Anda di halaman 1dari 11

Novi Indahsari/ JIAP Vol. 4 No.

2 (2018) 106-116

JIAP Vol 4, No 2, pp 106-116, 2018


© 2018 FIA UB. All right reserved
ISSN 2302-2698
e-ISSN 2503-2887
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik (JIAP)
U R L : h t t p : / / e j o u r n a l f i a . u b . a c . i d / i n d e x. p h p / j i a p

Kemitraan Kementrian Agama Kota Batu dan PT Bank BNI Syariah Kota Batu
dalam Inovasi Meningkatkan Pelayanan Administrasi Ibadah Haji
Novi Indahsari a 
a
PT. BNI Syariah Cabang Malang, Jawa Timur, Indonesia

I N F O R M A S I A R T IK E L ABSTRACT

Article history: The process of administering haj pilgrimage services organized by the Ministry of
Dikirim tanggal: 15 Mei 2018 Religious Affairs is faced with a process that is still not effective and efficient. In
Revisi pertama tanggal: 17 Mei 2018 the process of Hajj registration, Calon Jemaah Haji (CJH) must go through four
Diterima tanggal: 29 Juni 2018
stages of the process performed in two different places. Sistem Tekhnologi dan
Tersedia online tanggal: 28 Agustus 2018
Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) had used as “jantung” service, which
in the process has always been innovated to correct the deficiencies. This study
aims to describe and analyze the public response to the quality of services
provided with partnerships established between the Ministry of Religious Affairs
Batu City and PT Bank BNI Syariah Batu City. The quality of the Hajj service is
better perceived by the community in the presence of established partnerships and
new innovations created, but the partnership has not reached the joint service stage
”satu atap”.
Keywords: public private partnership,
kemitraan, ibadah haji, BNI Syariah,
INTISARI
Kementerian Agama, kualitas pelayanan
publik Proses penyelenggaraan pelayanan administrasi ibadah haji yang diselenggarakan
oleh Kementerian Agama dihadapkan pada proses yang masih belum efektif dan
efisien. Pada proses pendaftaran haji, Calon Jamaah Haji (CJH) harus melalui
empat tahap proses yang dilakukan didua tempat yang berbeda. Sistem Teknologi
dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) diguanakan sebagai “jantung”
pelayanan, yang dalam prosesnya selalu dilakukan inovasi untuk memperbaiki
kekurangan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
respon masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dengan kemitraan
yang terjalin antara Kementerian Agama Kota Batu dan PT Bank BNI Syariah
Kota Batu. Kualitas pelayanan ibadah haji dirasakan lebih baik oleh masyarakat
dengan adanya kemitraan yang terjalin dan inovasi baru yang diciptakan, namun
kemitraan yang terjalin belum sampai pada tahap joint service ”satu atap”.

2018 FIA UB. All rights reserved.

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik


1. Pendahuluan mendefinisikan pelayanan publik sebagai “Segala
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
(KEPMENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 Tentang penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
———
 Corresponding author. Tel.: +62-811-3037-172; e-mail: novindahsari8808@gmail.com

106
Novi Indahsari/ JIAP Vol. 4 No. 2 (2018) 106-116

pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun non pemerintah dalam berbagai bidang, baik dalam hal
pelaksanaan ketentuan perundang-undangan”. pelayanan administratif, pelayanan jasa ataupun
Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pelayanan akan penyediaan barang. Seperti halnya
pemerintah yang meliputi satuan kerja/ satuan organisasi dalam pelayanan ibadah haji di Indonesia. Pada awalnya
Kementerian, Departemen, Lembaga Pemerintah Non tugas pelayanan ini ditangani sendiri oleh pemerintah,
Departemen, Kesekretariatan Lembara Tertinggi dan namun saat ini Kementerian Agama bekerja sama
Tinggi Negara, dan Instansi Pemerintah lainnya, baik dengan Bank Syariah melakukan tugas bersama untuk
Pusat maupun Daerah termasuk Badan Usaha Milik memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Negara, Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Kementerian Agama dan PT Bank Negara
Milik Daerah. Indonesia (BNI) Syariah sebagai BPS BPIH menjalin
Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada kemitraan dalam rangka meningkatkan kualitas
masyarakat untuk ibadah haji, Kementerian Agama pelayanan administrasi ibadah haji. Melalui inovasi-
Republik Indonesia lembaga negara yang memiliki inovasi yang berkelanjutan diharapkan segala kendala
tugas dan wewenang dalam pelayanan publik dan kekurangan manajemen administrasi yang selama
penyelenggaran ibadah haji kepada masyarakat. ini terselenggara dapat teratasi. PT Bank BNI Syariah
Pelayanan yang diberikan oleh Kementerian Agama menciptakan produk dan layanan yang mengedepankan
dalam penyelenggaraan ibadah haji meliputi pelayanan uniqueness dari prinsip syariah dan kebutuhan nyata dari
administrasi ibadah haji, pembinaan bimbingan ibadah masyarakat. Pelayanan administrasi ibadah haji yang
haji, perlindungan ibadah haji, pelaksanaan ibadah haji berkualitas kepada masyarakat juga menjadi salah satu
dan pasca pelaksanaan ibadah haji. Dalam tugas utama dari PT Bank BNI Syariah.
penyelenggaraan pelayanan administrasi, Kementerian Dalam penyelenggaraan pelayanan ibadah haji di
Agama bekerja sama dengan Bank Syariah (organisasi Indonesia, Pemerintah melalui Kementerian Agama
swasta) sebagai Bank Penerima Setoran Biaya Ibadah Republik Indonesia pada tahun 1990 meluncurkan
Haji (BPS BPIH). sebuah inovasi pelayanan yaitu Sistem Informasi dan
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) yang kini
oleh pemerintah masih pada sistem pemerintahan yang menjadi “jantung” bagi pelayanan jemaah haji, karena
belum efektif dan efisien. Kualitas pelayanan publik seluruh proses pengolahan data untuk kepentingan
merupakan salah satu parameter keberhasilan birokrasi. pembuatan paspor, administrasi data kesehatan jamaah,
Pelayanan yang berkualitas merupakan harapan penerbangan pemberangkatan dan pemulangan,
masyarakat karena pelayanan merupakan hak yang perbankan dan biodata calon jemaah haji mengacu pada
harus diperolehnya. Namun pada kenyataanya masih sistem komputer terpadu tersebut. Sistem tersebut
banyak keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik digunakan sebagai “cross check” data keuangan di Bank
secara langsung maupun melalui media massa. Salah Penerima Setoran Bukti Pendaftaran Haji (BPS BPIH)
satu lembaga negara yang mengawasi mengenai dan jumlah data calon haji yang diberangkatan. Inovasi
pelayanan publik di Indonesia adalah Ombudsman layanan berupa SISKOHAT sendiri merupakan
Republik Indonesia. Indikasi pelayanan publik yang perwujudan dari adanya kemitraan yang terjalin oleh
masih buruk dapat dilihat dari banyaknya pengaduan/ Kementerian Agama dan BPS BPIH.
laporan masyarakat. Namun tidak dipungkiri ada sejumlah kendala dan
Dalam sebuah laporan jumlah laporan masyarakat kekurangan dalam proses pelayanan tersebut. Dalam
di seluruh Indonesia yang diterima dari tahun 2010 beberapa hal masyarakat masih mengeluhkan pelayanan
sampai 2014 sebanyak 17.063, dari data tersebut dapat administrasi haji yang diberikan masih kurang optimal.
dilihat adanya peningkatan laporan masyrakat setiap Kemitraan yang terjalin antara Kementerian Agama dan
tahunnya, terutama di Tahun 2014 terdapat 6.677 PT Bank BNI Syariah saat ini, belum bisa mengatasi
laporan yang masuk di Ombudsman RI (2016) permasalahan pelayanan yang kurang efektif dan efisien.
pelayanan publik di Indonesia dihadapkan pada Dapat dicontohkan ketika nasabah akan melakukan
pluralitas yang sangat tinggi dalam banyak aspek pendaftaran haji, calon jamaah yang akan melakukan
kehidupan masyarakat. Karakteristik sosial budaya, pendaftaran haji sebagai tahapan awal dalam
kemajuan sosial ekonomi, dan kondisi lingkungan yang pendaftaran, harus melalui tahapan yang panjang.
berbeda-beda antar kelompok masyarakat menuntut Dikarenakan calon jamaah haji harus “mondar-mandir”
jenis kebutuhan dan manajemen pelayanan yang dari kantor kementerian Agama dan ke Bank BPS BPIH
berbeda-beda. sampai dengan empat kali untuk proses awal
Peningkatan kualitas pelayanan publik yang pendaftaran haji.
dilakukan pemerintah, salah satunya dengan melakukan Pelayanan publik merupakan hak semua warga
kemitraan atau kerjasama dengan lembaga swasta atau negara Indonesia, maka birokrasi pelayanan publik

