Anda di halaman 1dari 42

PLENO 1

ILMU KEDOKTERAN
KELUARGA
Kelompok 11
1. PRIMIDYA CAHYANI FEBRIANTI D. HUSSEIN 030001900107
2. PUTRI ALIYAH DENIZAR 030001900108
3. PUTRI AMALIA RAMADHANI HARAHAP 030001900110
4. RADHIYA PUTRI DHIFANJANI 030001900111
5. REGINA SALIM 030001900115
6. RENALDI ASWANSYAH PUTRA 030001900117
7. SABRINA AFIFAH MALISIE 030001900126
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Stroke merupakan penyakit neurologi yang terjadi karena gangguan suplai darah
menuju otak. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018 oleh Kementrian Kesehatan RI,
prevalensi stroke adalah sebesar 10,9%. Sebanyak 713.783 orang menderita stroke setiap
tahunnya.
Faktor risiko stroke adalah tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol
berlebih, pola makan yang tidak sehat, konsumsi obat anti koagulan, dan penggunaan
obat-obatan terlarang.
Penanganan stroke membutuhkan peran keluarga untuk mempengaruhi keberhasilan
terapi sehingga diperlukannya pendekatan dokter keluarga agar mendapatkan hasil yang
optimal
Rumusan Masalah

1. Faktor resiko dan perilaku apa saja yang ditemukan pada pasien sehingga pasien menderita
stroke.
2. Evaluasi terapi yang diberikan pada pasien stroke.
3. Bagaimana fungsi-fungsi keluarga menurut ilmu kedokteran keluarga ditinjau dari aspek
fungsi biologis, fungsi afektif, fungsi sosial, fungsi penguasaan masalah, fungsi ekonomi,
dan pemenuhan kebutuhan.
4. Mengetahui yang sudah dilakukan untuk menangani gejala stroke.
Tujuan

1. Tujuan umum
Memenuhi persyaratan penyelesaian Modul Komprehensif Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
2. Tujuan khusus
Memahami tentang penyakit pasien dan penyebabnya, menerapkan prinsip pelayanan kedokteran keluarga
secara komprehensif dan holistik serta peran aktif pasien dan keluarga.
Manfaat

1. Manfaat bagi puskesmas


Diharapkan dapat menambah wawasan dan bahan evaluasi mengenai stroke untuk meningkatkan penerapan
pola hidup sehat keluarga.
2. Manfaat bagi mahasiswa
Dapat menambah wawasan dan mengimplementasikan pengetahuan mengenai stroke dalam bidang
kedokteran keluarga.
3. Manfaat bagi institusi pendidikan
Memberikan pengetahuan tambahan mengenai kondisi penyakit stroke di masyarakat dan diharapkan dapat
menjadi acuan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

● Stroke merupakan penyakit neurologi yang terjadi karena gangguan suplai darah
menuju otak.
● Stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak, baik fokal maupun
global (menyeluruh), yang berlangsung cepat, berlangsung lebih dari 24 jam
atau menyebabkan kematian, tanpa penyebab lain selain gangguan vaskuler.
Epidemiologi

● Prevalensi Stroke menurut Data World Stroke Organization (WSO) menunjukkan di


dunia terdapat 13,7 juta kasus baru stroke setiap tahunnya dan sekitar 5,5 juta kematian
terjadi akibat stroke.

● Menurut World Health Organization (WHO), setiap tahun 15 juta orang di seluruh
dunia mengalami stroke. Sekitar lima juta menderita kelumpuhan permanen. Di
kawasan Asia tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami stroke.

● Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018 oleh Kementrian Kesehatan RI, prevalensi
stroke adalah sebesar 10,9%. Sebanyak 713.783 orang menderita stroke setiap
tahunnya.
Patogenesis
Gejala Klinis

• Sakit kepala
• Muntah proyektil
• Penurunan kesadaran
• Tekanan darah tinggi
• Hemiparesis
• Afasia
Faktor Risiko

Faktor yang tidak dapat dimodifikasi Faktor yang dapat dimodifikasi


• Usia • Hipertensi
• Jenis kelamin • Diabetes mellitus
• Genetik • Merokok
• Transient Ischemic Attack • Aktivitas fisik dan pola makan
• Alkohol
Faktor Risiko
• Siriraj Stroke Score (SSS) memiliki sensitivitas dan spesifisitas tertinggi Apabila didapatkan hasil >1, maka kemungkinan pasien mengalami stroke
dalam mengidentifikasi jenis stroke. Siriraj Stroke Score (SSS) juga hemoragik. Apabila didapatkan hasil < -1, maka kemungkinan pasien mengalami
sederhana, murah, dan mudah digunakan, tetapi perlu diingat bahwa CT stroke iskemik. Namun, bila didapatkan hasil 0, maka diagnosis masih meragukan
Scan kepala tetap menjadi gold standard untuk diagnosis stroke. dan memerlukan pemeriksaan penunjang.
• Cara perhitungan Siriraj Stroke Score (SSS):
(2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan
diastolik) - (3 x ateroma) – 12
Ket:
● Tingkat Kesadaran:
○ Compos mentis: 0
○ Somnolen: 1
○ Sporo-koma: 2
● Muntah:
○ Tidak ada: 0
○ Ada: 1
● Nyeri kepala:
○ Tidak ada: 0
○ Ada: 1
Kriteria Diagnosis

Siriraj Stroke Score (SSS) memiliki sensitivitas dan spesifisitas tertinggi dalam mengidentifikasi jenis stroke. Siriraj Stroke Score (SSS) juga sederhana, murah, dan mudah
digunakan, tetapi perlu diingat bahwa CT Scan kepala tetap menjadi gold standard untuk diagnosis stroke.
Cara perhitungan Siriraj Stroke Score (SSS):
(2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) - (3 x ateroma) – 12
Ket:
● Tingkat Kesadaran:
○ Compos mentis: 0
○ Somnolen: 1
○ Sporo-koma: 2
● Muntah:
○ Tidak ada: 0
○ Ada: 1
● Nyeri kepala:
○ Tidak ada: 0
○ Ada: 1
Apabila didapatkan hasil >1, maka kemungkinan pasien mengalami stroke hemoragik. Apabila didapatkan hasil < -1, maka kemungkinan pasien mengalami stroke
iskemik. Namun, bila didapatkan hasil 0, maka diagnosis masih meragukan dan memerlukan pemeriksaan penunjang.
Tatalaksana

Terapi Umum ( Suportif)


1. Pemberian Cairan : kebutuhan cairan 30mg/kgBB/hari
2. Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan : Dengan pemasangan intubasi
3. Stabilisasi hemodinamik : pemberian cairan kristaloid
4. Pengendalian peningkatan tekanan intrakranial
5. Pengendalian kejang
6. Nutrisi yang cukup
7. Lakukan fisioterapi jika sudah stabil
Tatalaksana

b. Terapi Spesifik
1. Stroke Hemoragik
- Koreksi Koagulopati : dilakukan pemeriksaan hemostasis, PT, aPTT, dan
hitung trombosit
- Koreksi tekanan darah : manajemen tekanan darah diturunkan
menggunakan obat antihipertensi kerja cepat seperti nicardipine dosis awal
5mg/jam, labetalol dosis intermittent 10-20 mg IV, esmolol atau natrium
nitroprusside
- Manajemen faktor resiko ( Ht, DM, pola makan, dll )
- Tatalaksana operatif : kraniotomi, kraniotomi dekompresi
Tatalaksana

2. Stroke Iskemik
- Pemberian terapi trombosis : trombosis IV alteplase dosis 0,6-0,9
mg/kgBB
- Manajemen hipertensi
- Manajemen gula darah
- Pemberian anti-agregasi platelet : aspirin dianjurkan dengan dosis
awal 160-325mg dalam 24-48 jam
Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada kasus stroke, yaitu :
- Infeksi salurah kemih,
- Infeksi paru seperti pneumonia
- Hiponatremia
- Trombosis vena
- Sepsis
- Depresi
- Stress ulcer
- Kejang
Prognosis

