PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terguncang. Bagaimana tidak jika setiap tahun hampir sekitar setengah juta warga dunia
harus menemui ajalnya karena persalinan. Dan nampaknya hal ini menarik perhatian yang
cukup besar sehingga dilakukannya berbagai usaha untuk menanggulangi masalah kematian
ibu ini.
yang dimana dalam poin empat yaitu mengurangi tingkat kematian anak dan poin lima
meningkatkan kesehatan ibu yang disepakati oleh hampir seluruh negara di dunia pada
Deklarasi Milenium di tahun 2000. Tingginya AKI di Indonesia telah lama menjadi salah
satu keprihatinan utama berbagai upaya telah dilakukan untuk mengakselerasi penurunan
tersebut.
Kematian ibu dapat diturunkan secara signifikan dengan investasi yang terbatas
melalui program yang efektif, kebijakan dan upaya di bidang hukum yang menunjang,
maupun intervensi sosial dan masyarakat. Perhatian khusus difokuskan pula pada kegiatan-
kegiatan berbasis masyarakat yang diperlukan untuk menjamin agar wanita dan bayi baru
lahirnya mempunyai akses terhadap pelayanan yang diperlukan, dan mau menggunakannya,
jika dibutuhkan, dengan penekanan khusus pada penolong persalinan yang terampil dan
Indonesia yang telah menjadi anggota WHO sejak tahun 1950 telah melakukan
suatu bentuk kerjasama dengan organisasi internasional yang bernaung di bawah PBB
tersebut, yang bergerak dalam bidang kesehatan dunia untuk menangani permasalahan AKI
ini. Dalam kerjasama ini pemerintah Indonesia khususnya Departemen Kesehatan (Depkes)
sangat berperan penting karena dalam pelaksanaan program MPS ini, Depkes mengadopsi
langkah strategi yang dicanangkan oleh WHO dan menjalankan dengan maksimal untuk
Dalam arti kata luas tujuan Safe Motherhood dan Making Pregnancy Safer sama,
yaitu melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi beban kesakitan,
kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang
sebenarnya tidak perlu terjadi. MPS merupakan strategi sektor kesehatan yang fokus pada
pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam melaksanakan intervensi klinis dan
Sehat 2015, visi MPS adalah : Semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan
dan persalinan dengan aman dan bayi dilahirkan hidup dan sehat.
B. Rumusan Masalah
Motherhood)?
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan MPS dan SM, serta bagaiman
program Depertemen Kesehatan tentang Making Pregnency Safer dan Safe Motherhood.
BAB II
PEMBAHASAN
ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan dan kesakitan ibu dan bayi.
Strategi MPS merupakan tonggak sejarah yang menandai komitmen baru untuk
memastikan hak ibu dan bayinya. Strategi MPS disusun berdasarkan pengetahuan
epidemiologi yang didapat sejak pencanangan Prakarsa Safe Motherhood di Nairobi tahun
1987. Strategi ini disusun berdasarkan konsensus yang dicapai pada International
Bank. MPS menyerukan kepada seluruh pihak terkait, seperti pemerintah,masyarakat dan
organisasi international.
Kerangka Pikir MPS dalam Safe Motherhood dukungan yang efektif untuk
upaya Safe Motherhood nasional membutuhkan pelaksanaan kegiatan dalam kerangka pikir
a. Membangun Kemitraan.
b. Advokasi
Tujuan MPS Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di
Indonesia. Strategi kegiatan yang akan dilakukan melalui kemitraan dengan pemerintah dan
mitranya :
Pregnancy Safer terletak pada fokus pada sektor kesehatan. Meskipun tujuan Safe
Motherhood dan MPS sama, MPS memiliki fokus yang lebih kuat yang dibangun atas
dasar sistem kesehatan yang mantap, untuk menjamin pelaksanaan intervensi yang cost-
effective dan berdasarkan bukti, yang bertujuan untuk menanggulangi penyebab utama
dan bayi baru lahir. Perhatian khusus difokuskan pula pada kegiatan-kegiatan berbasis
masyarakat yang diperlukan untuk menjamin agar wanita dan bayi baru lahirnya
mempunyai akses terhadap pelayanan yang diperlukan, dan mau menggunakannya, jika
dibutuhkan, dengan penekanan khusus pada penolong persalinan yang terampil dan
Indonesia yang telah menjadi anggota WHO sejak tahun 1950 telah melakukan
suatu bentuk kerjasama dengan organisasi internasional yang bernaung di bawah PBB
tersebut, yang bergerak dalam bidang kesehatan dunia untuk menangani permasalahan AKI
ini. Dalam kerjasama ini pemerintah Indonesia khususnya Departemen Kesehatan (Depkes)
sangat berperan penting karena dalam pelaksanaan program MPS ini, Depkes mengadopsi
langkah strategi yang dicanangkan oleh WHO dan menjalankan dengan maksimal untuk
2. SM (Safe Motherhood)
menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin. Program itu terdiri
dari empat pilar yaitu keluarga berencana, pelayanan antenatal, persalinan yang aman, dan
Menurut pengertian ini penyebab kematian ibu dapat dibagi menjadi penyebab
langsung maupun tak langsung. Penyebab kematian langsung yaitu setiap komplikasi
persalinan disetiap fase kehamilan (kehamilan, persalinan dan pasca persalinan), akibat
tindakan, kesalahan pengobatan atau dari kesalahan yang terjadi disetiap rangkaian
kejadian diatas.
atau bedah kaisar. Penyebab kematian tak langsung yaitu akibat penyakit lain yang telah
ada sebelumnya atau berkembang selama kehamilan dan yang tidak berhubungan dengan
penyebab langsung tetapi dipicu secara fisiologis oleh kehamilan. Contohnya seperti
Gerakan Sayang Ibu (GSI) merupakan salah satu upaya yang telah dilaksanakan
dan menjadi gerakan nasional sejak tahun 1996, namun dalam perkembangannya gerakan
ini perlu ditingkatkan kembali baik kepedulian maupun tanggung jawab masyarakat, LSM,
Upaya yang dilakukan Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu Kematian ibu
b. Persalinan yang dilakukan dirumah, bila terjadi komplikasi dan memerlukan rujukan,
c. Derajat kesehatan ibu sebelum dan saat hamil masih rendah yaitu 50% menderita
anemia, 30% berisiko kurang energi kronis, sekitar 65% berada dalam keadaan 4 terlalu.
d. Status perempuan masih rendah sehingga terlambat untuk mengambil keputusan ditingkat
e. Sekitar 90% kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, toksemia gravidarum, infeksi,
partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada masa sekitar
Sesungguhnya tragedi kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih dari 80%
kematian ibu sebenarnya dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif, semisal pemeriksaan
kehamilan, pemberian gizi yang memadai dan lain-lain. Karenanya upaya penurunan AKI
serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap merupakan prioritas utama dalam
Melihat kondisi itu semua, disusunlah suatu gerakan yang disebut dengan Safe
Motherhood. Gerakan ini pertama kali dicanangkan pada International Conference on Safe
Motherhood, Nairobi, 1987. Program ini sendiri telah dilaksanakan di Indonesia sejak
tahun 1988 dengan melibatkan secara aktif berbagai sector pemerintah dan non-pemerintah,
I. Keluarga Berencana
"Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi
kelahiran."
ideal adalah dua. Gerakan ini mulai dicanangkan pada tahun akhir 1970'an.
Tujuan Program KB :
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain
kesejahteraan keluarga.
Pelayanan antenatal sangat penting untuk mendeteksi lebih dini komplikasi ke-
hamilan. Selain itu, juga menjadi sarana edukasi bagi perempuan tentang kehamilan.
2. Deteksi dan penanganan komplikasi seperti kelainan letak, hipertensi, edema, dan pre-
eklampsia.
3. Penyuluhan tentang komplikasi yang potensial, serta kapan dan bagaimana cara
Fokus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta
mencagah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu
terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.
Persalinan yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan setiap penolong
pertolongan yang bersih dan aman, serta memberikan pelayanan nifas pada ibu dan bayi.
Dalam persalinan :
1. Wanita harus ditolong oleh tenaga kesehatan profesional yang memahami cara menolong
2. Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi
persalinan serta mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda
tersebut.
obstetri untuk risiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkan.
