Anda di halaman 1dari 54

Bunga Fisikanta Bukit,S.Si,M.

Si lahir di Medan

Modul Praktikum Gelombang,Bunga Fisikanta Bukit


19 September 1992. Riwayat pendidikan.
Lulus S1 Fisika FMIPA Unimed pada Tahun
2013. Pada Tahun 2015 lulus Magister Fisika
dari ITB Bandung. Pada Tahun 2019
melanjutkan Studi S3 Fisika di USU Medan.
Pada Tahun 2017 menjadi Dosen di
Universitas Quality Berastagi

ISBN 9786239119638

Bunga Fisikanta Bukit


SSS.Si,M.Si
MODUL PRAKTIKUM
FISIKA
GELOMBANG

BUNGA FISIKANTA BUKIT,S.Si,M.Si

i
Penulis : Bunga Fisikanta Bukit,S.Si,M.Si

ISBN : 978-623-91196-3-8
Editor : Nurdin Bukit

Penyunting : Erna Frida

Disain sampul dan Tata Letak :


Aprillia Anggraini Bukit

Penerbit : Phyisical Society of Indonesia Sumut

Redaksi :

Laboratorium Fisika Universitas Negeri Medan ,


Jln Williem Iskandar Psr V Medan Estate. Indonesia
20211
Email : Icapma 2019@gmail.com

Cetakan Pertama , April 2020

Hak Cipta dilindungi undang-undang dilarang


memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan
cara apapun tanpa ijin penerbit

ISBN 9786239119638

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan berkat-Nya
yang telah memberikan kesehatan kepada kami sehingga
penulisan buku Modul Praktikum Fisika Gelombang ini
membantu mahasiswa dalam melakukan praktikum di
laboratorium Fisika yang telah disesuaikan dengan
Silabus dan RPS Fisika Gelombang yang dilaksanakan
di Universitas. Teori dalam modul ini relatif singkat,
sehingga untuk lebih dimengerti para mahasiswa
diharapkan membaca teori dari buku-buku fisika lainnya
terlebih dahulu .
Untuk lebih lancarnya sebelum melakukan Praktikum
Fisika Gelombang, terlebih dahulu para mahasiswa harus
membaca teori agar siap untuk diresponsi oleh Dosen
/Asisten sebagai nilai awal dari mahasiswa
bersangkutan. Demi kesempurnaan modul praktikum ini,
penulis dengan tangan terbuka selalu menerima saran-
saran yang bersifat membangun dan membantu
perbaikan perbaikan dalam Modul Praktikum Fisika
Gelombang
Akhirnya kami hanya dapat mohon doa kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa semoga Modul Praktikum Fisika
Gelombang ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan

Berastagi , April 2020

Penyusun
Bunga Fisikanta Bukit,S.Si., M.Si

iii
DAFTAR ISI
Caver judul ………………………………………….i
Kata pengantar ............................................................iii
Daftar Isi .....................................................................iv
Tata tertip Praktukum di Laboratorium……………..v
Lembar Asitensi Laboratorium ……………………..vi
Bab 1. Pemantulan gelombang ...................................1
Bab 2 Pembiasan Gelombang .....................................8
Bab 3 Difraksi Gelombang .........................................17
Bab 4 Interferensi gelombang .....................................23
Bab5. Hubungan Cepat rambat gelombang dengan tali
.....................................................................................30
Bab 6 Hubungan Frekuensi dengan panjang gelombang
Dengan Panjang Gelombang.............................38

Daftar Pustaka ………………………………………46

iv
TATA TERTIB PRAKTIKUM DI
LABORATORIUM

1. Menyerahkan tugas pendahuluan pada asisten


yang bersangkutan.
2. Laboratorium adalah tempat bekerja/praktikum,
oleh karena itu:
a. Berpakaian sopan (tidak dibenarkan
memakai kaos oblong, yaitu kaos tanpa
kerah pada leher) dan harus memakai jas
lab.
b. Tidak diperkenankan memakai sandal.
c. Dilarang makan, minum, mendengarkan
musik atau merokok di dalam
laboratorium.
d. Dilarang membwa barang-barang lain, tas
dan sebagainya, selain alat tulis dan buku
penuntun praktikum di atas meja
praktikum.
e. Kehilangan barang menjadi tanggung
jawab praktikan.
3. Mintalah petunjuk pada asisten, tentang alat-alat
yang harus dipinjam, tuliskan pada bon
peminjaman alat dan mintalah tanda tangan
asisten.
4. Kerjakan tugas pada buku penuntun praktikum
tersebut dan catatlah hasilnya pada lembar data
percobaan yang tersedia.

