Anda di halaman 1dari 66

PANDUAN PULDATAN

Versi II/ 2021


Highlight PTSL PHLN
Partisipatoris Inklusif
PTSL melibatkan masyarakat, dengan Masyarakat yang terlibat berasal dari
dibentuknya Puldatan berbagai kalangan, termasuk
sehingga pendaftaran tanah unsur tokoh masyarakat,
tidak lagi bersifat satu arah pemuda dan perempuan

Pengarusutamaan gender Pemberdayaan


Proses pendaftaran tanah yang Masyarakat diberi pelatihan,
memberikan kesempatan yang berkesempatan menjadi fasilitator,
setara bagi laki-laki dan dan mendapat transfer of knowledge
perempuan dari Pihak Ketiga

Kajian lingkungan dan aspek sosial


Proses safeguard meminimalisir risiko yang
mungkin timbul dari aspek lingkungan dan
sosial
Materi Pembekalan

1. Pembentukan
Puldatan 2.
Operasional
Puldatan 3. Anggaran dan
Mekanisme
Apa itu Puldatan? Pembayaran
Siapa itu Puldatan?
Pengumpulan Data Fisik dan Data Ruang Lingkup
Tugas Pokok Puldatan
Yuridis Mekanisme Pencairan Dana Puldatan
Supervisi Puldatan
Aplikasi Survey Tanahku Puldatan Pembuatan Rekening Puldatan
Skema Kerja Puldatan
Output Data Fisik dan Data Yuridis Syarat Pencairan Dana Puldatan
Kriteria Puldatan
Mekanisme Pencairan Dana Puldatan
Alur Pembentukan
Alur Pencairan Dana Puldatan
Rantai Komando Puldatan
Pemanfaatan & Pembayaran Dana
Struktur Organisasi Puldatan
Puldatan

LAMPIRAN A LAMPIRAN B
Kontradiktur Delimitasi/ FAQ
Kesepakatan Batas (Frequently Asked Questions)
1. Pembentukan Puldatan
Apa itu Puldatan?

Pengumpul Data
Pertanahan (Puldatan):
kelompok masyarakat yang
diberi pelatihan dan
ditugaskan untuk menjadi
fasilitator sekaligus pelaksana
proses pengumpulan
Data Fisik dan Data Yuridis.
Berdasarkan Peraturan Menteri ATR/ Ka BPN No. 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran
Sistematis Lengkap pasal 42, Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
dapat dilakukan berbasis partisipasi masyarakat dengan dibantu oleh Petugas
Pengumpul Data Pertanahan (Puldatan)
Siapa itu Puldatan?

● Dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala


Kantor Pertanahan
● Diawasi dan diarahkan oleh Satgas Fisik
dan Satgas Yuridis

Puldatan semaksimal mungkin melibatkan


perempuan desa atau tokoh perempuan
Tugas Utama Puldatan

Puldatan membantu tugas Satgas Fisik dan


Satgas Yuridis dalam melakukan pengumpulan
Data Fisik dan Data Yuridis:

Data Fisik
Identifikasi dan delineasi
batas bidang tanah pada
Peta Kerja, pengukuran dan
penggambaran GU

Data Yuridis
Kelengkapan dokumen yuridis
scanning dokumen yuridis, dan
rekapitulasi data isian
inventarisasi dan identifikasi
peserta PTSL 
Supervisi Puldatan
Untuk memastikan setiap tahapan kegiatan PTSL PM dapat berjalan sebagaimana
mestinya, Satgas Fisik dan Satgas Yuridis harus melakukan supervisi terhadap
proses dan hasil kegiatan yang dilakukan oleh Puldatan.

Satgas Fisik: Satgas Yuridis:


SKB yang bertanggung jawab dalam
ASN Kantor Pertanahan yang
rangkaian kegiatan PTSL PM mulai
bertanggung jawab dalam rangkaian
dari tahap persiapan, pengumpulan
kegiatan PTSL PM mulai dari tahap
dan klarifikasi Data Fisik yang
persiapan,  pengumpulan dan
dihasilkan oleh Puldatan dengan
verifikasi Data Yuridis yang
verifikasi oleh ASN Kantor Pertanahan.
dihasilkan oleh Puldatan
Skema Kerja Puldatan
Puldatan adalah • Puldatan dibentuk dalam satuan
kelompok masyarakat Desa
yang diberi pelatihan dan • Puldatan minimal terdiri dari 10
ditugaskan untuk menjadi (sepuluh) orang yang anggota nya
fasilitator sekaligus berasal dari beberapa unsur yaitu
pelaksana proses Kepala Desa/ aparat desa, Babinsa/
pengumpulan Data Fisik Babinkamtibnas, para-surveyor,
dan Data Yuridis pemuda desa/ anggota Karang
Taruna / tokoh perempuan
• Puldatan dibentuk dan
ditetapkan oleh
Kepala Kantor
Pertanahan
• Puldatan dalam
pekerjaannya,
diberikan Surat Tugas
oleh Ketua Tim
Ajudikasi

