Anda di halaman 1dari 1

Bima Satrio Laksono

20/461168/EK/23124

Mengapa begitu sedikit komuter yang menggunakan angkutan massal?

Angkutan massal tidak banyak digunakan bagi komuter dikarenakan oleh beberapa faktor.
Faktor yang mendasari adalah ketika sistem transportasi perkotaan tidak dapat memenuhi
persyaratan mobilitas perkotaan secara memadai. Aksesibilitas dari transportasi seringkali
menjadi alasan utama bagi komuter untuk memilih mengendarai kendaraan pribadi daripada
menggunakan transportasi umum. Sistem transit yang baik harus dapat diakses oleh
penggunanya baik dari segi jangkauan geografis maupun frekuensi layanan. Jika sistem
transit tidak menjangkau tempat-tempat di mana orang harus berpergian maka orang tersebut
akan lebih memilih mengemudi kendaraan pribadi (Taylor, 2019). Selain itu, biaya untuk
mengakses transit, seperti biaya parkir di stasiun transit atau biaya menuju halte transit, dapat
membuat orang enggan menggunakan transit (Litman, 2017). Waktu dan juga kenyamanan
juga menjadi faktor komuter lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena
menganggap bahwa kendaraan publik kurang nyaman dan membutuhkan waktu yang lama
(Downs, 2004).

Kebijakan apa yang akan memengaruhi campuran opsi transit yang tersedia bagi komuter?

Kebijakan yang dapat dilakukan adalah dengan Congestion Tax yang tujuan akhirnya adalah
mengurangi volume lalu lintas. Pajak terhadap bahan bakar kendaraan dapat menjadi
kebijakan agar komuter dapat memilih opsi transit dari pada berkendara sendiri. Selain itu,
subsidi terhadap transit juga dapat menjadi kebijakan yang cocok. Idenya adalah untuk
mencocokkan underpricing perjalanan mobil dengan underpricing angkutan massal.

Referensi

Downs, A. (2004). Still Stuck in Traffic: Coping with Peak-Hour Traffic


Congestion. Brookings Institution Press.

Litman, T. (2017). Transit Demand Analysis. Victoria Transport Policy Institute.

Taylor, B. D. (2019). Transit Oriented Development: The Real Estate Industry and
Urban Form. Routledge.

Anda mungkin juga menyukai