v
5. Serahkan data percobaan pada asisten dan
mintalah tanda tangan asisten serta buatlah
salinan untuk arsip asisten.
6. Bertanggung jawab atas keutuhan alat-alat yang
digunakan.
7. Ikut memelihara kebersihan laboratorium fisika .
8. Jika praktikan tidak hadir mengikuti praktikum
tanpa pemberitahuan, maka praktikan akan diberi
sanksi (sanksi ditentukan oleh koordinator).
9. Tidak mengikuti praktikum selama dua kali
berturut-turut tanpa pemberitahuan, maka
praktikan dianggap gagal untuk mengikuti mata
kuliah .
10. Jika praktikan sakit, harus menyerahkan surat
dokter (surat keterangan sakit) atau keterangan
orang tua/wali dan praktikum yang tidak diikuti
akan diganti pada waktu lain (waktu ditentukan
oleh koordinator).
11. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi

SELAMAT BEKERJA

vi
LEMBARAN ASISTENSI
LABORATORIUM FISIKA

NAMA :
NIM :
PRODI :
KELOMPOK :
DOSEN PENGASUH MK :
ASISTEN :

No JUDUL TGL TGL KET


PRAKTIK PENYERA
UM HAN
LAPORAN
1 Pemantulan
Gelombang

2 Pembiasan Gelombang

3 Difraksi Gelombang

4 Interferensi
Gelombang

5 Hubungan Cepat
Rambat Gelombang
Dengan Tegangan Tali
6 Hubungan Frekuensi
Gelombang Dengan
Panjang Gelombang

vii
1

Bab I
PEMANTULAN GELOMBANG

A. Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan


prinsip gejala gelombang dan optik dalam
menyelesaikan masalah

B. Kompetensi dasar : Mendeskripsikan gejala


dan ciri-ciri gelombang secara umum

C. Indikator : Mendeskripsikan sifat-sifat


pemantulan gelombang
berdasarkan hasil
percobaan

D. Alat dan Bahan

Nomor Nama Alat/Bahan Jumlah


Katalog
KAL 60 Catu daya 1
FGE 12.04 Set tangki riak 1
FGE 12.05 Keping penghalang 1
lurus
FGE 12.05 Keping penghalang 1
lengkung
FL 20.39/075 Kabel penghubung 2
KAL 96 Saklar 1

E. Teori Dasar
2

Getaran yang dihasilkan suatu sumber getar,


seperti garpu tala, pita suara dan lain-lain dapat
merambat melalui medium yang ada di sekitarnya.
Getaran yang diteruskan ini yang disebut sebagai
gelombang. Jadi gelombang pada dasarnya adalah
gangguan atau getaran yang dirambatkan.
Untuk gelombang dua atau tiga dimensi seperti
gelombang air dikenal istilah sinar gelombang dan
muka gelombang.

Muka gelombang (front wave) didefinisikan sebagai


tempat kedududkan titik – titik yang memiliki fase
yang sama pada gelombang, pada gambar di samping
ini menunjukkan lingkaran-lingkaran tersebut
3

merupakan muka gelombang. Jarak antara muka


gelombang yang berdekatan sama dengan satu
gelombang (λ). Sinar gelombang adalah garis yang
ditarik dengan arah tegak lurus terhadap muka
gelombang

Bila gelombang melingkar merambat terus


kesegala arah maka pada jarak yang jauh dari sumber
gelombang, kita akan melihat muka gelombang yang
hampir lurus, seperti halnya gelombang air laut yang
sampai dipantai. Muka gelombang yang seperti ini
disebut sebagai muka gelombang bidang.

