Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi
global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. SDGs sudah mengakomodasi secara holistik berbagai pilar pembangunan, tidak hanya pilar ekonomi dan sosial, namun juga pilar lingkungan serta hukum dan tata kelola. Sustainable Development Goals (SDGs) dirancang dengan melibatkan seluruh aktor pembangunan, baik itu Pemerintah, Civil Society Organization (CSO), sektor swasta, akademisi, dan sebagainya. Kurang lebih 8,5 juta suara warga di seluruh dunia juga berkontribusi terhadap tujuan dan target SDGs. Salah satu tujuan di SDGs mengenai kesehatan yaitu: 1. Meningkatakan kesehatan ibu 2. Menurunkan kematian balita 3. Penanganan berbagai penyakit menular 4. Mengurangi kematian akibat penyakit yang tidak menular Sedangkan saat ini pandemi covid-19 sedang berlangsung dan mengakibatkan beberapa juta orang meninggal. Menurut World Health Organization (WHO), kasus meninggal yang disebabkan oleh covid-19 sekitar 6.142.735. Hal ini bertentangan antara tujuan dan kondisi saat ini. Dengan hal tersebut maka perawat harus berkomtribusi dalam menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh covid-19.
Sesuai dengan tujuan diatas sangat terlihat bahwa indikator suksesnya
pembangunan berkelanjutan 2030 ini dilihat dari faktor kesehatan yang harus segera dipenuhi karena berkaitan dengan generasi mendatang. Sebagai profesi keperawatan pasti adanya rasa peduli untuk mengubah orientasi serta menggunakan fungsi dan perannya dalam pencapaian target SDGs pada tahun 2030. Berbicara terkait profesi perawat, profesi perawat di Indonesia mengalami perkembangan yang demikian pesat. Perkembangan tersebut memberi dampak berupa perubahan sifat pelayanan keperawatan dari pelayanan vokasional menjadi profesional yang berpijak pada penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Perubahan ini tidak serta merta diterima oleh masyarakat. Maka tentunya harus menumbuhkan sikap optimis pada diri perawat, yang diikuti dengan pembuktian eksistensi profesi keperawatan (Kusnanto, 2004).
Perawat mempunyai paradigma keperawatan yang bisa digunakan dalam
menangani tantangan selama pandemic covid-19. Menurut Gaffar (1997), paradigma keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian, paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan. Paradigma keperawatan terbentuk atas empat unsur, yaitu: manusia atau klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Kempat unsur/elemen ini saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lainnya. Unsur-unsur yang membentuk paradigma keperawatan inilah yang membedakan dengan paradigma teori lain. Teori keperawatan didasarkan pada keempat konsep tersebut, yakni:
1. Manusia atau klien sebegai penerimaan asuhan keperawatan (individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat). 2. Lingkungan yakni: keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi klien. Hal ini meliputi lingkungan fisik. 3. Kesehatan; meliputi derajat kesehatan dan kesejahteraan klien. 4. Keperawatan, atribut, karakteristik dan tindakan dari perawat yang memberikan asuhan bersama-sama dengan klien.
Ke empat pardigma tersebut berhubungan sangat erat dan dapat mewudukan SDGs 2030 di masa mendatang. Perawat vokasional dapat menerapkan konsep tersebut untuk mencapai tujuan SDGs. Daftar Pustaka
1. Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi Dan Praktik Keperawatan