107
Novi Indahsari/ JIAP Vol. 4 No. 2 (2018) 106-116

memiliki kewajiban untuk mengembangkan manajemen kualitas pelayanan terbaik dengan biaya yang optimal
pelayanan yang mampu menjamin untuk semua warga untuk publik”. Dalam pengertian lain, PPP merupakan
tanpa kecuali untuk dapat mengakses pelayanan publik. kemitraan antara pemerintah dan swasta yang
Warga Indonesia memiliki status sosial ekonomi, tempat melibatkan investasi yang besar. Untuk menciptkan
tinggal, etnis, dan kondisi fisik yang berbeda-beda sebuah hubungan yang sukses maka sangat penting
sehingga mereka tidak memiliki kemampuan yang sama untuk memahami tujuan dan kepentingan dari masing-
untuk mengakses pelayanan publik. Karena itu masing pelaku dalam PPP.
semestinya sudah menjadi tugas dari birokrasi Dari definisi yang sederhana dan bersifat umum ini,
pemerintah untuk meningkatkan kapasitas mereka yang kemitraan melibatkan bentuk kerjasama yang lebih dari
tertinggal dan terpinggirkan agar mereka memiliki sekedar kontrak kerjasama. Kemitraan melibatkan
kesetaraan akses dengan warga lainnya. Dengan kata kerjasama antara pemerintah dan swasta yang lebih
lain birokrasi pemerintah harus membuat pelayanan intensif dan interaktif, yang masing-masing memiliki
yang diselenggarakannya dapat diakses oleh semua independensi tetapi juga memiliki komitmen untuk
orang secara sama, apapun kondisi dan kendala mereka. mewujudkan tujuan bersama. Menurut Sumarto (2009)
Oleh karena itu menarik untuk dilakukan penelitian mendefinisikan kemitraan sebagai sebuah hasil
lebih mendalam mengenai kemitraan yang terjalin hubungan yang terjadi antara pemerintah dan, atau
antara Kementerian Agama dan PT Bank BNi Syariah sektor swasta dalam rangka mencapai suatu tujuan yang
dalam penyelenggaraan pelayanan administrasi ibadah berdasa pada prinsip kesetaraan dan kemandirian.
haji. Dimana didalam kemitraan tersebut terdapat Kemitraan dapat diwujudkan dalam bentuk suatu
sebuah inovasi pelayanan yang bertujuan untuk kontrak ataupun tanpa kontrak. Berikut dijelaskan
meningkatkan kualitas pelayanan administrasi ibadah karakteristik dari kemitraan antara pemerintah dan
haji di Indonesia. Tidak dipungkiri diantara kedua swasta Lienhar dalam Mahmudi (2015):
lembaga ini memiliki tujuan organisasi yang berbeda a) Kerjasama melibatkan setidak-tidaknya satu lembaga
secara mendasar, namun dalam hal ini keduanya pemerintah dan satu lembaga swasta;
dituntut untuk bisa menjalin sinergi yang baik dalam b) Kerjasama dilakukan untuk mencapai tujuan bersama
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. Bahwa atau secara timbal balik kompatibel dan saling
negara wajib mengelola sumber daya yang dimiliki dan melengkapi;
mengalokasikan (dalam bentuk pelayanan publik dan c) Bersifat kompleks dan membutuhkan koordinasi
subsidi). Disamping pelayanan oleh pemerintah tidak yang intensif;
bersifat mencari laba (non-profit oriented). Sementara d) Kerjasama dilakukan dalam rangka melakukan
pihak swasta dalam mengelola sumber daya ekonomi procurement atau pelaksanaan tugas tertentu;
adalah demi meraih keuntungan (profit oriented). e) Memiliki tugas tertentu;
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, f) Penyatuan, pemanfaatan, dan startegi dari
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian sumberdaya pemerintah dan swasta;
ini adalah: g) Berbagi resiko; dan
a) Bagaimanakah kemitraan yang terjalin antara h) Perolehan dalam efisiensi dan efektivitas.
Kementerian Agama Kota Batu dan PT Bank BNI Menurut Rosen (1993:218) pengaturan kerjasama
Syariah Kota Batu dalam penyelenggaraan pelayanan (Form of Cooperation Arrangements) terdiri atas
administrasi ibadah haji?; dan beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut:
b) Bagaimanakah penerapan inovasi pelayanan a) Consortia: Pengaturan kerjasama dalam sharing
administrasi ibadah haji dalam meningkatkan sumberdaya, karena lebih mahal bila ditanggung
kualitas pelayanan administrasi haji?. sendiri-sendiri; misalnya pendirian perpustakaan
dimana sumberdaya seperti buku-buku, dan
2. Teori pelayanan lainnya, dapat digunakan bersama-sama
2.1 Kemitraan Sektor Publik dan Swasta (Public oleh mahasiswa, pelajar dan masyarakat publik, dari
Private Partnership) pada masing-masing pihak mendirikan sendiri karena
lebih mahal;
Public Private Partnership (PPP) atau Kemitraan b) Joint Purchasing: Pengaturan kerjasama dalam
Pemerintah Swasta (KPS) dapat diterjemahkan sebagai melakukan pembelian barang agar dapat menekan
“Sebuah perjanjian kontrak swasta dan pemerintah, yang biaya karena skala pembelian lebih besar;
keduanya bergabung bersama dalam sebuah kerjasama c) Equipment Sharing: Pengaturan kerjasama dalam
untuk menggunakan keahlian dan kemampuan masing- sharing peralatan yang mahal, atau yang tidak setiap
masing untuk meningkatkan pelayanan kepada publik hari digunakan;
dimana kerjasama tersebut dibentuk utnuk menyediakan