Secara umum sifat sifat gelombang adalah

1) Dapat mengalami pemantulan atau refleksi;

2) Dapat mengalami pembiasan atau refraksi;

3) Dapat mengalami superposisi atau interferensi;

4) Dapat mengalami lenturan atau difraksi, dan;

5) Dapat mengalami pengutuban atau polarisasi.


4

Menurut Hukum Snellius, gelombang datang,


gelombang pantul, dan garis normal berada pada satu
bidang dan sudut datang akan sama dengan sudut
pantul.

F. Tugas Sebelum Percobaan

1. Jelaskan pengertian gelombang!


2. Tuliskan definisi : a. Panjang gelombang
b. frekuensi gelombang
c. Periode
3. Tuliskan perbedaan gelombang transversal dan
gelombang longitudinal!
4. Termasuk gelombang apakah riak yang terjadi
pada permukaan air?

G. Langkah-langkah Percobaan

a. Persiapan
5

1. Siapkan peralatan sesuai dengan


daftar alat
2. Rakit alat seperti gambar
-Hubungkan lampu pada catu daya
-Hubungkan motor pembangkit getar-
an dengan catu daya
-Isi tangki riak dengan air secukupnya
hingga sisi bagian bawah balok pe-
megang motor menyentuh permuka-
an air
3. Hubungkan catu daya dengan sumber
tegangan
4. Pilih tegangan keluaran catu daya
12 volt AC atau DC
6

b. Langkah-langkah pelaksanaan

1. Hidupkan catu daya


2. Pasang penghalang gelombang melengkung
pada jarak 10 cm dari pembangkit
gelombang
3. Tutup saklar dan atur batang pembangkit
gelombang sehingga gelombang permukaan
air terlihat dengan jelas
4. Amati pola gelombang sebelum dan sesudah
dipantulkan dan gambarkan hasil
pengamatan pada kolom hasil pengamatan
5. Buka saklar, kemudian atur letak
penghalang gelombang sehingga membentuk
sudut 45 terhadap gelombang datang
6. Tutup saklar, amati arah gelombang datang
dan gelombang pantulnya, kemudian gambar
pola gelombang tersebut pada kolom hasil
pengamatan
7

H. Data Pengamatan

I. Pembahasan
8

Bab2
PEMBIASAN GELOMBANG

A. Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan


prinsip gejala gelombang dan optik dalam
menyelesaikan masalah

B. Kompetensi dasar : Mendeskripsikan gejala


dan ciri-ciri gelombang secara umum

C. Indikator : Mendeskripsikan sifat-sifat


pembiasan gelombang
berdasarkan hasil percobaan

D. Alat dan Bahan

No. Katalog Nama Alat/Bahan Jumlah


KAL 60 Catu daya 1
FGE 12.04 Set Tangki Riak 1
FLS Kabel Penghubung
1
20.39/075-2 merah
FLS Kabel Penghubung
1
20.39/075-3 hitam
FGE 12.06 Pembias dari Kaca 1
KAL 96 Saklar Tipe Pisau 1

E. Teori Dasar
Pada pembiasan, gelombang yang mengenai bidang
batas antara dua medium, sebagian akan dipantulkan
9

dan sebagian lagi akan diteruskan atau dibiaskan.


Gelombang yang dibiaskan ini akan mengalami
pembelokan arah dari arah semula tergantung pada
mediumnya. Pada medium kedua, cepat rambat
gelombang mengalami perubahan dan perubahan ini
pun tergantung pada mediumnya. Dengan kata lain,
pembiasan gelombang adalah pembelokan arah
lintasan gelombang setelah melewati bidang batas
antara dua medium yang berbeda.
10

