Naskah Monica Indriani
Naskah Monica Indriani
KELAS: XI IPS 1
TUGAS: NASKAH TEATER SENI BUDAYA
Putri Matahari
Pemeran:
1. Putri matahari
2. Putri anya
3. Ibu tiri
4. Putri bulan
5. Pangeran Gio
6. Ibu pangeran Gio
7. Ayah pangeran Gio
8. Pegawai istana 1
9. Pegawai istana 2
Pada suatu hari hiduplah seorang putri dari kerajaan selatan bernama putri matahari, dia
hidup dengan, ibu tiri, dan saudara tirinya. Ia di jadikan seperti pelayan di rumah oleh ibu tiri
dan saudari tirinya sendiri.
Scene 5: (pasar)
Bulan: ibu kami akan pergi ke pasar untuk membeli beberapa gaun untuk di pakai di acara
pangeran tersebut
Ibu tiri: ayo ibu temani kalian, kita akan membeli gaun terbaik di seluruh kota
Anya: aku akan menjadi princes malam nantik
Ibu tiri: ingat harus salah satu di antara kalian berdua yang terpilih menjadi permaisuri dari
pangeran
Anya: sudah pasti ibu
Matahari: hiks..... hiks.... hiks.... aku ingin pergi ke pesta dansa itu
Kurcaci 1: jangan menangis gadis manis
Matahari: siapa kau
Kurcaci 2: aku kurcaci yang tinggal di dalam hutan sekitar sini dan aku mendengar suara
tangisanmu menggelegar sampai ke dalam hutan
Kurcaci 1: jangan takut, kami tidak akan menyakitimu, kami akan membantumu
Kurcaci 2: kami tahu kamu ingin pergi ke pesta dansa itu kami akan membantumu
(Kurcaci 1&2 langsung memanggil para hewan dan membuat dengan sekejap mata gaun putri
matahari menjadi bagus dan berkilau)
Matahari: wow ini sangat bagus
Kurcaci 2: pergilah matahari kamu akan mendapatkan apa yang kamu impikan
Matahari: aku akan pergi terimakasih
Kurcaci 1: hati hati matahari
Scene 7: (istana)
Matahari berlari menuju istana karena dia sangat ingin sampai ke sana sebelum acara pesta
dansa di mulai. Dia membuka pintu kerajaan dengan sangat kuat sampai sampai orang di
dalamnya kaget dengan kedatangan matahari yang mempesona dan berkilau sampai tidak
ada yang dapat mengenali kalau itu matahari termasuk ibu tiri dan kedua saudara tirinya.
Banyak orang yang membicarakan matahari, tetapi matahari tetap cuek dan terus berjalan
memasuki area dansa.
Matahari: selamat malam pangeran. Maaf saya datang terlambat yang mulia (sambil
membungkukan badannya)
Ratu: cantik sekali wajahmu wahai putri
Raja: dari kerajaan mana kau berasal wahai gadis manis
Matahari: saya adalah salah satu rakyatmu wahai yang mulia
Pangeran: wow aku tidak pernah mengetahui jika punya rakyat yang cantik seperti ini
Matahari: terimakasih yang mulia
Ratu: siapa namamu wahai putri
Matahari: nama saya matahari wahai yang mulia
Raja: namamu persis seperti orangnya yang sangat berkilau
(Saat itu juga ibu tiri dan kedua saudara tiri kaget mendengar siapa perempuan cantik yang
baru dia puji)
Pangeran: kalian cari sampai ketemu di mana putri matahari berada jangan kembali jika tidak
kalian jangan kembali lagi ke sini
Pegawai istana 1&2: baik pangeran
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun tetap tidak ada kejelasan
mengenai di mana keberadaan putri matahari sudah banyak saimbara di lakukan tetapi putri
matahari tetap tidak di temukan
Ratu: wahai putra ku, sudah bertahun semenjak kejadian itu kenapa kau tidak mencari
permaisuri saja?
Pangeran: aku tidak bisa melupakan putri matahari wahai ayahanda dan ibunda aku sangat
mencintainya
Raja: wahai pangeran kau harus melanjutkan kehidupanmu dan juga kerajaan kita. Ayah dan
ibunda telah tua kami ingin beristirahat di masa tua kami dan menjaga cucu kami
Ratu: kami telah memilihkan siapa calon permaisurimu
Pangeran: baiklah ayah dan ibu aku siap menjalankan hidupku kembali
Scene 12: (pernikahan pangeran dan kehidupan bahagia sang putri matahari)
Pangeran: hari ini aku sudah menikah, tetapi tetap aku tidak bisa melupakan putri matahari!
Hanya dia yang ada di hatiku. Putri ayo kembali aku sangat merindukanmu
Permaisuri pangeran: pangeran! (Panggil sang permaisuri dengan lembut) aku tahu kau
belum melupakan putri matahari, aku siap menunggumu membuka hati untukku
Pangeran: terimakasih permaisurimu. Aku akan mencoba membuka hati untukmu
Sementara di lain sisi putri matahari telah hidup bahagia di hutan dengan para kurcaci dan
bahagia mendengar kabar pernikahan pangeran
Akhirnya pangeran dan putri matahari hidup bahagia dengan kehidupannya masing masing.