Gejala Iritasi
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernytaan yang jelas mengenai status
kesehatan atau masalah actual atau resiko dalam rangka mengidentifikasi dan
menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, dan
mencegah maslah keperawatan klien yang ada pada tanggung jawabnya.
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
a. Pre Operasi :
1) Ansietas b.d kurangnya pengetahuan dan informasi
2) Nyeri akut b.d trauma jaringan (insisi operasi), pemasangan kateter
spasme kandungan
b. Post Operasi :
1) Nyeri akut b.d trauma jaringan (insisi operasi), pemasangan kateter
spasme kandungan
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tidak
adekuatnya intake
3) Gangguan pola tidur b. perubahan status kesehatan
4) Resiko tinggi infeksi b.d pembedahan
3. Perencanaan Keperawatan
1) Nyeri akut b.d trauma jaringan (insisi operasi), pemasangan kateter
spasme kandungan
SLKI : Tingkat Nyeri (L.08066)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan
tingkat nyeri menurun dan kontrol nyeri meningkat dengan kriteri hasil :
a. Tidak mengeluh nyeri
b. Tidak meringis
c. Kesulitan tidur
d. Tidak bersikap protektif
e. Tidak gelisah
1. Observasi
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
2. Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
3. Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Rasional :
1. Observasi
Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu,
stressor)
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
2. Terapeutik
Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
Pahami situasi yang membuat anxietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
3. Edukasi
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
Latih teknik relaksasi
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
Rasional :
1. Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
2. Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
3. Edukasi
Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Ajarkan diet yang diprogramkan
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
1. Observasi
2. Terapeutik
3. Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, resiko yang terjadi, jadwal dan efek samping
Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah
Informasikan imunisasi yang melindungiterhadap penyakit namun saat
ini tidak diwajibkan pemerintah
Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus
Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti mengulang
jadwal imunisasi kembali
Informasikan penyedia layanan pekan imunisasi nasional yang
menyediakan vaksin gratis
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah membandingkan status keadaan pasien dengan tujuan atau
kriteria hasil yang ditetapkan. Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu
proses keperawatan untuk dapat menentukan suatu keberhasilan asuhan
keperawatan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif,
objektif, assessment, planning). Adapun evaluasi keperawatan yang
diharapkan pada pasien dengan hipertermi yaitu menggigil menurun,kulit
merah menurun, takikardi menurun, takipnea menurun, suhu tubuh membaik
(dalam rentang normal 36,5ºC – 37,5ºC), suhu kulit membaik, tekanan darah
membaik (117/77 mmHg) ,(Suprajitno, 2014).
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Sjamjuhidajat, R & Jong Wim De. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC