lebih kepada kesadaran mahasiswa mengenai kebijakan dan regulasi pemerintah yang
merugikan. Magang seharusnya menjadi wadah eksplorasi dan bukan pemanfaatan tenaga
kerja semata.

Anda mungkin juga menyukai