Pada gambar diatas diperlihatkan pembiasan cahaya


dari medium udara dengan indeks bias n, ke medium
air yang memiliki indeks bias n2.
Menurut Hukum Snellius tentang pembiasan
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias, terletak
pads satu hidang datar.
2. Sinar yang datang dari medium dengan indeks bias
kecil ke medium dengan indeks bias yang lebih
besar dibiaskan mendekati garis normal, dan
sebaliknya.
3. Perbandingan nilai sinus sudut datang (sin i)
terhadap sinus sudut bias (sin r) dari satu medium ke
medium lainnya selalu tetap. Perbandingan ini
disebut sehagai indeks bias relatif suatu medium
terhadap medium lain. Secara matematis Hukum
Snellius dapat dirumuskansebagai berikut:

n1 sin i = n2 sin r
atau
n2 /n1 = sin i / sin r
11

Dengan n1 adalah indeks bias medium pertama, n2


adalah indeks bias medium kedua, i adalah sudut
dating, dan r adalah sudut bias. Adapun n21 adalah
indeks bias relative medium 2 terhadap medium 1.
Indeks bias mutlak didefinisikan sebagai berikut:
n= c/v
dengan
c= laju cahaya di ruang hampa
v= laju cahaya dalam suatu medium

Indeks bias mutlak ruang hampa (n1 = 1) ke dalam air


(n2), indeks bias n2 menjadi indeks bias mutlak dan
dituliskan sebagai berikut:
n2= sin i / sin r
12

Gambar menunjukkan gelombang air merambat dari


satu medium menuju ke medium lain setelah
melewati bidang batas antara kedua medium,
gelombang tersebut mengalami pembelokan. Pada
peristiwa tersebut terjadi perubahan arah rambat
gelombang dan panjang gelombang λ2 lebih pendek
dari pada λ1.

F. Tugas Sebelum Percobaan

1. Apa yang disebut pembiasan gelombang?


2. Mengapa terjadi pembiasan gelombang?
3. Tuliskan contoh peristiwa pembiasan dalam
kehidupan sehari hari?

G. Langkah-langkah Percobaan
13

a. Persiapan
1) Persiapkan peralatan sesuai daftar alat
2) Rakit alat seperti gambar di samping
- Hubungkan lampu penerang pada catu
daya
- Hubungkan motor pembangkit getaran
dengan catu daya melalui saklar
- Isi tangki riak dengan air secukupnya
hingga sisi bagian bawah balok peme-
gang motor menyentuh permukaan air
3) Hubungkan catu daya dengan sumber
tegangan ( alat masih dalam keadaan
off)
4) Pilih tegangan keluaran catu daya 12 V
14

AC atau DC
5) Periksa kembali rangkaian

b. Langkah-langkah Percobaan
1) Hidupkan catu daya (ON)
2) Pasang pembias gelombang dari kaca
di depan pembangkit gelombang datar
3) Atur tinggi permukaan air pada pembi-
as dari kaca  1 mm dengan cara menam-
bah atau mengurangi air pada tangki riak
4) Tutup saklar pisau dan lakukan peng-
aturan seperlunya pada batang pembang-
kit gelombang sehingga gelombang per-
mukaan air terlihat dengan jelas
5) Amati pola gelombang sebelum dan sesudah
dibiaskan dan gambarkan hasil
pengamatan anda pada kolom hasil
pengamatan.
6) Buka saklar pisau, kemudian atur letak pembias
gelombang sehingga posisinya berubah dari semula.
7) Tutup saklar pisau, ganti arah gelombang datang
dan arah gelombang biasnya, kemudian
15

gambarkan kedua pola gelombang tersebut pada


kolom hasil pengamatan

H. Data Pengamatan

Pola gelombang hasil pengamatan

I. Pembahasan
16

J. Kesimpulan
17

Bab 3
DIFRAKSI GELOMBANG

A. Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan


prinsip gejala gelombang dan optik dalam
menyelesaikan masalah

B. Kompetensi dasar : Mendeskripsikan gejala


dan ciri-ciri gelombang secara umum

C. Indikator : Mendeskripsikan sifat-sifat


lenturan gelombang berdasarkan hasil percobaan

D. Alat dan Bahan

Nomor Nama Alat/Bahan Jumlah


Katalog
KAL 60 Catu daya 1
FGE 12.04 Set tangki riak 1
FGE 12.06 Keping penghalang 1
lurus
FLS Kabel penghubung 1
20.39/075-2 merah
FLS Kabel penghubung 1
20.39/075-3 hitam
KAL 96 Saklar tipe pisau 1

E. Teori Dasar
Pada suatu medium yang serba sama, gelombang
akan merambat lurus. Akan tetapi, jika pada medium
18

tersebut gelombang terhalangi, bentuk dan arah


perambatannya dapat berubah Peristiwa difraksi atau
lenturan dapat terjadi jika sebuah gelombang
melewati sebuah penghalang atau melewati sebuah
celah sempit.

