Materi utama pada asuhan keperawatan pada masalah psikologi meliputi: ansietas,
kehilangan, ketidak berdayaan, berduka, gangguan citra tubuh keputusan, dab harga diri
rendah situasional.
4.4.1.1. Ansietas
A. Materi
Ansietas atau kecemasan adalah perasaan was – was, khawatir, takut yang tidak jelas
atau ketidak nyamanan seakan – akan terjadi sesuatu yang mengancam. Salah satu
terhadap integritas tubuh dan jiwa seseorang. Perubahan yang terjadi akibat
nadi, respirasi, peningkatan tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos: kandung
kemih dan usus ( sering BAB dan BAK ), kulit dingin dan lembab, dan perubahan pada
tidur. Respon psikologis menimbulkan ada rasa ketakutan khawatir dan was – was.
a. Pengkajian
b. Diagnosis
Ansietas
c. Perencanaan / Tindakan
Identifikasi tanda – tanda ansietas. Ajarkan tehnik tarik nafas dalam. Lakukan
d. Evaluasi
– tanda vital dalam batas normal, mampu mengontrol perilaku, dan lapang
persepsi meluas.
A. Materi
bahwa tindakan yang dilakukan individu tidak akan memberikan hasil yang
bermakna sehingga menyebabkan hilang control atas situasi saat ini maupun yang
akan terjadi ( Wilkinson, 2012 ). Pasien merasa bahwa tidak ada upaya yang akan
karena penilaian negative terhadap diri sendiri yang salah satunya disebabkan
B. Proses Keperawatan
a. Pengakajian
Klien juga terlihat apatis dan pasif, ekspresi muka murung, bicara dan
gerakan lambat, tidur berlebihan, serta nafsu makan tidak ada lagi atau
berlebihan.
b. Diagnosis
Ketidak berdayaan
d. Evalusi
4.4.1.3. Berduka
A. Materi
Kehilangan ( loss ) adalah suatu situasi actual maupun risiko yang dapat dialami
individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau
terhadap kehilangan. Hal ini diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing
– masing orang dan didasarkan pada pengalaman pribadi, espektasi budaya, dan
1) Denial ( mengingkari peristiwa yang terjadi, tidak percaya itu terjadi, letih, lesu,
4) Depersion ( menolak makan dan bicara, menyatakan putus asa dan tidak
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
berkonsentrasi.
b. Diagnosis
Berduka
d. Evaluasi
Klien mampu melalui fase berduka sampai pada tahap acceptance ditandai
A. Materi
aspek dalam kehidupan, kemampuan fungsional dan status kesehatan. Setiap orang
memiliki konsep diri yang berbeda yang membuat setiap individu menjadi unik
( Delaune & Leader, 2002 ). Setiap individu memiliki pandangan diri pada aspek fisik,
emosional, intelektual dan dimensi fungsional yang akan berubah setiap waktu dan
tergantung pada situasi. Masalah pada komponen konsep diri terdiri dari 5
komponen : Gangguan citra tubuh, perubahan peran, ideal diri tidak realistis,
Gangguan citra tubuh dalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang
diakibatkan oleh perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosis
saat ini. Motivasi pasien untuk melihat bagian tubuh yang hilang secara
melatih bagian tubuh yang sehat. Beri pujian yang realistis atas kemampuan
pasien. Ajarkan pasien untuk meningkatkan citra tubuuh dan melatih bagian
d. Evaluasi
ditandai dengan mau melihat bagian tubuh yang berubah, terlibat aktif
4.4.1.5 Keputusasaan
A. Materi
seperti gagal ginjal kronik. Sebagian pasien gagal ginjal kronik menjalani hemodialisis
pasien seringkali dibayangi dekatnya kematian, merasa tidak dapat mengatur diri
sendiri dan harus bergantung pada orang lain. Kondisi demikian tentu akan
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosis
Keputusasaan
pasien. Latih cara merawat dirinya. Latih melakukan aktivitas positif. Latih
cara partisipasi aktif dalam kelompok. Latih cara tindakan koping alternative
d. Evaluasi
pengobatan.
A. Materi
Harga diri adalah penilain harga diri pribadi seseorang berdasarkan kesesuaian
pencapaian diri dengan ideal diri. Seberapa sering seseorang mencapai tujuan secara
langsung mempengaruhi perasaan kompeten ( harga diri tinggi atau harga diri
negative diri lingkungan sekitar. Harga diri rendah dapat diakibatkan oleh beberapa
hal antara lain kehilangan, gangguan citra tubuh, gangguan peran, dan ideal diri
tidak realistis
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
perawatan diri, bicara pelan dan lirih, jalan dengan menunduk, postur tubuh
menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan tidak mampu membuat
keputusan.
b. Diagnosis
Identifikasi kemapuan dan aspek positif yang dimiliki. Nilai kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki. Pilih kemampuan positif yang dimiliki dan berikan
4.2.2. Pokok Materi dan Pedekatan Proses Perawatan Masalah Gangguan jiwa
Asuhan keperawatan jiwa dengan masalah gangguan jiwa meliputi: harga diri rendah
kronik, risiko perilaku kekerasan, halusinasi, isolasi sosial, deficit perawatan diri, risiko
A. Materi
Keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negative mengenai diri dan
kemampuannya dalam waktu lama dan terus menerus yang berhubungan dengan
perasaan tidak berharga, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, remtan, rapuh, serta
tidak berarti.
perkembangan, transisi peran situasi, dan transisi sehat sakit dapat menyebabkan
gangguan gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri. Faktor prespitasi
gangguan ini mempunyai koping yang tidak konstruktif atau koping maladaftif.
B. proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosi
Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. Latih pasien
dipilih pasien.
d. Evaluasi
A. Materi
Perilaku kekerasan adalah marah yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon
terhadap perasaan terancam berupa ancaman fisik atau ancaman terhadap konsep
diri yang diekspresikan dengan mengancam, mencederai orang lain dan atau
merusak lingkungan.