Pelayanan obstetri esensial bagi ibu yang mengalami kehamilan risiko tinggi atau
komplikasi diupayakan agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil. Pelayanan obstetri
terus menerus dalam waktu 24 jam untuk bedah cesar, pengobatan penting (anestesi,
antibiotik, dan cairan infus), transfusi darah, pengeluaran plasenta secara manual, dan
aspirasi vakum untuk abortus inkomplet. Tanpa peran serta masyarakat, mustahil pelayanan
obstetri esensial dapat menjamin tercapainya keselamatan ibu. Oleh karena itu, diperlukan
2. Bekerjasama dengan masyarakat, wanita, keluarga, dan dukun untuk mengubah sikap
(Renstra) jangka panjang upaya penurunan angka kematian ibu dan kematian bayi baru
lahir. Dalam Renstra ini difokuskan pada kegiatan yang dibangun atas dasar sistem
kesehatan yang mantap untuk menjamin pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif
berdasarkan bukti ilmiah yang dikenal dengan sebutan "Making Pregnancy Safer (MPS)"
2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat akses terhadap
pencegahan kehamilan.
3. Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
Kesehatan dewasa ini menerapkan Strategi Making Pregnancy Safer (MPS), atau
sebelumnya tentang Penyelamatan Ibu Hamil. Strategi MPS yang memberi penekanan
kepada aspek medis, walaupun tidak mengabaikan aspek non-medis. Indonesia telah
masyarakat menuju Indonesia Sehat 2010 pada 12 Oktober 2000 sebagai bagian dari
Empat strategi utama ini yang merupakan strategi yang diadopsi langsung oleh
berdasarkan bukti-bukti.
b. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan
untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir.
baik, maka dalam melaksakan program ini dapat berhasil. Indonesia memiliki banyak pulau
yang masih banyak belum terjangkau oleh Depkes, misalnya saja di Papua karena belum
banyak tersedia sarana dalam melakukan pengobatan. Hal ini yang patut dan harus
diperhatikan oleh pemerintah. Dalam melakukan asesmen nasional tentang pelayanan ibu
hamil dan bayi baru lahir dan manajemen pelayanan disemua tingkat. Tidak hanya di kota-
Untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang baik tenaga ahli dokter dan bidan
bahkan dukun bayi mendapat pelatihan-pelatihan agar mampu dan tidak melakukan
kesalahan yang menimbulkan banyak resiko terhadap Ibu hamil, melahirkan dan dalam
masa setelah persalinan (post natal) harus mempunyai akses terhadap tenaga kesehatan
yang terlatih, yaitu profesi kesehatan yang terakreditasi seperti bidan, dokter, atau perawat
yang dibutuhkan dalam mengelola kehamilan normal (tanpa komplikasi), persalinan dan
periode segera setelah melahirkan dan dalam pengidentifikasian, pengelolaan dan rujukan
Melakukan asesmen kebutuhan dan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
yang terdapat di tingkat kabupaten atau kota saat ini. Dimana asesmen pelayanan perlu juga
mencakup asesmen kebutuhan sistem kesehatan, seperti sumber daya manusia, peralatan,
dan prosedur. Kerjasama WHO dan Depkes dalam pelaksanaan program yang pertama,
dapat terlihat hasilnya dengan adanya penambahan jumlah tenaga kesehatan, dan
atau tenaga kesehatan di setiap propinsi, sehingga bisa dengan cepat menangani dan
sekaligus memberikan pertolongan pertama kepada para ibu hamil khususnya pada saat
dan Depkes tidak bekerja sendiri, adanya kerjasama dengan organisasi-organisasi profesi
seperti Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, dan Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional. Dengan membuat suatu kerjasama yang solid untuk menurunkan AKI,
di Indonesia sendiri sudah diterapkan program keluarga berencana yaitu dimana setiap satu
keluarga hanya memiliki dua orang anak, ini merupakan suatu keputusan pemerintah untuk
mengurangi kematian ibu karena dengan memiliki banyak anak akan menimbulkan resiko
yang sangat tinggi dalam melakukan persalinan dan terutama terlalu tua untuk melakukan
persalinan. Kemudian dengan adanya kerjasama mitra kerja lain ini untuk membuat suatu
kordinasi yang baik dalam memantau jumlah AKI di Indonesia secara bersama-sama.