Sebuah gelombang pada permukaan air merambat


lurus. Kemudian, gelombang tersebut terhalang oleh
sebuah penghalang yang memiliki sebuah celah
sempit. Gelombang akan merambat melewati celah
sempit tersebut. Celah sempit seolah-olah merupakan
sumber gelombang baru (prinsip Huygen). Oleh
karena itu. setelah melewati celah sempit gelombang
akan merambat membentuk lingkaran-lingkaran
dengan celah sempit tersebut sebagai pusatnya.
19

F. Tugas Sebelum Percobaan


1. Jelaskan pengertian difraksi gelombang!
2. Apa yang menyebabkan terjadinya difraksi
gelombang?
3. Tuliskan tiga contoh peristiwa difraksi gelombang!

G. Langkah-langkah Percobaan

a. Persiapan
1) Persiapkan peralatan sesuai daftar alat
2) Rakit alat seperti gambar di samping
- Hubungkan lampu penerang pada catu
daya
- Hubungkan motor pembangkit getaran
20

dengan catu daya melalui saklar


- Isi tangki riak dengan air secukupnya
hingga sisi bagian bawah balok peme-
gang motor menyentuh permukaan air
3) Hubungkan catu daya dengan sumber
tegangan ( alat masih dalam keadaan
off)
4) Pilih tegangan keluaran catu daya 12 V
AC atau DC
5) Periksa kembali rangkaian

b. Langkah-langkah percobaan
1. Hidupkan catu daya (ON)
2. Tutup saklar pisau dan lakukan pengatur-
an seperlunya pada batang pembangkit
gelombang sehingga gelombang permu-
kaan air terlihat dengan jelas.
3. Gambarkan pola gelombang tersebut pa-
da kolom hasil pengamatan.
4. Buka saklar pisau, kemudian pasang ke-
Dua keping penghalang  10 cm di de-
pan sumber getar, dan atur sehingga
21

terdapat celah diantara keduanya  5 mm.


5. Tutup saklar pisau, kemudian amati pola
gelombang sebelum dan sesudah
melalui celah.
6. Gambarkan pola gelombang yang keluar dari celah
pada kolom hasil pengamatan
H. Data Pengamatan

Pola gelombang hasil pengamatan


22

I. Pembahasan

J. Kesimpulan
23

Bab 4
INTERFERENSI GELOMBANG

A. Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan


prinsip gejala gelombang dan optik dalam
menyelesaikan masalah

B. Kompetensi dasar : Mendeskripsikan gejala


dan ciri-ciri gelombang secara umum

C. Indikator : Mendeskripsikan syarat


terjadinya interferensi gelombang berdasarkan
hasil percobaan

D. Alat dan Bahan

Nomor Katalog Nama Alat/Bahan Jumlah


KAL 60 Catu daya 1
FGE 12.04 Set tangki riak 1
FGE 12.06 Keping penghalang
2
panjang
FGE 12.05 Keping penghalang
1
pendek
FLS 20.39/075- Kabel penghubung 1
2 merah
FLS 20.39/075- Kabel penghubung 1
3 hitam
KAL 96 Saklar tipe pisau 1
24

E. Teori Dasar

a) Dua Gelombang Sefase


b) Dua gelombang berlawanan fase

Dua gelombang disebut sefase jika kedua gelombang


tersebut memiliki frekuensi sama dan pada etiap saat
yang sama memiliki arah simpangan yang sama pula.
Adapun dua gelombang disebut berlawanan fase, jika
kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama,
dan pada setiap seal yang sama memiliki arah
simpangan yang berlawanan.
Untuk mengamati interterensi dari dua buah
gelombang dapat digunakan sebuah tangki riak
(ripple tank). Pertemuan kedua gelombang akan
mengalami interferensi. Jika pertemunan kedua
25

gelombang saling menguatkan, disebut interferensi


maksimum atau interferensi konstruktif. Peristiwa ini
terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua
gelombang sefase. Akan tetapi, jika pertemuan
gelombang saling melemahkan, disebut interferensi
minimum atau interferensi destruktif. Peristiwa ini
terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua
gelombangnya berlawanan fase.