108
Novi Indahsari/ JIAP Vol. 4 No. 2 (2018) 106-116

d) Cooperative construction: Pengaturan kerjasama berhasil merupakan kreasi dan implementasi dari proses,
dalam mendirikan bangunan, seperti pusat rekreasi, produk, layanan dan metode pelayanan baru yang
gedung perpustakaan, lokasi parkir, gedung merupakan hasil pengembangan nyata dalam hal
pertunjukan, dan sebagainya; efisiensi, efektivitas atau kualitas hasil (Mulgan &
e) Joint Services: Pengaturan kerjasama dalam Albury dalam Muluk, 2008:44). Dalam tipologi inovasi
memberikan pelayanan publik, seperti pusat terdapat lima indikator diantaranya, yaitu sebagai
pelayanan satu atap yang dimiliki bersama, dimana berikut:
setiap pihak mengirim aparatnya untuk bekerja
dalam pusat pelayanan tersebut;
f) Contract Services: Pengaturan kerjasama dimana
pihak yang satu mengontrak pihak yang lain untuk
memberikan pelayanan tertentu, misalnya pelayanan
air minum, persampahan, dsb. Jenis pengaturan ini
lebih mudah dibuat dan dihentikan, ditransfer ke
pihak yang lain; dan
g) Pengaturan lainnya: Pengaturan kerjasama lain
dapat dilakukan selama dapat menekan biaya,
misalnya membuat pusat pendidikan dan pelatihan
(DIKLAT), fasilitas pergudangan, dan sebagainya.
Lebih lanjut menurut Rosen dalam Keban (2009) Gambar 1 Tipologi Inovasi
bentuk-bentuk perjanjian (forms of agreement) Sumber: Mulgan & Albury dalam Muluk (2008:44)
dibedakan atas, yaitu sebagai berikut:
Adapun keterangan dalam gambar tersebut adalah
a) Handshake Agreement, yaitu pengaturan kerjasama
sebagai berikut:
yang tidak didasarkan atas perjanjian tertulis; dan
a) Inovasi Produk, yaitu perubahan bentuk design
b) Written Agreements, yaitu pengaturan kerjasama
produk/ layanan;
yang didasarkan atas perjanjian tertulis.
b) Inovasi Proses Pelayanan, yaitu pembaruan kualitas
2.2 Inovasi Sektor Publik yg berkelanjutan;
c) Inovasi Metode Pelayanan, yaitu cara baru dalam
Inovasi secara umum dipahami dalam konteks memberikan pelayanan;
perubahan perilaku. Inovasi biasanya erat kaitannya d) Inovasi Kebijakan, yaitu perumusan visi, misi, tujuan
dengan lingkungan yang berkarakteristik dinamis dan dan strategi baru beserta alasannya yang berangkat
berkembang. Menurut Rogers dalam Suwarno (2008), dari realitas yang ada; dan
menjelaskan inovasi adalah sebuah ide, praktek, atau e) Inovasi Sistem, yaitu perubahan dalam tata kelola
objek yang dianggap baru oleh individu satu unit adopsi pemerintahan (changes in governance).
lainnya. Pengertian dari sumber lain menyebutkan
bahwa inovasi adalah kegiatan yang meliputi seluruh 2.3 Reformasi Administrasi Publik
proses menciptakan dan menawarkan jasa atau barang
Menurut Caiden (1970) menyatakan refomasi
baik yang sifatnya baru, lebih baik atau lebih murah
administrasi sebagai “The Artificial inducement of
dibandingkan dengan yang tersedia sebelumnya. Inovasi
administrative transformation againts resistance”;
dapat berupa produk atau jasa yang baru, teknologi
dimana dapat diartikan bahwa reformasi adalah sesuatu
proses produksi yang baru, sistem struktur dan
yang memang secara sengaja dibuat oleh manusia yang
administrasi baru atau rencana baru bagi anggota
didalamnya terdapat proses-proses atau tahapan-tahapan
organisasi.
yang harus dilalui atau dibuat. Lee dan Samonte
Dengan merujuk pada pengertian diatas, maka
(Nasucha, 2004), menyatakan bahwa reformasi
inovasi tidak akan bisa berkembang dalam status quo.
administrasi merupakan perubahan atau inovasi secara
Secara umum dapat disimpulkan bahwa inovasi
sengaja dibuat dan diterapkan utuk menjadikan sistem
mempunyai atribut sebagai berikut:
administrasi tersebut sebagai suatu agen perubahan
a) Relative advantage atau keuntungan relatif;
sosial yang lebih efektif dan sebagai suatu instrumen
b) Compability atau kesesuaian;
yang dapat lebih menjamin adanya persamaan politik,
c) Complexity atau kerumitan;
keadaan sosial dan pertumbuhan ekonomi.
d) Triability atau kemungkinan dicoba; dan
Dror (1970), melihat tujuan administrasi
e) Observability atau kemudahan diamati.
berorientasi jamak dengan mengklasifikasikan tujuan
Ada beberapa bentuk inovasi yang dapat diterapkan
reformasi kedalam enam kelompok, tiga bersifat intra-
dalam sebuah organisasi sektor publik. inovasi yang

109
Novi Indahsari/ JIAP Vol. 4 No. 2 (2018) 106-116

administrasi yang ditujukan menyempurnakan mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai
administrasi internal, meliputi sebagai berikut: dengan aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan
a) Efisiensi administrasi, dalam arti hemat biaya, yang ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada penerima
dapat dicapai melalui penyederhanaan formulir, pelayanan.
perubahan prosedur, penghilangan duplikasi, dan Dengan demikian, terdapat tiga unsur penting
kegiatan organisasi metode yang lain; dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama adalah
b) Penghapusan kelemahan administrasi, seperti organisasi pemberi (penyelenggara) pelayanan, yaitu
korupsi, pilih kasih dalam sistem politik, dan pemerintah; unsur kedua, adalah penerima layanan
sebagainya; dan (pelanggan), yaitu orang atau masyarakat atau organisasi
c) Pengenalan dan penerapan sistem merit, pemrosesan yang berkepentingan; dan unsur ketiga, adalah kepuasan
data melalui sistem informasi yang otomatis, yang diberikan dan/ atau diterima oleh penerima layanan
peningkatan penggunaan pengetahuan ilmiah, dan (pelanggan) (Agus Dwiyanto dalam Abdullah, 2014).
sebagainya. Dalam memberikan pelayanan publik, instansi
Sedangkan yang tiga lainnya berkenaan dengan penyedia pelayanan publik harus memperhatikan kriteria
peran masyarakat di dalam sistem administrasi, meliputi pemilihan kualitas pelayanan yang selalu digunakan
antara lain sebagai berikut: oleh konsumen. Suatu produk dapat dinilai berkualitas
a) Menyesuaikan sistem administrasi terhadap apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada
meningkatnya keluhan masyarakat; konsumen yakni sesuai dengan apa yang diharapkan
b) Mengubah pembagian pekerjaan antara sistem konsumen atas suatu produk. Menurut Zeithmal,
administrasi dan sistem politik, seperti meningkatkan Parasuraman dan Berry dalam Dwiyanto (2004:145);
otonomi profesional dari sistem administrasi dan kriteria yang dimaksud antara lain, sebagai berikut:
meningkatkan pengaruhnya pada suatu a) Tangible, yaitu bukti fisik dari jasa yang berupa fisik,
kebijaksanaan; dan peralatan yang digunakan dan representasi fisik dan
c) Mengubah hubungan antara sistem administrasi dan jasa;
penduduk, misalnya melalui relokasi pusa-pusat b) Reliability, mencangkup dua hal pokok yaitu
kekuasaan (desentralisasi). konsistensi kerja (performance) dan kemampuan
untuk dipercaya (dependability). Dalam hal ini
2.4 Penyelenggaraan Pelayanan Pubik
perusahaan pemberi jasanya secara tepat sejenak saat
Dalam Setyaningrum (2009:1-2) disebutkan bahwa pertama dalam memenuhi janjinya;
Lembaga Administrasi Negara mengartikan Pelayanan c) Responsiviness, yaitu kemauan atau kesiapan para
Umum sebagai “segala bentuk kegiatan yang karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan dipusat dan oleh pelanggan;
daerah, dan di lingkungan BUMN/ BUMD dalam d) Competence, setiap karyawan dalam perusahaan jasa
bentuk barang dan/ atau jasa, baik dalam pemenuhan tersebut memiliki keterampilan dan pengetahuan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan”. tersebut;
Senada dengan pengertian tersebut, Departemen Dalam e) Courtesy, meliputi sikap sopan santun, respect,
Negeri menyebutkan bahwa pelayanan publik adalah perhatian, dan keramahtamahan para contact
pelayanan Umum dan mendefinisikan sebagai suatu personel;
proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara f) Credibility, yaitu sikap jujur dan dapat dipercaya,
tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan kredibilitas mencangkup nama perusahaan, reputasi
interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap perusahaan, karakteristik contact personal dan
pelayanan menghasilkan produk, baik berupa barang interaksi dengan perusahaan;
dan jasa. g) Security, aman dari bahaya dan resik keragu-raguan.
Sedangkan Agus Dwiyanto dalam Abdullah (2014) Aspek ini meliputi keamanan secara fisik,
menyatakan bahwa publik sebagai kegiatan pelayanan kemampuan finansial, serta kerahasian;
yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik h) Access, yaitu kemudahan untuk dihubungi atau
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan ditemui. Hal ini berarti lokasi, fasilitas jasa mudah
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. dijangkau, waktu menunggu yang tidak terlalu lama,
Dari beberapa pengertian pelayanan dan pelayanan saluran komunikasi mudah untuk dihubungi;
publik yang diuraikan tersebut, dalam konteks i) Communication, memberikan informasi kepada
pemerintah daerah, pelayanan publik dapat disimpulkan pelanggan dalam bahasa yang dapat dipahami serta
sebagai pemberian layanan atau melayani keperluan melalui mendengarkan saran dan keluhan pelanggan;
orang atau masyarakat dan/ atau organisasi lain yang dan