Puldatan disupervisi langsung oleh


Satgas Fisik dan Satgas Yuridis
Kewajiban Puldatan

1. Mengikuti Pembekalan Puldatan


Pembekalan Puldatan diberikan oleh Satgas Fisik dan Satgas
Yuridis dengan materi:
a. Pengenalan kegiatan PTSL PM
b. Pengumpulan Data Fisik
c. Pengumpulan Data Yuridis
d. Pengenalan pentingnya aspek inklusi sosial dan gender
dalam kegiatan PTSL PM

2. Mengisi Formulir Daftar Hadir


Menerima tugas yang diberikan oleh KJSKB dan menjalankan tugas
sesuai dengan pembagian area yang harus dilaksanakan.
Melaporkan dan mengisi Formulir Daftar Hadir yang disediakan.
Kewajiban Puldatan
3. Melaksanakan Pengumpulan Data Fisik
Identifikasi dan delineasi batas RT/ desa dan batas bidang tanah, memverifikasi batas
dan kesepakatan batas di lapangan, membantu petugas ukur dalam melaksanakan
pengukuran.
a. Pengumpulan Data Fisik dilaksanakan oleh Satgas Fisik atau KJSKB
b. Pengumpulan Data Fisik berpedoman pada Nomor Urut Bidang/Berkas (NUB) Peta Kerja untuk
memudahkan pemberkasan
c. Pelaksanaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dilakukan oleh Pihak Ketiga/ KJSKB

4. Melaksanakan Pengumpulan Data Yuridis


Dokumen Yuridis berupa KTP/ KK, alas hak/bukti kepemilikan, SPT PBB,
Surat Pernyataan Kepemilikan Tanah/ Penguasaan Fisik
a. Menyerahkan Formulir Isian Inventarisasi dan Identifikasi kepada Peserta PTSL
b. Mengumpulkan Formulir Isian Inventarisasi dan Identifikasi yang sudah diisi oleh Peserta
PTSL dan dokumen yuridis.
c. Memeriksa kesesuaian Data Isian Inventarisasi dan Identifikasi yang sudah diisi dengan
dokumen yang telah dikumpulkan
Kewajiban Puldatan
5. Membantu dalam Pembuatan Gambar Ukur
Gambar Ukur adalah dokumen tempat mencantumkan gambar satu bidang tanah atau lebih dan
situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak, sudut, azimuth,
sudut jurusan ataupun koordinat batas bidang tanah baik dalam bentuk elektronik atau
nonelektronik.

Gambar Ukur wajib dibuat oleh setiap petugas ukur pada hari yang sama dengan pengukuran
lapangan. Pembuatan GU digital dibuat menggunakan aplikasi Survey Tanahku di lapangan.

6. Membantu memediasi apabila ada sengketa batas


maupun kepemilikan bidang tanah
Mediasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa antara dua pihak atau lebih melalui
musyawarah mufakat/ kekeluargaan dengan bantuan pihak ketiga (mediator) yang bersifat netral/
tidak memihak dan tidak mempunyai kewenangan memutus.

Puldatan dapat mengidentifikasi potensi-potensi sengketa bidang tanah dan dapat menjadi
fasilitator/ mediator dalam menyelesaikan sengketa.
Kewajiban Puldatan

7. Membantu pelaksanaan pengumuman


PBT untuk diklarifikasi

8. Bertanggung jawab kepada


Satgas Fisik dan Satgas Yuridis
Kriteria Puldatan

1 Diutamakan mengenal medan desa


dan lokasi
5 Mempunyai waktu dan bersedia aktif

2 Usia minimal 17 tahun 6 Mampu berkomunikasi dengan baik

3 7
Dapat membaca dan menulis,
khusus untuk para-surveyor memiliki Bersedia bekerja sesuai tugasnya
pendidikan SMA atau setara (baik lapangan ataupun admin) 

4 8
Diutamakan dapat menggunakan Wajib mengikuti pelatihan dan
gadget dinyatakan lulus oleh Kantah