Jika dua gelombang sefase dan dua gelombang


berlawanan fase mengalami interferensi, akan
didapatkan seperti gambar dibawah ini:
26

Keterangan:
(a) Interferensi maksimum dua gelombang sefase
(b) Interferensi minimum dua gelombang
berlawanan fase

F. Tugas Sebelum Percobaan

1. Apakah yang disebut interferensi gelombang?


2. Kapan interferensi gelombang terjadi?
3. Apa syarat terjadinya interferensi konstruktif?
5. Apa syarat terjadinya interferensi destruktif?

G. Langkah-langkah Percobaan
a. Persiapan
27

1.Persiapkan peralatan/komponen sesuai dengan


daftar alat/bahan
2.Rakit alat seperti pada gambar
- Hubungkan lampu penerang pada catu daya
- Hubungkan motor pembangkit getaran dengan
catu daya melalui saklar
- Isi tangki riak dengan air secukupnya hingga
sisi bagian bawah balok pemegang motor
menyentuh permukaan air.
3.Hubungkan catu daya dengan sumber tegangan
(alat masih dalam keadaan off)
4.Pilih tegangan keluaran catu daya 12 volt AC atau
DC.
5.Periksa kembali rangkaian.

b. Langkah-langkah percobaan
28

1. Hidupkan catu daya (ON)


2. Tutup saklar pisau dan adakan pengaturan
seperlunya pada batang pembangkit gelombang
sehingga gelombang permukaan air terlihat
dengan jelas.
3.Amati dan gambarkan pola gelombang tersebut
pada kolom hasil pengamatan.
4.Buka saklar pisau kemudian pasang ketiga keping
penghalang  10 cm di depan sumber getar,
penghalang pendek terletak di tengah sehingga
terdapat dua celah diantara ketiganya dengan
lebar celah  5 mm.
29

5.Tutup saklar pisau, kemudian amati pola


gelombang sebelum dan sesudah melalui celah.
6.Gambarkan pola gelombang yang keluar dari kedua
celah pada kolom hasil pengamatan.

H. Data Pengamatan

Pola gelombang hasil pengamatan

I. Pembahasan

J. Kesimpulan
30

Bab 5

HUBUNGAN CEPAT RAMBAT GELOMBANG


DENGAN TEGANGAN TALI

A. Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan


prinsip gejala gelombang dan optik dalam
menyelesaikan masalah

B. Kompetensi dasar : Mendeskripsikan gejala


dan ciri-ciri gelombang secara umum

C. Indikator : Mendeskripsikan
hubungan cepat rambat gelombang dengan
tegangan tali berdasarkan hasil percobaan

D. Alat dan Bahan

Nomor Katalog Nama Alat/Bahan Jumlah


KAL 60 Catu daya 1
FME.51.08/09 Tali pada roda 1
FME 43 Katrol berpenjepit 1
FAL 27.00 Beban bercelah 1
KPK 87 Klem G 1
FAL 29 Pembangkit getaran 1
KMS 15 Mistar 1 meter 1
FLS 20.39/075-2 Kabel penghubung 1
merah
FLS 20.39/075-3 Kabel penghubung 1
hitam
31

E. Teori dasar

Kecepatan rambat gelombang tergantung pada


jenis gelombang apa yang dirambatkan dan juga
tergantung pada karakter medium yang
merambatkannya. Gelombang bunyi misalnya,
dirambatkan lebih cepat di air dibandingkan di udara.
Hubungan antara kecepatan rambat gelombang dan
karakter medium perantaranya dapat diturunkan
lewat langkah-langkah matematis yang cukup rumit.
Di sini hasil perhitungannya saja yang akan
diberikan, dan dimulai dengan gelombang tali.

