Anda di halaman 1dari 8

Pembenihan Ikan Mas Koki

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


            Bisnis ikan hias memang mampu memberikan jaminan keuntungan yang lebih dari cukup
bagi petani pengelolanya. Selain harganya yang relatif tinggi siklus pemijahannyapun relatif
lebih pendek.  Hal ini tidak terlepas dari pengelolaan dan penanganan yang baik pula.
Saat ini, ekspor ikan hias dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang signifikan. Apabila
dilihat dari volume ekspor pada tahun 1998 yang hanya berjumlah 192 ton dan pada tahun 2002
berjumlah 3.513 ton yang berarti kenaikan pertahun rata-rata sekitar 343,6 % ( Dirjen Perikanan
Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan 2003 ).
            Meningkatnya pemasaran komoditas ikan hias tidak lain karena banyak yang
menggemari usaha memelihara ikan hias di akuarium untuk menghiasi ruangan rumah. Melalui
jenis, warna, ukuran dan bentuk tubuhnya, ikan hias ini memegang peranan yang penting untuk
menambah kesejukan, keindahan, dan kesegaran lingkungan.
            Banyak masyarakat beranggapan bahwa memelihara ikan hias sangat baik bagi
kesehatan. Sebagian besar mereka beranggapan bahwa bentuk, warna, sifat, dan gerak-gerik
tubuh ikan hias ketika berenang dikolam atau dalam akuarium yang didekorasi dengan apik
dapat menentramkan hati, menyembuhkan tekanan
darah tinggi maupun stress yang disebabkan karena berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari.

1.2. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mempelajari teknik pembenihan Ikan Mas Koki.
2. Mengetahui kelebihan budidaya Ikan Mas Koki.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi
Sistematika ikan mas Koki adalah :
                                                                     Kelas       : Osteichthyes
                                      Sub Kelas              : Teleostei
                                      Ordo                       : Cypriniformes
                                      Sub ordo                : Cyprinoidea
                                      Famili                     : Cyprinidae
                                      Genus                    : Carassius
                                      Spesies                  : Carassius auratus

