Artikel Poin 2 Dan 3
Artikel Poin 2 Dan 3
Metode pengajaran dengan analogi yang diangkat sebagai topik sentral dalam artikel ini adalah berdasarkan model Teaching With Analogies (TWA) yang
dikembangkan oleh Gilynn (1995). Model TWA dapat membuat peta perbandingkan (mapping) antara kosep rujukan dan dan konsep target. Bila terdapat banyak
kemiripan antara kedua konsep tersebut, maka sebuah analogi berpikir dapat dibangun. Pada umumnya, model TWA terdiri dari beberapa tahap pelaksanaan,
yaitu: (1) mengulas kembali konsep rujukan dan memperkenalkan konsep target pada saat bersamaan; (2) mengidentifikasi dan memetakan beberapa kemiripan
atribut pada kedua konsep; (3) menceritakan batasan analogi antara kedua konsep; dan (4) menarik kesimpulan. Perlu diketahui bahwa materi ajar yang dijadikan
sebagai bahan rujukan diasumsikan telah diajarkan terlebih dahulu sebelum materi ajar yang dijadikan sebagai target analogi. Namun demikian, situasi sebaliknya
bisa saja terjadi, dimana materi ajar target datang mendahului materi ajar rujukan. Untuk mengatasi hal ini, maka konsep rujukan tetap harus disampaikan terlebih
dahulu (dengan menghindari kompleksitas masalah berupa kerumitan matematik) kepada siswa sebelum pembahasan tentang konsep target dilakukan.
3. Hasil (Result)
Analogi memainkan peran yang sangat penting sebagai salah satu strategi pengajaran sains (fisika) dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah.
Strategi ini dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif untuk mengatasi hambatan komunikasi belajar antara guru dan siswa, khususnya jika siswa
menghadapi kesulitan belajar dalam hal memahami materi ajar baru namun memiliki kemiripan alur berpikir dengan materi ajar sebelumnya. Artikel ini akan
memperkenalkan dan membahas dua konsep utama, yaitu: konsep rujukan, materi ajar yang sudah dipahami sebelumnya oleh siswa; dan konsep target, materi
ajar yang akan dipahamkan kepada siswa. Pembahasan kedua pada konsep tersebut akan disertai dengan beberapa contoh kasus dalam pengajaran fisika di
sekolah. Tidak menutup kemungkinan bagi para guru di kelas, juga bagi para calon guru fisika, untuk memanfaatkan metode alternatif ini sebagai salah satu cara
untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa. Selain itu, juga untuk meningkatkan pemahaman dan menghindari kesalahpahaman (miskonsepsi) bagi guru itu
sendiri. Dengan demikian, pengayaan materi bahan ajar tidak hanya dapat dilakukan melalui latihan soal berulang dan berjenjang, melainkan juga dapat
dilakukan dengan memperkenalkan paradigma baru agar diperoleh wawasan pemahaman materi ajar yang lebih luas dan komprehensif.
Dapat kita lihat bahwa Strategi pengajaran sains dengan analogi merupakan metode alternatif dalam pengajaran sains di sekolah yang melibatkan
penggunaan analogi untuk memfasilitasi pemahaman siswa terhadap konsep-konsep sains yang kompleks.Peningkatan pemahaman siswa Penggunaan analogi
dapat membantu siswa memahami konsep-konsep sains yang kompleks dengan menghubungkannya dengan konsep yang lebih mudah dipahami atau sudah
dikenal oleh siswa. Analogi dapat memberikan kerangka berpikir yang lebih konkrit dan mempermudah pemahaman siswa.Memfasilitasi transfer
pemahamanMelalui penggunaan analogi, siswa dapat mentransfer pemahaman dari konsep yang sudah dikenal ke konsep yang lebih baru atau kompleks. Analogi
membantu siswa membuat hubungan dan koneksi antara berbagai konsep sains. Meningkatkan motivasi siswa Penggunaan analogi dalam pengajaran sains dapat
meningkatkan minat dan motivasi siswa karena dapat membuat materi lebih menarik dan relevan. Analogi membantu siswa melihat aplikasi praktis dari konsep
sains dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam pembelajaran.Membantu pemecahan masalah Strategi pengajaran sains dengan analogi dapat membantu siswa
dalam pemecahan masalah. Analogi dapat memberikan pola pikir alternatif dan melibatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mencari solusi.