Anda di halaman 1dari 21

DESIGN PLAN AND PRESENT ALL

KELOMPOK 1 IN ONE PLACE CANVA.

SLIDE 1
GANGGUAN
CITRA TUBUH

PRESENT WITH EASE AND


WOW ANY AUDIENCE WITH YOUR
PRESENTATION. DESIGN PLAN AND
PRESENT ALL IN ONE PLACE CANVA.
ADD A SHORT DESCRIPTION
KELOMPOK 1

SLIDE 2
Natasya Wijdaningtyas 2101693 Dina Selvia 2106591

Aam Linda Nurfalah 2103713 Ria Agista 2107005

Putri Syavina 2103967 Hani Siti Hasifa 210702

Najwa Khusnul K. 2104370 Ahmad Dendy H. 210708

Hajar Zulva Sakinah 2104415 Yunisha Husnul N. 2109341


BAB 1
LATAR BELAKANG
Menurut Undang-Undang No. 18 tahun 2014 menjelaskan
definisi sehat jiwa yaitu suatu keadaan dimana seseorang
dapat berkembang secara fisik, mental, sosial maupun
spritual sehingga dapat menyadari kelebihan dirinya,
mampu menyelesaikan masalah dan mampu berkontribusi
dengan maksimal. Salah satu masalah kesehatan jiwa
adalah masalah psikosial. Definisi citra tubuh sendiri yaitu
respon individu atau pola pikir individu terhadap tubuhnya
yang terjadi secara sadar ataupun tidak sadar, meliputi
bentuk tubuh yang tidak ideal, jerawat pada wajah, fungsi
tubuh, dan kecacatan pada anggota tubuh serta hal lain
tentang tubuhnya (Indika, 2010). Gangguan citra tubuh
dapat diartikan sebagai perasaan negatif tentang tubuh
yang meliputi penampilan, struktur, bentuk badan yang
tidak ideal, muka yang berjerawat, fungsi fisik seseorang
dan aspek-aspek lain yang terdapat pada tubuh (SDKI,
2017).

BACK TO AGENDA PAGE SLIDE 3


BAB 1
TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari gangguan
citra tubuh
2. Mampu mengklasifikasikan stressor dari
gangguan citra tubuh
3. Mengetahui etiologi atau penyebab
gangguan citra tubuh
4. Mengetahui manifestasi klinis atau gejala
secara klinis gangguan citra tubuh
5. Mampu mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi dari gangguan citra
tubuh
6. Mengetahui penatalaksaan yang baik
dan tepat dari gangguan citra tubuh

BACK TO AGENDA PAGE SLIDE 4


BAB 2
PENGERTIAN
Citra tubuh adalah cara individu mempersepsikan
ukuran, penampilan, dan fungsi tubuh dan
bagian-bagiannya. Citra tubuh memiliki aspek
kognitif dan afektif. Kognitif adalah pengetahuan
materi tubuh dan kelekatannya, afektif mencakup
sensasi tubuh, seperti nyeri, kesenangan,
keletihan, gerakan fisik. Citra tubuh adalah
gabungan dari sikap, kesadaran ,dan tidak
kesadaran, yang dimiliki seseorang terhadap
tubuhnya. Citra tubuh dapat mempengaruhi
bagaimana cara individu mempersepsikan
tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar
yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan, dan
potensi tubuh berikut bagian-bagiannya

BACK TO AGENDA PAGE SLIDE 5


KLASIFIKASI
Citra tubuh normal adalah persepsi individu yang dapat menerima
dan menyukai tubuhnya sehingga bebas dari ansietas dan harga
dirinya meningkat. Gangguan citra tubuh adalah persepsi negatif
tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk,
struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang sering
berhubungan dengan tubuh. Stressor pada tiap perubahan, yaitu
1. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat
penyakit
2. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi,
suntikan, daerah pemasangan infus
3. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh
disertai dengan pemasangan alat di dalam tubuh
4. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah
sistem tubuh
5. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan
6. Makna dan objek yang sering kontak : penampilan dan dandan
berubah, pemasangan alat pada tubuh klien ( infus, fraksi,
respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll).