Gambar 1. Ikan Mas Koki

2.2 Morfologi Ikan Mas Koki


Mas Koki memiliki tubuh gendut pendek, punggung agak bongkok, sirip yang lengkap seperti
sirip punggung, sirip dada, sirip perut, dan sirip ekor. Bentuk badan mas Koki biasanya pendek
dan gempal yang menjadi salah satu ciri khas tersendiri.
Dibawah ini adalah ciri-ciri calon induk mas Koki yang siap dijadikan induk:
1. Umur calon induk minimal 8 bulan, tetapi yang lebih baik berumur 1 tahun.
2. Sehat dan tidak mengalami stress.
3. Tubuhnya tidak ada luka.
4. Tidak sedang terserang penyakit atau parasit.
5. Tubuhnya normal dan tidak cacat.
2.3 Habitat dan Penyebarannya
Habitat Ikan Koki adalah air yang tergenang, aliran airnya lambat, dangkal , bersih dan biasanya
berada didaerah sungai atau danau. Mas Koki dapat bertahan hidup pada air ber pH 6-7 dengan
suhu 27-300 C, kandungan oksigen terlarut ≥ 5 ppm.
2.4 Jenis-Jenis Koki
Saat ini varietas koki menyusut, dari ratusan menjadi lima belas saja yang dikenal dan digemari
orang. Jenis-jenis itu sebagai berikut.
a.    Lion Head (Kepala Singa)
Koki jenis ini paling digandrungi hobiis dan harganya relative tinggi, tentu saja yang kualitasnya
memenuhi standar kontes. Koki ini memiliki tubuh gendut dan pendek. Keindahan dan
keunikannya terletak pada kepalanya yang berjambul mirip kepala singa (lion head). Selain itu,
ciri khas lainnya adalah punggungnya yang bengkok dan tak bersirip. Sirip dada, perut dan ekor
umumnya pendek. Hanya varian lion head slayer yang memiliki sirip ekor panjang menjuntai
mirip selendang dengan warna kuning keemasan.
b.    Pearl Scale (Sisik Mutiara)
Selain lion head, pearl scale (terutama yang berjambul) juga banyak dicari orang. Sisik mutiara
memeang mempunyai dua jenis, yakni yang berjambul (mutiara jambul) dan tidak berjambul
(mutiara pingpong atau tikus). Koki ini memiliki sisik benjol-benjol seperti mutiara (pearl), yang
umumnya berwarna putih kemerahan hingga kuning emas dengan warna dasar merah atau
jingga. Sebenarnya, banyak sekali ragam warnanya, tetapi yang paling langka adalah yang
berwarna hitam polos.
c.    Tosa (Si Ekor Rumbai)
Tosa paling mudah dijumpai di pasaran dan dikalangan pembudidaya. Strain ini sering juga
disebut kokitosa. Bentuk tubuhnya membundar dengan ciri khas sirip punggung, sirip perut, dan
sirip ekornya relative panjang. Bahkan jika pemeliharaan dan pertumbuhannya baik, sirip ekor
ikan ini bisa melebihi panjang tubuhnya. Ketika berenang, ekornya yang panjang akan
melambai-lambai mengikuti arus air.
d.    Pencer (Oranda)
Koki ini sekilas mirip dengan lion head. Jambul di kepalanya berwarna merah hingga jingga.
Diduga lion head merupakan perkembangan dari oranda. Yang membedakan kedua jenis ini
adalah adanya sirip punggung pad oranda. Sirip dada dan sirip ekornya juga lebih panjang
daripada sirip yang dimiliki lion head. Warna tubuh oranda bermacam-macam. Bentuk tubuhnya
pendek dan gemuk agak membulat, berkombinasi dengan sirip-sirip yang panjang melambai-
lambai.
e.    Calico (Kaliko)
Cirri utama kaliko adalah kombinasi warna yang beraneka ragam. Dari jenis koki, kaliko adalah
yang paling kaya akan warna. Uumnya, kombinasi warna tersebut merupakan perpaduan antara
warna hitam, putih, jingga, biru, dan merah. Warna-warna terebut berpadu secara acak dan tidak
beraturan. Semakin lengkap dan serasi perpaduan warnanya, harganya juga akan semakin mahal.
f.     Bubble Eye (Mata Balon)
Koki ini mempunyai keunikan berupa gelembung mirip balon yang menggantung dibawah
matanya. Gelembung ini akan bergoyang-goyang ketika koki berenang. Bentuk fisik hamper
sama denga koki lainnya, tubuhnya montok dengan sirip ekor mekar bercabang empat.
g.    Sukiyu (Pompon)
Secara umum, bentuk koki ini sama dengan jenis lion head. Ciri yang membedakannya adalah
pada koki pompon terdapat jaringan seperti lumut dihidungnya, menyerupai kumis. Warna koki
pompon masih sama dengan yang lain yaitu merah, putih, dan kaliko.
h.    Fan Tail (Si Ekor Kipas)
Bentuk tubuh dan kepalanya memiliki kesamaan dengan koki tosa. Hanya, sirip punggung dan
ekornya lebih pendek. Sirip ekornya ini menyerupai kipas sehingga disebut koki ekor kipas (Fan
Tail).
i.      Tosakin
Jenis ini juga hamper menyerupai koki tosa. Keistimewaannya adalah warna ekornya yang
meriah menyerupai ekor burung merak.

