Anda di halaman 1dari 1

Upaya pencegahan perdarahan post partum dapat dilakukan dengan pemberian

manajemen aktif kala III merupakan langkah awal pencegahan perdarahan post partum
(Edhi et al, 2019). Menurut Depkes (2018) penegangan tali pusat terkendali (PTT)
mencegah terjadinya kehilangan darah secara berlebihan dan mencegah terjadinya
inversion uteri. Selain itu manajemen aktif kala III juga berfungsi untuk menghasilkan
kontraksi uterus yang adekuat sehingga mengurangi kejadian retensio plasenta dan
atonia uteri. Anemia gravidarum menjadi salah satu penyebab perdarahan post partum.
Menurut Saifuddin (2017) ibu hamil yang mengalami anemia akan mengakibatkan
gangguan transportasi oksigen dalam tubuh terutama pada uterus. Hal tersebut akan
mengakibatkan kegagalan kontraksi yang adekuat dari otot-otot uterus. Hal tersebut
yang memicu terjadinya atonia uteri. Konsumsi tablet Fe secara rutin minimal 90 tablet
selama kehamilan merupakan langkah pencegahan perdarahan post partum. Antenatal
care merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh ibu hamil. Dengan
adanya antenatal care, deteksi dini komplikasi kehamilan dapat dilaksanakan sehingga
dapat mencegah terjadinya komplikasi dengan rujukan yang terencana (Wahyuni,
2019).

Salah satu upaya pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu


adalah dengan memberikan pelayanan pra-persalinan yaitu Antenatal Care (ANC)
minimal 6 kali. Akan tetapi masih banyak ibu hamil yang kurang memanfaatkan
pelayanan pra-persalinan, khususnya di daerah pedesaan. Peran bidan dalam
mencegah perdarahan postpartum yaitu mengurangi faktor resiko dengan
melakukan deteksi dini faktor resiko, memberi konseling kepada ibu untuk
mengatur umur reproduksi sehat ibu (20-35 tahun), paritas (2-3 anak), jarak
kehamilan >2-5 tahun, mengendalikan kadar Hb pada saat kehamilan (≥ 11 gr%),
dan memberikan pemeriksaan ANC minimal 6 kali (TM I = 2 kali, TM II = 1 kali,
dan TM III = 3 kali) (Kemenkes, 2020)

Anda mungkin juga menyukai