tersedia serta meningkatkan dan menjamin koordinasi perencanaan dan kegiatan kesehatan
ibu dan bayi baru lahir yang lebih baik dengan , BKKBN. Dalam melaksanakan program
pengetahuan untuk menjamin perilaku yang menunjang kesehatan ibu dan bayi baru lahir
Suami Siaga, untuk memantapkan keterlibatan suami mempromosikan kesehatan ibu dan
Dalam hal ini dengan Menambahkan pesan-pesan MPS dalam upaya Suami
b. Memberi dukungan pada wanita selama kehamilan, persalinan dan setelah kelahiran serta
c. Mempromosikan partisipasi aktif suami dalam penerimaan KB pada pascasalin dan pasca
aborsi.
selama kehamilan dan masa laktasi serta mencegah kehamilan yang terlalu muda,
terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak. Pemberian informasi oleh Bidan di
Desa dan petugas lain pada keluarga tentang pentingnya gizi yang memadai serta istirahat
yang cukup selama kehamilan dan masa laktasi serta pemberian ASI secara dini dan
eksklusif, membantu keluarga dalam persiapan persalinan. Kegiatan ini amat penting
langkah-langkah.
Pada persalinan rumah: bilamana dan bagaimana menghubungi Bidan di Desa,
persiapan tempat bersalin di rumah, bahan-bahan yang diperlukan selama persalinan dan
untuk keperluan bayi, mengatur keuangan untuk membayar biaya dan transportasi jika
terjadi komplikasi dan fasilitas mana yang akan digunakan. Jika direncanakan untuk
Dalam program ini lebih ditingkatkan lagi peran keluarga terutama suami dalam
mempersiapkan segala sesuatu untuk persiapan bersalin, selain dari pemberiaan kasih
sayang dan perhatian yang lebih selama masa kehamilan selain itu menyiapkan dana,
apabila nantinya dibutuhkan dalam masalah persalinan yang mengalami resiko, selain itu
tersedianya alat transportasi apabila dalam keadaan darurat yang tidak dapat diketahui
terlebih dahulu.
Jadi peran suami merupakan yang paling utama karena selain wanita yang
mengalami masa persalinan sang suami lebih mengerti keadaan dan kondisi istrinya.
Adanya program suami siaga, diharapkan dapat membantu wanita hamil dalam masa
kehamilan dan bukan hanya pada saat kehamilan pertama tapi pada kehamilan berikutnya.
Selain itu peran keluarga lainnya seperti ibu dalam memberikan informasi pengalaman dan
pengetahuan pada masa kehamilan. Peran suami sangatlah penting mengingat bahwa
penggunaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Mantapnya Gerakan Sayang Ibu
(GSI) yang sedang dilaksanakan dalam meningkatkan tingkat pengetahuan wanita, suami
dan keluarga mengenai peningkatan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
GSI merupakan suatu gerakan yang dilaksanakan dalam upaya membantu salah
satu program pemerintah untuk peningkatan kualitas hidup perempuan melalui berbagai
kegiatan yang berdampak terhadap upaya penurunan AKI karena hamil, melahirkan dan
nifas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ditujukan untuk mengatasi masalah kembar kesehatan dan kesakitan ibu. Tujuan MPS
Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.
menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin. Empat pilar safe
motherhood yaitu keluarga berencana, pelayanan antenatal, persalinan yang aman, dan
berbagai aspek dan disiplin ilmu termasuk faktor sosial ekonomi dan budaya masyarakat
sebagai mata rantai yang berkaitan. Sehingga, selain komitmen politik pemerintah sebagai
pengambil keputusan yang akan menentukan arah dan prioritas pelayanan kesehatan, juga
diperlukan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan. Tidak ada intervensi tunggal
yang mampu menyelesaikan masalah kematian ibu. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk
mengatasi hal ini melalui Strategi Menyelamatkan Persalinan Sehat, meskipun dalam
pelaksanaannya masih menemui beberapa kendala, perlu untuk didukung. Kesehatan ibu
adalah hal yang vital bagi keberlangsungan hidup manusia dan hal ini menjadi tanggung
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan yang
terdapat di dalamnya. Oleh karena itu kami mengharap saran yang membangun dari