PERHATIAN
Puldatan berada dibawah pengawasan Tim Verifikasi & Validasi (Kantah) dalam
bertugas. Apabila Puldatan tidak dapat menjalankan tugas dan kewajibannya, maka
Tim Verifikasi & Validasi  (Kantah) dapat mengganti posisi Puldatan tersebut.
Alur Pembentukan Puldatan
Rantai Komando Puldatan

Dalam setiap Satgas Fisik


dan Satgas Yuridis terdiri dari
Verifikator dan Validator
Struktur Organisasi Puldatan
2. Operasional Puldatan
Pengumpulan Data Fisik dan Data Yuridis

Pengumpulan Data Fisik dan


Data Yuridis dapat dilakukan
secara bersamaan (waktu dan
lokasi) ataupun terpisah
sepanjang menggunakan Peta
Kerja yang sama.
Citra/Foto Udara GNSS RTK

Foto udara / Peta foto, blow up foto udara atau citra lainnya yang GNSS: Model penentuan posisi titik-titik di permukaan bumi
menggambarkan bidang tanah yang dimohon dengan melengkapi dimana posisi titik dinyatakan dengan pengukuran terhadap
arah utara penggambaran (utara peta). Pengukuran bidang tanah sistem penentuan posisi berbasis satelit
dengan menggunakan foto udara/peta foto atau blow up foto yang
sudah tersedia sesuai dengan kondisi dan letak bidang tanahnya RTK:  adalah metode pengamatan GPS yang penentuan
di lapangan. Gambar bidang tanah sesuai dengan bentuk yang posisinya dilakukan dengan metode semi kinematik / mirip
dibubuhi data ukuran panjangan (untuk EDM, meetband) atau metode kinematik. Posisi suatu titik batas ditentukan oleh
print out (total station atau theodolit sejenisnya). receiver GPS yang bergerak dari satu titik batas ke titik batas
lainnya, dimana pada setiap titiknya receiver GPS yang
bersangkutan diam beberapa saat untuk melakukan
pengamatan GPS.

Total Station

Total Station: mengukur jarak dan sudut bidang tanah, serta detail
lainnya.

Pita Ukur

Pita Ukur: Mengukur jarak batas bidang


Dalam rangka pendaftaran tanah, salah satu asas
yang harus dipenuhi adalah adanya
KESEPAKATAN BATAS atau KONTRADIKTUR
DELIMITASI

Penggunaan asas ini dilakukan pada saat kegiatan


v
pengukuran bidang bidang tanah yang dilakukan oleh
petugas sehingga administrasi dalam penetapan batas
bidang-bidang tanah berdasarkan kesepakatan para pihak
yang berkepentingan dalam pendaftaran tanah.

Detail ada di Lampiran A


Pengumpulan Data Fisik dan Data Yuridis

Pelaksanaan pengumpulan Data


Yuridis dapat dilaksanakan
bersamaan pada saat
pelaksanaan identifikasi awal
batas bidang tanah (pada forum
rapat warga)
Contoh Output
Contoh Output
Checklist Pekerjaan
Sumber: Juknis PTSL PM 2019 Hal 12-13
Aplikasi Survey Tanahku untuk Puldatan
Aplikasi Survey Tanahku merupakan aplikasi yang dapat membantu
pengukuran data fisik dan data yuridis yang sudah terintegrasi
dengan KKP. Aplikasi survey tanahku dapat di akses oleh:
1. ASN di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN;
2. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) di
lingkungan Kementerian ATR/BPN;
3. Surveyor Kadastral Berlisensi; dan
4. Pihak Ketiga berdasarkan Kontrak.

● Pengumpulan data fisik dan yuridis wajib


dilakukan melalui aplikasi Survey Tanahku
● Panduan penggunaan dan Troubleshooting bisa
diakses melalui forum Survey Tanahku
Alur Aplikasi Survey Tanahku untuk Puldatan

✔ Data poligon
bidang tanah
✔ Nama pemilik
5 7
Puldasik PM PBT PM
4 App Survey Tanahku Geo KKP
Setting petugas PM
App PTSL Tata Usaha 6 8
Puldatan PM Data Puldatan
Integrasi
App Sentuh Tanahku Berkas PTSL
3 Verifikator user Sentuh
di Kantah ✔ Titik/Point
Sentuh.atrbpn.go.id ✔ Kepemilikan
✔ Alas hak
✔ Dokumen Pajak
✔ Foto Dokumen
2
Verifikasi Akun
App Survey Tanahku

✔ NIK
✔ Nama
✔ Foto KTP
✔ Foto Selfie 9
1 Produk PTSL
Masyarakat Registrasi K1,K2,K3.1,
App Survey Tanahku K3.2,K3.3, K4