Gerak segmen tali dalam menghantarkan


gelombang
32

Seperti telah dijelaskan, gelombang tali muncul


sebagai akibat gangguan pada tali. Sesaat setelah tali
diganggu, gaya gangguan ini dirambatkan sepanjang
tali. Ini berarti bahwa setiap bagian tali bertindak
sebagai penyalur gaya gangguan tadi, dan
mekanisme ini menyebabkan terjadinya gelombang
tali. Jika tali dianggap serbasama dengan massa
persatuan panjang tali adalah μ, maka didapat
kecepatan rambat gelombang v dalam tali adalah:

F
V=

dengan F = tegangan tali (N)


μ = massa per satuan panjang (kg/m)

Persamaan ini menunjukkan bahwa pada tali


dengan tegangan yang semakin besar, gelombang
akan merambat dengan kecepatan rambat yang
semakin besar pula. Sebaliknya semakin besar
massa persatuan panjang tali maka gerak
gelombang akan semakin lambat.
33

F. Tugas sebelum Percobaan


1. Apa pengertian gelombang stasioner?
2. Bagaimana terjadinya gelombang stasioner?
3. Gambarkan peristiwa terjadinya gelombang
stasioner dan tunjukkan posisi
perut dan simpul gelombang!

G. Langkah-langkah Percobaan

a. Persiapan

1. Persiapkan peralatan sesuai dengan daftar


alat/bahan.
2. Susun peralatan/komponen seperti gambar di
atas.
34

- Tali tidak putus dari gulungannya supaya


panjang tali yang digunakan dengan
mudah dapat disesuaikan.
- Pembangkit getaran terletak di atas meja
sedemikian sehingga mudah digeser
geser mendekati atau menjauhi katrol.
- Mula-mula beban yang dipasang 50 gram dan
panjang tali 2 meter
3. Hubungkan catu daya ke sumber tegangan (alat
masih dalam keadaan off)
4. Pilih tegangan keluaran catu daya 3 volt AC
5. Hubungkan pembangkit getaran ke catu daya
menggunakan kabel penghubung
6. Periksa kembali rangkaian.
35

b. Langkah-langkah percobaan

1. Hidupkan catu daya (ON).


2. Geser-geser pembangkit getaran mendekati atau
menjauhi katrol hingga pada tali terbentuk
gelombang diam dengan titik simpul yang
tajam.
3. Ukur panjang gelombang yang terbentuk dan
catat hasilnya pada tabel.
4. Dengan tidak mengubah panjang tali
(pembangkit getaran tidak bergeser, ganti beban
menjadi 100 gram. Amati bentuk gelombang
pada tali dan ukur panjang gelombangnya dan
catat hasilnya pada tabel.
36

5. Ulangi langkah (4) dengan mengganti bebannya


menjadi 200 gram kemudian catat hasilnya pada
tabel.
6. Ulangi langkah (5), tetapi massa tali dijadikan 4
kali semula dan ukur panjang gelombang yang
terjadi, catat hasilnya pada tabel.

H. Data Pengamatan

Massa Panjang Cepat


Tali Gelombang rambat
m 1 v1
4m 2 v2

Beban Panjang Cepat


(gram) Gelombang rambat
50 gr 1 v1
100 gr 2 v2
200 gr 3 v3

v2 B2 v2
=.............. =.............
v1 B1 v1
M2
=.............. =.........
M1
37

v3 B3
=.............. = ............
v1 B1

I. Pembahasan

J. Kesimpulan
38

Bab 6

HUBUNGAN FREKUENSI GELOMBANG


DENGAN
PANJANG GELOMBANG

A. Standar Kompetensi : Menerapkan konsep dan


prinsip gejala gelombang dan
optik dalam menyelesaikan
masalah

B. Kompetensi dasar : Mendeskripsikan gejala


dan ciri-ciri gelombang secara
umum

C. Indikator : Mendeskripsikan
hubungan cepat rambat
gelombang
dengan tegangan tali
berdasarkan hasil percobaan

D. Alat dan Bahan

Nomor Katalog Nama Alat/Bahan Jumlah


KAL 25 Audio generator 1
FME.51.08/09 Tali pada roda 1
FME 43 Katrol berpenjepit 1
FAL 27.00 Beban bercelah 1
KPK 87 Klem G 1
FAL 29 Pembangkit getaran 1
39