Proses terjadinya risiko perilaku kekerasan disesbkan factor predisposisi: factor
agresif dan lingkungan yang tidak kondusif ( bising dan padat ), kecacatan fisik,
penyakit kronis dan factor psikologis. Faktor presipitasi: adanya ancaman ( baik
ancaman internal dan external ) terhadap konsep diri seseorang, penyalahan gunaan
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosis
kondisi darurat, ketika ada risiko besar akan membahayaklan pasien atau
yang dialami pasien ), Justice ( harus mampu berlaku adil pada pasien ).
d. Evaluasi
4.4.2.3 Halusinasi
A. Materi
Halusinasi adalah gangguan jiwa berupa respon panca indera, yaitu penglihatan,
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosis
d. Evaluasi
A. Materi
( genetic ), dan factor sosial cultural ( komunikasi dalam keluarga ). Faktor presipitasi
: sosial cultural, perpisahan dengan orang yang berarti, tidak sempurnanya anggota
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Tanda dan gejala : menolak interaksi dengan orang lain, merasa sendirian,
merasa tidak diterima, mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat dan
tidak ada dukungan orang yang dianggap penting, serta tidak mampu
b. Diagnosis
Isolasi Sosial
d. Evaluasi
A. Materi
Defisit perawatan diri adalah kondisi dimana individu tidak mampu melakukan atau
diri tampak dari ketidak mampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias, dan
toileting : Buang Air Besar ( BAB ) / Buang Air Kecil ( BAK ) secara mandiri.
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajin
Faktor penyebab : gangguan musculoskeletal, gangguan neuromuskuler,
/ Minat.
Tanda dan gejala: menolak melakukan perawatan diri menyatakan tidak ada
sembarang tempat dan tidak mampu menggunakan alat bantu makan. Tidak
yang sesuai.
b. Diagnosis
d. Evaluasi
A. Materi
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan ditimbulkan oleh diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan atau pembinasaan oleh diri individu sebagai akibat krisis
merasa ini adalah jalan keluar yang terbaik. Proses terjadinya risiko bunuh diri
( putus obat ), psikologis ( takut kehilangan keluarga atau orang yang dicintai, factor
sosial ekonomi, masalah pekerjaan, gangguan peran dan konflik keluarga ). Tindakan
bunuh diri terdiri dari isyarat, ancaman, dan percobaan. Pasien dengan isyarat
bunuh diri sering kali mengungkapkan pernyataan tidak langsung terkait dengan
keinginan tubuh dirinya, misalkan : “orang lain akan lebih baik mengasuh anak saya”.
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosis
d. Evaluasi
4.4.2.7. Waham
A. Materi
Waham adalah keyakinan pribadi berdasarkan kesimpulan yang salah dari eskternal.
Waham juga diartikan sebagai keyanikanan yang salah yang dipertahankan secara
Proses terjadinya waham factor predisposisi: Biologi ( Lesi pada daerah frontal,
kadar serotonin ), Psikologi ( mudah kecewa, kecemasan tinggi, mudah putus asa
dan menutup diri konsep diri yang negative ), dan sosial budaya ( riwayat tinggal di
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Tanda dan gejala : mudah lupa atau sulit konsentrasi, mengatakan bahwa ia
adalah artis, nabi, presiden, wali, dan lainnya yang tidak sesuai dengan
kenyataan, mengatakan hal yang diyakini secara berulang – ulang, dan sering
b. Diagnosis
Waham
d. Evaluasi
1. Seorang perempuan berusia 20 tahun, datang ke poli kulit, post luka bakar.
Ketika perawat akan melakukan pengukuran TD, pasien menolak dan menutupi
tangannya dengan jaket. Hasil pengkajian : tangan sebelah kanan berwarna putih
bekas luka bakar, pasien banyak menunduk, dan mengatakan tangannya tidak
A. penampilan peran
B. citra tubuh
C. harga diri
D. ideal diri
E. identitas
Pembahasan :
Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri,
penampilan peran, dan identitas diri. Citra tubuh merupakan sikap sadar dan
bawah sadar terhadap tubuh sendiri. Perasaan tidak puas seseorang terhadap
tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh
Strategi :
yang negative.
Jawaban : B
2. Seorang laki – laki berusia 40 tahun dirawat di RSU karena mengalami patah kaki
dirinya lebiih berhati – hati, tentu saat ini ia masih bisa bekerja seperti biasa”
B. anger
C. depresi
D. bargaining
E. acceptance
Pembahasan :
( menolak, mengingkari peristiwa yang terjadi, tidak percaya itu terjadi, letih,
lesu, mual, gelisah, tidak tahu apa yang akan dilakukan ), anger
menyatakan putus asa dan tidak berharga, susah tidur dan letih ) dan
Strategi :
proses berduka dengan mengatakan “ andai saja dirinya lebih hati – hati,
tentu saat ini ia masih bisa bekerja seperti biasa “. Hal ini menunjukkan pasien
apapun. Hasil pengkajian : klien mengatakan malu pada bekas luka bakar pada
wajah, tampak sering menutupi wajah, tampak murung, dan banyak menunduk.
Pembahasan :
dan sulit konsentrasi. Data objektif : bicara pelan dan lirih, menolak
Pada kasus diatas, tanda dan gejala harga diri rendah situasional adalah pasien
kriteria hasil untuk meningkatkan harga diri pasien yaitu mengenal aspek positif
yang dimiliki. Pilihan a). Kurang tepat karena tidak spesifik mengatasi harga diri
rendah. Pilihan b). Tepatnya untuk masalah keputusan. Pilihan c). Untuk
mengatasi ketidak berdayaan dan Pilihan e). Untuk mengatasi masalah isolasi
sosial.
Jawaban : D
4. Seorang perempuan usia 31 tahun dirawat di RSJ karena menolak minum obat
dan bicara sendiri. Menurut keluarga, pasien dekat dengan ibunya yang
meninggal 1 tahun lalu, selalu dimarahi oleh ayahnya, pernah tidak naik kelas,
dan pernah ditinggal menikah pacarnya 2 tahun lalu. Hasil pengkajian pasien
B. gagal pendidikan
C. gagal menikah
D. putus obat
E. pola asuh
Pembahasan :
Terjadi gangguan jiwa diawali dengan factor predisposisi / pendukung dan factor
jenis dan jumlah sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi stress. Faktor
presipitasi adalah stimulasi yang berasal dari internal dan eksternal yang
mencakup waktu ( berapa lama orang terpapar ) dan jumlah stressor yang
dialami. Kedua factor tersebut terdiri dari aspek biologis, psikologis, sosial dan
spiritual.
Strategi:
faaktor presipitasi adalah dengan melihat waktu kejadian. Kejadian yang paling
dicintai dan pola asuh. Sedang factor presipitasinya adalah putus obat.
Jawaban : D
5. Seorang laki – laki berusia 17 tahun, dibawa ke UGD RSJ karena mengamuk di
rumah. Hasil pengkajian tatapan mata pasien tajam, tangan mengepal sambil
pasien.
A. non maleficience
B. beneficience
C. autonomy
D. veracity
E. justice
Pembahasan :
Pasien gangguan jiwa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami
Strategi:
Pada kasus, pasien melakukan tindakan yang akan merugikan dirinya sendiri
orang lain dan lingkungan. Sehingga harus dilakukan tindakan pengikat sesuai
dengan prosedur. Sehingga jawaban yang paling tepat pada kasus diatas adalah
Non Maleficience.