 
III. PEMBAHASAN

3.1 Perawatan Calon Induk


Bakalan induk yang terpilih sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis kelaminnya. Indukan koki
akan siap dipijahkan setelah berumur 6-7 bulan. Selam dipisahkan, bakalan induk tersebut harus
dirawat secara benar agar mendpatkan induk yang bagus. Pada dasarnya, merawat bakalan tidak
jauh berbeda dengan merawat koki atau ikan hias pada umunya.
Sebelum melakukan perawatan bakalan induk, pembudidaya haru menyiapkan kolam pemisahan
bakalan induk yang berukuran 4 x 6 m. kolam ini sebaiknya pernah dipakai dan berlumut, tetapi
sebelumnya lumutnya harus dibersihkan dan dikurangi terebih dahulu. Setelah itu kolam
dikeringkan dan di jemur pada panas matahari kuarang lebih selama 2-3 hari. pengeringan ini
bertujuan untuk mematikan bibit penyakit yang dapat menyerang koki selama perawatan.
Selanjutnya, air dimasukkan kedalamya. Ketinggian air dikolam ini cukup 20-30 cm. sebaiknya
air yang digunakan adalah air sumur yang sudah diendapkan selama 24 jam agar pH dan suhunya
normal. Koki sebaiknya dimasukkan kedalam kolam saat suhu air rendah, yaitu pada pagi atau
sore hari. Tujuanya untuk mengurangi stress pada koki saat dipindahkan. Kenaikan atau
penurunan suhu yang perlahan pada pagi atau sore hari akan memudahkan koki beradaptasi.
Bakalan induk yang bisa dimasukkan kedalamnya sebanyak 50 ekor.
Jika bakalan induk adalah hasil dari kolam sendiri, pemindahannya dapat dilakukan dengan
menggunakan ember plastik. Caranya,masukkan ember kedala kolam sampai bibirnya
tenggelam, biarkan koki berenang keluar dengan sendirinya. Jika bakalan induk diperoleh
dengan membeli dari orang lain, pemindahannya dilakukan dengan melakukan adaptasi terlebih
dahulu. Caranya, masukkan kantong plastik yang berisi koki kedalam kolam, biarkan selama 30
menit. Setelah 30 menit, suhu air didalam kantong plastik akan sama dengan suhu air di kolam.
Kemudian, pengikat kantong plastic dapat dilepaskan dan dibiarkan koki keluar dengan
lingkungan barunya. Selama melakukan perawatan, yang harus diperhatikan adalah pemberian
pakan, pergantian air, penyortiran dan pencegahan timbulnya penyakit pada koki.
3.2 Pemberian Pakan
Setelah dilepaskan ke kolam yang baru, koki jangan langsung diberi makan. Biarkan koki
tersebut mengenal lingkungan barunya terlebih dahulu. Frekuensi pemberian pakan yang ideal
adalah dua kali sehari, yaitu pada pukul 10.00 pagi dan pukul 15.00 sore. Frekuensi ini di anggap
ideal karena koki adalah jenis ikan yang mencari makan pada siang hari dan pada jam-jam
tersebut kandungan oksigen di air sedang tinggi sehingga memacu nafsu makan koki.
3.3 Penggantian Air
Penggantian air sebaiknya dilakukan satu minggu sekali dengan tetap memantau kondisi air. Jika
suhu dan pH air mengalami perubahan atau air sudah tampak keruh, pergantian air harus
dilakukan sebelum satu minggu. Pergantian air kolam yang terlalu sering tidak bagus untuk
bakalan induk koki karena dapat melunturkan warnanya dan akan memaksa koki untuk terus
beradaptasi dengan air yang baru. Namun, jika pergantian jarang dilakukan, bibit penyakit
mudah muncul.
3.4 Penyortiran
Tindakan penyortiran dimaksudkan untuk memilih bakalan yang unggul sekaligus untuk
melakukan penjarangan. Setelah satu bulan dipelihara bakalan induk koki akan mengalami
pertumbuhan yang amat pesat, sehingga populasinya harus dikurangi. Tindakan penyortiran
dilakukan minimal setiap bulan hingga koki berumur enam bulan dan koki siap di pijahkan.
3.5 Persiapan Kolam Pemijahan
Kolam pemijahan berukuran 1 x 4 m. fungsinya untuk mempertemukan induk jantan dan betina
yang telah siap kawin. Sebelum melakukan proses pemijahan, terlebih dahulu kolam dibersihkan
dari kotoran dan lumut. Kolam dikeringkan dan dijemur di panas matahari kurang lebih 2-3 hari
untuk mematikan bibit penyakit yang tertinggal didalamnya. Selain itu, penjemuran akan
membuat air terasa segar dan hangat ketika dimasukkan kedalam kolam.
Air dimasukkan kedalam kolam hingga ketinggian kurang lebih 20-25 cm. pada ketinggian ini
seluruh air kolam akan mendapatkan sinar matahari yang cukup sehingga suhu air tetap hangat.
Setelah itu, kedalam kolam perlu dimasukkan tanaman air sebagai substrat pelekatan telur koki.
3.6 Persiapan Calon Induk
Setelah koki berumur 6-7 bulan, pemijahan mulai dapat dilakukan. Sebelu memijahkan koki,
perhatikan cirri-ciri bakalan induk jantan dan betina. Ciri-ciri jantan yang siap memijah adalah
sudah saling mengejar dan menggangu koki lainnya. Ciri lainnya adalah keluarnya cairan mani
berwarna putih seperti santan atau susu dari lubang pengeluarannya. Cairan ini akan keluar jika
perut koki sedikit ditekan kearah lubang pengeluaran. Keluarnya cairan ini merupakan pertanda
bahwa sel kelamin koki telah matang sehingga sipa dipijahkan.
Ciri koki betina yang siap memijah adalah perutnya teras empuk dan lembek saat diraba. Jika
perutnya terasa keras, berarti telur koki belum matang. Ciri lainnya, perut koki akan tampak
membesar, lubang kelamin membengkak dan berwarna kemerahan, serta telur mudah keluar jika
perut koki sedikit ditekan.
3.7 Seleksi induk
Beberapa pertimbangan yang dipakai untuk melakukan seleksi induk adalah bentuk fisik, ukuran
berat, umur, tingkat kesehatan, dan kematangan gonad.  Sekalipun ikan mas Koki diperairan
tropis cenderung cepat matang gonad, namun umur ideal yang layak dan produktif untuk dipijah
adalah 1 tahun dan beratnya telah mencapai 100 g/ekor. Induk yang akan dipijahkan harus sehat
secara fisik, yaitu tidak terinfeksi oleh penyakit parasit.
3.8 Proses Pemijahan
Setelah kolam pemijahan siap digunakan dan bakalan induk dipilih, pindahkan bakalan induk
kedalam kolam pemijahan. Pemindahan induk ini sebaiknya dilakukan pada sore hari karena
pada malam harinya koki jantan akan mengejar-ngejar koki betina sambil sekali-sekali
menyentuh bagian belakang betina. Jika kondisi demikian terjadi, itu berarti pemijahan akan
terjadi. Pada pagi harinya koki betina akan membalikkan tubuhnya sembil melepaskan telur,
sedangkan koki jantan segera akan melepaskan sperma untuk membuahinya. Telur koki bersifat
adhesif, yaitu akan menempel dibenda lain yang telah disediakan sebagai substrat pelekatan
telur. Telur yang dihasilkan satu pasang induk koki dapat mencapai 1000-2000 butir, bahkan
koki tosa dan black moor dapat mencapai hingga 8000 butir. Kedua induk dapat dipijahkan
kembali sekitar 20  hari kemudian.
3.9 Penetasan Telur
Dalam waktu 3-4 hari telur akan menetas menjadi burayak. Penetasan ini tergantung pada suhu
air. Semakin hangat air, semakin cepat telur menetas. Telur yang tidak menetas, baik yang
menempel disubstrat maupun yang tenggelam didasar kolam, harus segera dibuang. Telur yang
tidak menetas ini dapat mengurangi pasokan oksigen didalam air dan membusuk menjadi sarang
penyakit.
Sambil menunggu menetas, telur dapat dirawat seperlunya dengan mengganti air kolam.
Penggantian air ini tidak dilakukan secara total, cukup separuh air kolam. Pergantian dilakukan
dengan menggunakan selang plastik. Arus yang ditimbulkan oleh penambahan air baru jangan
sampai mengenai telur yang menempel disubstrat karena telur akan terlepas dan tidak akan
menetas.
Sebelum berumur 6 hari burayak idak perlu diberi pakan karena masih mempunyai cadangan
pakan dalam kantong kuning telurnya. Setelah itu barulah burayak diberi pakan kutu air.
3.10 Pendederan
Setelah berumur 2 minggu, benih koki di pindahkan dari kolam pemijahan ke kolam pendederan.
Untuk satu kolam pendederan berukuran 4 x 6 m, jumlah populasi yang bisa dimasukkan
sebanyak 1000 ekor koki. Dikolam pendederan, benih mulai diberi pakan cacing sutera (tubifex)
yang disaring dengan saringan berdiameter 0,5 mm. pemberian cacing sutera ini berguna untuk
menggemukkan dan memacu pertumbuhan koki. Stelah berumur 20 hari, sebagian benih koki
sudah dapat dijual kepasar untuk dibesarkan oleh pembudidaya lain.