✔ Username
✔ Email
Tampilan Halaman Utama Survey Tanahku
1. Persiapan

Media Penyimpanan
berisi informasi terkait
kapasitas memori
Pilih Database
User dapat memilih Database yang
telah dibuat sebelumnya, atau
membuat Database Peta Kerja Baru

Membuat Peta Kerja


Database yang telah diberi nama,
akan membentuk sebuah entitas
database bidang tanah

Membuat Gambar Ukur


Kegiatan terkait aerial yang akan
diukur, dan aerial desa
Menyiapkan Data Area Kerja menentukan posisi koordinat areal kerja, Min X -
Koordinat X kiri bawah
Min Y - Koordinat Y kiri bawah
Max X - Koordinat X kanan atas
Max Y - Koordinat Y kanan atas

Menyiapkan Peta Dasar


Menentukan mode zoom, untuk perbesaran minimal (min
zoom) dan perbesaran maksimal (max zoom)

Menyiapkan Bidang Tanah


Mengunduh data peta bidang tanah dari GeoKKP
Persiapan Survey Pengukuran & Pemetaan

Pembuatan Membuka
Database Database
Mengunduh Bidang Tanah
2. Survey Pengukuran & Pemetaan
2. Survey Pengukuran & Pemetaan

Bagian ini merupakan menu utama dalam pengumpulan Data Pertanahan Dalam Rangka Percepatan PTSL.
Seluruh informasi bidang tanah yang disampaikan oleh pemilik lahan diinput pada bagian ini, yang terdiri dari:

1. Peta bidang tanah

2. Dokumen bidang tanah


3. Anggaran dan
Mekanisme Pembayaran
Ruang Lingkup
Jenis Penyaluran Dana Puldatan
Pemberi Dana Puldatan
Penyaluran dana Puldatan ini akan
Pemberi Dana Puldatan adalah
berupa uang tunai yang besarannya
Kementerian ATR/BPN melalui Satuan
sesuai jumlah PBT yang berhasil
Kerja Kanwil Di 7 (tujuh) Provinsi
didaftarkan dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN
Penerima Dana Puldatan
Penerima Dana Puldatan adalah
kelompok masyarakat yang diberi
pelatihan dan ditugaskan untuk Pola Pencairan Dana Puldatan
menjadi fasilitator sekaligus Dana Puldatan akan
pelaksana proses pengumpulan dilaksanakan melalui pola
Data Fisik dan Data Yuridis dan transfer Langsung (LS) kepada
telah ditetapkan melalui penerima Puldatan dalam bentuk
SK Kantah setempat uang tunai

Sumber Dana Puldatan Pemanfaatan Dana Puldatan


Pembiayaan Program PTSL-PM  berasal Biaya Transportasi;
dari APBN yang bersumber dari Loan Biaya Operasional Puldatan;
IBRD 8897-ID
Mekanisme Pencairan Dana Puldatan

Lokasi Penerima Dana Puldatan Persyaratan Pencairan Dana Puldatan

Pada Tahun Anggaran 2020. 1 Memiliki penetapan Puldatan melalui Surat


Keputusan Kantor Pertanahan Tingkat
pelaksanaan PTSL – PM yang
Kabupaten/Kota
dibiayai oleh Pinjaman (LN) adalah
tersebar di 7 Provinsi di 72

2
Kabupaten/ Kota. Telah disetujui  dan ditetapkan melalui
Surat keputusan Kepala Kantor Wilayah
provinsi yang bersangkutan.

3 Sudah memiliki rekening Bank atas nama


kelompok Puldatan.
Pembuatan Rekening Puldatan

Setiap kelompok Puldatan diharuskan membuka rekening Bank pada bank BRI terdekat di wilayahnya
dengan model 2 (dua) spesimen (Ketua dan satu anggota Puldatan)
Syarat Pencairan Dana Puldatan
Pencairan Dana Puldatan dapat dilakukan dengan syarat administrasi :

1 SK Pengesahan Penetapan Puldatan oleh KPA Kantor wilayah provinsi

2 Kwitansi /daftar nominatif sebagai bukti penerimaan uang

3 Berita Acara : 
1. Serah terima hasil PBT
2. Hasil pengumpulan Data Yuridis

4 Copy buku rekening calon Penerima (Puldatan)

5 NPWP (atas nama pemegang rekening) sesuai dengan data yang


dalam Rekening Bank
Mekanisme Pencairan Dana Puldatan
Mekanisme Proses Pencairan Dana Puldatan dapat dilakukan melalui 2 cara:

1 Pembayaran SPM-LS  2 LS – Bendahara Kanwil 

Pencairan Dana Puldatan melalui LS – Nominatif Bendahara kanwil yang


Pembayaran Langsung (LS) dapat selanjutnya didistribusikan ke Bendahara
dilakukan secara bertahap berdasarkan Kantah secara manual.
progres pekerjaan Puldatan, dengan Hal ini dilakukan jika ada Kelompok
melampirkan: Puldatan yang hingga jangka waktu
• Copy buku rekening  tertentu tidak dapat menyediakan
• Copy NPWP Rekening Kelompoknya atau atas
• Permohonan Pembayaran yang telah pertimbangan efisiensi dan kemudahan.
disetujui oleh Kantah
• Berita Acara Serah Terima hasil Peta
Bidang Tanah (PBT) dan Berita Acara CATATAN
Hasil Pengumpulan Data Yuridis
Untuk menghindari terlalu seringnya melakukan
• Kwitansi bukti penerimaan uang/
pencairan ke Bank, maka pencairan dapat
daftar nominatif dilakukan dengan minimum prestasi pekerjaan
sebesar 200 PBT
Alur Pencairan Dana Puldatan
Pemanfaatan dan Pembayaran Dana Puldatan
Pemanfaatan dan pembayaran dana Puldatan dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1
Dibayarkan kepada Puldatan
sebagai upah prestasi kerja
yang telah diterima dan disetujui
oleh Kantah. 

2
Pemanfaatan dana pada dasarnya
merupakan kewenangan penuh
Puldatan dengan prinsip
transparan, efisien dan efektif dan
melalui proses musyawarah;
Mari kita sukseskan PTSL PM
LAMPIRAN A
Kontradiktur Delimitasi/
Kesepakatan Batas
Dalam rangka pendaftaran tanah, salah satu
asas yang harus dipenuhi adalah adanya
KESEPAKATAN BATAS atau
KONTRADIKTUR DELIMITASI

v
Penggunaan asas ini dilakukan pada saat kegiatan
pengukuran bidang bidang tanah yang dilakukan
oleh petugas sehingga administrasi dalam
penetapan batas bidang-bidang tanah berdasarkan
kesepakatan para pihak yang berkepentingan dalam
pendaftaran tanah.
Deskripsi Singkat
Asas Contradictoire Delimitatie atau
Kontradiktur Delimitasi adalah
sebuah norma yang digunakan dalam
Pendaftaran Tanah dengan mewajibkan
pemegang hak atas tanah untuk memperhatikan
penempatan, penetapan dan pemeliharaan
batas tanah berdasarkan kesepakatan dan
persetujuan pihak-pihak yang berkepentingan,
yang dalam hal ini adalah pemilik tanah yang
berbatasan dengan tanah yang dimilikinya.
Materi Pokok
Secara garis besar materi pokok dalam bab Lampiran ini adalah :

1. Kesepakatan batas-batas bidang tanah oleh pemilik dan tetangga batas;


2. Menetapkan batas bidang tanah hasil kesepakatan;
3. Tanda batas bidang tanah;
4. Manfaat dari Kesepakatan Batas, Penetapan Batas dan Tanda Batas;
5. Faktor Penghambat Kesepakatan Batas.
1. Kesepakatan Batas-Batas Bidang Tanah
oleh Pemilik dan Tetangga Batas
Dalam proses pendaftaran tanah, kegiatan Kesepakatan Batas (Kontradiktur Delimitasi)
adalah bagian dari kegiatan persiapan pengukuran.
Kegiatan dalam proses pendaftaran tanah meliputi:

1 2 3 4 5

Pembuatan Penetapan Pengukuran Pembuatan Pembuatan


Peta Dasar Batas Bidang dan Pemetaan Daftar Tanah Surat Ukur
Tanah Bidang-Bidang
Tanah dan
Kontradiktur
Pembuatan
Delimitasi
dilaksanakan pada
Peta
tahap ini Pendaftaran
Penerapan asas ini berkaitan erat
dengan penerapan asas
konsensualitas, berasal dari kata
konsensus yang berarti sepakat.
Konsensus berarti ”suatu perjanjian
sudah dilahirkan sejak detik
tercapainya kesepakatan”

Dengan demikian perjanjian batas tanah


yang dilakukan telah sah apabila sudah
terjadi kesepakatan.

“Secara keperdataan perjanjian yang dibuat secara sah tersebut berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya dan masing-masing harus memenuhi kewajiban untuk menjaga letak batas
bidang tanah. Sebab itu, kehadiran dan persetujuan pemilik tanah yang berbatasan merupakan
sebuah keharusan dalam pendaftaran tanah.”
Merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 1997,
pasal 17 poin 2, penetapan batas bidang tanah pada pendaftaran
tanah secara sistematik maupun pendaftaran tanah secara
sporadik diupayakan penataan batas berdasarkan kesepakatan
para pihak yang berkepentingan. Kemudian pada pasal 18,
diwajibkan pada pemilik tanah untuk menempatkan tanda batas.

Sebelum dilaksanakan pengukuran suatu bidang tanah, terlebih dahulu


pemegang hak atas tanah harus memasang tanda batas pada titik-titik sudut
batas serta harus ada penetapan batasnya. Penempatan tanda-tanda batas
termasuk pemeliharaannya, wajib dilakukan oleh pemohon/pemilik bidang
tanah yang bersangkutan.

Pemasangan tanda batas disaksikan oleh tetangga bersebelahan sebagai


bentuk persetujuan. Prinsip penetapan batas ini dikenal dengan asas
Contradictoire Delimitatie diserap dalam Bahasa Indonesia menjadi
Kesepakatan Batas.
2. Menetapkan Batas Bidang Tanah Hasil Kesepakatan
Penetapan batas tanah dibedakan atas tanah hak dan tanah negara.
Langkah-langkah dalam penetapan batas atas tanah hak adalah sebagai berikut :

1 Penunjukan batas-batas bidang tanah dan pemasangan tanda batasnya


dilakukan oleh pemegang hak atas tanah atau kuasanya, dan berdasarkan
kesepakatan dengan pemegang hak atas tanah atau kuasanya
Kuasa dari pihak yang berhalangan dapat diterima dan diakui sah secara hukum
apabila dinyatakan dengan Surat Kuasa tertulis. Surat Kuasa yang di maksud
dilampirkan bersama dengan Gambar Ukurnya;

2 Berdasarkan penunjukan batas tersebut di atas, Pengumpul Data Fisik


menetapkan batas tersebut yang dituangkan dalam Daftar Isian (DI) 201;
3 Apabila pemegang hak atas tanah yang berbatasan tidak hadir dalam waktu
yang ditentukan, Pengumpul Data Fisik berdasarkan penunjukan pemegang
hak atas tanah menetapkan batas sementara dan dicatat dalam DI 201 ruang
I.3. (ruang sketsa bidang tanah) dan pada Gambar Ukurnya;

4 Apabila pemegang hak atas tanah dan pemegang hak atas tanah yang
berbatasan tidak bersedia menunjukkan batas atau tidak hadir pada waktu
yang telah ditentukan, penetapan batas sementara dilakukan oleh
Pengumpul Data Fisik berdasarkan batas fisik yang kelihatan, misalnya
pagar, pematang dan lai-lain serta penetapan batas sementara tersebut
dicatat pada DI 201 ruang I.3. (ruang sketsa bidang tanah) serta gambar
ukurnya.
Tata Cara Penetapan Batas-Batas Bidang Tanah Negara

Penetapan batas tanah negara dilaksanakan oleh Petugas Pengumpul Data Fisik ASN
Kementerian ATR/BPN, langkah-langkah penetapan batas tanah negara antara lain:

1 Apabila di lapangan dijumpai tanah yang berstatus tanah negara


dan bidang yang sekelilingnya juga tanah negara, maka
penetapan batasnya sama dengan penetapan tanah hak dengan
mempertimbangkan kepentingan umum dan kepentingan
pemerintah dan dicatat pada d.i 201 di ruang I.3 (ruang sketsa
bidang tanah);
Penetapan batas ini tanpa keharusan penunjukan batas dari yang
menguasai bidang tanah atau yang menguasai yang berbatasan;
2 Apabila di sekeliling bidang tanah negara yang akan ditetapkan
batasnya adalah Tanah Hak, maka sebelum penetapan batas
diperlukan kesepakatan batas dengan pemegang hak atas tanah
yang berbatasan;

3 Apabila pemegang hak atas tanah yang berbatasan tidak hadir


atau tidak bersedia menunjukkan batas pada waktu yang
ditentukan, maka penetapan batas sementara dilakukan oleh
Petugas atas dasar batas fisik yang tampak/kelihatan, seperti :
pagar, pematang dan seterusnya, dan dicatat pada d.i. 201 ruang
I.3 (ruang sketsa bidang tanah) serta GU-nya;
Gambar 1 Daftar Isian 201
3. Tanda Batas Bidang Tanah

Pemasangan tanda-tanda batas ditempatkan pada


setiap sudut batas tanah.
Tanda batas tambahan dipasang di sepanjang titik garis
batas untuk perapatan batas, apabila dianggap perlu
oleh petugas yang melaksanakan pengukuran.

Tanda batas tidak wajib dipasang untuk sudut-sudut batas


yang sudah jelas letaknya karena telah jelas ditandai oleh
benda-benda yang terpasang secara tetap seperti pagar
beton, pagar tembok atau tugu patok penguat pagar kawat.
Dalam rangka pemasangan tanda batas,
peran Kepala Desa/ Lurah diperlukan
untuk mengingatkan kepada masyarakat
pemilik tanah agar memasang tanda
batas tanahnya secara mandiri.
Masyarakat di berbagai daerah di Indonesia
v pada umumnya memiliki keanekaragaman
penggunaan patok batas, seperti pohon
batas (Tawaang Minahasa), batu alam, kayu
besi, dan lain-lain.
Untuk menyeragamkan penggunaan patok batas tanah, dalam Pasal 22 Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1997 diatur mengenai bahan, bentuk, ukuran serta
konstruksi tanda-tanda batas.
Terdapat dua kategori dalam patok batas yaitu:

A. B.
Tanda batas Tanda batas
pada tanah pada tanah
yang luasnya yang luasnya
KURANG dari 10 ha LEBIH dari 10 ha.
Ilustrasi Pemasangan Tanda Batas

Tanda batas Tanda batas


pada tanah pada tanah
yang luasnya yang luasnya
KURANG LEBIH
dari 10 ha dari 10 ha.
A. Tanda batas pada tanah yang luasnya B. Tanda batas pada tanah yang luasnya
KURANG dari 10 ha, antara lain: LEBIH dari 10 ha, antara lain:

1 Pipa/ batang besi, panjang minimal 100 cm dan Pipa/ batang besi, panjang minimal 150 cm
bergaris tengah minimal 5 cm, dimasukkan ke bergaris tengah minimal 10 cm, dimasukkan ke
dalam tanah sepanjang 80 cm, selebihnya 20 cm di dalam tanah sepanjang 100 cm, selebihnya 50 cm
permukaan tanah diberi tutup besi dan dicat merah, di permukaan tanah diberi tutup besi dan dicat
atau; merah, atau;

2 Pipa paralon yang diisi dengan beton (pasir Pipa paralon yang diisi dengan beton (pasir
campur kerikil dan semen), panjang minimal 100 campur kerikil dan semen, panjang minimal 150
cm dan bergaris tengah minimal 5 cm, dimasukkan cm dan bergaris tengah minimal 10 cm,
ke dalam tanah sepanjang 80 cm, selebihnya 20 cm dimasukkan ke dalam tanah sepanjang 100 cm,
di permukaan tanah dicat merah, atau; selebihnya 50 cm di permukaan tanah dicat merah,
atau;
A. Tanda batas pada tanah yang luasnya B. Tanda batas pada tanah yang luasnya
KURANG dari 10 ha, antara lain: LEBIH dari 10 ha, antara lain:

3 Kayu besi/ bengkirai/ jati/ kayu lain yang kuat, Kayu besi/ bengkirai/ jati/ kayu lain yang kuat,
panjang minimal 100 cm dan lebar minimal 7,5 cm, panjang minimal 150 cm dan lebar minimal 10
dimasukkan ke dalam tanah sepanjang 80 cm, cm, dimasukkan ke dalam tanah sepanjang 100
selebihnya 20 cm di permukaan tanah di cat merah. cm, selebihnya 50 cm di permukaan tanah di cat
merah.
Khusus untuk daerah rawa panjang kayu minimal 150
cm dan lebar minimal 10 cm, dimasukkan ke dalam Di sekitar 20 cm dari ujung bawah, pasang dua
tanah 100 m, selebihnya 50 cm di permukaan tanah potong kayu membentuk salib, dengan ukuran
di cat merah. masing-masing minimal 5 x 5 x 70 cm, atau;
Di sekitar 20 cm dari ujung bawah, pasang dua
potong kayu membentuk salib, dengan ukuran
masing-masing minimal 5 x 5 x 70 cm, atau;

4 Tugu dari batu bata atau batako yang dilapis Besi balok dengan panjang minimal 150 cm dan
dengan semen berukuran minimal 20 x 20 cm dan lebar minimal 10 cm, dimasukkan ke dalam tanah
tinggi minimal 40 cm, yang setengahnya dimasukkan sepanjang 100 cm, pada bagian 50 cm yang
ke dalam tanah, atau; muncul di atas tanah dicat merah, atau;
A. Tanda batas pada tanah yang B. Tanda batas pada tanah yang
luasnya KURANG dari 10 ha, luasnya LEBIH dari 10 ha, antara
antara lain: lain:

5 Tugu dari beton, batu kali atau granit Tugu dari batu bata atau batako
minimal 10 cm persegi dan tinggi yang dilapis dengan semen atau
minimal 50 cm, dimasukkan ke dalam beton berukuran minimal 30 cm x 30
tanah sepanjang 40 cm, apabila tanda cm, tinggi minimal 60 cm, berdiri di
batas terbuat dari beton di atas batu dasar yang dimasukkan ke
tengah-tengahnya dipasang paku atau dalam tanah minimal berukuran 70 x
besi. 70 x 40 cm.
4. Manfaat dari Kesepakatan Batas, Penetapan Batas
dan Tanda Batas

Penerapan asas Kontradiktur Delimitasi terlaksana dengan


baik apabila pada saat pelaksanaan pengukuran batas-batas
bidang tanah, pemilik tanah dan tetangga berbatasan dapat
hadir di lokasi hingga tercapai kata sepakat mengenai batas
bidang tanah dimaksud.

Selain itu dengan kepatuhan terhadap asas ini akan menjadi


antisipasi terhadap sengketa dan konflik batas bidang tanah.
Batas bidang tanah yang tergambar pada sertifikat
disusun atas dasar kesepakatan bersama oleh
pihak-pihak yang berkepentingan tanpa ada paksaan
dan tekanan dari luar.

Dalam pelaksanaan asas Kontradiktur Delimitasi,


keputusan yang diambil melalui jalan musyawarah
menjamin rasa keadilan serta tidak menimbulkan
kerugian bagi salah satu pihak.

Tidak berjalannya asas ini akan mengakibatkan


banyak terjadi permasalahan/sengketa pertanahan.
5. Faktor Penghambat Kesepakatan Batas

Adanya sengketa batas tanah


Sengketa yang terjadi pada sebuah bidang dapat memicu
perselisihan yang menghambat pihak-pihak yang berkepentingan
tidak dapat saling bertemu dalam pengukuran tanah.

Para pihak yang bersangkutan tidak hadir dalam penetapan batas


Pemohon maupun pemilik tanah yang berbatasan tidak bisa hadir pada waktu
penetapan batas tanah, hal ini menghambat dalam pengukuran sehingga
memperlambat penyelesaian pendaftaran tanah. Ketidakhadiran dapat disebabkan
beberapa hal antara lain, pada saat penetapan batas berada di luar kota bahkan
keluarga atau wakil tidak dapat mengikuti penetapan batas tersebut.
Tanah yang akan diukur tidak dipasangi patok
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memelihara tanda batas atau patok
bidang tanah yang dimilikinya mengakibatkan petugas ukur dari BPN mengalami
kesulitan karena batas tanahnya tidak jelas, hal ini menyulitkan dalam pengukuran
dan pemetaan dan mengakibatkan batas tanahnya tidak jelas

Persoalan teknis
Pada pendaftaran tanah yang dilakukan oleh BPN, seringkali terjadi tidak adanya
sejarah tanah secara lengkap pada Kantor Lurah dan Camat, selain itu di kecamatan
maupun kelurahan tidak tersedia peta tanah secara keseluruhan sehingga tidak
diketahui kepemilikan tanah-tanah di sebuah wilayah administratif.

Kurang atau tidak ada sosialisasi atau petunjuk Pendaftaran Tanah


Kegiatan penyuluhan merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung
terlaksananya penerapan asas Kontradiktur Delimitasi. sebagaimana dalam Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, kurangnya sosialisasi
menjadi kendala untuk mengetahui teknis pendaftaran tanah yang dilakukan oleh
Instansi pertanahan.
Oknum yang tidak bertanggung jawab / Calo Tanah,
Dalam hal ini terdapat beberapa oknum dimana pihak-pihak antara lain
petugas pengukuran bersama dengan pejabat setempat bekerja sama dalam
penambahan keterangan batas tanah pemohon yang menyebabkan
terjadinya tumpang tindih batas tanah.

Adanya Itikad tidak baik dari pemilik tanah

Asas Kontradiktur Delimitasi


merupakan asas yang sangat penting dan harus digunakan
oleh setiap instansi yang terkait dengan pertanahan untuk mencegah
terjadinya sengketa dan konflik tanah yang berkepanjangan.

Anda mungkin juga menyukai