Anda di halaman 1dari 36

67((/&216758&7,21

72'$< 7202552:
1R$JXVWXV 
3XEOLNDVL%HUVDPD)HGHUDVL%HVLGDQ%DMD-HSDQJGDQ
0DV\DUDNDW.RQVWUXNVL%DMD-HSDQJ

Versi Bahasa Indonesia

9HUVL%DKDVD,QJJULVSteel Construction Today & 1R$JXVWXV,VL


TomorrowGLWHUELWNDQWLJDNDOLGDODPVHWDKXQGDQ
GLVLUNXODVLNDQNHVHOXUXKGXQLDNHSDGDSDUDHNVHNXWLI Menuju Jembatan Baja Berdaya Tahan Tinggi
SHUXVDKDDQSHUGDJDQJDQLQGXVWULGDQRUJDQLVDVL dan Lebih Tahan Lama
DGPLQLVWUDWLI\DQJEHUPLQDW7XMXDQXWDPDSXEOLNDVL Spesifikasi untuk Jembatan Jalan
LQLDGDODKPHPSHUNHQDONDQVWDQGDUGDQVSHVLILNDVL RayaRevisi 2017 oleh Kementerian
PHQJHQDLNRQVWUXNVLEDMDFRQWRKFRQWRKSUR\HN Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan
NRQVWUXNVLPXWDNKLUWHNQRORJLGDQPDWHULDONRQVWUXNVL Pariwisata                               
PXWDNKLUGDQODLQQ\DGLELGDQJNRQVWUXNVLEDQJXQDQ Komite Riset Jembatan Baja Berdaya Tahan
GDQNHWHNQLNVLSLODQ$JDUSHPEDFD,QGRQHVLDGDSDW Lebih Tinggi dan Masa Layan Lebih Panjang  
PHPDKDPLDUWLNHO\DQJDGDGLVLDSNDQYHUVL%DKDVD Desain Rasional Jembatan Baja dan
,QGRQHVLD\DQJEHULVLWHNVVDMDGDQGLODPSLUNDQSDGD Pemeringkatan Beban untuk Pemeliharaan  
YHUVL%DKDVD,QJJULV7HUNDLWIRWRLOXVWUDVLGDQWDEHO Perbaikan Kekuatan Fatik Jembatan Baja dan
SDGDKDODPDQWHUDNKLUWLDSDUWLNHOGLODPSLUNDQYHUVL Asesmen Efek Perbaikan dan Perkuatan      
%DKDVD,QJJULVQ\D Aplikasi dan Pemeliharaan Jembatan Baja
-XJDELODGLEXWXKNDQNRQILUPDVLWHNQLVDWDXSXQ Cuaca dan Metode Perbaikan Korosi untuk
ULQFLDQ\DQJOHELKWHNQLVGDULVHEXDKWHNVVLODNDQ Jembatan Baja                            
PHUXMXNNHSXEOLNDVLYHUVL%DKDVD,QJJULV Topik Khusus
Peluang Inovasi Teknologi dalam Konstruksi
Menggunakan Pendekatan Matematika
Statistikal       
2SHUDVL)%%-
    6DPSXO%HODNDQJ
 
1RPRUKDODPDQGLDWDVPHQJLNXWLYHUVL%DKDVD,QJJULV
WHUELWDQ1R
9HUVL,QGRQHVLD‹)HGHUDVL%HVLGDQ%DMD-HSDQJ

)HGHUDVL%HVLGDQ%DMD-HSDQJ
1LKRQEDVKL.D\DEDFKR&KXRNX7RN\R
-HSDQJ
)D[7HOSRQ
$ODPDWVXUHOVXQSRX#MLVIRUMS
85/KWWSZZZMLVIRUMS

1
Artikel Fitur Dengan pertimbangan adanya diversifikasi
Menuju Jembatan Baja Berdaya jenis material dan struktur, diperlukan
struktur peraturan yang dapat memverifikasi
Tahan Tinggi dan Lebih Tahan Lama kinerja secara langsung, tidak hanya dengan
konformitas dengan standar. Karenanya,
+DODPDQa  struktur peraturan berdasarkan kinerja dalam
Menuju Jembatan Baja Berdaya Tahan Tinggi revisi 2017 terdiri dari lima aspek utama:
dan Lebih Tahan Lama (1) #1. Persyaratan fungsional untuk sistem
jembatan dibagi menjadi kinerja kekuatan,
Spesifikasi untuk Jembatan Jalan kinerja durabilitas dan kinerja tambahan.
Raya Revisi 2017 oleh Kementerian #2. Masa layan jembatan standar diperjelas 100
Pertanahan, Infrastuktur, tahun
Transportasi dan Pariwisata #3. Persyaratan kinerja kekuatan dan
Oleh Masahiro Shirato durabilitas terstruktur secara hirarki
Kepala Divisi Jembatan dan Struktur, Institut mulai dari sistim tingkatan jembatan,
Nasional Manajemen Pertanahan dan tingkatan subsistem (superstruktur
Infrastuktur substruktur, dan koneksi antara
superstruktur dengan substruktur) hingga
Pengantar ke tingkatan elemen.
Spesifikasi untuk Jembatan Jalan Raya #4. Pada tiap pembagian, persyaratan kinerja
Jepang (Selanjutnya disebut SJJ) direvisi pada dan standar terkait/ deemed-to-satisfy
bulan Juli 2017 oleh Kementerian Pertanahan, secara serentak dijadikan satu paket.
Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata #5. Persyaratan kinerja kekuatan jembatan
atau Ministry of Land, Infrastructure, diberikan dengan menggunakan matriks
Transport and Tourism (MLIT) dan kemudian kinerja, yang terdiri dari situasi desain,
diterbitkan bagi administrator jalan. SJJ persyaratan kondisi/fungsi jembatan,
merupakan peraturan legal untuk jalan raya termasuk tingkat reliabilitas yang
nasional dan jalan bebas hambatan dan juga disyaratkan untuk tiap kombinasi situasi
pada kenyataannya merupakan standar untuk desain dan persyaratakan kondisi/fungsi
jalan lainnya jembatan.
Latar belakang revisi kali ini timbul dari
kebijakan MLIT saat ini: Struktur Kinerja
9 Meningkatkan produktifitas dalam Gambar 1 menunjukkan hubungan antara
pembangunan dan pemeliharaan infrastuktur persyaratan kinerja dan Tabel 1
9 Memastikan fungsionalitas jembatan dengan membandingkan definisi kinerja kekuatan dan
siklus layan biaya rendah dan reliabililitas kinerja durabilitas.
tinggi Kinerja kekuatan jembatan merupakan
Sangat penting untuk mengembangkan persyaratan untuk fungsi menerima beban
sektor industri dan akademik pada saat yang sebagai suatu sistem jembatan dan merupakan
tepat agar kebijakan ini dapat tercapai, dengan persyaratan kinerja utama diantara ketiga
tetap menjamin reliabilitas dan kualitas. persyaratan kinerja. Suatu sistim jembatan
Karenanya, SJJ telah merubah struktur akan mempertahankan marjin aman ketika
peraturan dan proses verifikasi sedemikian berada dalam kondisi kritis seperti kondisi
rupa sehingga dapat memberikan kolaps dan juga menawarkan tingkat layan
prinsip-prinsip untuk dipakai ketika yang dibutuhkan ketika menerima kombinasi
menentukan kesesuaian sebuah jembatan beban dan waktu selama periode layan rencana,
terhadap persyaratan peraturan. dan sistim akan memenuhi kebutuhan akan
marjin keamanan serta tingkat layan dengan
Spesifikasi Berdasarkan Kinerja reliabilitas yang diharapkan.

2
Kinerja durabilitas jembatan didefinisikan didefinisikan sebagai periode dimana sistim
sebagai prasyarat bagai kinerja kekuatan. jembatan diharapkan dapat memberikan fungsi
Sistim jembatan harus terus mencapai kinerja rencana dengan diikuti pemeliharaan yang
kekuatan rencana dengan kepastian yang relevan. Periode layan rencana untuk sistim
diharapkan selama periode layan rencana, jembatan adalah 100 tahun
dengan mempertimbangkan penuaan dan Perlu dicatat bahwa dalam SJJ, periode
kerusakan. layan rencana standar juga memperhitungkan
Dengan kata lain, SJJ tidak perlu periode referensi untuk menentukan kombinasi
memprediksi kekuatan residual jembatan pada beban dalam verifikasi kinerja kekuatan
akhir periode layan berdasarkan pertimbangan jembatan. Dalam prakteknya, perencana perlu
penuaan dan kerusakan akibat waktu, karena mengacu pada periode layan rencana ketika
tidaklah praktis mengukur reliabilitas memeriksa tingkat kelayakan pemeliharaan
kekuatan dengan varian waktu ataupun rencana dan pemeliharaan dalam kasus
fungsionalitas terhadap kombinasi beban terburuk serta pekerjaan remedial dengan
dengan varian waktu, dengan batasan-batasannya pada tiap proyek.
mempertimbangkan degradasi kekuatan
elemen-elemen dan rijiditasnya dengan Proses Verifikasi Kinerja Sistematik
kerusakan dan penuaan akibat waktu. Pada prakteknya, sulit membuktikan
Sebaliknya, SJJ mensyaratkan kepastian capaian kinerja jembatan karena jembatan
reliabilitas selama periode dimana asumsi fisik merupakan sistim yang kompleks. Demikian
yang digunakan dalam perhitungan verifikasi juga, terlalu awal untuk membuat peraturan
kinerja kekuatan jembatan tidak dilanggar yang universal untuk mengukur kinerja
akibat kerusakan material atau distress, dan kekuatan jembatan sebagai sebuah sistim
disini asumsi fisik berarti luas potongan secara langsung karena terlalu banyak
melintang ataupun kekuatan material elemen kombinasi material dan elemen serta
struktur. pengaturan elemen sebagai bagian dari sistim
Persyaratan kinerja durabilitas sebuah jembatan dalam menentukan kriteria
jembatan selama periode layan rencana numerikal untuk verifikasi.
ekivalen dengan pemeriksaan isu-isu masa Dengan demikian, SJJ memungkinkan
layan dalam perencanaan masa layan, karena verifikasi sisitim jembatan untuk dilakukan
perlu dipertimbangkan periode durabilitas dengan memecah verifikasi kinerja semua
masing-masing elemen, komponen, atau elemen baik untuk kinerja kekuatan jembatan
sub-sistim, moda paling mungkin dan paling maupun kinerja durabilitas. Dalam hal
buruk dan tingkat kegagalan, serta kebutuhan verifikasi kinerja kekuatan jembatan, kinerja
lainnya terkait pemeliharan, perbaikan atau sistim jembatan dapat diwakili oleh kinerja
penggantian elemen. kekuatan daripada subsistem atau elemen yang
Dengan demikian, SJJ praktis kritis.
mempertimbangkan bahwa reliabilitas kinerja Definisi klasifikasi tiga-tingkat kondisi
durabilitas jembatan adalah ekivalen dengan pembebanan sistim jembatan telah dibuat, yang
kelayakan dalam kesetimbangan antara dapat diartikan masing-masing sebagai
durabilitas, daya inspeksi, daya pemeliharaan kombinasi kondisi pembebanan superstruktur,
atau penggantian elemen dalam batasannya substruktur dan koneksi
selama periode layan jembatan. superstruktur-substruktur. Klasifikasi
tiga-tingkat kondisi pembebanan juga
Gbr 1. Persyaratan Kinerja didefinisikan masing-masing untuk
Tabel 1 Definisi Persyaratan Kinerja Termasuk superstuktur, substruktur, dan koneksi
Reliabilitas superstruktur-substruktur.
Stabilitas sebuah subsistem dengan sendi
Perode Layan Rencana untuk Sistim Jembatan plastis secara teoritis dapat digunakan pada
Periode layan rencana jembatan sekarang tahap ini apabila diperlukan. Dengan cara

 

3
serupa, klasifikasi kondisi pembebanan digunakan alternatif selama memenuhi bagian
tiga-tingkat untuk elemen struktur juga yang wajib dalam persyaratan kinerja.
didefinisikan sehingga masing-masing dapat Dalam konteks ini, standar juga diharapkan
mewakili ketiga klasifikasi kondisi pembebanan berfungsi untuk memberi contoh tingkat target
superstruktur, substruktur dan koneksi kinerja termasuk reliabilitas, sehingga dapat
superstruktur-substruktur dengan dilihat apakah kinerja solusi metode alternatif
menggunakan kombinasi pembebanan elemen memberikan kinerja setara atau lebih baik
yang relevan. dibandingkan yang standar, termasuk
Dalam hal kinerja durabilitas jembatan, reliabilitas.
periode durabilitas rencana elemen
diperbolehkan untuk ditetapkan untuk Kinerja Kekuatan Jembatan dan Konsep
masing-masing elemen, dimana periode Reliabilitas
durabilitas elemen desain adalah periode Tabel 2 menunjukkan contoh matriks
dimana karakteristik mekanikal material dan kinerja.
luas potongan melintang efektif daripada Dalam menentukan periode layan, situasi
elemen masih dapat bertahan dalam kondisi desain dikelompokkan kedalam situasi
asumsi dalam evaluasi kinera kekuatan permanen, situasi variabel dan situasi langka,
jembatan. dengan model kombinasi beban untuk target
Periode durabilitias rencana elemen tidak probabilitas kejadian kombinasi beban untuk
harus 100 tahun. Dengan tidak menyatakan 100 tahun.
bahwa tidak semua elemen harus berfungsi Kedua, untuk tiap situasi desain, kondisi
baik selama 100 tahun maka diharapkan jembatan harus dapat mempertahankan marjin
muncul inovasi lain sehingga desain durabilitas aman struktural untuk menghindari kegagalan
menjadi lebih wajar. fatal/kolaps serta juga dapat memenuhi
Sebuah elemen jembatan dapat digantikan persyaratan fungsi pembebanan, dimana
selama jembatan dapat tetap memiliki kinerja reliabilitas yang dibutuhkan untuk marjin
kekuatannya. Sebagai contoh, penggantian dek, aman struktural berbeda dengan untuk
dudukan, sistim bresing dapat dilakukan, juga persyaratan fungsi untuk situasi desain
dapat dilakukan pengembangan baru untuk tertentu.
mempertahankan elemen struktur selama Dalam konteks ini, istilah “persyaratan
dapat dipastikan apakah dapat dilakukan kinerja” dalam SJJ termasuk akuntabilitas
inspeksi dan perbaikan dengan data dan untuk reliabilitas dalam kombinasi beban dan
pengalaman sedikit. resistansi yang diberikan. Dari sudut pandang
Sebaliknya, dalam beberapa kasus, semua akuntabilitas ke publik, deskripsi matriks
elemen mungkin dapat diberikan periode kinerja ini mencontohkan hal yang
durabilitas rencana selama mungkin dipermasalahkan pengguna jalan seperti
khususnya ketika tidak dapat dilakukan “Situasi seperti apa yang dipertimbangkan
pekerjaan pemeliharaan selama periode layan dalam desain?”, “Apakah jembatan dapat
rencana jembatan. berfungsi ketika ada gempa bumi atau
Disamping itu, semua paket ketentuan ini bencana?”, “Seberapa yakinkah?” dan lainnya.
mengandung sejumah persyaratan fundametal Revisi saat ini memasukkan format faktor
dan kewajiban persyaratan kinerja dan yang parsial untuk persamaan desain dalam hal
harus dipenuhi/ standar terkait yang diterima verifikasi untuk kinerja kekuatan, dan bukan
secara umum. Konsep ini sebenarnya telah format faktor keamanan tunggal (atau format
diperkenalkan dalam revisi sebelumnya pada tegangan ijin). Kombinasi beban desain yang
tahun 2003. dianggap mewakili proses pembebanan
Dengan paket semacam ini, jelaslah bahwa simultan stokastik pada jembatan selama
dengan persamaan yang diberikan, kekuatan dalam periode layan dan diberikan untuk
faktor atau nilai-nilai batas lainnya, detil memenuh target tingkat kejadian.
struktur dll. menjadi tidak wajib dan dapat Faktor beban dan faktor kombinasi beban