110
Novi Indahsari/ JIAP Vol. 4 No. 2 (2018) 106-116

j) Understanding the customers, yaitu usaha untuk yang berbeda sehingga dengan adanya kerjasama ini
mengetahui kebutuhan pelanggan. bisa saling melengkapi.
Kementerian Agama dan PT Bank BNI Syariah
3. Metode Penelitian menjalin kemitraan berdasarkan Peraturan Menteri
3.1 Jenis Penelitian Agama No 30 Tahun 2013 tentang Bank Penerima
Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS
Dengan memperhatikan rumusan masalah yang BPIH) pada pasal 1 ayat (3) menyatakan bahwa Bank
terkait dengan topik yang sedang diteliti, penelitian ini Penerima Setoran BPIH yang selanjutnya disingkat BPS
termasuk dalam penelitian deskriptif dengan BPIH adalah bank syariah dan atau bank umum nasional
pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini yang memiliki layanan syariah.
mendeskripsikan tentang proses penyelenggaraan Penetapan bank syariah sebagai BPS BPIH
pelayanan administrasi pendaftaran ibadah haji dan tentunya harus memenuhi kriteria khusus. Berdasarkan
inovasi yang telah dilakukan dengan tujuan dalam Peraturan Menteri Agama No. 24 Tahun 2016 tentang
mencari fakta dan fenomena yang dikaji dapat secara Perubahan Peraturan Menteri Agama No 30 Tahun 2013
mendalam, menyeluruh dan alamiah tanpa adanya tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan
keberpihakan peneliti. Ibadah Haji. Kemitraan yang terjalin antara
3.2 Fokus Penelitian Kementerian Agama dan PT Bank BNI Syariah sejak
diterbitkannya Keputusan Menteri Agama No. 241
Berdasarkan pertimbangan hal-hal diatas maka Tahun 2013 Mengenai PT Bank BNI Syariah Sebagai
yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini, BPS BPIH. Bank syariah yang telah ditunjuk wajib
yaitu sebagai berikut: menandatangai perjanjian kerjasama.
a) Kemitraan Kementerian Agama Kota Batu dan PT Kemitraan yang terjalin sebagai bentuk
Bank BNI Syariah Kota Batu dalam penyelenggaraan penyelenggaran pelayanan publik, salah satunya adalah
pelayanan administrasi ibadah haji yang meliputi: pelayanan yang bersifat administrasi dan jasa.
 Jenis kemitraan yang terjalin antara Kementerian Kementerian Agama menyediakan beberapa pelayanan
Agama Kota Batu dengan PT Bank BNI Syariah yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan ibadah
Kota Batu; dan haji. Salah satu bentuk pelayanan yang dimitrakan oleh
 Bentuk pelayanan yang dimitrakan Kementerian Kemitraan Agama dengan BPS BPIH adalah pelayanan
Agama Kota Batu dalam penyelenggaraan pendaftaran haji sebagaimana yang telah dilaksanakan
pelayanan administrasi ibadah haji. oleh Kementerian Agama Kota Batu dan PT Bank BNI
b) Penerapan Inovasi dalam meningkatkan kualitas Syariah Kota Batu.
pelayanan administrasi ibadah haji: Konsep kemitraan antara pemerintah dan swasta
 Atribut inovasi dalam mendukung pelayanan dalam beberapa literatur sering didefinisikan secara
administrasi ibadah haji; berbeda-beda. Menurut Sumarto (2009:16)
 Jenis Inovasi yang diberikan Kementerian Agama mendefinisikan kemitraan sebagai sebuah hasil
Kota Batu dan PT Bank BNI Syariah Kota Batu; hubungan yang terjadi antara pemerintah dan, atau
dan sektor swasta dalam rangka mencapai suatu tujuan yang
 Analisa kualitas pelayanan yang diberikan berdasa pada prinsip kesetaraan dan kemandirian.
Kementerian Agama Kota Batu dan PT Bank BNI Dengan definisi diatas maka dalam kemitraan yang
Syariah Kota Batu. terjalin antara kemitraan Kementeriaan Agama Kota
Batu dan PT Bank BNI Syariah Kota Batu sudah
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan memenuhi persyaratan terbentuknya suatu kemitraan.
4.1 Kemitraan Kementerian Agama dengan PT Bank Dimana senada dengan yang diungkapkan oleh Sumarto
BNI Syariah dalam Penyelenggaraan Pelayanan (2009) kemitraan yang terjalin sebagai hasil hubungan
Administrasi Ibadah Haji dengan prisip kesetaraan dan kemandirian dengan tujuan
menyelenggarakan pelayanan administrasi ibadah haji di
Dalam sebuah kemitraan, paling sedikitnya terdapat Indonesia yang lebih berkualitas kepada masyarakat.
dua orang atau lembaga (stakeholder) yang terlibat. Berdasarkan teori yang ada, maka dapat
Dalam pelayanan administrasi ibadah haji, khususnya dikategorikan kemitraan yang terjalin antara
dalam pengelolaan biaya haji, maka pertama untuk Kementerian Agama Kota Batu dan PT Bank BNI
stakeholder adalah pemerintah yaitu Kementerian Syariah Kota Batu yaitu terjadi pada level collaborating/
Agama bekerja sama dengan PT Bank BNI Syariah. kolaborasi. Dalam tingkatan ini kedua belah pihak
Kedua, stakeholder yang terlibat memiliki kapasitas saling bertukar informasi terkait informasi yang
dibutuhkan masing-masing pihak, kegiatan yang

111
Novi Indahsari/ JIAP Vol. 4 No. 2 (2018) 106-116

dilakukan bersama, membagi masing-masing kesatuan yang tercipta guna meningkatkan kualitas
sumberdaya, dan meningkatkan kapasitas sumberdaya pelayanan administrasi ibadah haji.
diantara pihak-pihak yang terlibat. Analisa yang menjadi Sebagaimana definisi yang diberikan oleh Rogers
pembeda tipe hubungan kolaborasi dengan tipe dalam Suwarno (2008) yang menjelaskan inovasi adalah
hubungan yang lain adalah terletak pada sisi sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap baru oleh
pemberdayaan sumberdaya menjadi kompeten dan individu suatu unit adopsi lainnya. Berdasarkan definisi
mengambil keahlian khusus akibat adanya sharing tersebut maka, Rogers menyatakan terdapat sedikitnya
resources yang sudah terjadi sebelumnya. lima atribut dalam sebuah inovasi, yaitu sebagai berikut:
Bentuk kerjasama kolaborasi bersifat formal dan a) Relative Advantage atau Keuntungan Relatif
masing-masing pihak yang terlibat memiliki komitmen Sebuah keuntungan apabila disebut sebagai
yang luas dan tingkat kepercayaan yang sangat tinggi. keuntungan relatif adalah sejauh mana inovasi dianggap
Seperti kemitraan yang terjalin antara Kementerian lebih baik daripada produk yang diganti. Sistem
Agama dan PT Bank BNI Syariah sebagai BPS BPIH Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu atau
yang tertuang dalam Perjanjian Kerjasama dalam kurun SISKOHAT Gen. 2 Versi 3 memiliki keuntungan lebih
waktu tiga tahun dan dapat diperpanjang dengan jika dibandingkan dengan SISKOHAT Gen. 2 Versi 2.
kesepakatan bersama. Penggunaan SISKOHAT Gen.2 Versi 3 dapat
4.2 Penerapan Inovasi dalam Meningkatkan Kualitas memangkas alur proses pelayanan administrasi
Pelayanan Administrasi Ibadah Haji pendaftaran haji. Jika dahulu calon jamaah haji harus
mondar-mandir sebanyak empat kali dari Kantor
Inovasi yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kementerian Agama ke BPS BPIH, dengan adanya
yaitu Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) inovasi baru ini Calon Jamaah Haji cukup satu kali
yang mana sistem ini digunakan oleh Kementerian datang Ke BPS BPIH dan satu kali ke Kantor
Agama dan PT Bank BNI Syariah sebagai BPS BPIH Kementerian Agama. Inovasi tersebut cukup
untuk melakukan pelayanan pendaftaran ibadah haji di memberikan raasa kepuasan tersendiri bagi calon
Indonesia. Dengan adanya sistem yang terintergrasi dan pendaftar haji karena mereka menganggap tidak
terpusat memperkecil kemungkinan kesalahan dalam memerlukan mobilitas yang tingi untuk melakukan
pengisian data atau melakukan kecurangan dalam pendaftaran haji maupun umroh.
penetapan nomor porsi calon jamaah haji. SISKOHAT b) Compability atau Kesesuaian
juga membantu mempercepat proses setoran awal biaya Inovasi pelayanan sektor publik harus memiliki
pendaftaran haji pada bank BPS BPIH yang telah sifat kompatibel atau sesuai dengan inovasi yang
ditetapkan hingga mendapatkan nomor porsi haji. digantinya. Dengan adanya SISKOHAT Gen. 2 Versi 3
Sistem pendataan berlangsung secara online dan bukan menggatikan sepenuhnya sistem yang sudah ada,
realtime dengan Bank BPS BPIH yang ditunjuk dan tetapi inovasi baru itu muncul untuk memperbaiki dan
Kementerian Agama diselurah daerah di Indonesia melengkapi versi yang sebelumnya. Segala kekurangan
dengan pusat komputer di Kementerian Agama Pusat. yang terdapat pada versi sebelumnya sudah bisa teratasi
Proses pelayanan yang diberikan oleh Kementerian dengan munculnya SISKOHAT Gen. 2 Versi 3 saat ini.
Agama saat ini masih menemui beberapa kekurangan. c) Complexity atau Kerumitan
Dalam proses pendaftaran ibadah haji dengan Sifat inovasi yang baru, maka inovasi mempunyai
menggunakan SISKOHAT Gen. 2 Versi 2, calon jamaah tingkat kerumitan yang boleh jadi lebih rumit dengan
haji diwajibkan untuk datang sendiri ke kantor inovasi sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah
Kementerian Agama dan BPS BPIH sampai dengan inovasi karena inovasi menawarkan cara yang lebih
empat kali. Proses yang berlangsung kurang efektif dan baik, maka tingkat kerumitan yang terjadi tidak menjadi
efisien bila ditinjau dari segi waktu dan biaya. masalah yang berarti. Dalam SISKOHAT Gen. 2 Versi
Oleh karena itu guna memperbaiki permasalahan 3 tingkat kerumitan dalam pengaplikasiannya bisa
yang ada maka diciptakannya Inovasi SISKOHAT dikatakan lebih tinggi. Semakin tinggi kesulitan tingkat
Gen.2 Versi 3 secara nyata merubah proses pendaftaran pengaplikasiannya terletak pada petugas BPS BPIH
haji menjadi lebih sederhana dan cepat. Alur proses dalam hal ini PT Bank BNI Syariah. Dikarenakan
terpangkas menjadi dua tahapan saja. Dengan adanya screening data kelengkapan sampai dengan penginputan
inovasi baru tersebut, tentunya juga harus didukung data Calon Jamaah Haji dilakukan oleh petugas BPS
dengan pemberdayaan sumberdaya manusia (SDM) BPIH, yang mana pada prosedur yang lama dilakukan
secara memadai dan profesional dan sarana dan oleh petugas Kementerian Agama.
prasarana yang memadai agar proses pelayanan dapat d) Triability atau Kemungkinan Dicoba
berjalan optimal. Semua terintegrasi menjadi satu Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan
terbukti mempunyai keuntungan atau nilai lebih

112
Novi Indahsari/ JIAP Vol. 4 No. 2 (2018) 106-116

dibandingkan dengan inovasi yang lama. Pengaplikasian Kementerian Agama. Terdapat dua pengertian dalam
SISKOHAT Gen. 2 Versi 3 pada masa sekarang ini pembaruan itu sendiri. Pertama pembaruan diartikan
masih dalam taraf uji coba. Dalam masa ini akan dilihat sebagai sebuah proses, perbuatan, atau cara untuk
sejauh mana kualitas dari inovasi baru tersebut. memperbaharui sesuatu. Kedua inovasi (pembaruan)
Walaupun begitu inovasi ini sangat mungkin sekali dapat diartikan sebagai suatu penemuan yang baru yang
untuk diaplikasikan karena inovasi itu sendiri tidak belum pernah ada sebelumnya. Sistem pendaftaran
merubah total dari sistem yang sudah ada. Sehingga SISKOHAT Gen 2 Versi 3 yang digagas oleh
ketika petugas yang mengaplikasikan tidak akan Kementerian Agama merupakan jenis pembaruan
mengalami kesulitan yang berarti ketika memberikan berorientasi pada proses dan cara memperbarui sesuatu.
pelayanan kepada masyarakat. Pembaharuan tersebut terletak pada sistem keamanan,
e) Observability atau Kemudahan Diamati kehematan waktu, dan alur yang semakin ringkas dari
Sebuah inovasi harus dapat diamati, dari segi sistem sebelumnya.
bagaimana inovasi tersebut berkerja dan menghasilkan c) Inovasi Metode Pelayanan
sesuatu yang lebih baik. SISKOHAT Gen. 2 Versi 3 Dalam pelayanan pendaftaran haji secara makro
dalam pengaplikasiannya dapat dengan mudah diamati tidak merubah metode dalam memberikan pelayanan
mengenai bagaimana sistem tersebut dapat bekerja yang menggandeng organisasi bisnis agar lebih
secara efektif sebagai media pelayanan administrasi profesional dan akuntabel. Metode ini belum diterapkan
ibadah haji di Indonesia. Untuk melihat efektivitas dari sebelumnya karena metode sebelumnya lebih birokratif
inovasi sistem tersebut dapat dilihat dari keluhan yang dan berbelit - belit.
diberikan oleh masyarakat sebagai penerima layanan. d) Inovasi Kebijakan
Apakah pelayanan yang didapat sudah sesuai dengan Inovasi kebijakan yang dimaksud adalah adanya
harapan. inisiatif dan arah kebijakan baru. Fokus dari inovasi
Inovasi dalam aktifitas kemitraan sektor publik dan yang mempengaruhi proses pembuatan kebijakan harus
bisnis sehingga dapat dikategorikan sebagai innovative dapat memfasilitasi peran serta warga masyarakat atau
governance pada sektor layanan publik berdasarkan stakeholder terkait. Berangkat dari permasalahan
pendapat Muluk (2008:44). Didalam teori tersebut kebijakan Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun
dijelaskan bahwa inovasi yang berhasil merupakan 2012 tentang Penyelenggaraan Haji Regular;
kreasi dan implementasi dari proses, produk, layanan Kementerian Agama banyak mendapat laporan tetang
dan metode pelayanan baru yang merupakan hasil persyaratan pendaftaran haji yang terlalu banyak, alur
pengembangan nyata dalam hal efisiensi, efektivitas pendaftaran yang berbelit, dan sistem kecurangan yang
atau kualitas hasil. Terdapat lima analisis yang dapat tidak bisa dibendung. Hal tersebut yang melatar
menyimpulkan apakah inovasi tersebut sudah dikatakan belakangi inovasi kebijakan Kementerian Agama
sebagai inovasi sektor publik, antara lain sebagai tentang pendaftaran dan pelunasan haji regular dan
berikut: implementasi SISKOHAT Gen 2 Versi 3 yang
a) Inovasi Produk Layanan disempurnakan oleh Peraturan Menteri Nomor 29 Tahun
Produk layanan yang sekarang ini diberikan oleh 2015. Kebijakan yang baru tersebut memuat beberapa
Kementerian Agama berkaitan dengan sistem poin utamanya tentang penyempurnaan persyaratan
pendaftaran haji dan umroh sudah menerapkan design pendaftaran haji, alur pendaftaran, dan pembatalan haji
yang baru yang diberi nama SISKOHAT Gen 2 Versi . regular. Adapun hasil temuan dilapangan tersebut
Namun perubahan bentuk design ini tidak menyeluruh menandakan bahwa Kementerian Agama telah
hanya alurnya saja yang mengalami perubahan namun menerapkan salah satu tipologi inovasi pemerintahan
berdampak rasa kepuasan pada konsumen. Bentuk yaitu perubahan kebijakan.
design yang berubah seperti yang sudah dipaparkan e) Inovasi Sistem
pada hasil penelitian menunjukan bahwa inovasi yang Inovasi Sistem terjadi dalam sistem
dikeluarkan harus dapat menyederhanakan alur penyelenggaraan pelayanan ibadah haji secara parsial,
pelayanan yang terkesan berbelit - belit. Karena dengan khususnya dalam hal pendaftaran ibadah haji.
menyederhanakan alur melalui design layanan sangat Kementerian Agama merubah sistem lama yang kurang
akan berdampak pada kefektifitasan layanan. Seperti efektif menjadi lebih praktis dan efektif. Dengan adanya
yang diutarakan oleh Muluk (2008), inovasi pada sektor tekhnologi Sistem Komputerisasi Haji Terpadu
publik akan berhasil apabila ada dampak layanan yang (SISKOHAT), kerjasama antara Kementerian Agama
lebih efektif dalam prosesnya. dan PT Bank BNI Syariah dapat bersinergi dalam
b) Inovasi Proses Pelayanan memberikan pelayanan pendaftaran ibadah haji.
Proses pembaruan yang terjadi pada sistem Permasalan yang sebelumnya ada menjadi terpecahkan
pelayanan haji dan umroh selalu diterapkan oleh dan penyelenggaraan pelayan publik menjadi lebih baik

