Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN S

DENGAN ACS
DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT
RS HERMINA CIRUAS

Oleh :
Latipah, Amd.Kep
021200108
PENDAHULUAN

• Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian.


Diperkirakan lebih dari 1 juta orang menderita Acute Coronary
Syndrome setiap tahunnya dan lebih dari (0,06%) atau sekitar 600
orang meninggal akibat penyakit ini.

• Di Indonesia, pada tahun 2017 didapatkan data bahwa penyakit


jantung (29,0%) menduduki posisi kedua setelah stroke (29,2%)
sebagai penyebab kematian dini (Health Data, 2017).
PENDAHULUAN

• Berbagai penelitian standar terapi trombolitik secara besar-besaran telah


dipublikasikan untuk Acute Coronary Syndrome dengan harapan
memperoleh hasil optimal dalam reperfusi koroner maupun stabilisasi
koroner setelah iskemia. Pengetahuan yang rendah, dan gaya hidup
masyarakat yang tidak sehat seperti pola hidup konsumtif tanpa
memperhitungkan kebutuhan gizinya membuat masyarakat cukup
menyepelekan gejala penyakit ini, padahal akibatnya cukup serius bila
terlambat ditangani, berbeda bisa penyakit ini mampu dideteksi dan
segera dilakukan tindakan-tindakan perbaikan, atau preventif.
PENDAHULUAN

• Di RS Hermina Ciruas dalam data terakhir 6(enam) bulan dari juli sampai dengan
Desember tahun 2022 terdapat jumlah kasus sebesar 11 kasus. Jumlah ini
dikhawatirkan membesar seiring dengan kondisi yang terjadi di masyarakat
seperti disebutkan di atas. Penegakan diagnosa yang tepat, dan penatalaksanaan
keperawatan penyakit ini akan membantu mengurangi resiko kematian. Ditambah
dengan penggunaan alat-alat diagnostic dalam kasus penyakit ini seperti alat EKG
sangat membantu para Tenaga Ahli medis dalam menegakan diagnosa dengan
tepat. Sehingga upaya mengatasi penyakit ini dapat dilakukan sejak dini.
LANDASAN TEORI

• Acute Coronary Sindrome ( ACS ) umumnya dikenal sebagai serangan

jantung, didefinisikan sebagai kematian ireversibel sel miokard yang


disebabkan oleh iskemia. Menurut ketiga definisi yang universal dari ACS
yang dilaksanakan oleh 11 gabungan dari European Society of Cardiology
(ESC), American College of Cardiology (ACC) Foundation, American Heart
Association (AHA), dan World Heart Federasi (WHF), Acute Coronary
Syndrome didiagnosis ketika salah satu dari dua kriteria sebagai berikut
terpenuhi (Thygesen, 2012).
(0,06%)
LANDASAN TEORI


(29,0%)
Definisi SKA/ACS

• Sindrom Koroner Akut adalah sekumpulan gejala dan tanda klinis


akibat penyumbatan arteri koroner yang menyebabkan kekurangan
suplai darah ke miokardium (Duomedicos;GADAR Kedaruratan
Medik, 2021)
• Sindrom Koroner Akut ( SKA / ACS)
dikenal dengan ‘Serangan Jantung’.
• Manifestasi akun (oklusi mendadak) dari plak ateroma pembuluh
darah koroner yang koyak atau pecah, akibat perubahan komposisi
plak Dan penipisan tudung fibrosa yang Menutupi plank tersebut
( PERKI, 2018)
• SKA berawal dari PJK, plak dalam arteri koroner terbentuk dan
dapat mengarah kepada serangan jantung (WHO, 2017)
LANDASAN TEORI

• Gejala Klinis Acute Coronary Syndrome

• Gambaran klinis ACS umumnya berupa nyeri dada substernum yang terasa berat,
menekan, seperti diremas-remas dan terkadang dijalarkan ke leher, rahang
epigastrium, bahu, lengan kiri, atau hanya rasa tidak enak di dada. Sekitar 50%
pasien ACS didahului oleh serangan angina pektoris. Namun, nyeri pada ACS
biasanya berlangsung beberapa jam sampai hari, jarang ada hubungannya
dengan aktivitas fisik dan biasanya tidak banyak berkurang dengan pemberian
nitrogliserin. Nadi biasanya cepat dan lemah, pasien juga sering mengalami
diaphoresis.
Etiologi PJK
• Aterosklerosis
merupakan
penyebab utama
PJK
muhamad.adam31@ui.ac.id

• Berasal dari
Bahasa Yunani:
• Athere: ‘bubur lemak’
• Sklerosis: ‘keras’
• Aterosklerosis
ditandai dengan
deposit lipid di
bawah intima.
Sumber:
Lewis et al (2013). Medical-Surgical
Nursing, Assessment and Management of
Clinical Problems. Mosby-Elseviers.
LANDASAN TEORI

• Pemeriksaan penunjang

• EKG : Pemeriksaan EKG 12 lead harus dikerjakan dalam 10 menit setelah pertama
masuk ke rumah sakit.

• Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan yang dianjurkan adalah Creatinin Kinase


(CK)MB dan cardiac specific troponin (cTn)T atau cTn I dan dilakukan secara
serial.

• CKMB : meningkat setelah 3 jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak
dalam 10-24 jam dan kembali normal dala 2-4 hari. Operasi jantung, miokarditis
dan kardioversi elektrik dapat meningkatkan CKMB.
LANDASAN TEORI

• Troponin : ada 2 jenis yaitu troponin T dan troponin I.


Enzim ini meningkat setelah 2 jam bila ada infark miokard
dan mencapai puncak dalam 10-24 jam. dan trop T masih
dapat dideteksi setelah 5-14 hari, sedangkan trop I setelah
5-10 hari.

• Pemeriksaan enzim jantung yang lain yaitu: Mioglobin,


Creatinin Kinase (CK), Lactic dehydrogenase (LDH),
Perbedaan Nyeri Angina dan Infark Miokard
Kriteria Angina Infark Miokard
Durasi nyeri dada < 20 menit > 20 menit
Pencetus Stres, aktivitas Tiba-tiba, biasanya pagi hari
Respon terhadap Membaik Tidak membaik
nitrogliserin / istirahat
Gejala penyerta Tidak Diserta gejala:
• Mual/muntah
• Berkeringat dingin
• Dispnea
• Disritmia
• Kelelahan
• Palpitasi
• Ansietas
• Pusing
• Merasa “napas pendek”

Dari berbagai sumber: Jenkins P (2010), Ignatavicius & Workman (2018)


Penatalaksanaan Acute Coronary Syndrome
APLIKASI KASUS

• Identitas pasien dan penanggung jawab pasien


• Nama : Tn.S
• Tanggal lahir : 23 April 1968
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
• Alamat : Kampung pesanggrahan Rt/Rw 003/005 Ds.walantaka
• Tanggal kedatangan : 02 januari 2023
• Jam kedatang : 02.10 wib
• Pendidikan pasien : SMA
• Pekerjaan pasien : swasta
APLIKASI KASUS

• Keluhan utama
• Nyeri dada kiri seperti di tusuk-tusuk dan menjalar ke punggung
dan tangan kiri.
• Riwayat penyakit sekarang
• Tn. S datang ke RS dengan keluhan nyeri dada kiri dirasakan 30
menit SMRS,nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk menjalar ke
punggung dan tangan kiri disertai keringat dingin,nyeri dirasa kan
menetap selama 30 menit,skala nyeri 7-1
APLIKASI KASUS

• Riwayat kesehatan masa lalu


• Pasien mempunyai penyakit hipertensi yang baru di ketahui 1 bln
ini,pasien tidak minum obat hipertensi,pasien merupakan perokok
aktif 1bungkus perhari > 10 tahun belum berhenti
• Riwayat penyakit keluarga
• Keluarga mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit hipertensi ataupun penyakit yang lain
APLIKASI KASUS

• Riwayat alergi
• Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan ataupun makanan
• Riwayat pisikologi dan spiritual
• 1. Status Emosi
• Pada saat dilakukan pengkajian pasien tampak tenang
• 2.Gaya komunikasi
• Asertif pasien mampu menjawab pertanyaan yg di sampai kan oleh dokter dan perawat
• 3.Pengkajian social
• Pasien berhubungan baik dengan lingkungan tempat tinggal nya
• 4.Spiritual
• Pasien beribadah sesuai dengan agama yang dianutnya
APLIKASI KASUS