BACK TO AGENDA PAGE SLIDE 6


FEATURED STATISTICS

ETIOLOGI
Konsep diri seseorang dapat berubah menurut berbagai
faktor. Penyebab terjadinya Gangguan Citra Tubuh adalah
karena adanya kekurangan fisik atau jarang diberi pujian atas
suatu keberhasilan. Ketika seseorang mencapai pubertas,
mereka tidak lagi diberi kesempatan untuk berkembang,
diterima, atau dihargai apa adanya. Di awal masa dewasa,
kegagalan dalam pekerjaan, sekolah, atau pergaulan adalah
hal biasa. Gangguan Citra Tubuh muncul saat lingkungan
cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya. Menurut Farida dan Yudi (2015), gejala
gangguan citra tubuh antara lain emosi malu atau menyesal,
menghukum diri sendiri, gagal, interaksi interpersonal yang
rusak, mengkritik diri sendiri, dan berpikir bahwa orang lain
lebih baik dari diri sendiri.

BACK TO AGENDA PAGE SLIDE 7


MANIFESTASI
DESIGN PLAN AND PRESENT ALL
IN ONE PLACE CANVA.

KLINIS

a. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah


b. Tidak menerima perubahan tubuh uang telah terjadi/akan terjadi
c. Menolak penjelasan perubahan tubuh
d. Persepsi negatif pada tubuh
e. Preokupasi dengan bagian tubuh uang hilang
f. Mengungkapkan keputusasaan
g. Mengungkapkan ketakutan

SLIDE 8
FAKTOR - FAKTOR YANG
MEMPENGRUHI CITRA TUBUH

Selfesteem Perbandingan Bersifat Proses


dengan orang lain dinamis pembelajaran

BACK TO AGENDA PAGE KERAWATAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL SLIDE 9


PENATALAKSANAAN

A. TERAPI KEPERAWATAN
1. GENERALIS 2. SPESIALIS
Dilakukan apabila klien yang mengalami
Tindakan keperawatan generalis
masalah gangguan citra tubuh belum
bertujuan membantu pasien
teratasi. Terapi yang diberikan pada klien
untuk mengetahui atau dengan gangguan citra tubuh adalah
mengenal gangguan citra tubuh. terapi kognitif. Terapi kognitif yaitu salah
Terapi ini mempunyai 2 prinsip bentuk psikoterapi yang dapat melatih klien
yaitu membantu pasien dengan masalah gangguan citra tubuh
mengenal gangguan citra tubuh yang berguna untuk mengubah cara klien
dan membantu klien mengatasi mangartikan sesuatu dan melihat sesuatu
gangguan citra tubuh dalam hal yang tidak sesuai dengan keinginan.
Terapi kognitif merupakan pedoman untuk
aspek apapun (Kelliat, 2015).
berpola pikir lebih baik bukan merubah
pola pikir klien secara instan (Adityasto,
2017).
PENATALAKSANAAN

B. TERAPI MEDIS

sentraline Fluoxetine Paroxetine


50 mg/hari 20 mg/hari 20 mg/hari
BAB 3
SKENARIO KASUS
Nn. S berusia 23 tahun yang bekerja sebagai pegawai kantor
datang kerumah sakit. Satu minggu yang lalu, pasien telah
melakukan operasi pengangkatan payudara karena kanker
yang telah menyebar ke seluruh bagian payudara sebelah
kiri. Hasil pengkajiani didapatkan data pasien tampak lemas,
gelisah, khawatir dan pasien selalu memalingkana wajahnya
kesebelah kiri. Orang tua pasien mengatakan bahwa setelah
operasi, pasien tiidak mau melihat luka operasinya, selalu
mengurung diri dikamar, tidak mau bertemue teman yang
ingin menjenguknya dan menangis. Pasien mengeluh luka
bekas operasinya belum lekas sembuh serta merasa malu
dengan kondisi pasien yang sudah tidakm sempurna qlagi
sehingga pasien tidak mampu melakukan aktivitas seperti
biasanya. Pasien juga merasa takut pada reaksi orang lain
terhadap dirinya sehingga membuat pasiena menarik diri
untuk bersosialisasi dengan orang lain.
BACK TO AGENDA PAGE SLIDE 3
BAB 3
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien:
DO :
a. Pasien tampak lemas, gelisah dan khawatir
b. Pasien selalu memalingkan wajahnya ke sebelah kiri
c. pasien menarik diri dari perawat

BACK TO AGENDA PAGE SLIDE 3


BAB 3

a. Proses Keperawatan

DS :
a. Orang tua pasien mengatakan bahwa setelah operasi, pasien
tidak mau melihat luka bekas operasinya, selalu mengurung diri
berdiam dikamar dan tidak mau menemui teman yang
menjenguknya.
b. Orang tua pasien mengatakan bahwa pasien selalu menangis.
c. pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi.
d. Pasien mengatakan luka operasi belum lekas sembuh.
e. Pasien mengatakan malu dengan kondisi tubuhnya yang sudah
tidak sempurna sehingga pasien tidak mampu menjalani aktivitas
seperti biasanya.