KMS 15 Mistar 1 meter 1


FLS 20.39/075-2 Kabel penghubung 1
merah
FLS 20.39/075-3 Kabel penghubung 1
hitam

E. Teori Dasar

Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan


gelombang yaitu:
- Frekuensi gelombang (f), ialah jumlah osilasi yang
terjadi selama periode waktu
tertentu, biasanya 1 sekon. Frekuensi dinyatakan
dalam putaran per detik (hertz)
- Periode gelombang (T), ialah waktu yang
dibutuhkan untuk satu osilasi
gelombang lengkap
Hubungan frrekuensi dengan panjang gelombang
dinyatakan dengan
1
f=
T
- Panjang gelombang (  ), ialah jarak antara dua
titik berturutan yang memiliki
40

fase yang sama, misalnya antara dua puncak


berturutan atau dua lembah
berturutan

Hubungan antara laju gelombang, panjang


gelombang, dan periode gelombang dinyatakan
denhan rumus sederhana:


v= atau v= f
T

dimana, v = laju gelombang (m/s)


 = panjang gelombang (m)
f = frekuensi (Hz)

F. Tugas Sebelum Percobaan


41

1.Jelaskan perbedaan antara gelombang transversal


dan longitudinal! Berikan contoh untuk kedua
gelombang tersebut.
2.Apa satuan untuk a) panjang gelombang,
b) frekuensi, dan c) periode?
3. Laju gelombang permukaan sebuah danau 2 m/s,
dan jarak antara dua puncak berturutan 5 m.
Tentukan: a) frekuensi gelombang?
b) periode gelombang?

G. Langkah-langkah Percobaan
a. Persiapan
42

1. Persiapkan peralatan/komponen sesuai dengan


daftar alat/bahan
2. Susunlah peralatan/komponen seperti pada gambar
- Tali tidak putus dari gulungannya, supaya
panjang tali yang digunakan dengan mudah
dapat diubah.
- Pembangkit getaran terletak di atas meja
sedemikian sehingga dapat digeser-geser
mendekati atau menjauhi katrol.
- Mula-mula beban yang dipasang 50 gram, dan
panjang tali  2 meter
3. Hubungkan audio generator ke sumber tegangan
(alat masih dalam keadaan off).
4. Pilih tegangan keluaran audio generator pada 10 x
10 MV rms.
5. Pilih bentuk gelombang sinusoidal pada audio
generator.
6. Hubungkan pembangkit getaran ke audio generator
dengan menggunakan kabel penghubung.
7. Periksa kembali rangkaian.
43

c. Langkah-langkah percobaan

1. Hidupkan audio generator (ON)


2. Atur frekuensi audio generator sehingga pada tali
terbentuk gelombang diam dengan titik simpul
yang tajam.
1
3. Ukur jarak simpul ke simpul terdekat (=  ), catat
2
hasilnya pada tabel.
4. Tanpa mengubah panjang tali, perbesar frekuensi
audio generator hingga pada tali terbentuk
gelombang diam yang baru dengan titik simpul
yang tajam.
44

5. Catat jarak simpul ke simpul terdekat pada tabel.


6. Ulangi langkah (4) sampai lima kali dengan
memperbesar frekuensi, catat hasilnya pada tabel.

H. Data Pengamatan

Jarak
Frekuensi Panjang
No simpul ke
(Hz) gelombang (m)
simpul (m)
1
2
3
4
5

I. Pembahasan
45

J. Kesimpulan
46

Daftar Pustaka

1.Giancoli, DouglasC., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan),


Jakarta: Penerbit Erlangga.

2 Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan,


Jakarta: Penerbit Erlangga.

3.Tipler, P.A., 1998, Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid


I (terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga.

4. Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika


Universitas (terjemahan), Jakarta: penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai