Anda di halaman 1dari 3

PENYULUH DAN IPDMIP

Saya Erik Pratikno, Penyuluh Wilbin Desa Datari Kecamatan Dayeuhluhur, merupakan
salah satu desa penerima kegiatan IPDMIP. Saya benar-benar bangga bisa mengikuti kegiatan
IPDMIP ini. Sekilas tentang IPDMIP, Integrated Participatory Development and Management of
Irrigation, adalah program yang dirancang oleh pemerintah untuk memperbaiki pengembangan
dan pengelolaan irigasi di Indonesia, dimana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya air sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian dan
kesejahteraan petani.

Dalam program ini perlu melibatkan partisipasi aktif dari petani, pemangku kepentingan,
masyarakat, dan tokoh masyarakat dalam perencanaan, pengembangan dan pengelolaan
sistem irigasi, yang tentunya untuk memastikan kebutuhan dan aspirasi petani dapat
diakomodasi dan akses terhadap sumber daya air dan manfaat yang dihasilkan lebih besar dari
sebelumnya.

Ada beberapa langkah yang saya ambil untuk menjalankan kegiatan IPDMIP ini yaitu
melalui pendekatan partisipasif, rencana pola tanam dan pengaturan pengairan, peran dan
keterlibatan kelompok tani, peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani, peningkatan
akses sumber daya dan pembiayaan, akses teknoogi dan inovasi, serta pemantauan dan
evaluasi.

Tentunya kegiatan IPDMIP ini begitu membawa dampak bagi masyarkat/petani yang
mengikuti kegiatan tersebut. Berikut adalah perbedaan yang terjadi sebelum dan sesudah
adanya kegiatan IPDMIP ini.

1. Partisipasi, sebelum adanya program ini tentunya masyarakat belum mengetahui apa itu
IPDMIP, oleh karena itu perlu adanya perkenalan program melalui pertemuan komunitas
untuk menjelaskan IPDMIP, tujuan dan manfaat dari program ini. Awalnya antusiasme
masyarakat masih rendah. Namun setelah adanya penjelasan, masyarakat diberdayakan
dan didorong untuk aktif terlibat dalam pengelolaan sistem irigasi.
2. Rencana Pola Tanam dan Pengaturan Pengairan, pemberian saran dan solusi dari
beberapa masalah seperti membuat rencana pola tanam dan pengaturan pengairan
diberikan agar petani dapat melakukan tanam serempak sehingga dapat menekan
perkembangan hama dan penyakit serta pengaturan pengairan dengan memberikan
penjelasan bahwa meski tanah terlihat kering namun air di dalam tanah masih terpenuhi
dengan memberikan contoh pengairan berselang.
3. Peran dan keterlibatan kelompok tani : sebelum adanya IPDMIP peran kelompok tani
mungkin terbatas keterlibatannya dalam pengelolaan irigasi dan kegiatan pertanian.
Namun, setelahnya petani didorong untuk aktif berkolaborasi untuk turut mengambil
keputusan dalam pengelolaan pengairan, mengatur penggunaan air, dan mengawasi serta
memelihara infrastruktur irigasi sehingga dapat meningkatkan kinerja pertanian.
4. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani : sebelumnya bagi petani untuk
mendapatkan informasi terkini dan pelatihan mungkin terbatas, namun dengan adanya
program IPDMIP petani memiliki akses lebih untuk mendapatkan akses pelatihan,
lokakarya dan pendampingan. Sehingga petani dapat mempelajari teknik irigasi yang
efisien, penggunaan pupuk dan pestisida yang tepat, pembuatan pupuk organik dari bahan
yang mudah didapatkan dan hemat serta pembuatan pestisida nabati yang lebih ramah
lingkungan serta informasi pertanian lainnya yang terkini.
5. Penggunaan Benih Varietas Unggul Baru (VUB): Sebelum ada program IPDMIP petani
kurang berminat menggunakan Benih VUB, meski telah mendapatkan sosialisasi, akan
tetapi setelah ada program IPDMIP ini dan adanya laboratorium pertanian dimana ada
percontohan, petani mulai ikut menanam, dan petani juga lebih sadar bahwa benih yang
diturunkan berkali-kali, produktivitasnya lebih rendah dari benih VUB.
6. Peningkatan akses sumber daya dan pembiayaan: sebelumnya mungkin petani belum tahu
bagaimana memperoleh akses ke sumber daya dan pembiayaan. Namun setelah adanya
program ini petani dapat akses yang meningkat dari air irigasi yang cukup, bantuan teknis
akses informasi dan teknologi pertanian dan tentunya pembiayaan yang dapat dilakukan
antara lain dengan KUR Pertanian, atau pun adanya Asuransi Pertanian yang mungkin
selama ini kurang dipahami. Serta pengelolaan keuangan bagi petani.
7. Peningkatan akses teknologi dan inovasi: bukan hal asing bagi petani Indonesia jika akses
inovasi dan teknologi modern belum optimal. Namun dengan adanya program IPDMIP ini,
petani dapat mengetahui dan meningkatkan keterampilan terhadap inovasi dan teknologi
pertanian terkini sehingga dalam proses pertanian lebih efisien seperti penggunaan sistem
irigasi tetes, irigasi berselang, pengolahan data pertanian, penggunaan aplikasi pertanian
berbasis teknologi, yang tentunya hal ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan
kualitas produ pertanian serta menekan kerugian.
8. Pemantauan dan evaluasi : sebelum adanya program IPDMIP ini mungkin pemantauan dan
evaluasi dari pengelolaan irigasi belum terlaksana. Melalui program ini kelompok
tani/kelompok pengguna air didorong untuk aktif dalam melakukan pemantauan irigasi
secara rutin, melakukan pemeliharaan infrastruktur, mengatasi masalah dengan cepat dan
memastikan penggunaan air yang efisien serta melakukan evaluasi dari kegiatan yang
telah dilaksanakan.

Perubahan-perubahan ini tentunya terjadi berkat adanya program IPDMIP yang telah hadir
ditengah-tengah masyarakat. Dengan adanya program ini tentu telah mengubah paradigma
pengembangan dan pengelolaan irigasi. Harapannya tentu dalam pengembangan dan
pengelolaan irigasi nantinya akan lebih inklusif, partisipatif dan berkelanjutan sehingga dapat
terciptanya pertanian yang maju.

Anda mungkin juga menyukai