Prognosis stroke dipengaruhi oleh berbagai faktor dan keadaan yang terjadi
pada penderita stroke. Semua penderita stroke akut harus dimonitor dengan
hati-hati terhadap keadaan umum, fungsi otak, EKG, saturasi oksigen,
tekanan darah dan suhu tubuh secara berkala.
Sesuai kasus :
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad malam
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Usia : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kelurahan Krendang RT 009 / RW 002
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan terakhir : SD
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Hasil Anamnesis RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

KELUHAN UTAMA • Riwayat hipertensi dan DM tidak

Kelemahan satu sisi tubuh sebelah terkontrol lebih dari 10 tahun

kanan sejak 5 tahun lalu. • Riwayat jatuh di kamar mandi 5 tahun


lalu dan sebelum jatuh ada keluhan sakit
RIWAYAT PENYAKIT kepala dan muntah. Setelah jatuh pasien
SEKARANG sadar sperti linglung, tidak mengenali
• Kaku/kelemahan satu sisi tubuh orang sekitar, dan mengeluarkan cairan
sebelah kanan disertai kesemutan dari mulutnya
• Bicara pelo • Sebelum kejadian, pasien sering jatuh
• Jari-jari tangan kiri kaku dan sakit namun tidak dibawa ke rumah sakit
terutama bagian kelingking • Pasien juga pernah mengalami stroke
• Penglihatan buram di kedua mata ringan (hanya bicara pelo) lebih dari 5
• Sering BAK >5x terutama malam hari tahun lalu dan sembuh seperti normal
Hasil Anamnesis
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Salah satu adik perempuan pasien RIWAYAT KEBIASAAN

memiliki riwayat penyakit DM dan


• Kegiatan pasien sehari-hari hanya
penyakit ginjal.
berisitirahat di kmar sambil menonton
• Anak pertama pasien meninggal
TV dan bermain handphone
dalam kandungan
• pasien masih mampu berjalan sedniri
• Anak kedua pasien meninggal saat
dengan bantuan tongkat
SMA akibat demam
• Pasien tidak berolahraga
• Pasien sering makan makanan manis,
RIWAYAT LINGKUNGAN
gorengan seperti 3 bakwan setiap
• Pasien tinggal dipemukiman padat, dalam 1 rumah
makan, dan konsumsi 3 butir telur setiap
terdiri dari 3 keluarga
hari
• Toilet jongkok dan hanyan ditutup dengan tirai.
• Ditemukan kucing liar, kecoa, dan tikus di rumah pasien
Hasil Anamnesis
RIWAYAT SOSIAL RIWAYAT EKONOMI
• Hubungan antaranggota keluarga
baik. Namun, keluarga pasien
• Keadaan ekonomi cukup baik, karena
terkesan kurang memperhatikan
suami pasien seorang guru ngaji dan
terkait kesehatan pasien
ketiga anaknya sudah bekerja sebagai
• Pasien mudah marah jika dilarang
penjaga toko
sesuatu oleh keluarganya
• Makanan sehari-hari sering dibeli oleh
• Hubungan dengan tetangga baik,
suami
namun pasien sedikit pesimis untuk
• Kebutuhan sehari-hari tercukupi
berinteraksi, karena kondisi pasien
• Pasien memiliki asuransi BPJS
yang sekarang
Hasil Pemeriksaan
Fisik
Keadaan umum Status generalis
● Kesadaran : Compos mentis ● Kulit dan kepala : dalam batas normal
● Tanda vital : TD 160/100 mmHg ● Mata : injeksi siliar mata kiri, infiltrat di
Nadi 64x/menit kornea kiri, pupil bulat isokor reguler,
Suhu 36,5°C RCL dan RCTL mata +/–
Pernapasan 20x/menit ● THT, leher, thorax, abdomen : dalam batas
● Status gizi : Kesan gizi lebih (tidak bisa normal
dilakukan pengecekkan BB dan TB) ● Ekstremitas : edema non pitting di
pretibial kaki kanan dan kiri
Hasil Pemeriksaan
Fisik dan Penunjang
Status neurologis ● Refleks patologis : Babinsky : + | +
● Nervus kranialis : Paresis nervus VII dan XII (-) Chaddock : + | +
● Pemeriksaan Kaku kuduk (-) Hoffman - Tromner : + | +
● Pemeriksaan motorik : Hemiparesis dextra
Kekuatan motorik 2222 | 5555 Pemeriksaan penunjang
1111 | 3333
(hasil pemeriksaan terakhir sekitar 5 tahun lalu )
● Pemeriksaan sensorik : Hemihipestesi dextra
● Refleks fisiologis : Biceps : + | ++ Pemeriksaan asam urat : dalam batas normal
Triceps : + | ++ Pemeriksaan kolesterol : dalam batas normal
Patela : + | ++
Achilles : + | ++
Diagnosis Kerja
● Berdasarkan hasil anamnesis, pasien mengalami kelemahan
tubuh se sisi sebelah kanan dan kesemutan sejak 5 tahun lalu
setelah jatuh di kamar mandi disertai bicara pelo, sering BAK
lebih dari lima kali terutama pada malam hari dan sebelum
jatuh pasien mengalami sakit kepala dan ada muntah, maka
diagnosis pada pasien mengarah ke stroke hemoragik (suspek
e.c Hipertensi dan DM tidak terkontrol)
● Hasil pemeriksaan tekanan darah pasien 160/100 mmHg.
Berdasarkan hasil tersebut pasien berada pada klasifikasi
hipertensi derajat II menurut JNC 7.
Denah Rumah
Anggota Keluarga
Serumah
No. Nama Umur Hubungan keluarga Status Pendidikan Pekerjaan

L P
1. Bapak Nurhani 60an Suami Sehat SMP Guru ngaji
2. Daud 30an Anak Sehat SMA Penjaga toko
Laki laki
3. Siti Rohmah Perempuan Anak Sehat SMA Penjaga toko

4. Siti Nasiroh 20 tahun Anak Sehat SMA Penjaga toko

5. Ibu Nuraini Perempuan Adik pasien Sakit (DM) Penjual nasi uduk,
es kelapa, kader

6. Suami ibu Nuraini Laki laki Ipar pasien Sehat Penjual nasi uduk,
es kelapa

7. Pak Toha Laki laki Adik pasien Sehat


Genogram
Fungsi Holistik
Fungsi Biologis Fungsi Psikologis Fungsi Sosial dan Fungsi Budaya
Ekonomi
Tidak ada penyakit Pasien sebelumnya Keluarga bersuku
herediter dan menular, bekerja di konveksi Komunikasi dengan
dan sebagai kader. Betawi
namun lingkungan keluarga dan tetangga
bisa menjadi sumber Namun, sudah tidak
bekerja karena kondisi baik. Sesekali
berbagai penyakit.
sekarang dan sering bercengkrama
Orangtua pasien merasa tidak percaya
meninggal dalam dengan tetangga.
diri dengan
kondisi batuk-batuk. kondisinya. Sering Rumah 2 tingkat, Fungsi Religius
Memiliki 5 orang anak terpikir tidak bisa dikawasan padat
yang 2 diantaranya menikahkan anaknya. penduduk, suami guru
sudah meninggal Mudah marah jika Pasien tidak
ngaji, dan ketiga anak beribadah karena
dilarang sesuatu
bekerja tangan dan kaki kaku.
Suami taat
beribadah dan
mengajar mengaji
Fungsi Fisiologis Fungsi Perilaku Fungsi Non Perilaku

• Adaptation/adaptasi : 2 • Sehari hari keluarga makan dengan • Kurangnya kepedulian


