berikut:
baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses
yang disampaikan;
b. Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen yaitu
dalam pelaksanaan;
mengatur tata aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak sulit
pendekatan yang dapat digunakan, seperti yang dikemukakan oleh Martani dan
Teori efektivitas
Organisasi, yaitu:
1) Karakteristik Organisasi
(output).
2) Karakteristik Lingkungan
lingkungan.
3) Karakteristik Pekerja
teknologi yang canggih dan didukung oleh adanya struktur yang baik,
namun tanpa adanya pekerja maka semua itu tidak ada gunanya.
yang ada. Sudah menjadi tanggung jawab dari para pemimpin untuk
menetapkan suatu sistem imbalan yang pantas sehingga para pekerja
konsep akuntabilitas
masih berada pada jalur otoritasnya atau sudah berada diluar tanggung
jawabnya (Tim Asistensi pelaporan AKIP, LAN, 2000: 37). (metode & Man)
Teori penerapan
Menurut Enda (2010), sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling
berhubungan. Sedangkan menurut Daryanto (1998), sosial merupakan sesuatu yang
menyangkut aspek hidup masyarakat.
a. Sistem religi
kelompok keagamaan, ilmu gaib, serta sistem nilai dan pandangan hidup.
Terdiri dari sistem kekerabatan, sistem kesatuan hidup setempat, asosiasi dan
d. Bahasa
e. Kesenian
Terdiri dari seni patung, seni relief, seni lukis/gambar, seni rias, seni vocal,
f. Mata pencaharian
atau tempat untuk menaruh, makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan,
Konsep efektivitas
Konsep pengelolaan
Konsep sinergitas
Adanya interaksi antar ketiga stakeholders selain itu juga diperlukan adanya
sinergi antar ketiga pemangku kepentingan tersebut. Najiyati dan Rahmat (2011),
mengartikan sinergi sebagai kombinasi atau paduan unsur atau bagian yang dapat
menghasilkan keluaran lebih baik dan lebih besar. Jadi sinergi dapat dipahami sebagai
operasi gabungan atau perpaduan unsur untuk menghasilkan output yang lebih baik.
Sinergitas dapat terbangun melalui dua cara yaitu
a. Komunikasi Sofyandi dan Garniwa (2007), pengertian komunikasi dapat
dibedakan atas dua bagian, yaitu:
1) Pengertian komunikasi yang berorientasi pada sumber menyatakan bahwa,
komunikasi adalah kegiatan dengan mana seseorang (sumber) secara
sungguh-sungguh memindahkan stimuli guna mendapatkan tanggapan.
2) Pengertian komunikasi yang berorientasi pada penerima memandang bahwa,
komunikasi sebagai semua kegiatan di mana seseorang (penerima)
menanggapi stimulus atau rangsangan.
b. Koordinasi Disamping adanya komunikasi dalam menciptakan sinergitas juga
memerlukan koordinasi. Komunikasi tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya
koordinasi seperti yang dinyatakan oleh Hasan bahwasannya dalam komunikasi
dibutuhkan koordinasi (2005, h.18). Silalahi (2011, h.217), “koordinasi adalah
integrasi dari kegiatan-kegiatan individual dan unit-unit ke dalam satu usaha
bersama yaitu bekerja kearah tujuan bersama”. Moekijat (1994, h.39)
menyebutkan ada 9 (sembilan) syarat untuk mewujudkan koordinasi yang efektif,
yaitu
1) Hubungan langsung
Bahwa koordinasi dapat lebih mudah dicapai melalui hubungan pribadi
langsung.
2) Kesempatan awal
Koordinasi dapat dicapai lebih mudah dalam tingkat-tingkat awal
perencanaan dan pembuatan kebijaksanaan.
3) Kontinuitas
Koordinasi merupakan suatu proses yang kontinu dan harus berlangsung
pada semua waktu mulai dari tahap perencanaan.
4) Dinamisme
Koordinasi harus secara terus-menerus diubah mengingat perubahan
lingkungan baik intern maupun ekstern.
5) Tujuan yang jelas
Tujuan yang jelas itu penting untuk memperoleh koordinasi yang efektif.
6) Organisasi yang sederhana
Struktur organisasi yang sederhana memudahkan koordinasi yang efektif.
7) Perumusan wewenang dan tanggung jawab yang jelas
Wewenang yang jelas tidak hanya mengurangi pertentangan di antara
pegawai-pegawai yang berlainan, tetapi juga membantu mereka dalam
pekerjaan dengan kesatuan tujuan.
8) Komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif merupakan salah satu persyaratan untuk koordinasi
yang baik.
9) Kepemimpinan supervisi yang efektif
Kepemimpinan yang efektif menjamin koordinasi kegiatan orang-orang, baik
pada tingkat perencanaan maupun pada tingkat pelaksanaan.
UNSUR ORGANISASI
Seperti halnya dalam organ tubuh manusia, dalam struktur organisasi pun
terdapat elemen yang perlu dianalisis. Stoner dan Wengkell dalam buku
Siswanto (2005:90) mengemukakan adanya empat elemen yang berguna
untuk menganalisis struktur organisasi sebagai berikut :
A. Spesialisasi aktivitas (Specialization of activities) Spesialisasi aktivitas
mengacu pada spesialisasi tugas-tugas individual dan kelompok kerja
dalam organisasi (pembagian kerja) dan pengaturan-pengaturan tugas-
tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementasi). Didalam
sebuah organisasi pembagian tugas pekerjaan adalah keharusan mutlak,
tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih sangat besar.
Pembagian tugas pekerjaan pada akhirnya akan menghasilkan
departemen departemen terkecil dalam organisasi (departementalisasi)
merupakan dasar yang digunakan untuk mengelompokkan sejumlah
pekerjaan menjadi satu kelompok.
B. Standarisasi aktivitas (Standardization of activities) Standardisasi kegiatan
merupakan prosedur yang digunakan organisasi untuk menjamin
kelayakdugaan (predictability) aktivitasnya. Menstandarisasi berarti
menjadikan kegiatan pekerjaan seragam dan taat azas. Universitas
Sumatera Utara
C. Koordinasi aktivitas (Coordination of activities) Koordinasi aktivitas yaitu
proses dalam mengintegrasikan seluruh aktivitas dan fungsi-fungsi sub
organisasi dari berbagai departemen atau bagian dalam organisasi, untuk
menciptakan keserasian gerak langkah unit-unit yang ada dalam
pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
D. Sentralisasi dan Desentralisasi pengambilan keputusan (Centralization
and Decentralization of decision making) Sentralisasi dan desentralisasi
pengambilan keputusan mengacu pada lokasi otoritas pengambilan
keputusan. Dalam struktur organisasi yang di sentralisasi, keputusan
diambil pada tingkat tinggi oleh manajer puncak, atau bahkan oleh
seorang saja. Dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya pengambilan
keputusan dibagi diantara para bawahan pada hirarki manajemen
menengah dan bawah.
FAKTOR ORGANISASI
Ernie (2006: 159), ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara
lain:
A. Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh
karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian
tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi
organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan
berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.
B. skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya
adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja.
Organisasi yang berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki
berbagai cabang diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas,
dengan demikian memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun
tanpa cabang, organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang
ada berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk
konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya
yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga
dalam mendesain struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai
faktor yang terkait dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi
berskala kecil biasanya memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa
pasar yang mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga
sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi
yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang
dan pekerjaan.
C. Teknologi Universitas
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana
suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan
penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
D. Lingkungan Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk
menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh
organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan
yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur
organisasi dengan tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya,
lingkungan yang cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur
organisasi.
KONSEP PENGARUH