 

4
digunakan untuk menggambarkan kombinasi seri SBHS (steel for bridge high-performance
beban, dan ternyata keduanya ditentukan structure) dan baut mutu tarik tinggi S14T
dengan mengacu pada studi probabilistik, Konsep spesisfiksi berdasarkan kinerja juga
berbagai analisis mengenai hubungan antara harus mengembangkan peraturan desain
kombinasi beban desain terdahulu dengan hasil retrofit atau pembaharuan untuk struktur
desain, dan contoh desain uji coba dengan eksisting, karena peraturan desain untuk
faktor parsial. struktur eksisting harus menghadapi
Sekalipun ini merupakan salah satu acuan lingkungan beban dan kondisi elemen yang
untuk menentukan kombinasi beban, telah lebih berragam dibandingkan dengan struktur
dilakukan simulasi intensif Monte Carlo baru.
dengan proses pembebanan stokastik simultan Kami saat ini sedang mencari penambahan
untuk 100 tahun untuk 60 jembatan pada SJJ dalam hal desain retrofit, perbaikan dan
berbagai lokasi, dengan menggunakan model pemeliharaan dengan menggunakan konsep
kombinasi beban Ferry-Borges Castanheta spesifikasi berdasarkan kinerja.
dengan beban berbeda, yaitu, beban hidup, efek 
panas, beban angin, efek gempa dan beban salju.
Hasilnya menunjukkan bahwa kombinasi
beban untuk situasi desain variabel dalam SJJ
revisi pada dasarnya yang mengakibatkan 95%
probabilitas tidak-terlampaui dalam nilai
maksimum 100-tahunan dengan beban
kombinasi.
Kondisi batas dalam resitansi didefinisikan
sebagai perbatasan antara dua kondisi dalam
Tabel 2. Faktor resistansi dan faktor parsial
lainnya diaplikasikan pada resistansi nominal
sesuai dengan kondisi batasnya, dimana faktor
resistansi pada dasarnya diperkirakan 5%
fraktil dalam distribusi resitansi, dimana faktor
resistansi tidak dikaitnya dengan
ketidakpastian pembebanan.

Tabel 2 Matriks Kinerja untuk Jalan Nasional


Bebas Hambatan dan Jalan Raya dan Jalan
Arteri Terkait Lainnya

Catatan
Spesifikasi berdasakan kinerja perlu
mempertimbangkan berbagai jenis dan tingkat
perkembangan dari suatu material atau tingkat
elemen ke sistim struktural jembatan.
Revisi ini diharapkan dapat mendorong
penerimaan akan desain inovatif dan teknologi
konstruksi secara proaktif untuk memenuhi
kebutuhan publik yang berragam dalam hal
biaya dan penghematan waktu, dengan tetap
menjamin reliabilitas dan kualitas struktur.
Dalam konteks ini, contohnya, resivi SJJ tahun
2017 memasukkan nilai karakteristik dan
faktor parsial untuk baja mutu tinggi seperti

 

5
Masahiro Shirato: Head of
Bridge and Structures Division,
National Institute for Land and
Infrastructure Management
(NILIM), Ministry of Land, Infra-
structure, Transport and Tourism
(MLIT), Japan

Fig. 1 Performance Requirements

Functional and safety objectives for the


design service period
(= Bridge performance)

Structural safety to be ensured at Bridge condition to be ensured up to


any time by bridge strength the end of the design service period by
performance requirement bridge durability performance
requirement

Supplemental performance to fulfill functional or safety objectives


e.g. Live load displacement limits, failsafe devices etc.

Prerequisites

Certainty and easiness in inspection, maintenance and repair/replacement of


structural elements

Assurance of construction quality

Table 1 Definitions of Performance Requirements Including Reliability


Bridge strength performance Bridge durability performance

Action/load Instantaneous simultaneous Accumulation of persistent


requirements actions and loads at any time actions/effects and long-lasting
during the design service life cyclic actions/effects up to the
(=100 years) end of design service life
(=100 years)

Resistance/durability The bridge and its components It shall be ensured that material
requirements (elements) shall maintain the deterioration or distress to
relevant strength margins for structural elements will not
required safety and violate design assumptions to
load-carrying functions, hold the bridge strength
respectively. performance by the end of the
given design service life.

Typical verification index Strength or displacement on Period on the time axis in


load-displacement curves terms of maintaining strength
design assumptions

6
Table 2 Performance Matrix for National Expressways and Highways and Other Related Arterial Roads
States States from the viewpoint of load-carrying function State from the viewpoint of
structural safety

Function State 1: The bridge is Function State 2: While the load- Safety State: The bridge has a
intact to carry loads. carrying function degrades at parts relevant safety margin to avoid a
of elements, the bridge still holds the critical state.
load-carrying function prescribed
Design situations for the corresponding situation.

Prevailing a permanent The fulfillment of the state is (Not required) The fulfillment of the state is
or variable load required with a given reliability required with a given reliability.
which is supposed to be different
from that for structural safety.

Prevailing rare kind or (Not required) The fulfillment of the state is The fulfillment of the state is
scale of load required with a given reliability required with a given reliability.
which is supposed to be different
from that for structural safety.

LS1 LS2 LS3


LS1, LS2, and LS3 = Limit State 1, Limit State 2, and Limit State 3, respectively

7
+DODPDQa  proyek riset yang ditugaskan oleh Federasi Besi
Menuju Jembatan Baja Berdaya Tahan Tinggi da Baja Jepang (FBBJ). Peta jalan untuk
memenuhi tugas riset terkait digambarkan
dan Lebih Tahan Lama (2) dalam Gbr. 1
Komite Riset Jembatan Baja Berdaya Ada beberapa komite riset yang ditugaskan
Tahan Lebih Tinggi dan Masa Layan oleh FBBJ dan sudah memulai kegiatan
Lebih Panjang risetnya awal 1997 (lihat Tabel 1). Dengan
Oleh Kazuo Tateishi lamanya kegiatan riset, semua komite telah
Ketua Komite Riset Jembatan Baja Berdaya memberikan kontribusi dalam memecahkan
Tahan Tinggi dan Masa Layan Lebih Panjang berbagai isu terkait jembatan baja, dan hasil
(Profesor, Universitas Nagoya) riset yang dicapai dimasukkan dalam persiapan
standar dan petunjuk desain. Ringkasan
Saat ini Jepang perlu melakukan persiapan capaian riset kelompok-kelompok kerja komite
menghadapi gempa bumi besar yang riset ini telah dipublikasikan dalam Laporan
diramalkan akan terjadi di masa dekat seperti Teknis MKBJ (Bahasa Jepang).
gempa bumi daratan Tokyo dan gempa bumi Salah satu tujuan utama komite riset ini
Nankai/Tonankai. Selain itu juga dibutuhkan adalah promosi riset yang mendukung
kinerja struktural yang menjamin keamanan konstruksi jembatan baja tahan tinggi dan
ketika terjadi gempa bumi besar, tidak saja tahan lama dengan biaya rendah untuk lebih
untuk struktur yang akan dibangun di masa memperluas aplikasi jembatan baja. Untuk
depan tetapi juga untuk sejumlah besar mencapainya, perlu dibangun sebuah sistim
struktur yang sudah terbangun. Pada saat yang dimana terdapat partisipasi berbagai organisasi
sama, juga diperlukan perbaharuan dan terkait yang mendorong pengembangan
perbaikan sejumlah besar infrastruktur sosial jembatan baja dan hasil riset perlu dimasukkan
eksisting dengan kondisi finansial terbatas ke dalam standar dan petunjuk desain di masa
Untuk memenuhi kebutuhan ini, perlu depan.
didukung pengembangan teknologi yang akan Sesuai permintaan MKBJ, saya menduduki
mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan posisi ketua komite, dan Prof. Yoshiaki Okui
untuk perbaruan dan perbaikan infrastruktur dari Universitas Saitama dan Prof. Jun
dengan tetap menjamin keamanan. Terkait hal Murakoshi dari Universitas Metropolitas Tokyo
tersebut, dalam hal struktur baja, penting menduduki posisi wakil ketua komite. Selain
dilakukan pemilahan teknologi yang dapat itu, terdapat 25 ahli yang bekerja dalam
mengestimasi dengan akurat kinerja berbagai berbagai bidang mulai dari industi,
struktur. Disamping itu, perlu didorong pemerintahan dan akademis yang juga
pengembangan teknologi yang kondusif untuk berpartisipasi dalam komite riset ini.
rasionalisasi desain struktur baja dan
pengurangan biaya konstruksi serta juga Gbr. 1 Peta Jalan dalam Menjalankan Tugas
perawatan yang efisien bagi struktur baja Riset Komite Jembatan Baja Berdaya Tahan
eksisting dengan perpanjangan masa layan. Lebih Tingi dan Masa Layan Lebih Panjang
Istilah “daya tahan yang lebih tinggi” dan
“masa layan lebih panjang” yang Tiga Kelompok Kerja untuk Promosi Riset
menggambarkan tugas yang ada sekarang Spesifik
selanjutnya digunakan dalam penamaan Ketiga kelompok kerja di bawah ini dibentuk
Komite Riset. di bawah komite riset untuk
mengimplementasikan survei dan riset spesifik:
Garis Besar Komite Riset x Kelompok Kerja Rasionalisasi Desain:
Komite Riset Jembatan Baja Berdaya Tahan Bertujuan untuk merasionalisasi metode
Lebih Tinggi dan Masa Layan Lebih Panjang desain terkait kapasitas dukung beban dan
didirikan pada tahun 2015 dalam Masyarakat ketahanan gempa jembatan baja (Dikepalai
Konstruksi Baja Jepang (MKBJ) sebagai suatu oleh: Prof Yoshiaki Okui dari Unversitas

 

8
Saitama) lebih ditingkatkan. Isu lain yang timbul: isu
x Kelompok Kerja Kekuatan Fatik Jembatan bagaimana mengimplementasikan inspeksi dan
Baja: Bertujuan untuk menyelaraskan desain penanganan efektif terhadap kerusakan yang
fatik jembatan baja dan teknologi penanganan belum terlihat bersamaan dengan inspeksi
fatik (Dikepalai oleh: Prof. Kengo Anami dari jembatan secara lengkap.
Institut Teknologi Shibaura) Dengan kondisi demikian, terdapat dua
x Kelompok Kerja Korosi dan Durabilitas tuntutan yang muncul dalam bidang jembatan
Jembatan Baja: Bertujuan untuk membangun baja—penanganan isu yang disebut di atas dan
metode proteksi korosi untuk baja cuaca dan kontribusi yang dibutuhkan bagi revisi standar
baja biasa (Dikepalai oleh: Prof. Eiji Iwasaki teknis untuk dikemudian hari. Kontribusi bagi
dari Unversitas Teknologi Nagaoka) revisi standar dan spesifiasi teknis dengan
Untuk meningkatkan daya tahan dan masa mengumpulkan hasil riset akan efektif
layan jembatan baja, perlu dilakukan mendorong realisasi peningkatan daya tahan
perbaikan kinerja masing-masing bidang dan masa layan yang lebih lama jembatan baja
struktur: kapasitas dukung beban, ketahanan Untuk itu, Komite Jembatan Baja Berdaya
gempa dan durabilitas. Untuk itu, perlu Tahan Tinggi dan Masa Layan Lebih Panjang
dilakukan studi lebih lanjut mengenai dibentuk kembali pada tahun 2018, dan akan
mekanisme fraktur dan mekanisme perusakan terus mempromosikan kegitan riset yang
khusus member baja. Selanjutnya, masa layan kondusif untuk meningkatkan daya tahan dan
jembatan baja yang lebih panjang hanya dapat masa layan yang lebih panjang jembatan baja
diperoleh dengan pemeliharaan yang tepat,
sehingga dengan demikian dalam pemeliharaan Tabel 1 Kronologi Komite Riset Jembatan Baja
jembatan baja, teknologi inspeksi, perbaikan
dan perkuatan merupakan isu penting dalam 
pengembangan teknologinya.
Ketiga Kelompok Kerja telah meningkatkan
aktifitas litbangnya mengikuti berragamnya isu
seperti disebut diatas. Dalam kesempatan
peringatan tiga tahun sejak dimulainya survei
dan riset masing-masing kelompok kerja pada
tahun 2015, telah dibuat ringkasan hasil survei
dan risetnya. Ketiga tulisan pada halaman
6~14 berisi garis besar capaian riset.

Menuju Daya Tahan yang Lebih Tinggi dan


Masa Layan yang Lebih Panjang
Tingkat kinerja yang disyaratkan untuk
jembatan baja terus berubah, dan metode
desainnya juga telah mengalami berbagai
perubahan. Salah satu contoh yang tipikal
adalah persyaratan desain yang dipicu oleh
Gempa Bumi Kumamoto tahun 2016. Sekarang
struktur jembatan disyaratkan agar dapat
menahan gerakan gempa ganda skala besar.
Selanjutnya, revisi besar mengenai pengenalan
metode faktor beban dan resistan juga dibuat
dalam Spesifikasi untuk Jembatan Jalan Raya
yang diterbitkan pada tahun 2017, dan
sekarang sebagai hasilnya reliabilitas kontrol
kerusakan dan kemudahan pemeliharaan harus

 

9
Kazuo Tateishi: After finishing the master course
at the Tokyo Institute of Technology, he entered
East Japan Railway Company in 1988. Then,
he served as associate professor at the Tokyo
Institute of Technology and The University of To-
kyo in 1997. He assumed his current position as
professor of the Graduate School of Engineering,
Nagoya University in 2003.

Fig. 1 Road Map to Attain Respective Research Tasks of the Committee on


Steel Bridges with Higher Resilience and Longer Service Life
Tasks ∼ FY2014 FY2015 FY2016 FY2017 FY2018 FY2019
Revision of Specifications for Highway
Bridges: Introduction of load and
Verification of resistance factor design method
load-carrying Presentation of load and resistance factor for Presentation of example of
capacity of column and stiffened plate and presentation of application of SBHS (steel for
column and constitutive law for seismic analysis that can bridge high-performance structure)
① Subtask 1 un-stiffened plate deal with cyclic loading member in seismic design
Working Group on
Rationalized Design Collection of load rating data and Preparation of Structuring of design, inspection and
its trial analysis load rating manual rating systems; Organization of
(draft) manual for bridge assessment
Expansion of Effect on fatigue life improvement including that by the
design fatigue use of high-strength steel (experiment, analysis and Standardization of effect on fatigue
② Subtask 2 class design method) life improvement
Working Group on Fatigue
Strength of Steel Bridges Trial for and Collection of information on detective method for fatigue Preparation of guideline for crack
arrangement of crack, proving of repairing and reinforcing methods for repair and service life prolongation
fatigue life fatigue crack methods
improvement
Surveys of task Guideline for maintenance and
submitted by corrosion diagnosis data
Ministry of Land,
Infrastructure, Assessment of practical bridge data Maintenance and Preparation of handbook on design
③ Subtask 3
Transport and and examination of reliability corrosion and maintenance and its reflection
Working Group on
Tourism improvement measure diagnosis in standard
Corrosion and Durability
of Steel Bridges Survey and Examination about steel bridge Preparation of Technical data on steel bridge
assessment of corrosion diagnosis technology corrosion map and having high corrosion resistance
practical example corrosion-
of corrosion of protection manual
bridge
Interdisciplinary tasks in ① Interdisciplinary assessment of attainments of each working group→Proposal of
above-mentioned three attainments to society ② Tackling with the research task that supplements the niche between
subtasks fields (between subtasks and different fields) ③ Creation of research theme for future
Steering Conference

10
Table 1 Chronology of Research Committees on Steel Bridges
FY Research Committee Working Group
1997- Research Committee • Working Group on Design of Rationalized Steel Bridge Girders
1999 on Next-generation • Working Group on Seismic Design Method for Steel Bridges
Civil Engineering • Working Group on Application of High-performance Steel
Steel Structures Products for Steel Bridges
2000- Research Committee • Working Group on Safety and Applicability of Steel Bridges
2002 on the Performance- • Working Group on Corrosion Protection and LCC for Steel
based Design of Bridges
Steel Bridges • Working Group on Seismic Resistance of Steel Bridges
• Working Group on Higher Performance of Steel Bridges
2003- Research Committee • Working Group on Rationalized Design Methods
2005 to Improve Steel • Working Group on Improvement of Steel Bridge Durability
Bridge Performance • Working Group on Seismic Design Guidelines for Steel Bridges
• Working Group on Weathering Steel Bridges
2006- Research Committee • Working Group on Rationalized Structure and Design for Steel
2008 to Improve Bridges
Performance and • Working Group on Fatigue Strength of Steel Bridges
Reliability of Steel • Working Group on Seismic Design Guidelines for Steel Bridges
Bridges • Working Group on Weathering Steel Bridges
2009- Research Committee • Working Group on Rationalized Structure and Design for Steel
2012 on Improvement of Bridges
Structures and • Working Group on Fatigue Strength of Steel Bridges
Design Method for • Working Group on Seismic Design Method for Steel Bridges
Steel Bridges • Working Group on Weathering Steel Bridges
2013- Research Committee • Working Group on Rationalized Structure and Design for Steel
2014 on Improvement of Bridges
Structures and • Working Group on Fatigue Strength of Steel Bridges
Durability of Steel • Working Group on Maintenance for Weathering Steel Bridges
Bridges
2015- Research Committee • Working Group on Rationalized Design
2017 on Steel Bridges with • Working Group on Fatigue Strength of Steel Bridges
Higher Resilience and • Working Group on Corrosion and Durability
Longer Service Life of Steel Bridges

11
+DODPDQa  tahun 2017. Disamping laporan berbagai hasil
Menuju Jembatan Baja Berdaya Tahan Tinggi uji material yang telah ada untuk SBHS,
terdapat juga beberapa laporan mengenai
dan Lebih Tahan Lama (3) kapasitas dukung beban member struktur yang
Desain Rasional Jembatan Baja dan dimanufaktur dengan menggunakan SBHS.
Pemeringkatan Beban untuk Untuk menghadapi situasi demikian, kami
Pemeliharaan telah melakukan sebuah uji beban tekan untuk
Oleh Yoshiaki Okui pelat pengaku menggunakan SBHS500 (kuat
Kepala Kelompok Kerja Desain Rasional. leleh: 500 N/mm2) untuk membandingkan
Komite Riset Jembatan Baja Berdaya Tahan kapasitas dukung beban antara baja lunak.
Lebih Tinggi dan Masa Layan Lebih Panjang SM490Y (kuat leleh: 355 N/mm2) dan baja
(Profesor, Universitas Saitama) kinerja tinggi SBHS500. Masing-masing
spesimen (parameter kerampingan:RR=0.5, 1.2)
Berbagai usaha dilakukan dalam rangka disiapkan dengan menggunakan SBHS500 dan
mengembangkan teknologi yang kondusif untuk SM490Y. Parameter kerampingan didefinisikan
membangun daya tahan bangsa dan sebagai:
membangkitkan kembali infrastruktur sosial
yang usang serta juga mendesain struktur baja
berdaya saing internasional. Sejalan dengan hal 
itu, Kelompok Kerja Desain Rasional Komite Dimana,
Riset Jembatan Baja Berdaya Tahan Lebih b and t: Lebar dan ketebalan keseluruhan
Tinggi dan Masa Layan Lebih Panjang telah pelat yang diperkaku
melakukan berbagai riset mengenai jembatan Vy: Kekuatan leleh
baja sejak tahun 2015 dengan fokus tema P: Rasio Poisson
sebagai berikut: n: Jumlah panel yang akan dibagi menurut
x Pemeriksaan informasi statistik kekuatan pelat pengaku
batas ultimit dan kekuatan batas daya layan Seperti terlihat pada Foto 1, uji beban
pelat pengaku dilakukan pada sebuah spesimen uji yang
x Asesmen tekuk kolom akibat interaksi berupa kolom pipa baja kotak yang dibuat
lokal-global menggunakan empat pelat pengaku
x Investigasi desain rasional gelagar komposit Gbr. 1 menunjukkan hubungan antara beban
x Studi sambungan baut tarik tinggi tekan aksial P dan displasemen tekan aksial U.
rasionalisasi Pada gambar, sumbu vertikal dan horisontal
x Aplikasi pendekatan analitis terdepan dalam masing-masing dinormalkan dengan
desain menggunakan gaya aksial leleh Py dan
x Pemeriksaan desain gempa rasional displasemen leleh Uy. Hasi uji menunjukkan
x Pemeringkatan beban jembatan eksisting bahwa kolom pipa baja SBHS memiliki
Garis besar pencapaian riset dalam tiga kapasitas dukung beban serupa atau lebih baik
tema—pertama, keempat dan dibandingkan dengan kolom baja lunak.
ketujuh—masing-masing disampaikan dalam Untuk menstandarkan desain dengan SBHS,
artikel berikut diperlukan informasi probabilistik yang
menunjukkan variasi kapasitas dukung beban
Pemeriksaan Informasi Statistik Kuat Batas member struktur. Dalam hal ini, pemeriksaan
Ultimit dan Daya Layan Pelat Pengaku sudah dilakukan dengan menggunakan
Baja untuk struktur kinerja tinggi atau steel simulasi Monte Carlo dengan analisis elemen
for bridge high-performance structures (SBHS) hingga dan metode permukaan respons.
distandarisasi dalam Standar Industri Jepang Gbr. 2 menunjukkan sebuah contoh hasil
atau Japanese Industrial Standards (JIS) pada pengujian—hubungan antara parameter
tahun 2008, dan aplikasinya telah disetujui kerampingan dengan kekuatan normalisasi
dalam Specifications for Highway Bridges1) pada pelat pengaku2). Dalam gambar ini, kekuatan
 

12
batas ultimit atau ultimate limit strength (ULS) dukung beban untuk sambungan baut adalah
dan kekuatan batas daya layan atau sebesar 1,3 kali atau lebih dari momen lentur
serviceability limit strength (SLS) yang leleh.
diperoleh dari simulasi Monte Carlo Biasanya, momen lentur plastis penuh
diperlihatkan, dan tanda bulatan menunjukkan adalah sekitar 1,3 kali momen lentur leleh,
nilai rata-rata kekuatan, dan garis eror di atas sehingga dalam hal dimana definisi kekuatan
dan bawah tanda bulatan masing-masing batas ultimit diatas yang diterapkan, maka
menunjukkan nilai fraktil 5% dan 95%. dimungkinkan mendesain sambungan baut
Gbr. 2 juga menunjukkan kapasitas dukung untuk konstruksi dengan seksi yang
beban SBHS500 dan SM490Y (Exp. SBHS500, menyambung. Kelompok Kerja Desain Rasional
Exp. SM490Y) yang diperoleh dari uji beban akan melakukan riset yang ditujukan untuk
tekan aksial seperti disebut di atas dan kurva memperjelas perilaku sambungan baut setelah
kapasitas dukung beban (JSHB) sebagaimana glincir dengan cara eksperimen dan analisis.
digambarkan dalam Spesifikasi untuk Tujuan akhirnya adalah standarisasi metode
Jembatan Jalan Raya yang saat ini digunakan. desain kondisi batas rasional untuk baut
sambungan friksi kekuatan tinggi.
Foto 1 Spesimen uji tekan pelat pengaku yang
disiapkan dengan menggunakan SBHS500 Foto 2 Uji lentur fleksural untuk sambungan
(baja untuk jembatan dengan struktur performa baut gelagar-I
tinggi) Gbr. 3 Hubungan antara Beban P/Py dengan
Gbr, 1 Perbandingan Kurva Beban-Displasemen Besarnya Displasemen Lubang Baut Gb/d dalam
antara SBHS500 dan SM490Y dalam Uji Beban Uji Tekuk Fleksural untuk Sambungan Baut
Tekan Aksial gelagar-I
Gbr. 2 Kekuatan Limit Ultimit dan Kekuatan
Limit Daya Layan Pelat Pengaku Diperiksa Pemeringkatan Beban Jembatan Eksisting
dengan Simulasi Monte Carlo untuk Pemeliharaannya
Di berbagai negara, asesmen kinerja
Studi Mengenai Sambungan Baut dengan jembatan yang telah dibangun sesuai dengan
Kekuatan Tarik Tinggi Rasionalisasi standar desain lama namun telah mengalami
Kapasitas lentur ultimit gelagar baja dengan penurunan fungsi saat ini merupakan
susunan seksi tersusun rapat akan mencapai pekerjaan mendesak. Dalam riset ini, kami
momen lentur plastis penuh. Karenanya, dalam telah melakukan pemeriksaan pemeringkatan
mendesain sambungan baut yang beban yang bertujuan untuk asesmen kinerja
membutuhkan seksi susun rapat, perlu jembatan eksisting.
didefinisikan kondisi kritis yang dapat Sebagai studi kasus, digunakan sebuah
memastikan kapasitas lentur sambungan baut jembatan target sederhana gelagar-I komposit
hingga momen lentur plastis penuh dan untuk seperti pada Gbr. 4. Jembatan ini dibangun
memeriksa metode desain yang dapat pada awal 1970an dan dirancang berdasarkan
diaplikasikan dalam kondisi kritis demikian. metode desain tegangan ijin dengan
Untuk mengembangkan metode desain yang menggunakan beban hidup rencana (L20)
dapat memenuhi kebutuhan ini, dilakukan uji dengan spesifikasi desain lama3).
beban fleksur pada sambungan baut gelagar-I Pemeringkatan beban dilakukan dengan
(Foto 2). menggunakan beban rencana beban hidup B
Gbr. 3 menunjukkan hubungan antara beban sebagaimana digambaran dalam Spesifikasi
P dibagi dengan Py pada momen lentur leleh, untuk Jembatan Jalan Raya sekarang, dan
dengan deformasi lubang baut Gb yang dijadikan faktor peringkat RF dihitung menggunakan
tidak berdimensi dengan dibagi diameter aksial persamaan berikut:
baut d. Bila 5% dari deformasi lubang baut Gb/d
didefinisikan sebagai batas kekuatan ultimit,
dapat diartikan dari gambar bahwa kapasitas

 

13
Dimana, M.: Probabilistic ultimate buckling strength
C: Kekuatan of stiffened plates, considering thick and
D dan L: Efek beban mati dan hidup high-performance steel, J. of Constructional
IM: Faktor ijin dinamik Steel Research, Vol.138, pp.184-195, 2017.
Jd dan Jl: Faktor beban mati dan hidup 3) Asosiasi Jalan Jepang: Spesifikasi untuk
Gbr. 5 menunjukkan hasil perhitungan nilai Jembatan Jalan Raya, Maruzen, 1956 (dalam
RF untuk kekuatan lentur gelagar-I. Nilai RF bahasa Jepang)
dihitung mengikuti empat spesifikasi berbeda 4) Japan Society of Civil Engineers (JSCE):
(SHB lama: Specifications for Highway Standard Specifications for Steel and
Bridges3) atau Spesifikasi untuk Jembatan Composite Structures, 2007.
Jalan Raya; JSCE SSSCS: Standard 5) AASHTO: Manual for Bridge Evaluation,
Specifications for Steel and Composite 2018.
Structures4) atau Spesifikasi Standar untuk 
Struktur Baja dan Komposit; dan AASHTO:
AASHTO MBE5)).
Jembatan target dirancang menurut SHB
lama, dimana digunakan metode desain
tegangan ijin dengan faktor keamanan 1,7.
Kemudian beban hidup desain dirubah dari
TL-20 menjadi beban hidup B, dan karenanya
nilai RF yang saat ini digunakan dalam
pemeringkatan beban berkurang 1,0.
Akan tetapi, karena faktor keamanan
substansial sudah dikurangi karena revisi pada
metode faktor keamanan parsial dalam SHB
yang ada, nilai RF mencapai hampir 1,0. Dalam
JSCE SSSCS dan AASHTO MBE nilai RF
menjadi lebih besar karena momen lentur
plastis diambil sebagai kapasitas lentur.
Untuk riset selanjutnya, dirasa perlu
memperhitungkan tingkat beban lalu lintas
nyata pada lokasi tertentu dan perlu
melakukan investigasi tingkat keamanan
jembatan eksisting dengan mempertimbangkan
hasil inspeksi berkala. Kelompok Kerja Desain
Rasional akan berusaha untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan ini selama dan setelah
tahun fiskal 2019.