makanan yang seadanya, namun memeriksakan diri ke tempat
• Partnership/kemitraan : 2 pelayanan kesehatandan tidak
pasien memiliki kebiasaan makan
• Growth/pertumbuhan : 2 saling mengingatkan antar
ikan lele, bakso, buah, sayur,
• Affection/kasih sayang : 2 keluarga untuk memeriksakan
gorengan seperti bakwan,
kesehatannya.
• Resolve/kebersamaan : 1 makanan manis. • Terdapat pelayanan kesehatan
• Tidak menerapkan pola hidup
berupa puskesmas berjarak
sehat karena kondisi rumah yang
kurang lebih 30 menit dengan
Fungsi keluarga sehat dengan tidak terawat dan banyak barang
yang berantakan serta kebersihan berjalan kaki
skor 9
yang sangat kurang. Pasien juga
tidak kontrol kesehatan secara
rutin.
• Pasien dan keluarganya memiliki
lingkungan rumah tidak terawat
dan belum menerapkan pola hidup
sehat dan pencegahan penyakit.
BAB IV
PEMBAHASAN
Diagnosa kedokteran keluarga
secara holistik
Aspek Aspek Aspek Aspek
Personal Klinis Internal Eksternal

Alasan kedatangan : Kelemahan sesisi Kurangnya Dari 10 bersaudara, 6


kelemahan sesisi pemahaman diantaranya sudah
kanan, kaku,
kanan, kesemutan,
bicara pelo, kesemutan, bicara tentang penyakitnya meninggal. Saudara
penglihatan buram, pelo, riwayat sakit saat ini dan faktor perempuan memiliki
sering BAK malam hari kepala, muntah. resiko stroke riwayat DM. Keluarga
Kekhawatiran : tidak riwayat hipertensi kurang mendukung
aktif seperti dulu pengobatan pasien
Persepsi : Tidak
dan DM tidak
pernah kontrol terkontrol.
kesehatan
Harapan : Beraktifitas
kembali secara normal
Fungsi fungsi Keluarga

Fungsi psikologis : Fungsi Fungsi biologi : Fungsi Fisiologis :


Ny.N dan keluarga sosio-ekonomi : Kelemahan sesisi APGAR score 9 yaitu
dalam kondisi baik, Kondisi ekonomi kanan, kaku, fungsi keluarga sehat
namun ia khawatir cukup kesemutan, bicara
terkait kondisi saat pelo sejak 5 tahun
menikahkan anaknya lalu, TD 160/110
mmHg
RENCANA PENATALAKSANAAN
1. Promotif 3. Kuratif
Pencegahan faktor resiko Koreksi Hipertensi : Captopril 50mg/hari atau
stroke lisinopril 10mg/hari
- Pola makan tidak sehat Kontrol rutin
- HT, DM tidak terkontrol Pemeriksaan gula darah, profil lipid, asam urat

2. Preventif 4. Rehabilitatif
Penurunan natrium (<2,3gr/hari) Membantu aktivitas seperti
Peningkatan kalium (>4,7 gr/hari) mengajak keluar rumah
Konsumsi buah dan sayuran Menjaga kebersihan
Mengurangi makanan berlemak
Aktifitas fisik ringan seperti berjalan, berjemur
Cairan 30 ml/KgBB/hari
Mengurangi konsumsi makanan yang Patuh minum obat
mengandung gula dan gorengan Monitoring TD berkala
Konsumsi telur 1 butir/hari Fisioterapi, terapi bicara
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat PJ Pelaksana Waktu Dana

PLAN 1. Edukasi
mengenai
Meningkatkan
pemahaman
Pasien dan Kelurahan
Keluarga krendang
Mahasiswa
FK
Mahasiswa FK Saat
Usakti, Kader kunjungan
Gratis

OF faktor resiko pasien dan pasien USAKTI Puskesmas berikutnya


ACTION terjadinya keluarga terkait
stroke faktor resiko
terjadinya stroke
2. Edukasi Mengatasi Pasien dan Kelurahan Mahasiswa Mahasiswa FK Saat Gratis
mengenai kegagalan dalam keluarga krendang FK Usakti Usakti, Kader kunjungan
kontrol berobat yang pasien Puskesmas berikutnya
kesehatan diakibatkan
secara berkala ketidakpatuhan
dan kepatuhan dalam
berobat pengobatan dan
mencegah
komplikasi lanjut
atau kondisi yang
lebih parah