BACK TO AGENDA PAGE SLIDE 3


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

GANGGUAN CITRA TUBUH


3. TUJUAN KHUSUS

- Kepercayaan diri klien kembali normal


- Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya
- Pasien dapat mengidentifikasi dan menggali potensi
(aspek positif).
- Pasien dapat melakukan cara untuk meningkatkan
citra tubuh.
- Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
3. TINDAKAN KEPERAWATAN

-- BHSP
- Mengidentifikasi citra tubuh pasien: dulu dan saat ini,
perasaan dan harapan citra tubuhnya saat ini
- Mengidentifikasi aspek positif dirinya (potensi bagian
tubuh lainnya)
- Mengajarkan pasien cara meningkatkan citra tubuh
- Memasukkan dalam jadwal untuk kegiatan harian.
KESIMPULAN
Citra tubuh adalah gambaran diri terhadap dirinya sendiri, gambaran ini akan menyesuaikan
dengan bagaimana orang lain memperhatikannya, sehingga dapat menggambarkan diri
dengan melihat bagaimana respon orang lain ketika memperhatikannya. Sedangkan,
Gangguan citra tubuh adalah persepsi negatif tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang sering
berhubungan dengan tubuh. Adapun klasifikasi pada gangguan citra tubuh diakibatkan dari
stressor pada tiap perubahannya, yaitu perubahan ukuran tubuh, perubahan bentuk tubuh,
perubahan struktur, perubahan fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak.
Penyebab terjadinya Gangguan Citra Tubuh adalah karena adanya kekurangan fisik atau
jarang diberi pujian atas suatu keberhasilan. Maka gangguan pada citra tubuh terdapat
tanda dan gejala, yaitu Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah, tidak
menerima perubahan tubuh uang telah terjadi/akan terjadi, menolak penjelasan perubahan
tubuh, persepsi negatif pada tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh uang hilang,
mengungkapkan keputusasaan dan mengungkapkan ketakutan. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi gangguan citra tubuh, dipengaruhi oleh self esteem, perbandingan dengan
orang lain, bersifat dinamis dan proses pembelajaran. Penatalaksanaan pada gangguan
citra tubuh meliputi, terapi keperawatan dan terapi medis.
BACK TO AGENDA PAGE SLIDE 3
DAFTAR PUSTAKA

Adityasto, T(2017). Asuhan Keperawatan Jiwa pada Klien dengan Gangguan CitraTubuh.

Damanik, I. A (2021). Studi Kasus Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Tn. K Dengana
GangguanCitra Tubuh Di Gang Musara. OSF Preprints. October, 23.

Farida, Kusumawatiand Hartono Yudi.(2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika.

Hartati, S. (2011). Efektivitas Terapi Spesialis pada Klien Gangguan Fisik yang Mengalami
Ansietas dan Gangguan Citra Tubuh.

Indika, K.(2010). Gambaran citra tubuh pada remaja yang obesitas skripsi.

Kelliat, B.A. & Pawirowiyono, A.(2015). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok Edisi2.
Jakarta : EGC.

Kawuwung, K.(2015). Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh Dan Harga Diri Pada Remaja Putri
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. 3.

BACK TO AGENDA PAGE SLIDE 3


DAFTAR PUSTAKA

Laia, K. A.(2021). Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Ny. M Dengan Masalah Gangguan Citra
Tubuh.

Mursyidto, M. I.(2014). Studi Kasus Ketidakpuasan Remaja Putri Terhadap Keadaan Tubuhnya
(Body Image Negative Pada Remaja Putri). Implementation Science

Nurhalimah (2016). Modul Ajar Cetak Keperawatan Jiwa. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan

Olivia, G. (2016). Hubungan pola makan dan obesitas pada remaja dikota bitung

Pradana, H. P. (2020). Manajemen Peningkatan Citra Diri Pada Pasien Amputasi Dengan
Gangguan Citra Tubuh (Doctoral dissertation, Tugas Akhir, Universitas Muhammadiyah
Magelang).

Puspita, rikatri. (2019). Hubungan dukungan sosial dengan pasien gangguan citra tubuh. June.

Samura (2011). Hubungan Perubahan Fisik Pada Masa Pubertas Dengan Citra Tubuh Remaja
Putri Kelas 1 Di SMP Nusantara Lubuk Pakam. Vol 1(1).

BACK TO AGENDA PAGE SLIDE 3


DESIGN PLAN AND PRESENT ALL
IN ONE PLACE CANVA.

SLIDE 1
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai