BAB III - Disertasi
BAB III - Disertasi
dipengaruhi oleh banyak faktor baik bersifat teknis ataupun non teknis.Aspek perilaku
dengan tanggung jawab dan resiko audit yang akan dihadapi oleh auditor berhubungan
Dalam sebuah KAP setiap auditor bekerja dalam sebuah tim. KAP khususnya
devisi pengauditan yang terdiri dari beberapa auditor independen menyediakan jasa
Pengauditan sangat ditentukan oleh struktur tim audit dan partner yang terlibat. Tim
audit umumnya terdiri dari auditor yunior, auditor senior, supervisi dan manajer.
Keberhasilan seorang manajer dalam sebuah tim atau organisasi tidak terlepas dari
lainnya secara bersama mencapai tujuan organisasi. Tim audit merupakan unit operasi
yang paling dasar dalam pelaksanaan suatu penugasan dalam staf KAP Solomon
(1987). Dalam pelaksanaannya, berbagai aktivitas yang harus dilakukan dalam tim
80
81
audit harus di distribusikan kepada semua anggota tim audit sesuai tugas dalam level
masing- masing anggota. Salah satu aktivitas mendasar yang sangat berpengaruh
terhadap satu kerja tim adalah komunikasi untuk menyampaikan informasi yang akurat
kepada rekan yang tergabung dalam timnya. Komunikasi antar staf tim audit
mengenai perolehan bukti audit, pelaksanaan prosedur audit dan pelaksanaan audit
lainnya yang akan menjadi produk akhir yaitu opini yang berkualitas. Kualitas dan
kuantitas informasi atau kelancaran komunikasi yang terjadi dalam tim audit dapat
juga ditentukan oleh gaya kepemimpinan, kultur organisasi yang melekat dalam KAP.
Harvey dan Brown (1996) menyatakan gaya kepemimpinan menentukan arah untuk
kepemimpinan dari seluruh sistem. Perilaku auditor tidak terlepas dari gaya
proses pertukaran pemahaman antar staf dalam suatu organisasi sehingga mereka dapat
Struktural Equitor Model) persamaan yang di teliti dibedakan menjadi dua jenis
digunakan oleh para peneliti Ohio State University yang mengidentifikasikan dua
82
inisiatif dan pertimbangan. Hasil penelitian sebelumnya oleh Outley dan Pierce (1995)
dalam tim audit, hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Safriliana (2001) dan
Kultur organisasi adalah suatu wujud anggapan yang dimiliki,diterima secara implisit
bereaksi terhadap lingkungan yang beraneka ragam. Kultur adalah faktor yang sangat
Kultur Organisasi merupakan salah satu jenis aktiva tak berwujud milik perusahaan
manajemen. Begitu juga dengan Harvey dan Brown (1996) menyatakan bahwa gaya
seluruh sistem. Hasil penelitian yang dilakukan Rachma (2000) menemukan bahwa
adanya pengaruh signifikan kultur KAP terhadap proses komunikasi dalam tim audit.
Konstruk kultur organisasi dalam penelitian ini di ukur ke dalam tiga dimensi oleh
Wallach (1993) yaitu : birokratis, inovatif dan kultur organisasi suportif. Kultur
berjenjang. Setiap pekerjaan yang dilakukan selalu teratur dan sistematis, berlandaskan
kekuasaan dan pengawasan. Organisasi yang memiliki kultur ini sangat berorientasi
dan berjenjang. Kultur inovatif cenderung menciptakan suasana kerja yang dinamis
dan menggairahkan. Kultur suportif terdiri atas orang- orang yang saling terbuka,
diliputi rasa kekeluargaan satu sama lain, bersahabat, saling percaya, peduli terhadap
yang lain dan adil. Kultur suportif merupakan lingkungan yang penuh kekeluargaan
personalitas CEO nya. Pendapat lainnya yang mengatakan adanya hubungan antara
kepemimpinan dan kultur organisasi adalah Dessler (2000) menyatakan bahwa kultur
organisasi merupakan salah satu variabel penting bagi seorang pemimpin karena kultur
organisasi mencerminkan nilai- nilai yang di akui dan menjadi pedoman bagi perilaku
anggota organsasi.
terhadap judgment audit. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi
dari seorang kepada orang lain. Menurut Well dan Prensky (1996) komunikasi
merupakan penyampaian pesan dari sumber melalui media kepada penerima. Rachma
(1987) adalah pengiriman informasi oleh salah seorang anggota kelompok kepada
anggota yang lain dengan menggunakan simbol- simbol tertentu. Dari pendapat di atas
dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan informasi yang dapat berupa pesan atau
simbol tertentu yang dilakukan dua orang atau lebih. Profesi akuntan publik tidak
84
dapat terlepas dari komunikasi, dia selalu dituntut untuk melakukan komunikasi baik
dengan klien maupun dengan karyawan. Putusnya komunikasi antar akuntan dapat
kerja dan turn over akuntan (Rachma, 2000). Komunikasi yang terjalin diantara
anggota tim audit menjadi aktivitas yang sangat fundamental untuk mencapai hasil
akhir yaitu opini audit. Keberhasilan kerja tim sangat dipengaruhi oleh komunikasi tim
audit.
informasi.
dalam laporan keuangan, baik data akuntansi dan informasi pendukung lainnya
pengambilan keputusan.
Aktivitas ini terjadi ketika auditor melakukan akses dengan orang- orang di luar
tim seperti pakar komputer, sistem informasi, perpajakan, keuangan dan statistik
mencakup pengkordinasian anggota tim audit dalam penugasan, saran- saran dan
- Keakuratan informasi hal ini merefleksikan kualitas umum dari informasi yang
saling di pertukarkan.
perilaku auditor dalam KAP yaitu perilaku disfungsional dan perilaku penurunan
(1996) dalam Wardhani (2000) yang menentukan bahwa komunikasi yang efektif dari
supervisor mengenai pekerjaan akan dapat mengurangi role ambiguity dan role
conflict.
terbentuknya kualitas dan kuantitas atau kelancaran komunikasi dalam tim audit,
komunikasi dalam tim audit dari pada gaya kepemimpinan. Hasil penelitiannya juga
dalam tim audit mempunyai pengaruh yang lebih besar dari pada pengaruh tidak
langsung melalui kultur organisasi. hal ini konsisten dengan pernyataan Harvey dan
Brown (1992) bahwa gaya kepemimpinan dan kultur organisasi menentukan arah
adanya pengaruh yang signifikan kultur KAP terhadap komunikasi dalam tim audit
perilaku pemilihan keputusan. Judgment merupakan suatu proses yang terus menerus
dalam perolehan informasi termasuk umpan balik dari tindakan sebelumnya pilihan
bertindak atau tidak bertindak, penerimaan informasi lebih lanjut. Cara pandang
auditor dalam menanggapi informasi berhubungan dengan tanggung jawab dan resiko
audit yang akan dihadapi oleh auditor sehubungan dengan judgment yang dibuatnya.
dengan pengalaman, kompleksitas tugas dan tekanan ketaatan. Marinus, Wray (1997)
menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat di ukur dengan rentang waktu
yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan. Kolodner (1983) pengalaman dapat
Sularso dan Na’im, 1999) akuntan pemeriksa yang berpengalaman membuat judgment
lebih baik dalam tugas profesional ketimbang akuntan pemeriksa yang belum
berpengalaman.
bahwa auditor yang tidak pengalaman mempunyai tingkat kesalahan yang lebih
akan menghasilkan pengetahuan yang lebih Christ (1993). Bonner dan Walker (1994)
pengalaman kerja seorang auditor dipandang sebagai suatu faktor penting dalam
satu persyaratan dalam memperoleh izin menjadi akuntan publik (SK Menkeu No.
struktur tugas yang dikaitkan dengan banyaknya informasi tugas dan ketidak jelasan
tugas. Bonner (1994) mengemukakan ada tiga alasan yang cukup mendasar mengapa
Kedua, sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu diduga telah
membantu tim manajemen audit menemukan solusi terbaik bagi staf audit dan tugas
audit. Dengan demikian maka kompleksitas tugas yang dihadapi oleh seorang audit
merupakan suatu sumber yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain dengan
perintah yang diberikannya. Milgran (1974) dalam teorinya dikatakan bahwa bawahan
yang mengalami tekanan ketaatan dari atasan akan mengalami perubahan psikologis
dari seseorang yang berperilaku autonomis menjadi perilaku agen. Judgment akuntan
profesional dapat di rusak oleh konflik kepentingan. Temean De Zoort dan Lord dalam
Hartono (1999) melihat adanya pengaruh tekanan atasan pada konsekuensi yang
pengaruh dan tekanan atasan pada judgment yang di ambil auditor. Ashton (1990)
telah mencoba untuk melihat pengaruh tekanan dari atasan pada kinerja auditor dalam
Gaya Kempemimpinan
Konsiderasi
Birokrasi
Suportif
Keterangan : gaya kepemimpinan, kultur organisasi, komunikasi dan judgment auditor merupakan variabel laten. Struktur
inisiatif , konsiderasi, birokrasi, inovatif, suportif, boundary spanning, kecukupan informasi, pengawasan, keakuratan
89
85
informasi, pengalaman, kompleksitas tugas dan tekanan ketaatan merupakan dimensi dari ke empat variabel laten yang
ada.
90
90
masalah dan kerangka pemikiran diatas dapat di susun hipotesis sebagai berikut :
tim audit