Benzodiazepin merupakan kelas yang mencakup sejumlah besar obat yang memiliki struktur
kimia yang mirip dan memiliki kerja ansiolotik sampai sedatif terhadap SSP. Klordiazepoksida
merupakan obat golongan ini yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an, diikuti oleh
diazepam, flurazepam, dan oksazepam. Sejak saat itu, sejumlah obat golongan ini telah
diperkenalkan. Dalam Martindale edisi terakhir (1999), sedikitnya terdapat 43 obat benzodiazepin
(Tabel 1). Sebagian besar obat tersebut ditemukan pada bagian hipnotik sedatif ansiolitik dan
antipsikotik; satu, klonazepam terdapat pada bagian antiepilepsi. Di antara 43 obat benzodiazepin
tersebut, hanya 12 yang juga terdapat dalam Physicians Desk Reference edisi terakhir (2002) (Tabel
1; 8); yang mengindikasikan persetujuan untuk digunakan di Amerika Serikat.
Banyak benzodiazepin sekarang dibuat oleh lebih dari satu industri farmasi atau lebih dari
satu cabang industri farmasi sehingga memiliki lebih dari satu nama dagang. Contoh salah satu
nama dagang disajikan pada Tabel 1, disertai dengan produsennya.
Efek depresif SSP menghasilkan efek ansiolitik, relaksan otot, hipnotik, amnesia antigrade,
antikonvulsan, dan sedatif yang menunjukkan kegunaan terapeutik benzodiazepin (Tabel 2).
Meskipun dosis tepat salah satu benzodiazepin akan menghasilkan berbagai efek itu, beberapa
benzodiazepin lebih cocok digunakan untuk kegunaan tertentu dibandingkan dengan yang lain.
Secara umum, hal itu diatur oleh waktu paruh terapeutik obat tersebut. Benzodiazepin digolongkan
secara umum menjadi obat kerja-pendek (0-6 jam), kerja sedang (6-24 jam), atau kerja panjang
(>24 jam); akan tetapi, beberapa sumber hanya membaginya menjadi kerja pendek (0-24 jam) dan
kerja panjang (>24 jam). Benzodiazepin yang digunakan sebagai antikonvulsan termasuk obat kerja
panjang dan cepat untuk memasuki otak. Benzodiazepin kerja pendek sampai sedang lebih disukai
untuk penanganan insomnia. Benzodiazepin kerja pendek digunakan sebagai obat praanestesi untuk
mendapatkan efek sedasi sebelum dilakukan pembedahan. Benzodiazepin kerja panjang atau kerja
pendek multidosis secara umum digunakan sebagai ansiolitik. Kegunaan benzodiazepin yang tertera
pada Martindale, dilengkapi dengan waktu paruh, rute pemberian, dan rentang dosis normal,
disajikan pada Tabel 3.
Mengantuk, sedasi, dan ataksia merupakan efek merugikan yang paling sering terjadi pada
saat penggunaan benzodiazepin. Secara umum, efek tersebut menurun pada pemakaian berlanjut
dan muncul dari efck depresif SSP benzodiazepin. Efek merugikan yang lebih sedikit terjadi antara
lain vertigo, sakit kepala, depresi mental, kebingungan, gangguan bicara, tremor, perubahan libido,
gangguan penglihatan, retensi urine, gangguan pencernaan, perubahan salivasi, dan amnesia.
Kejadian yang jarang meliputi eksitasi paradoksis yang memicu sikap bermusuhan dan agresif,
reaksi hipersensitivitas, ikterus, dan gangguan darah. Pada dosis yang sangat tinggi, dapat terjadi
hipotensi, depresi pernapasan, koma, dan terkadang kematian.
3. Farmakokinetika Dasar
Benzodiazepin merupakan obat yang biasanya bersifat lipofilik. Namun, dalam kelas ini,
lipofilisitas yang diukur sebagai koefisien minyak:air dapat berbeda hingga rentang lebih dari 50
kali lipat. Karena lipofilisitasnya, benzodiazepin terikat kuat dengan protein plasma (70-99%) dan
memiliki volume distribusi yang relatif besar (0,3-22 L/kg) (Tabel 4). Pada umumnya, persentase
pengikatan dengan protein plasma dan volume distribusi meningkat seiring dengan peningkatan
koefisien partisi minyak:air.
Sebagai suatu kelas obat, benzodiazepin memiliki banyak sifat. Terdapat perbedaan struktural
di antara anggota kelas ini, dan perbedaan tersebut akan memengaruhi cara metabolisme
benzodiazepin, dan dengan demikian memiliki pengaruh pada kerentanan masing-masing terhadap
interaksi obat.
Setelah sintesis awal klordiazepoksida yang dilakukan oleh Sternbach pada tahun 1957, dan
pengenalannya sebagai obat pada tahun 1961, sejumlah benzodiazepin telah diperkenalkan ke
pasaran. Modifikasi awal meliputi perubahan substituen pada cincin diazepin. Modifikasi pada rute
ini pertama-tama menghasilkan pembentukan diazepam, flurazepam, dan oksazepam. Modifikasi
tersebut terus berlangsung selama bertahun-tahun dan menghasilkan sejumlah senyawa 1,4-
benzodiazepin (Tabel 5). Substitusi benzena dengan gugus tieno menghasilkan senyawa 1,4-
tienodiazepin (Gambar 2 dan 3; Tabel 6). Pembentukan cincin dari gugus oksazolo (Gambar 2;
Tabel 6) atau gugus oksazino (ketozolam pada Gambar 3; Tabel 6) pada posisi 4,5 dari diazepin
telah dilakukan dan benzodjazepin generasi lebih baru memiliki gugus triazolo atau imidazo yang
terbentuk pada posisi 1,2 (Gambar 2; Tabel 6). Sementara sebagian besar benzodiazepin memiliki
substituen fenil pada posisi 5 dari cincin diazepin, bromazepam memiliki substituen 2-piridinil, dan
tetrazepam memiliki substituen 1-sikloheksen-1-il pada posisi tersebut (Gambar 3; Tabel 6).
Bentazepam, dengan suatu gugus benziltieno yang menyatu dengan cincin diazepin, dan brotizolam
dengan gugus tieno dan triazolo merupakan senyawa 1,4- tienodiazepin yang khas (Gambar 3;
Tabel 6).
Penelitian mengenai aktivitas struktur telah menunjukkan beberapa persyaratan penting yang
diperlukan untuk menghasilkan efek SSP yang dimediasi oleh benzodiazepin. Suatu gugus penarik
elektron diperlukan pada posisi 7 dari gugus benzena (atau tieno) (R10 untuk oksazolo dan R8
untuk triazolo atau imidazo). Gugus penarik elektron itu biasanya gugus halida (klorida, dan
terkadang bromida) atau gugus nitroso. Suatu gugus penarik elektron pada posisi 2' dari substituen
5-fenil dikaitkan dengan peningkatan potensi dan penurunan waktu paruh. Substituen klorida atau
fluorida telah digunakan untuk tujuan itu.