Jawaban : A
pasien mengatakan “ sudah tidak ada lagi yang bisa saya lakukan, saya tidak bisa
A. ansietas
B. keputusan
C. ketidak berdayaan
Pembahasan:
Ketidak berdayaan adalah persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan
Strategi:
ketidak berdayaan, keputusan, harga diri rendah situasional dan gangguan citra
tubuh. Hasil pengkajian saat ini / here and now, data yang diungkapkan berulang
– ulang atau mengancam diri pasien menjadi maslah utama, sehingga masalah
Jawaban: C
7. Seorang laki – laki berusia 24 tahun menjalani hemodialisis di RSU sejak 5 tahun
pengobatan yang sudah dilakukan, tetapi kondisinya tetap seperti ini. Pasien
A. berduka disfungsional
B. ketidakberdayaan
E. ansietas
Pembahasan :
Strategi :
Pada kasus diatas, pilihan a tidak dipilih karena hanya menjadi factor penyebab
pembicaraan yang pesismis, perilaku sedih dan pasif, dan pada akhirnya pasien
menolak pengobatan.
Jawaban : D
8. Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di RSJ alasan masuk susah tidur,
mondar – mandir, dan 3 bulan tidak minum obat. Pasien mengatakan suaminya
sering melakukan KDRT dan saat ini sudah dicerai, malu dengan kondisinya. Hasil
pengkajian : pakaian tidak rapi, bicara dan tersenyum sendiri, malas berinteraksi
A. halusinasi
B. isolasi sosial
Pembahasan :
Halusinansi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon panca indera, yaitu
sumber yang tidak jelas. Tanda dan gejala halusinasi adalah menyatakan
Strategi :
Pada kasus diatas ada lima masalah keperawatan yaitu regimen terapi inefektif,
HDR, deficit perwatan diri, halusinasi dan isolasi sosial. Hasil pengkajian saat ini /
here and now, data yang diungkapkan berulang – ulang atau mengancam diri
pasien menjadi masalah utama. Dari kasus masalah keperawatan utama adalah
halusinasi ( bicara dan tersenyum sendiri, malas berinteraksi dengan orang lain,
mondar – mandir )
Jawaban : A
menyendiri, tidak mau mandi dan kadang bicara sendiri. Hasil pengkajian : pasien
mengatakan mempunyai 4 anak dan sudah bercerai satu bulan yang lalu, merasa
sendiri dan mengatakan “ tolong sampaikan pada keluarga saya untuk menjaga
anak – anak saya, mungkin sya tak akan bisa merawat mereka lagi! “
A. isolasi sosial
C. perilaku kekerasan
E. halusinasi pendengaran
Pembahasan :
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan ditimbulkan oleh diri sendiri
merasa ini adalah jalan keluar yang terbaik. Penyebabnya adalah harga diri
Strategi :
halusinasi, risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial, dan risiko bunuh diri. Masalah
utama adalah data yang diungkapkan berulang – ulang atau mengancam diri
pasien menjadi data mayor. Pada kasus diatas adalah risiko bunuh diri.
Jawaban : B
10. Seorang laki – laki berusia 28 tahun, dirawat di RSJ alasan marah – marah dan
menolak minum obat. Hasil wawancara pasien mengatakan tidak mau berbicara
karena dirinya mempunyai ilmu suci yang bisa menyebuhkan orang, bicara
inkoheren dan fligt of idea. Keluarga mengatakan pasien gagal ujian CPNS enam
bulan lalu.
A. waham
B. harga diri rendah
C. kerusakan komunikasi
Pembahasan:
ungkapkan berulang – ulang tentang keyakinan yang salah atau tidak sesuai
Strategi:
harga diri rendah, kerusakan komunikasi, regimen terapi inefektif dan risiko
perilaku kekerasan. Dari kasus diatas, hasil pengkajian saat ini/here and now,
data yang diungkapkan berulang – ulang atau mengancam diri pasien menjadi
Jawaban: A
dikamar sejak 1 bulan lalu dan kadang marah tanpa sebab. Hasil pengkajian:
pasien sering menyendiri, tertawa dan bicara sendiri, efek labil, dan penampilan
Pembahasan :
frekuensi, isi, waktu, frekuensi, situasi dan respon terhadap halusinasi dan
halusinasi dengan cara bercakap – cakap dengan orang lain. Melatih pasien
obat secara teratur. Pasien mampu minum obat dengan prinsip 8 bener.
Strategi:
Pada kasus diatas tentukan terlebih dahulu masalah utamanya yaitu halusinasi
karena kondisi saat ini/here and now ( sering menyendiri, tertawa dan
berbicara sendiri, efek labil ) adalah halusinasi sehingga tujuan mengacu kepada
Jawaban : D
12. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di RSU karena susah BAB,
mengalami wasir sejak 6 bulan lalu dan akan dilakukan operasi. Hasil pengkajian
pasien terlihat gelisah, sulit tidur, TD 135/80 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit,
muka pucat dan mengatakan takut dan khawatir terhadap tindakan operasi
pembahasan :
Pasien yang akan menjalani operasi, mayoritas mengalami sulit tidur,
peningkatan TTV, merasa khawatir akan tindakan yang akan dilakukan. Hal
dilakukan tindakan operasi ). Tanda gejala yang dialami pasien antara lain
antara lain kaji tanda – tanda ansietas, ajarkan pasien tehnik tarik nafas dalam,
Strategi :
a tidak tepat karena pasien telah dikaji tanda dan gejala ansietas. Pilihan b, d
dalam. Sehingga pilihan yang paling tepat adalah b ( tarik nafas dalam ).
Jawaban : C
berusia 28 tahun yang post dirawat di RSJ 2 minggu lalu. Hasil pengkajian: klien
kerajinan tangan.
Pembahasan :
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. Bantu pasien menilai
Strategi :
rendah. Pilihan c tidak tepat karena pasien telah dikaji tentang kemampuan
pasien setalah melatih kemampuan positif yang dimiliki. Pilihan yang paling
Jawaban : B
14. Seorang laki – laki berusia 35 tahun dirawat di RSJ ketiga kalinya, karena sering
karena merasa mengantuk setelah minum obat . Hasil pengkajian pasien masih
menolak minum obat karena menurut pasien tidak membawa perbaikan pada
dirinya.
Pembahasan :
Perilaku kekerasan adalah marah yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon
konsep diri yang diekspresikan dengan mengancam, mencederai orang lain dan
Strategi :
Pada kasus diatas, pilihan b, c, d, dan e tidak tepat karena pasien belum
pada dirinya “. Oleh karena itu perlu dilakukan penyadaran tentang manfaat
dan fungsi minum obat lebih dulu sehingga jawaban yang paling tepat adalah a.
Pemahaman terhadap pasien dan keluarga mengenai 8 benar yaitu obat benar
Jawaban : B
15. Seorang laki – laki berusia 34 tahun, dikunjungi oleh perawat puskesmas
karena mengurung diri dikamar sejak 1 bulan, menolak mandi dan suka
Pembahasan :
keterlibatan atau hubungan ( sosialisasi ) dengan orang lain. Adanya tujuan dari
Strategi :
Pada kasus diatas, pasien dengan masalah isolasi sosial karena data saat
ini/here and now kontak mata tidak ada, hanya mengangguk dan
Jawaban : A
16. Perawat melakukan kunjungan rumah pada anak perempuan usia 25 tahun
yang melakukan percobaan bunuh diri. Hasil pengkajian pasien tidak mau
keluarga”
pada saya”
E. “saya harus berbuat adil pada anak bapak, yang tidak ingin kondisinya
diketahui keluarga”
Pembahasan :
Strategi :
Pada kasus diatas, perawat menerapkan prinsip etik Confidentiality sesuai
dengan permintaan klien yang sudah berusia dewasa. Komunikasi yang paling
Jawaban : D
17. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di RSJ sejak 4 hari yang lalu.
dirinya membebani keluarga, dan keluarga akan bahagia jika dirinya tidak ada
lagi.
A. identifikasi tema
B. berbagi persepsi
C. klarifikasi
D. fokuskan
E. refleksi
Pembahasan :
bersama pasien mengidentifikasi isu dasar atau masalah yang dialami oleh
klien yang muncul secara berulang selama hubungan perawat-klien. Berbagi
Klarifikasi mencoba merangkai kedalam kata – kata kedalam idea tau pikiran
klien yang tidak jelas untuk meningkatkan pemahaman perawat atau meminta
Strategi :
Kasus diatas merupakan kasus dengan masalah utama risiko bunuh diri
dikategori isyarat bunuh diri. Sehingga teknik komunikasi yang paling tepat
adalah mengklasifikasi tentang ungkapan ide bunuh diri yang dikatakan oleh
Jawaban : C
apapun. Hasil pengkajian : klien mengatakan malu dengan bekas luka bakar
pada wajah, dan tampak sering menutupi wajah. Pasien tampak murung dan
Pembahasan :
Perubahan pada citra tubuh dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah
situasional ditandai dengan data subjektif : menilai diri negative, merasa malu
menolak penilaian positif terhadap diri, dan sulit konsentrasi. Data objektif :
bicara pelan dan lirih, menolak interaksi dengan orang lain, jalan dengan
menunduk, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan
Strategi :
Pada kasus diatas, tanda dan gejala mayor dari harga diri rendah situasional
adalah pasien menyatakan malu dengan keadaan tubuhnya saat ini. Pasien
pasien yaitu mengenal aspek positif yang dimiliki. Pilihan a kurang tepat
karena tidak spesifik mengatasi harga diri rendah. Pilihan b tepatnya untuk
Jawaban : D
19. Seorang laki – laki berusia 34 tahun, di rawat di RSJ karena mengurung diri
dikamar sejak 1 bulan lalu dan kadang marah tanpa sebab. Hasil pengkajian:
pasien sering menyendiri, tertawa dan bicara sendiri, efek labil, dan
penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan pasien di PHK setahun yang lalu.
Pembahasan :
Strategi :
Pada kasus diatas tentukan terlebih dahulu masalah utamanya yaitu halusinasi
karena kondisi saat ini/ here and now ( sering menyendiri, tertawa dan
Jawaban : D
20. Seorang perempuan berusia 20 tahun di rawat di RSJ dua minggu yang lalu
karena marah – marah, bicara dan tertawa sendiri, serta tidak mau merawat
diri. Hasil pengkajian pasien mengatakan “ Saya tidak lulus pramugari karena
pendek dan kulit hitam, saya malu”, ekspresi murung, dan tidak mampu
memulai percakapan.
D. halusinasi terkontrol
E. Marah terkontrol
21. Seorang perempuan berusia 30 tahun di rawat di RSJ karena marah – marah
bicara sendiri, menolak mandi. Hasil pengkajian: kotak mata tidak ada,
Pembahasan :
merasa tidak diterima, mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat dan
tidak ada dukungan orang yang dianggap penting, dan tidak mampu
memenuhi harapan orang lain. Evaluasi kemampuan pada pasien isolasi sosial
meliputi kemampuan pasien berinteraksi dengan orang lain ditandai dengan
Strategi :
Pada kasus ini diatas tentukan dahulu masalah keperawatan utama, masalah
utamanya adalah isolasi sosial karena data yang dominan: kontak mata tidak
evaluasi adanya perubahan / berkurang dari tanda dan gejala pasien tersebut.
Jawaban : C
karena tidak control ulang selama 1 bulan. Hasil pengkajian : rambut rontok,
acak – acakan, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku hitam, panjang dan
Pembahasan :
cara eliminasi yang baik. Menjelaskan cara berdandan dan membantu pasien
Strategi :
Pada kasus diatas, perawat hanya menjelaskan tentang kebersihan diri. Hasil
masalah deficit perawatan diri. Option yang lain tercapai setelah pasien
mengenal masalahnya.
Jawaban : C
23. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di RSJ dengan marah – marah.
Hasil pengkajian pasien mengatakan : “ ibu saya mau meracuni saya karena
dia tidak suka dengan calon suami saya, pokoknya saya tidak mau makan
makanan yang diberikan oleh ibu saya “. Afek labil, mondar – mandir dan
gelisah.
Pembahasan :
Strategi :
Pada kasus diatas, pasien mengalami waham curiga, sehingga tujuan dari
realita secara bertahap. Untuk pilihan a, d, c, dan tidak sesuai dengan masalah
keperawatan waham.
Jawaban : C
Buku Rujukan Utama :
Louis : Mosby
3. Stuart, Keliat & Pasaribu ( 2016 ). Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Jakarta
: Elsevier
4.4. Materi, Pendekatan Proses Keperawatan, dan Soal Keperawatan Jiwa
Materi utama pada asuhan keperawatan pada masalah psikologi meliputi: ansietas,
kehilangan, ketidak berdayaan, berduka, gangguan citra tubuh keputusan, dab harga diri
rendah situasional.
4.4.1.1. Ansietas
B. Materi
Ansietas atau kecemasan adalah perasaan was – was, khawatir, takut yang tidak jelas
atau ketidak nyamanan seakan – akan terjadi sesuatu yang mengancam. Salah satu
terhadap integritas tubuh dan jiwa seseorang. Perubahan yang terjadi akibat
nadi, respirasi, peningkatan tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos: kandung
kemih dan usus ( sering BAB dan BAK ), kulit dingin dan lembab, dan perubahan pada
tidur. Respon psikologis menimbulkan ada rasa ketakutan khawatir dan was – was.
e. Pengkajian
f. Diagnosis
Ansietas
g. Perencanaan / Tindakan
Identifikasi tanda – tanda ansietas. Ajarkan tehnik tarik nafas dalam. Lakukan
h. Evaluasi
– tanda vital dalam batas normal, mampu mengontrol perilaku, dan lapang
persepsi meluas.
C. Materi
bahwa tindakan yang dilakukan individu tidak akan memberikan hasil yang
bermakna sehingga menyebabkan hilang control atas situasi saat ini maupun yang
akan terjadi ( Wilkinson, 2012 ). Pasien merasa bahwa tidak ada upaya yang akan
karena penilaian negative terhadap diri sendiri yang salah satunya disebabkan
D. Proses Keperawatan
e. Pengakajian
Klien juga terlihat apatis dan pasif, ekspresi muka murung, bicara dan
gerakan lambat, tidur berlebihan, serta nafsu makan tidak ada lagi atau
berlebihan.
f. Diagnosis
Ketidak berdayaan
h. Evalusi
4.4.1.3. Berduka
C. Materi
Kehilangan ( loss ) adalah suatu situasi actual maupun risiko yang dapat dialami
individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau
terhadap kehilangan. Hal ini diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada masing
– masing orang dan didasarkan pada pengalaman pribadi, espektasi budaya, dan
6) Denial ( mengingkari peristiwa yang terjadi, tidak percaya itu terjadi, letih, lesu,
9) Depersion ( menolak makan dan bicara, menyatakan putus asa dan tidak
D. Proses Keperawatan
e. Pengkajian
berkonsentrasi.
f. Diagnosis
Berduka
h. Evaluasi
Klien mampu melalui fase berduka sampai pada tahap acceptance ditandai
C. Materi
aspek dalam kehidupan, kemampuan fungsional dan status kesehatan. Setiap orang
memiliki konsep diri yang berbeda yang membuat setiap individu menjadi unik
( Delaune & Leader, 2002 ). Setiap individu memiliki pandangan diri pada aspek fisik,
emosional, intelektual dan dimensi fungsional yang akan berubah setiap waktu dan
tergantung pada situasi. Masalah pada komponen konsep diri terdiri dari 5
komponen : Gangguan citra tubuh, perubahan peran, ideal diri tidak realistis,
Gangguan citra tubuh dalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang
diakibatkan oleh perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai
D. Proses Keperawatan
e. Pengkajian
f. Diagnosis
saat ini. Motivasi pasien untuk melihat bagian tubuh yang hilang secara
melatih bagian tubuh yang sehat. Beri pujian yang realistis atas kemampuan
pasien. Ajarkan pasien untuk meningkatkan citra tubuuh dan melatih bagian
h. Evaluasi
ditandai dengan mau melihat bagian tubuh yang berubah, terlibat aktif
4.4.1.5 Keputusasaan
C. Materi
seperti gagal ginjal kronik. Sebagian pasien gagal ginjal kronik menjalani hemodialisis
pasien seringkali dibayangi dekatnya kematian, merasa tidak dapat mengatur diri
sendiri dan harus bergantung pada orang lain. Kondisi demikian tentu akan
D. Proses Keperawatan
e. Pengkajian
f. Diagnosis
Keputusasaan
pasien. Latih cara merawat dirinya. Latih melakukan aktivitas positif. Latih
cara partisipasi aktif dalam kelompok. Latih cara tindakan koping alternative
h. Evaluasi
pengobatan.
C. Materi
Harga diri adalah penilain harga diri pribadi seseorang berdasarkan kesesuaian
pencapaian diri dengan ideal diri. Seberapa sering seseorang mencapai tujuan secara
langsung mempengaruhi perasaan kompeten ( harga diri tinggi atau harga diri
negative diri lingkungan sekitar. Harga diri rendah dapat diakibatkan oleh beberapa
hal antara lain kehilangan, gangguan citra tubuh, gangguan peran, dan ideal diri
tidak realistis
D. Proses Keperawatan
e. Pengkajian
perawatan diri, bicara pelan dan lirih, jalan dengan menunduk, postur tubuh
menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan tidak mampu membuat
keputusan.
f. Diagnosis
Identifikasi kemapuan dan aspek positif yang dimiliki. Nilai kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki. Pilih kemampuan positif yang dimiliki dan berikan
4.2.2. Pokok Materi dan Pedekatan Proses Perawatan Masalah Gangguan jiwa
Asuhan keperawatan jiwa dengan masalah gangguan jiwa meliputi: harga diri rendah
kronik, risiko perilaku kekerasan, halusinasi, isolasi sosial, deficit perawatan diri, risiko
C. Materi
Keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negative mengenai diri dan
kemampuannya dalam waktu lama dan terus menerus yang berhubungan dengan
perasaan tidak berharga, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, remtan, rapuh, serta
tidak berarti.
perkembangan, transisi peran situasi, dan transisi sehat sakit dapat menyebabkan
gangguan gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri. Faktor prespitasi
gangguan ini mempunyai koping yang tidak konstruktif atau koping maladaftif.
D. proses Keperawatan
e. Pengkajian
f. Diagnosi
Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. Latih pasien
dipilih pasien.
h. Evaluasi
C. Materi
Perilaku kekerasan adalah marah yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon
terhadap perasaan terancam berupa ancaman fisik atau ancaman terhadap konsep
diri yang diekspresikan dengan mengancam, mencederai orang lain dan atau
merusak lingkungan.
Proses terjadinya risiko perilaku kekerasan disesbkan factor predisposisi: factor
agresif dan lingkungan yang tidak kondusif ( bising dan padat ), kecacatan fisik,
penyakit kronis dan factor psikologis. Faktor presipitasi: adanya ancaman ( baik
ancaman internal dan external ) terhadap konsep diri seseorang, penyalahan gunaan
D. Proses Keperawatan
e. Pengkajian
f. Diagnosis
kondisi darurat, ketika ada risiko besar akan membahayaklan pasien atau
yang dialami pasien ), Justice ( harus mampu berlaku adil pada pasien ).
h. Evaluasi
4.4.2.3 Halusinasi
C. Materi
Halusinasi adalah gangguan jiwa berupa respon panca indera, yaitu penglihatan,
D. Proses Keperawatan
e. Pengkajian
f. Diagnosis
h. Evaluasi
C. Materi
( genetic ), dan factor sosial cultural ( komunikasi dalam keluarga ). Faktor presipitasi
: sosial cultural, perpisahan dengan orang yang berarti, tidak sempurnanya anggota
D. Proses Keperawatan
e. Pengkajian
Tanda dan gejala : menolak interaksi dengan orang lain, merasa sendirian,
merasa tidak diterima, mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat dan
tidak ada dukungan orang yang dianggap penting, serta tidak mampu
f. Diagnosis
Isolasi Sosial
h. Evaluasi
C. Materi
Defisit perawatan diri adalah kondisi dimana individu tidak mampu melakukan atau
diri tampak dari ketidak mampuan merawat kebersihan diri, makan, berhias, dan
toileting : Buang Air Besar ( BAB ) / Buang Air Kecil ( BAK ) secara mandiri.
D. Proses Keperawatan
e. Pengkajin
Faktor penyebab : gangguan musculoskeletal, gangguan neuromuskuler,
/ Minat.
Tanda dan gejala: menolak melakukan perawatan diri menyatakan tidak ada
sembarang tempat dan tidak mampu menggunakan alat bantu makan. Tidak
yang sesuai.
f. Diagnosis
h. Evaluasi
C. Materi
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan ditimbulkan oleh diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan atau pembinasaan oleh diri individu sebagai akibat krisis
merasa ini adalah jalan keluar yang terbaik. Proses terjadinya risiko bunuh diri
( putus obat ), psikologis ( takut kehilangan keluarga atau orang yang dicintai, factor
sosial ekonomi, masalah pekerjaan, gangguan peran dan konflik keluarga ). Tindakan
bunuh diri terdiri dari isyarat, ancaman, dan percobaan. Pasien dengan isyarat
bunuh diri sering kali mengungkapkan pernyataan tidak langsung terkait dengan
keinginan tubuh dirinya, misalkan : “orang lain akan lebih baik mengasuh anak saya”.
D. Proses Keperawatan
e. Pengkajian
f. Diagnosis
h. Evaluasi
4.4.2.7. Waham
C. Materi
Waham adalah keyakinan pribadi berdasarkan kesimpulan yang salah dari eskternal.
Waham juga diartikan sebagai keyanikanan yang salah yang dipertahankan secara
Proses terjadinya waham factor predisposisi: Biologi ( Lesi pada daerah frontal,
kadar serotonin ), Psikologi ( mudah kecewa, kecemasan tinggi, mudah putus asa
dan menutup diri konsep diri yang negative ), dan sosial budaya ( riwayat tinggal di
D. Proses Keperawatan
e. Pengkajian
Tanda dan gejala : mudah lupa atau sulit konsentrasi, mengatakan bahwa ia
adalah artis, nabi, presiden, wali, dan lainnya yang tidak sesuai dengan
kenyataan, mengatakan hal yang diyakini secara berulang – ulang, dan sering
f. Diagnosis
Waham
h. Evaluasi
11. Seorang perempuan berusia 20 tahun, datang ke poli kulit, post luka bakar.
Ketika perawat akan melakukan pengukuran TD, pasien menolak dan menutupi
tangannya dengan jaket. Hasil pengkajian : tangan sebelah kanan berwarna putih
bekas luka bakar, pasien banyak menunduk, dan mengatakan tangannya tidak
F. penampilan peran
G. citra tubuh
H. harga diri
I. ideal diri
J. identitas
Pembahasan :
Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri,
penampilan peran, dan identitas diri. Citra tubuh merupakan sikap sadar dan
bawah sadar terhadap tubuh sendiri. Perasaan tidak puas seseorang terhadap
tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh
Strategi :
yang negative.
Jawaban : B
12. Seorang laki – laki berusia 40 tahun dirawat di RSU karena mengalami patah kaki
dirinya lebiih berhati – hati, tentu saat ini ia masih bisa bekerja seperti biasa”
G. anger
H. depresi
I. bargaining
J. acceptance
Pembahasan :
( menolak, mengingkari peristiwa yang terjadi, tidak percaya itu terjadi, letih,
lesu, mual, gelisah, tidak tahu apa yang akan dilakukan ), anger
menyatakan putus asa dan tidak berharga, susah tidur dan letih ) dan
Strategi :
proses berduka dengan mengatakan “ andai saja dirinya lebih hati – hati,
tentu saat ini ia masih bisa bekerja seperti biasa “. Hal ini menunjukkan pasien
apapun. Hasil pengkajian : klien mengatakan malu pada bekas luka bakar pada
wajah, tampak sering menutupi wajah, tampak murung, dan banyak menunduk.
Pembahasan :
dan sulit konsentrasi. Data objektif : bicara pelan dan lirih, menolak
Pada kasus diatas, tanda dan gejala harga diri rendah situasional adalah pasien
kriteria hasil untuk meningkatkan harga diri pasien yaitu mengenal aspek positif
yang dimiliki. Pilihan a). Kurang tepat karena tidak spesifik mengatasi harga diri
rendah. Pilihan b). Tepatnya untuk masalah keputusan. Pilihan c). Untuk
mengatasi ketidak berdayaan dan Pilihan e). Untuk mengatasi masalah isolasi
sosial.
Jawaban : D
14. Seorang perempuan usia 31 tahun dirawat di RSJ karena menolak minum obat
dan bicara sendiri. Menurut keluarga, pasien dekat dengan ibunya yang
meninggal 1 tahun lalu, selalu dimarahi oleh ayahnya, pernah tidak naik kelas,
dan pernah ditinggal menikah pacarnya 2 tahun lalu. Hasil pengkajian pasien
G. gagal pendidikan
H. gagal menikah
I. putus obat
J. pola asuh
Pembahasan :
Terjadi gangguan jiwa diawali dengan factor predisposisi / pendukung dan factor
jenis dan jumlah sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi stress. Faktor
presipitasi adalah stimulasi yang berasal dari internal dan eksternal yang
mencakup waktu ( berapa lama orang terpapar ) dan jumlah stressor yang
dialami. Kedua factor tersebut terdiri dari aspek biologis, psikologis, sosial dan
spiritual.
Strategi:
faaktor presipitasi adalah dengan melihat waktu kejadian. Kejadian yang paling
dicintai dan pola asuh. Sedang factor presipitasinya adalah putus obat.
Jawaban : D
15. Seorang laki – laki berusia 17 tahun, dibawa ke UGD RSJ karena mengamuk di
rumah. Hasil pengkajian tatapan mata pasien tajam, tangan mengepal sambil
pasien.
F. non maleficience
G. beneficience
H. autonomy
I. veracity
J. justice
Pembahasan :
Pasien gangguan jiwa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami
Strategi:
Pada kasus, pasien melakukan tindakan yang akan merugikan dirinya sendiri
orang lain dan lingkungan. Sehingga harus dilakukan tindakan pengikat sesuai
dengan prosedur. Sehingga jawaban yang paling tepat pada kasus diatas adalah
Non Maleficience.
Jawaban : A
pasien mengatakan “ sudah tidak ada lagi yang bisa saya lakukan, saya tidak bisa
F. ansietas
G. keputusan
H. ketidak berdayaan
Pembahasan:
Ketidak berdayaan adalah persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan
Strategi:
ketidak berdayaan, keputusan, harga diri rendah situasional dan gangguan citra
tubuh. Hasil pengkajian saat ini / here and now, data yang diungkapkan berulang
– ulang atau mengancam diri pasien menjadi maslah utama, sehingga masalah
Jawaban: C
17. Seorang laki – laki berusia 24 tahun menjalani hemodialisis di RSU sejak 5 tahun
pengobatan yang sudah dilakukan, tetapi kondisinya tetap seperti ini. Pasien
F. berduka disfungsional
G. ketidakberdayaan
J. ansietas
Pembahasan :
Strategi :
Pada kasus diatas, pilihan a tidak dipilih karena hanya menjadi factor penyebab
pembicaraan yang pesismis, perilaku sedih dan pasif, dan pada akhirnya pasien
menolak pengobatan.
Jawaban : D
18. Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di RSJ alasan masuk susah tidur,
mondar – mandir, dan 3 bulan tidak minum obat. Pasien mengatakan suaminya
sering melakukan KDRT dan saat ini sudah dicerai, malu dengan kondisinya. Hasil
pengkajian : pakaian tidak rapi, bicara dan tersenyum sendiri, malas berinteraksi
F. halusinasi
G. isolasi sosial
Pembahasan :
Halusinansi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon panca indera, yaitu
sumber yang tidak jelas. Tanda dan gejala halusinasi adalah menyatakan
Strategi :
Pada kasus diatas ada lima masalah keperawatan yaitu regimen terapi inefektif,
HDR, deficit perwatan diri, halusinasi dan isolasi sosial. Hasil pengkajian saat ini /
here and now, data yang diungkapkan berulang – ulang atau mengancam diri
pasien menjadi masalah utama. Dari kasus masalah keperawatan utama adalah
halusinasi ( bicara dan tersenyum sendiri, malas berinteraksi dengan orang lain,
mondar – mandir )
Jawaban : A
19. Seorang perempuan berusia 30 tahun, dirsawat di RSJ dengan marah – marah,
menyendiri, tidak mau mandi dan kadang bicara sendiri. Hasil pengkajian : pasien
mengatakan mempunyai 4 anak dan sudah bercerai satu bulan yang lalu, merasa
sendiri dan mengatakan “ tolong sampaikan pada keluarga saya untuk menjaga
anak – anak saya, mungkin sya tak akan bisa merawat mereka lagi! “
F. isolasi sosial
H. perilaku kekerasan
J. halusinasi pendengaran
Pembahasan :
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan ditimbulkan oleh diri sendiri
merasa ini adalah jalan keluar yang terbaik. Penyebabnya adalah harga diri
Strategi :
halusinasi, risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial, dan risiko bunuh diri. Masalah
utama adalah data yang diungkapkan berulang – ulang atau mengancam diri
pasien menjadi data mayor. Pada kasus diatas adalah risiko bunuh diri.
Jawaban : B
20. Seorang laki – laki berusia 28 tahun, dirawat di RSJ alasan marah – marah dan
menolak minum obat. Hasil wawancara pasien mengatakan tidak mau berbicara
karena dirinya mempunyai ilmu suci yang bisa menyebuhkan orang, bicara
inkoheren dan fligt of idea. Keluarga mengatakan pasien gagal ujian CPNS enam
bulan lalu.
F. waham
G. harga diri rendah
H. kerusakan komunikasi
Pembahasan:
ungkapkan berulang – ulang tentang keyakinan yang salah atau tidak sesuai
Strategi:
harga diri rendah, kerusakan komunikasi, regimen terapi inefektif dan risiko
perilaku kekerasan. Dari kasus diatas, hasil pengkajian saat ini/here and now,
data yang diungkapkan berulang – ulang atau mengancam diri pasien menjadi
Jawaban: A
dikamar sejak 1 bulan lalu dan kadang marah tanpa sebab. Hasil pengkajian:
pasien sering menyendiri, tertawa dan bicara sendiri, efek labil, dan penampilan
Pembahasan :
frekuensi, isi, waktu, frekuensi, situasi dan respon terhadap halusinasi dan
halusinasi dengan cara bercakap – cakap dengan orang lain. Melatih pasien
obat secara teratur. Pasien mampu minum obat dengan prinsip 8 bener.
Strategi:
Pada kasus diatas tentukan terlebih dahulu masalah utamanya yaitu halusinasi
karena kondisi saat ini/here and now ( sering menyendiri, tertawa dan
berbicara sendiri, efek labil ) adalah halusinasi sehingga tujuan mengacu kepada
Jawaban : D
15. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di RSU karena susah BAB,
mengalami wasir sejak 6 bulan lalu dan akan dilakukan operasi. Hasil pengkajian
pasien terlihat gelisah, sulit tidur, TD 135/80 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit,
muka pucat dan mengatakan takut dan khawatir terhadap tindakan operasi
pembahasan :
Pasien yang akan menjalani operasi, mayoritas mengalami sulit tidur,
peningkatan TTV, merasa khawatir akan tindakan yang akan dilakukan. Hal
dilakukan tindakan operasi ). Tanda gejala yang dialami pasien antara lain
antara lain kaji tanda – tanda ansietas, ajarkan pasien tehnik tarik nafas dalam,
Strategi :
a tidak tepat karena pasien telah dikaji tanda dan gejala ansietas. Pilihan b, d
dalam. Sehingga pilihan yang paling tepat adalah b ( tarik nafas dalam ).
Jawaban : C
berusia 28 tahun yang post dirawat di RSJ 2 minggu lalu. Hasil pengkajian: klien
kerajinan tangan.
Pembahasan :
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. Bantu pasien menilai
Strategi :
rendah. Pilihan c tidak tepat karena pasien telah dikaji tentang kemampuan
pasien setalah melatih kemampuan positif yang dimiliki. Pilihan yang paling
Jawaban : B
17. Seorang laki – laki berusia 35 tahun dirawat di RSJ ketiga kalinya, karena sering
karena merasa mengantuk setelah minum obat . Hasil pengkajian pasien masih
menolak minum obat karena menurut pasien tidak membawa perbaikan pada
dirinya.
Pembahasan :
Perilaku kekerasan adalah marah yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon
konsep diri yang diekspresikan dengan mengancam, mencederai orang lain dan
Strategi :
Pada kasus diatas, pilihan b, c, d, dan e tidak tepat karena pasien belum
pada dirinya “. Oleh karena itu perlu dilakukan penyadaran tentang manfaat
dan fungsi minum obat lebih dulu sehingga jawaban yang paling tepat adalah a.
Pemahaman terhadap pasien dan keluarga mengenai 8 benar yaitu obat benar
Jawaban : B
18. Seorang laki – laki berusia 34 tahun, dikunjungi oleh perawat puskesmas
karena mengurung diri dikamar sejak 1 bulan, menolak mandi dan suka
Pembahasan :
keterlibatan atau hubungan ( sosialisasi ) dengan orang lain. Adanya tujuan dari
Strategi :
Pada kasus diatas, pasien dengan masalah isolasi sosial karena data saat
ini/here and now kontak mata tidak ada, hanya mengangguk dan
Jawaban : A
19. Perawat melakukan kunjungan rumah pada anak perempuan usia 25 tahun
yang melakukan percobaan bunuh diri. Hasil pengkajian pasien tidak mau
keluarga”
pada saya”
J. “saya harus berbuat adil pada anak bapak, yang tidak ingin kondisinya
diketahui keluarga”
Pembahasan :
Strategi :
Pada kasus diatas, perawat menerapkan prinsip etik Confidentiality sesuai
dengan permintaan klien yang sudah berusia dewasa. Komunikasi yang paling
Jawaban : D
18. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di RSJ sejak 4 hari yang lalu.
dirinya membebani keluarga, dan keluarga akan bahagia jika dirinya tidak ada
lagi.
F. identifikasi tema
G. berbagi persepsi
H. klarifikasi
I. fokuskan
J. refleksi
Pembahasan :
bersama pasien mengidentifikasi isu dasar atau masalah yang dialami oleh
klien yang muncul secara berulang selama hubungan perawat-klien. Berbagi
Klarifikasi mencoba merangkai kedalam kata – kata kedalam idea tau pikiran
klien yang tidak jelas untuk meningkatkan pemahaman perawat atau meminta
Strategi :
Kasus diatas merupakan kasus dengan masalah utama risiko bunuh diri
dikategori isyarat bunuh diri. Sehingga teknik komunikasi yang paling tepat
adalah mengklasifikasi tentang ungkapan ide bunuh diri yang dikatakan oleh
Jawaban : C
apapun. Hasil pengkajian : klien mengatakan malu dengan bekas luka bakar
pada wajah, dan tampak sering menutupi wajah. Pasien tampak murung dan
Pembahasan :
Perubahan pada citra tubuh dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah
situasional ditandai dengan data subjektif : menilai diri negative, merasa malu
menolak penilaian positif terhadap diri, dan sulit konsentrasi. Data objektif :
bicara pelan dan lirih, menolak interaksi dengan orang lain, jalan dengan
menunduk, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan
Strategi :
Pada kasus diatas, tanda dan gejala mayor dari harga diri rendah situasional
adalah pasien menyatakan malu dengan keadaan tubuhnya saat ini. Pasien
pasien yaitu mengenal aspek positif yang dimiliki. Pilihan a kurang tepat
karena tidak spesifik mengatasi harga diri rendah. Pilihan b tepatnya untuk
Jawaban : D
mengurung diri dikamar sejak 1 bulan lalu dan kadang marah tanpa sebab.
Hasil pengkajian: pasien sering menyendiri, tertawa dan bicara sendiri, efek
labil, dan penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan pasien di PHK setahun
yang lalu.
Pembahasan :
Strategi :
Pada kasus diatas tentukan terlebih dahulu masalah utamanya yaitu halusinasi
karena kondisi saat ini/ here and now ( sering menyendiri, tertawa dan
Jawaban : D
21. Seorang perempuan berusia 20 tahun di rawat di RSJ dua minggu yang lalu
karena marah – marah, bicara dan tertawa sendiri, serta tidak mau merawat
diri. Hasil pengkajian pasien mengatakan “ Saya tidak lulus pramugari karena
pendek dan kulit hitam, saya malu”, ekspresi murung, dan tidak mampu
memulai percakapan.
I. halusinasi terkontrol
J. Marah terkontrol
22. Seorang perempuan berusia 30 tahun di rawat di RSJ karena marah – marah
bicara sendiri, menolak mandi. Hasil pengkajian: kotak mata tidak ada,
Pembahasan :
merasa tidak diterima, mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat dan
tidak ada dukungan orang yang dianggap penting, dan tidak mampu
memenuhi harapan orang lain. Evaluasi kemampuan pada pasien isolasi sosial
Strategi :
Pada kasus ini diatas tentukan dahulu masalah keperawatan utama, masalah
utamanya adalah isolasi sosial karena data yang dominan: kontak mata tidak
evaluasi adanya perubahan / berkurang dari tanda dan gejala pasien tersebut.
Jawaban : C
karena tidak control ulang selama 1 bulan. Hasil pengkajian : rambut rontok,
acak – acakan, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku hitam, panjang dan
Pembahasan :
cara eliminasi yang baik. Menjelaskan cara berdandan dan membantu pasien
Strategi :
Pada kasus diatas, perawat hanya menjelaskan tentang kebersihan diri. Hasil
masalah deficit perawatan diri. Option yang lain tercapai setelah pasien
mengenal masalahnya.
Jawaban : C
24. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di RSJ dengan marah – marah.
Hasil pengkajian pasien mengatakan : “ ibu saya mau meracuni saya karena
dia tidak suka dengan calon suami saya, pokoknya saya tidak mau makan
makanan yang diberikan oleh ibu saya “. Afek labil, mondar – mandir dan
gelisah.
Pembahasan :
Strategi :
Pada kasus diatas, pasien mengalami waham curiga, sehingga tujuan dari
realita secara bertahap. Untuk pilihan a, d, c, dan tidak sesuai dengan masalah
keperawatan waham.
Jawaban : C
Buku Rujukan Utama :
Louis : Mosby
6. Stuart, Keliat & Pasaribu ( 2016 ). Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Jakarta
: Elsevier