113
Novi Indahsari/ JIAP Vol. 4 No. 2 (2018) 106-116

dan stakeholder yang terlibat lebih bisa merasakan besar” menjadi filosofi dan semangat bagi petugas
manfaat dari perubahan tersebut. untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik;
Inovasi yang dilakukan oleh untuk meningkatkan f) Credibility, yaitu sikap jujur dan dapat dipercaya,
kualitas pelayanan di Kantor Kementerian Agama Kota kredibilitas mencangkup nama perusahaan, reputasi
Batu menggunakan elaborasi ukuran kualitas pelayanan perusahaan, karakteristik contact personal dan
yang disampaikan oleh Zeithaml, Berry dan interaksi dengan perusahaan. Kedua institusi baik
Parasurahman (1988) sebagai berikut: Kementerian Agama dan PT Bank BNI Syariah
a) Tangible, bukti fisik dari jasa, peralatan yang selalu menjaga profesionalitas dan selalu memegang
digunakan dan representasi fisik dan jasa. Bukti fisik teguh komitmen untuk menjaga kredibilitas petugas
untuk mendukung pelayanan di Kantor Kementerian dan institusi;
Agama Kota Batu dapat dilihat berdasarkan g) Security, aman dari bahaya dan resiko keragu-
ketersediaan sarana parkir, gedung, ruang raguan. Aspek ini meliputi keamanan secara fisik,
penyerahan berkas dan penginputan data calon kemampuan finansial, serta kerahasian. Pelayanan
jamaah haji dan pencetakan bukti porsi pendaftaran administrasi ibadah haji yang diberikan hampir tidak
haji. Semua proses pelayanan menggunakan satu ada resiko bahaya. Kepastian pemberian layanan dan
sistem komputerisasi terpadu SISKOHAT Gen. 2 keamanan penyimpanan dana pada Bank sudah
Versi 3. Dengan adanya sistem tersebut petugas dijamin oleh lembaga yang memiliki otoritas;
dapat dengan mudah memberikan pelayanan dengan h) Access, yaitu kemudahan untuk dihubungi atau
cepat, efektif dan efisien. Sarana dan prasarana ruang ditemui. Hal ini berarti lokasi, fasilitas jasa mudah
sudah cukup memadai untuk mendukung proses dijangkau, waktu menunggu yang tidak terlalu lama,
pelayanan; saluran komunikasi mudah untuk dihubungi.
b) Reliability, yaitu mencangkup dua hal pokok yaitu Kementerian Agama dan PT Bank BNI Syariah
konsistensi kerja (performance) dan kemampuan memberikan berbagai salura media komunikasi
untuk dipercaya (dependability). Keefisienan waktu online. Adanya proses inovasi yang baru juga
dari pelayanan di kantor Kementerian Agama Kota mempersingkat tahapan proses sehingga waktu
Batu dapat dikatakan sudah efisien. Dengan adanya pelayanan lebih singkat;
inovasi baru SISKOHAT Generasi 2 Versi 3 ini, i) Communication, memberikan informasi kepada
proses pelayanan yang diberikan saat ini cukup pelanggan dalam bahasa yang dapat dipahami serta
singkat, dari proses pengumpulan berkas, melalui mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.
penginputan data sampai dengan pencetakan bukti. Dalam hal ini petugas di kantor Kementerian Agama
Proses tersebut berlangsung pada hari yang sama dan Kota Batu telah mampu berkomunikasi dengan baik
bisa ditunggu, tanpa ada proses datang kembali ke dengan masyarakat yang berkaitan dengan prosedur
Kantor Kementerian Agama atau BPS BPIH. pendaftaran, pelunasan ataupun pembatalan haji.
c) Responsiviness, yaitu kualitas pelayanan yang dilihat Biasanya Kementerian Agama Kota Batu melakukan
dari kerelaan untuk menolong pengguna pelayanan sosialisasi setiap tahun mengenai pelaksanaan
dan menyelnggarakan pelayanan secara ikhlas. penyelenggaraan ibadah haji. Kementerian Agama
Setalah adanya inovasi SISKOHAT Gen. 2 Versi 3 Kota Batu juga menjalin kerja sama dengan
ini telah memenuhi harapan pengguna layanan akan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji di Kota Batu
layanan yang cepat dan mudah; sebagai penghubung informasi kepada calon jamaah
d) Competence, setiap karyawan dalam perusahaan jasa yang lokasinya jauh dari Kantor Kementerian Agama
tersebut memiliki keterampilan dan pengetahuan Kota Batu; dan
yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa j) Understanding the customers, yaitu usaha untuk
tersebut. Para petugas di Kementerian Agama Kota mengetahui kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini
Batu dan PT Bank BNI Syariah Kota Batu sudah Kementerian Agama selalu melakukan perbaikan
memiliki kemampuan yang cukup. Pelatihan berkala dan evaluasi dari pelayanan yang telah diberikan
dilakukan untuk mengembangkan kemampuan secara berkala. Karena seiring dengan perkembangan
petugas; sosio-ekonomi masyarakat, maka kebutuhan
e) Courtesy, meliputi sikap sopan santun, respect, masyarakat pun juga berkembang.
perhatian, dan keramahtamahan para contact
personil. Petugas Kementerian Agama Kota Batu dan 5. Kesimpulan
PT Bank BNI Syariah selalu menyambut calon Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, maka
jamaah haji dengan senang hati. Melayani “Tamu dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Allah dengan baik mempunyai nilai ibadah yang a) Kemitraan yang terjalin antara Kementerian Agama
Kota Batu dan PT Bank BNI Syariah Kota Batu,

114
Novi Indahsari/ JIAP Vol. 4 No. 2 (2018) 106-116

yaitu terjadi pada level Collaborating/ kolaborasi. Daftar Pustaka


Dalam tingkatan ini kedua belah pihak saling
bertukar informasi terkait informasi yang dibutuhkan A. Parasuraman, Valarie A. Zeithaml, and Leonard L.
masing-masing pihak, kegiatan yang dilakukan Berry. (1988). “Servqual: A Multiple-Item Scale
bersama, membagi masing-masing sumberdaya, dan for Measuring Consumer Perceptions of Service
meningkatkan kapasitas sumberdaya diantara pihak- Quality. Journal of Retailing, Vol 64 (1), pp 12-
pihak yang terlibat. Kementerian Agama 37.
menyediakan beberapa pelayanan yang terkait Abdullah, Edi. (2014). Prof Dr Agus Dwiyanto, MPA:
dengan penyelenggaraan pelayanan ibadah haji. Menekankan Inovasi Sektor Publik dalam
Salah satu bentuk pelayanan yang dimitrakan oleh Menghadapi Globalisasi. Kompasiana [Internet],
Kemitraan Agama dengan BPS BPIH adalah 25 September 2014. Dapat diakses pada
pelayanan pendaftaran haji sebagaimana yang telah https://www.kompasiana.com/171717/54f4aa177
dilaksanakan oleh Kementerian Agama Kota Batu 455137c2b6c8c15/prof-dr-agus-dwiyanto-mpa-
dan PT Bank BNI Syariah Kota Batu; menekankan-inovasi-sektor-publik-dalam-
b) Inovasi yang dilakukan Kementerian Agama menghadapi-globalisasi [Diakses 10 Oktober
memiliki terdapat lima atribut dalam inovasi ini, 2016].
yaitu pertama, relative advantage yang tercermin Caiden, Gerald E. (1970). Administrative Reform.
dari pembaharuan SISKOHAT Gen 2 Versi 3 London: Allen Lane The Penguin Press.
memberikan keuntungan yang lebih efektif dan Dror, Yehezkel. (1970). Strategies for Administrative
efisien dalam proses pelayanan pendaftaran haji. Reform. Santa Monica, CA: RAND Corporation.
Kedua, compability yang tercermin dari inovasi yang Dwiyanto, Agus. (2004). Mewujudkan Good
dibuat sebagai perbaikan dari inovasi yang Governance Melalui Pelayanan Publik. Gadjah
sebelumnya. Ketiga, complexity yang tercermin dari Mada University Press, Yogyakarta.
peran PT Bank BNI Syariah yang semakin komplek Keban, Jeremias, T. (2009). Kerjasama Antar
dalam memberikan pelayanan pendaftaran haji. Pemerintah Daerah dalam Era Otonomi: Isu
Keempat, triability yang tercermin dari Strategis, Bentuk, dan Prinsip. Tersedia pada
pengaplikasian inovasi ini masih dalam tahap uji https://www.bappenas.go.id/files/7713/5230/0987
coba yang pada masa ini akan dilihat sejauh mana /03yeremiastkeban__20091014131110__2258__0
kualitas inovasi baru tersebut. Kelima, observability .pdf [Diakses pada 17 Mei 2017].
yang tercermin dari inovasi yang mudah diamati KEPMENPAN Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman
melalui proses pelayanan pendaftaran haji dan Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
langsung dapat memberikan feedback dari pengguna Mahmudi. (2015). Manajemen Kinerja Sektor Publik
layanan sebagai bahan perbaikan selanjutnya. Inovasi Edisi Kedua.Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
SISKOHAT dikategorikan kedalam jenis Inovasi Muluk, Khairul M.R. (2008). Knowledge Management
Teknologi dan Inovasi Proses. Inovasi SISKOHAT (Kunci Sukses Inovasi Pemerintah Daerah).
diciptakan untuk mengatasi permasalahan yang ada Malang: Banyumedia Publishing Bayumedia
sebelumnya dan dapat dikatakan sebagai innovative Publishing dengan Lembaga Penerbitan &
governance. Dengan adanya inovasi baru proses Dokumentasi FIA-UNIBRAW.
pelayanan pendaftaran haji menajdi lebih singkat, Nasucha, Chaizi. (2004). Reformasi Administrasi Publik
efektif dan efisien; Teori dan Praktek. Grasindo, Jakarta.
c) Kualitas layanan berdasarkan kriteria dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013
pelayanan SISKOHAT Gen 2 Versi 3 telah tentang Bank Penerima Setoran Biaya
mencangkup prinsip prinsip atau ukuran kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji.
layanan yaitu indikator tangible atau adanya bukti Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor
fisik berupa peralatan dalam penerapan layanan, lalu 29 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
reability yang mencangkup dua hal utama yaitu Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 tentang
konsistensi kerja dan kemampuan yang dipercaya, Penyelenggaraan Ibadah haji Reguler.
responsiveness atau bertanggung jawab dalam Peraturan Menteri Agama No.24 Tahun 2016 tentang
memberikan pelayanan, dan indikator terakhir adalah Perubahan Peraturan Menteri Agama No 30
assurance atau kepastian adalah kualitas pelayanan Tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran
yang diukur dari pengtahuan, kesopanan, dan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji.
kemampuan para petugas penyedia layanan dalam Rosen. E. D. (1993). Improving Public Sector
memberikan kepercayaan kepada pengguna layanan. Productivity: Concept and Practice. Sage
Publication, USA.

115
Novi Indahsari/ JIAP Vol. 4 No. 2 (2018) 106-116

Setyaningrum, Erna. (2009). Inovasi Pelayanan Publik.


Surabaya: Medika Aksara Globalindo.
Suwarno, Yogi. (2008). Inovasi Di Sektor Publik. STIA-
LAN Press, Jakarta.
Sumarto, Hetifah Sj. (2009). Inovasi, Partisipasi dan
Good Governance. Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta.

116

Anda mungkin juga menyukai