• Pemeriksaan Fisik
• a. Keadaan umum : Kesadaran compos mentis,GCS : 15 (E4,V5,M6 ),pasien
tampak meringgis
• b. Tanda-Tanda Vital
• TD : 140/90 mmhg
• Nadi : 89x/mnt
• Rr : 20x/mnt
• Suhu : 36.7C
• CRT : <2detik
• BB : 75kg
APLIKASI KASUS

• Primary survey
• Airway : sumbatan jalan napas tidak ada,obstruksi jalan napas tidak ada
• Breathing : suara paru vesikuler,ronkhi tidak ada,wheezing tidak
ada,gerakan diding dada simetris,RR 20x/menit saturasi 98% room air
• Circulation : TD 140/90Mmhg,Nadi 89x/menit teraba cukup kuat dan
iramma regular,suhu 36.7’C akral hangat,CRT <2’s,Turgor kulit
elastis,saturasi 98% room air
• Disability : Kesadaran compos mentis,GCS E4 V5 M6 pupil isokor,replek
cahaya +/+
• Exposure : Clear
APLIKASI KASUS

• Folley catether : Clear,kolaborasi dengan dokter jaga untuk


pemasangan kateter,kateter dipasang dengan ukuran no.16
tahanan aquabidest 25ml,keluar kecing warna kuning jernih 100cc
• Gastric tube : Clear
• Heart monitor : melakukan pemasangan monitor didapatkan TD
140/90 mmhg,Nadi : 89x/mnt,irama regular,saturasi 98% room
air,suhu 36.7C akral hangat,CRT <2detik
APLIKASI KASUS

• Secondary survey meliputi :


• Keluhan : Tn. S datang ke RS dengan keluhan nyeri dada kiri dirasakan 30 menit
SMRS,nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk menjalar ke punggung dan tangan kiri
disertai keringat dingin,nyeri dirasa kan menetap selama 30menit,skala nyeri 7-
10
• Obat : tidak ada riwayat minum obat
• Makan : Pasien makan dan minum terakhir 6 jam SMRS jam 20.00 wib
• Penyakit : Penyakit ini dirasakan 30menit SMRS,sebelumnya hipertensi dirasa kan
1bulan ini,tidak terkontrol dan tidak di ketahui oleh pasien dan keluarga
• Alergi : Tn.S tidak mempunyai riwayat alergi obat ataupun makanan
• Kejadian : Tn.S mengalami nyeri dada sejak 30mnt SMRS
APLIKASI KASUS

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


HB 15.2 13.2-17.3
Leukosit 11.04 3.8-10.6
Trombosit 269 150.0-350.0
Hematokrit 43.8 40.0-52.0
Troponin I 0.12 0.0-0.1
GDS 159 70.0-100.0
Covid-19 Antigen rapid NEGATIF
APLIKASI KASUS

Kesan EKG : Sinus rhythm,ST Kesan : EKG Posterior ,STEMI


Depresi V2-V4
APLIKASI KASUS
APLIKASI KASUS

• Penatalaksanan
• Terapi pengobatan di IGD
• -Oksigen 2lpm nasal canul
• -Pasang monitor
• -Pasang infus nacl 0,9% 20tpm
• -Aspilet 160mg (kunyah)
• -Clopidogrel 300mg
• -Isdn 5mg (SL)
• -Simvastatin 20mg
• -Omeprazol 40mg (IV)
• -Morphine 2mg (IV)
• -Pasang DC
• Advist DPJP
• -Rujuk pro PPCI
APLIKASI KASUS
Data Etiologi Masalah
DS : Pasien Arteriosclorosis Nyeri akut

mengeluh Trombosis coroner


Konstriksi arteri
nyeri dada koronaria
kiri dirasakan
Aliran darah menurun
30menit,nyer
i dirasakan Oksigen dan nutrisi
menurun
seperti
ditusuk-tusuk Jaringan miokard
iskemik
menjalar ke
Nekrosis jika >30
punggung
menit
dan tangan
Infark mioardium
kiri disertai Infark transmural
keringat infark subendokardial
dingin, Suplai oksigen ke
miokard menurun