V. KESIMPULAN

Meskipun pembenihan ikan koki relatif sulit dilakukan namun dengan memperhatikan kualitas
air, makanan, dan kriteria pendukung lainnya dengan baik maka keberhasilan pembenihan ikan
koki ini akan dapat tercapai. Keberhasilan pembenihan ikan koki harus diikuti dengan persiapan
dan keuletan untuk merawat benih-benih koki.
Jika dikaitkan dengan analisa usaha  maka pembenihan ikan koki ini diharapkan dapat menjadi
suatu prospek usaha perikanan yang potensial untuk dikembangkan oleh siapa saja yang
berminat, dengan mengetahui teknik pembenihan dan cara penanganan benih yang baik. Karena
ikan mas koki ini merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi baik benih
maupun induk, di pasar lokal maupun internasional.

DAFTAR PUSTAKA
Daelami Deden A.S. 2001. Agar Ikan Sehat. Jakarta : Penebar Swadaya.

Hermanto, Ning. 2004 Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan dengan Mahkota


Dewa.  Penebar Swadaya.

Lesmana Darti S dan Iwan Darmawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta :
Penebar Swadaya.

Lesmana Darti S. 2003 Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Jakarta : Penebar
Swadaya.

Sayuti. 2003. Budidaya Koki. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.

Warta Budidaya Edisi 8 Tahun 2005.

Anda mungkin juga menyukai