3. Edukasi dalam Memberikan Pasien dan Kelurahan Mahasiswa Mahasiswa FK Saat Gratis
pemberian asupan nutrisi keluarga krendang FK Usakti Usakti, Kader kunjungan
jenis makanan yang cukup dan pasien Puskesmas berikutnya
seimbang untuk
mengendalikan
faktor resiko
khususnya dari
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Berdasarkan keluhan utama, hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis dari Ny. N yakni 5 tahun lalu jatuh dan setelah jatuh
mengalami kelemahan tubuh, sulit bicara, muntah dan sering menguap, maka diagnosis pada pasien mengarah ke stroke
hemoragik. Kemudian Ny. N sendiri sudah pernah mengalami stroke ringan sebelumnya dan memiliki riwayat
hipertensi tidak terkontrol.
Ny. N sendiri memiliki fungsi keluarga secara holistik yang baik. Namun kurangnya edukasi dan pengetahuan oleh
Ny. N dan keluarga terkait dengan faktor risiko dan upaya preventif terhadap stroke menjadikan terjadinya stroke
berulang. Pada Ny. N dapat merawat diri dengan baik, namun keluhan kelemahan tubuh tersebut membuat pasien
terganggu dalam beraktivitas dan tidak dapat bekerja kembali sebagai pekerja konveksi.
Pasien saat ini sudah tidak minum obat, oleh karena itu dapat dilakukan tatalaksana non farmakologi dengan
mengubah pola hidup pasien yaitu dengan mengurangi makan kuning telur, gorengan dan mie, lalu juga tatalaksana
farmakologi dengan memberikan obat hipertensi sehingga diharapkan tekanan darah pasien dapat normal. Prognosis dari
Ny. N cenderung kurang baik dikarenakan beberapa tahun terakhir tidak pernah melakukan kontrol dan tidak minum obat.
Diharapkan setelah melakukan kontrol rutin dan minum obat teratur keluhan pada Ny. N tidak bertambah buruk.
Saran

● Pasien diharapkan melakukan kontrol kesehatan dan meminum obat secara rutin
● Modifikasi pola hidup menjadi pola hidup yang lebih sehat salah satunya mengurangi makan kuning telur dan gorengan
● Keluarga diharapkan dapat memberikan lingkungan yang suportif pada pasien
● Keluarga diharapkan menemani dan mengawasi pasien karena pasien membutuhkan bantuan dalam menjalani aktivitas
sehari-hari
● Membuka jendela atau pintu rumah setiap hari dan menjaga agar seluruh bagian rumah terkena sinar matahari agar terjadi
pergantian udara dalam rumah
● Puskesmas disarankan untuk memberikan penyuluhan secara berkala mengenai penyakit stroke yang berisi gejala, faktor
risiko, penyebab, dan komplikasi penyakit stroke
● Puskesmas disarankan memberikan penyuluhan secara berkala mengenai pola gaya hidup sehat khususnya memberikan
edukasi tentang pentingnya peran keluarga sehingga keluarga mengetahui jenis dukungan yang bisa mereka berikan kepada
penderita stroke
● Puskesmas melakukan skrining terhadap penyakit-penyakit yang sering terjadi, yaitu penyakit hipertensi, diabetes, dan
kolesterol
Daftar Pustaka
1. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Volume 2 Ed/6. Hartanto H, Susi
N, Wulansari P, Mahanani DA, editor. Jakarta: EGC; 2012. BAB 53, Penyakit Serebrovaskular;
hal.1106-1129.
2. World Stroke Organization (WSO). Global stroke fact sheet 2022. 2022.
3. Kemenkes RI. Laporan nasional RISKESDAS 2018. Kementerian Kesehatan RI: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. 2018.
4. Setiawan PA. Diagnosis dan Tatalaksana Stroke Hemoragik. Jurnal Medika Hutama. 2021; 03(01) : 1660-5.
e-ISSN 2751-9728
5. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Tatalaksana Stroke. 2019.
6. Syafni AN. Post Stroke Patient Medical Rehabilitation. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada.2020;9(2).
DOI:10.35816/jiskh.v10i2.428.
7. Kuriakose D, Xiao Z. Pathophysiology and Treatment of Stroke: Present Status and Future Perspectives. Int
J Mol Sci. 2020;21(20):7609. doi:10.3390/ijms21207609.

Anda mungkin juga menyukai