DO : Metabolisme anaerob
skala nyeri 7, tampak
meringgis Produksi asam laktat
EKG terdapat ST depresi meningkat
di V2 – V4
Nyeri Akut
APLIKASI KASUS
DS : pasien mengatakan Arteriosclerosis
Trombosis coroner
nyeri dad a kiri dirasakan Kontriksi arteri
30mnt SMRS,nyeri di koronaria

rasakan seperti di
tusuk-tusuk menjalar ke Aliran darah menurun

punggung dan tangan Oksigen dan nutrisi


kiri,d i sertai keringat menurun

dingin,nyeri dirasakan Jaringan miokard


iskemik
menetap selama 30mnt,
Nekrosis jika > 30
menit
DO: pasien perokok aktif Resiko tinggi
Infark miokard ium penurunan
selama 10 thn,1 bungkus Infark transmural curah jantung
sehari,riw.hipertensi tidak infark subend okardial
terkontrol Suplai oksigen ke
TD :140/90Mmhg miokard menurun

Nadi : 89x/mnt Seluler hipoksia

Rr : 20x/mnt Intregritas membrane


sel berubah
Suhu :36.7c
Kontraktilitas
CRT : <2detik menurun
BB:75Kg
Resiko tinggi
penurunan curah
jantung
RENCANA KEPERAWATAN
N Diagnose Tujuan Rencana keperawatan
O keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi
berhubungan tindakan 1x7jam masalah 1) Monitor tanda-tanda vital
dengan ketidak Nyeri akut menurun 2) Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi frekuensi,kualitas,intensitas nyeri dan skala nyeri
seimbangan dengan kriteria hasil : 3) Identifikasi respon nyeri non verbal
suplai darah dan 1. Keluhan nyeri 4) Identifikasi pegaruh nyeri pada kualitas hidup
oksigen menurun 5) Identifikasi factor yang memperberat rasa nyeri
2. Gelisah 6) Identifikasi pengetahuan tentang nyeri
menurun Terapeutik
3. Kesulitan tidur 1) Kurangi aktivitas yang dapat meningkatkan nyeri
menurun 2) Libatkan keluarga saat mengajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
4. Diaphoresis
3) Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien
menurun
5. Tanda-tanda
Kolaborasi
vital menurun
1)Kolaborasi pemberian analgetik dan kolaborasi dengan terapis unyuk penatalaksanan nyeri,jika perlu
RENCANA KEPERAWATAN
2 Resiko tinggi Setelah dilakukan Observasi
penurunan curah tindakan 1x7jam, curah 1) Identifikasi karakteristik nyeri dada (meliputi faktor pemicu dan pereda,kualitas,lokasi,skala,durasi dan frekuensi
jantung jantung meningkat dengan 2) Identifikasi stratifikasi(penilaian penentuan kondisi sindroma koronari akut),yaitu skor TIMI,Killip,crusade
berhubungan kriteria hasil : 3) Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung ( dispneu,kelelahan,edema,ortopnea,paroxysmal nocturnal dyspnea,peningkatan
dengan 1) Tekanan darah normal CVP )
perubahan 2) Ejetion fraction 4) Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung ( peningkatan BB,hepatomegaly,distensi vena jugularis,palpitasi,ronkhi
frekuensi meningkat basah,oliguria,batuk,kulit pucat)
jantung,perubah 3) Nadi perifer normal 5) Monitor tekanan darah( termasuk tekanan darah ortostatik) dan frekuensi nadi sebelumdan sesudah aktivitas serta sebelum dan pemberian
an irama jantung 4) Palpitasi menurun obat
5) Gambaran EKG 6) Monitoring aritmia (kelainaan irama dan frekuensi )
normal 7) Monitor elektrolit yang dapat menigkatkan risiko aritmia ( misal kalium,magnesium serum )
6) Lelah menurun 8) Monitoring enzim jantung ( misal CK,CK-MB,Troponin T ,Troponin I )
7) Dispnea menurun 9) Monitor EKG 12 sadapan untuk perubahan ST dan T
8) Edema menurun
Terapeutik
1) Atur posisi pasien semi fowler atau fowler dengan kaki ke bawah
2) Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
3) Pertahankan tirah baring minimal 12jam
4) Pasang akses intravena
5) Puasakan hingga bebas nyeri
6) Berikan therapy relaksasi untuk mengurangi anxietas dan stress

Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
2) Kolaborasi pemberian obat-obatan ( antiaritmia,antiplatelet,antiagina,morfin,ionotrofik )jika perlu
3) Kolaborasi pemeriksaan x-ray dada,jika perlu
4) Kolaborasi pemberian antikoagulan(mencegah thrombus)jika perlu
5) Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah maneuver valsava (mis,pelunak tinja,antiemetic),jika perlu
6) Kolaborasi pemberian diet jantung yang sesuai (mis,batasi asupan kafein,natrium,kolesterol dan makanan tinggi lemak)
7) Rujuk ke program rehabilitasi jantung
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
EVALUASI

No Tanggal/Jam SOAP Rencana Paraf


Dx
1 02/01/2023 Evaluasi Rujuk RSUD Sr.L
Banten untuk
Jam : 07:30 S : Pasien mengatakan nyeri
rencana pasang pci
wib masih hilang timbul
O : Keadaan umum sakit
berat,kesadaran compos
mentis,akral hangat,nadi
teraba kuat,TD : 140/90
mmhg,Nadi : 93x/mnt,Rr :
20x/mnt,SPO2 :
98-99%,terpasang nasal
canul 3lpm,CRT
<2’,terpasang kateter no.16
urine 200cc warna kuning
jernih,terpasang IVFD Nacl
0,9% 20tpm di tangan
kanan,gambaran EKG Stemi
posterior,thorak
kardimegali,bendungan
paru,
A : Dx I Nyeri akut
menurun,
Dx II Resiko tinggi
penurunan curah jantung
meningkat
P : Intervensi dilanjutkan
PEMBAHASAN
1.Pengkajian
Pada tahap pengkajian, penyusun tidak mengalami kendala karena pasien dan keluarga
kooperatif dalam memberikan informasi tentang pasien sehingga membantu dalam
memperoleh data yang akurat.

Adapun data yang diperoleh pada pasien atas nama Tn. S, usia : 54 tahun dengan keluhan
nyeri dada kiri dirasakan 30 menit SMRS nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk menjalar ke
punggung dan tangan kiri di sertai keringat dingin,nyeri dirasakan menetap, riwayat
penyakit pasien mempunyai riwayat HT dan pasien merupakan perokok aktif
PEMBAHASAN
2.Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Tn.S, akhirnya penyusun
menganalisa masalah yang ada pada pasien dan menegakan menjadi diagnose keperawatan
yang ditemukan pada kasus ini adalah :
1.Nyeri akut berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan
kebutuhan miokard sekunder akibat penurunan suplai darah ke jaringan miokard
2.Resiko tinggi Penuruan curah jantung berhubungan dengan factor resiko perubahan irama
jantung,perubahan frekuensi jantung
PEMBAHASAN
3.Perencanaan
Pada tahap perencanaan penulis menyusun rencana dengan diagnosa ACS ini tidak
mendapatkan kesulitan, karena saya sebagai penulis menyusun rencana tindakan disesuaikan
dan mengacu kepada perencanaan yang ada dalam teori. Dan peran serta pasien dan
keluarga yang membantu penulis untuk yang menyusun perencanaan ini. Tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan kasus
PEMBAHASAN
4.Implementasi
Pada tahap ini penulis melaksanakan tindakan keperawatan sebagian besar telah dilaksanakan
dan dibuat sesuai dengan teori serta didukung dengan respon pasien terhadap tindakan.
Penulis tidak mengalami tindakan atau hambatan karena adanya dukungan dari pasien dan
keluarga yang cukup kooperatif, serta peran perawat igd dan tim kesehatan lainnya. Dan juga
adanya motivasi dari keluarga yang mendukung pasien untuk sembuh sehingga dapat
menentukan tercapainya tindakan – tindakan keperawatan.
PEMBAHASAN
5.Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang
sistematis dan terencana antara hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi
dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan
lainnya .

Anda mungkin juga menyukai