Gbr. 4 Gambar Potongan dari Jembatan Targe
dalam Studi Kasus (Gelagar-I Komposit
Sederhana; Bentang: 34,4 m)
Gbr. 5 Hasil Perhitungan Nilai RF terkait
Kekuatan Lentur

Referensi
1) Asosiasi Jalan Jepang: Spesifikasi untuk
Jembatan Jalan Raya, Maruzen, 2017 (dalam
bahasa Jepang)
2) Rahman, Md., Okui, Y., Shoji, T., Komuro,

 

14
Yoshiaki Okui: After graduating from the Graduate School
of Science and Engineering, Saitama University, he joined
Kawasaki Heavy Industries, Ltd. in 1985. Then he served
as associate professor at Saitama University in 1993 and
visiting researcher at Delft University of Technology in Neth-
erlands in 1996. He assumed his current position as profes-
sor at Saitama University in 2009. His profession covers
structural engineering and bridge engineering.

Photo 1 Stiffening plate compressive test specimen prepared using SBHS500 (steel
for bridge high-performance structures)

15
Fig. 1 Comparison of Load-Displacement Curve Fig. 2 Ultimate Limit Strength and Serviceability Limit
between SBHS500 and SM490Y in Axial Strength of Stiffening Plates Examined by Means
Compressive Loading Test of Monte Carlo Simulations
1.2
1.0

1.0

y
R R= 0 . 5

/
0.8

Cr
C
0.8
Axial compressive load P/Py

Normalized strength
0.6
0.6
R R= 1 . 2 ULS (ultimate limit strength)
0.4
SLS (serviceability limit strength)
0.4 JSHB (standard load- Exp.SBHS500
0.2
carrying capacity in Exp.SM490Y
Specifications for Highway Bridges1))
0
0.2 SBHS500 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4
SM490Y Slenderness parameter RR

0
0 1 2 3 4 5 6 7
Axial compressive displacement U/Uy

Photo 2 Flexural bending test for I-girder bolt joint

16
Fig. 3 Relationship between Applied Load P/Py and Bolt
Hole Displacement Amount įb /d in Flexural
Bending Test for I-girder Bolt Joint
1.6
1.5
1.4
Applied load P/Py

1.3
1.2
1.1
L1 L2
1.0 W1 W2
L3 W1
0.9
W2
0.8
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Bolt hole displacementͶR/d (%) L1 L2 L3

Fig. 4 Sectional Drawing of the Bridge Targeted in Case Study


(Simply-supported Composite I-girder; Span: 34.4 m)
16500
450 7300 1000 7300 450

G1 G2 G3 G4 G5

1250 4 @ 3500 = 14000 1250

Fig. 5 Results of Calculation of RF Values


pertaining to Bending Capacity
Bending capacity
2.0

1.5

1.0
RF

0.5

0.0
Old JSHB JSHB JSCE AASHTO

17
(Halaman 9~11) jembatan baja di Jepang, khususnya pada
Menuju Jembatan Baja Berdaya Tahan Tinggi jembatan baja eksisting. Dalam riset ini,
dilakukan pemeriksaan eksperimental
dan Lebih Tahan Lama (4) mengenai efek yang diperoleh dari peening
Perbaikan Kekuatan Fatik Jembatan treatment: pengaruh blast treatment setelah
Baja dan Asesmen Efek Perbaikan peening dan sebelum coating atau pelapisan
dan Perkuatan dan pengaruh besarnya fluktuasi tegangan
Oleh Kengo Anami dalam rasio tegangan minimum terhadap
Kepala Kelompok Kerja Kekuatan Fatik tegangan maksimum, yang diperkirakan akan
Jembatan Baja, Komite Riset Jembatan Baja terjadi akibat tegangan beban mati.
Berdaya Tahan Lebih Tinggi dan Masa Layan Gbr. 1 menunjukkan spesimen uji fatik buhul
Lebih Panjang (Profesor, Institut Teknologi luar bidang atau out-of-plane. Produk baja yang
Shibaura) digunakan dalam uji adalah SM490 (baja
gulung untuk stuktur las) dan SBH500 (baja
Saat ini di Jepang berbagai jenis masalah gulung untuk struktur jembatan kinerja tinggi).
fatik sangat nyata terlihat pada jembatan baja. Perlakuan peening dalam pemeriksaan ini
Untuk memperpanjang masa layannya, di masa meliputi ultrasonic impact treatment (UIT),
datang perlu dilakukan perubahan pendekatan base metal hammer peening (HP) dan air-type
untuk memperbaiki kekuatan fatik dan untuk needle peening (PPP). Untuk perlakuan
pemeliharaan yang efektif termasuk perbaikan blasting digunakan grit blasting, yang
dan perkuatan. dilakukan di pabrik fabrikasi memberi
Untuk itu, Kelompok Kerja Kekuatan Fatik jembatan dalam kondisi yang umum. Uji fatik
Jembatan Baja, Komite Riset Jembatan Baja dilakukan dengan dua kondisi rasio tegangan,
Berdaya Tahan Lebih Tinggi dan Masa Layan R=0 dan R=0.5 dengan cara uji fatik lentur
Lebih Panjang dibentuk di bawah Masyarakat pelat.
Konstruksi Baja Jepang. Dengan tujuan Gbr. 2 menunjukkan contoh hasil uji fatik.
mengumpulkan informasi yang penting untuk Dalam berbagai kondisi uji, tidak terdapat
masa layan jembatan baja yang lebih panjang perbedaan kekuatan fatik walaupun diberikan
dari sisi isu aspek fatik, Kelompok Kerja telah perlakuan peening yang berbeda.
melakukan berbagai pemeriksaan terkait tiga Dalam uji fatik yang dilakukan pada rasio
pekerjaan yang berperan dalam perbaikan tegangan R=0, baik spesimen uji as-welded dan
kekuatan fatik: yang diberi perlakuan peening tidak
x Metode memperbaiki kekuatan fatik dengan menunjukkan perbedaan kekuatan fatik
cara perlakuan pada jari kaki las atau weld sebelum dan sesudah blasting, dan terlihat efek
toe nyata pada peningkatan kekuatan fatik setelah
x Metode untuk meningkatkan efisiensi dilakukan peening. Sebaliknya, dalam uji yang
inspeksi retak fatik dilakukan pada rasio tegangan R=0,5,
x Metode untuk melakukan asesmen terhadap sementara limit fatik spesimen dengan peening
efek perbaikan dan perkuatan pada retak fatik lebih baik dibandingkan uji spesimen as-welded,
Di bawah ini diberikan garis besar efek peening terhadap perbaikan kekuatan
pemeriksaan dan riset dalam pekerjaan fatik jauh berkurang dibandingkan kasus uji
pertama dan ketiga: pada rasio tegangan R=0.
Saat ini, data yang diperoleh dalam uji dan
Pemeriksaan Metode untuk Perbaikan hasil uji fatik eksisting sedang dikumpulkan
Kekuatan Fatik dengan Cara Perlakuan Jari untuk memeriksa lengkung S-N desain setelah
kaki Las perlakuan peening.
Perlakuan peening merupakan salah satu
metode untuk memperbaiki kekuatan fatik Gbr. 1 Spesimen Uji dan Uji Fatik
sambungan las, dan berbagai contoh Gbr. 2 Hasil Uji Fatik (spesimen SBH500)
aplikasinya terlihat semakin meningkat pada
 

18
Pemeriksaan Metode Asesmen Efek Perbaikan las dan kemudian menyebar ke pelat datar.
dan Perkuatan Retak Fatik Hasil uji ini kemudian disusun dalam rentang
Metode stop-hole dan perkuatan pelat tegangan lokal yang memperhitungkan
pengaku (splice) sudah dipakai dalam metode konsentrasi tegangan pada las dan konsentrasi
perbaikan dan perkuatan untuk retak fatik tegangan yang disebabkan oleh penggunaan
pada jembatan baja. Dalam riset ini dengan metode SH. Hasilnya, bahkan ketika metode
memperhatikan kedua metode, kami SH digunakan untuk mencegah retak pada jari
memeriksa metode asesmen efek dari kaki, kami dapat menunjukkan kemungkinan
penggunaannya. melakukan asesmen efek perbaikan metode SH
x Pemeriksaan Metode Asesmen Efek Metode dengan cara yang sama ketika mengadopsi
Stop-hole metode SH ketika ada ujung retak pada pelat
Dalam metode stop-hole (SH), propagasi datar konvensional.
retak lanjut dicegah dengan membuat sebuah
lubang pada ujung retak. Dalam hal ini, hanya Gbr. 3 Spesimen Uji Tarik dengan Stop Holes
ada sedikit pemeriksaan pada retak sepanjang Gbr. 4 Hasil Uji Tarik
jari kaki las atau weld toe. Dalam riset ini,
dilakukan eksperimen dan analisis dengan x Pemeriksaan Metode untuk Asesmen Efek
target retak yang terjadi sepanjang jari kaki las Aplikasi Perkuatan Pelat Pengaku
untuk memeriksa sejauh mana metode SH Pelat pengaku (splice) sudah banyak
dapat diterapkan dan metode pemeriksaan diaplikasikan sebagai metode perkuatan retak
untuk kekuatan fatik setelah aplikasi metode fatik. Untuk lebih meningkatkan perkuatan
SH. pelat pengaku, perlu dibangun sebuah metode
Gbr. 3 menunjukkan spesimen uji (spesimen desain untuk pelat pengaku dan suatu
sambungan las cruciform tidak dukung beban: pendekatan untuk mengkonfirmasi efek
Spesimen tipe H yang hanya diberikan lubang; aplikasi setelah dilakukan perkuatan. Dalam
dan spesimen tipe SH yang diberikan celah dan riset ini, dengan memperhatikan bahwa faktor
stop hole). konsentrasi tegangan (DSH ) stop hole yang
Dalam penelitian ini, karena stop hole dibuat berada di bawah pelat pengaku berhubungan
untuk jari kaki las, disiapkan dua spesimen langsung dengan efek perkuatan, kami
untuk mencegah superposisi konsentrasi memeriksa persamaan sebuah estimasi untuk
tegangan agar tidak terjadi pada las sebagai DSH dan sebuah pendekatan yang mengestimasi
akibat dari adanya stop hole—yaitu spesimen tegangan stop-hole dari regangan yang terjadi
dimana pusat stop hole berada 1 mm dan 5 mm pada pelat pengaku.
dari jari kaki las. Posisi terjadinya retak fatik Awalnya, uji tarik aksial (Gbr. 5 (c)) dan
adalah titik silang stop hole dan jari kaki las analisis FEM (Gbr. 5 (d)) dilakukan dengan
pada spesimen pertama, dan pada spesimen menggunakan spesimen uji (Gbr. 5 (a) dan (b))
kedua pada ujung stop hole atau pada jari kaki yang dipersiapkan menggunakan parameter
las di sisi sebaliknya ujung stop hole, dan posisi dimensi struktur pelat pengaku. Gbr. 5 (e)
tersebut dalam riset ini sesuai dengan posisi menunjukkan DSH sebelum terjadinya
terjadinya tegangan maksimum yang diperoleh pergeseran pelat pengaku. Sebagaimana
dallam anaisis FEM yang digunakan pada terlihat dalam gambar, ketika faktor
kedua model spesimen. konsentrasi tegangan DSH berkurang banyak
Gbr. 4 menunjukkan hasil uji fatik yang dalam semua parameternya dengan adanya
disusun berdasarkan rentang tegangan lokal pelat pengaku, tingkat pengurangannya
pada posisi terjadinya retak fatik yang disebut dipengaruhi oleh dimensi pelat pengaku.
di atas. Tidak ada perbedaan nyata dalam hasil Selanjutnya dilakukan lebih banyak analisis
uji fatik masing-masing spesimen. Selanjutnya, pada kasus-kasus konsentrsi tegangan dengan
terlihat hasil uji fatik ini pada dasarnya sejalan menggunakan pendekatan analitis serupa
dengan hasil spesimen stop-hole eksisting dengan yang disebut di atas. Berdasarkan hasil
dimana retak diasumsikan terjadi dari jari kaki analitis, kami mencatat efek pengurangan

 

19
tegangan f1 akibat pertumbuhan area retak
dengan penggunaan pelat pengaku dan efek
supresi bukaan retak (efek saling silang) f2
akibat penggunaan pelat pengaku yang
menggiring ke dua proposal: Persamaan untuk
mengestimasi hubungan antara dimensi pelat
pengaku dengan faktor konsentrasi
teganganDSH (Gbr. 6) dan pendekatan desain
rasional untuk pelat pengaku.
Selanjutnya kami menyusun hubungan
tegangan antara stop hole degan pelat pengaku,
yang kemudian mengarah ke sebuah proposal:
metode estimasi regangan yang terjadi di stop
hole dari nilai regangan terukur tepat di atas
stop hole (Gbr. 7). Gbr. 6 menunjukkan
perbandingan konsentrasi tegangan pada stop
hole dan Gbr. 7 perbandingan regangan pada
stop hole dalam kasus tanpa pengencangan
baut pada stop hole.
Dalam riset ini, dapat diusulkan persamaan
estimasi DSH yang sangat akurat untuk
mengkorfirmasi efek pelat pengaku pada
perkuatan retak dengan menggunakan
regangan pada titik acuan. Di masa datang
dapat diharapkan proposal ini dapat
diaplikasikan secara meluas untuk asesmen
efek perkuatan pelat pengaku dalam kondisi
tegangan yang lebih kompleks dan kondisi yang
mendekati kondisi praktis jembatan.

Gbr. 5 Uji Tarik


(a) Spesimen uji tarik
(b) Paramenter geometris spesimen
(c) Uji Tarik
(d) Model analitikal FEM
(e) Konsentrasi tegangan pada stop-hole
Gbr. 6 Perbandingan Konsentrasi Tegangan
dalam Uji Stop-Hole
Gbr. 7 Perbandingan Regangan yang Terjadi
pada Stop-Hole

 

20
Kengo Anami: After graduating from the School of Engi- Fig. 2 Fatigue Test Results (SBHS500 Specimen)
neering, Tokyo Institute of Technology in 1993, he served
400
as research associate at Lehigh University in the US in
2001 and as associate professor at Shibaura Institute of R=0
JSSC
Technology in 2008. He assumed his current position as
professor at the Department of Civil Engineering, Shibaura 200 A (190)
Institute of Technology in 2014. His profession covers steel B (155)

Stress range (MPa)


structures and their maintenance.
C (125)
100 D (100)
80 AW (R=0) SBHS500
AW (R=0, B) SBHS500 E (80)
60
UIT (R=0) SBHS500
F (65)
UIT (R=0, B) SBHS500
40 PPP (R=0) SBHS500
Fig. 1 Test Specimens and Fatigue Tests G (50)
PPP (R=0, B) SBHS500
12 Loading HP (R=0) SBHS500 B: Blast H (40)
340 HP (R=0, B) SBHS500
100 20
104 105 106 107 108
Loading cycle, N10
12 Crack
12
75 400
240 C Spring for controlling
A R=0.5
B F (mm) stress ratio
D JSSC
E 50
700 50 200 A (190)
B (155)

Stress range (MPa)


Strain gauge 200
C (125)
100 D (100)
80
E (80)
60
AW (R=0) SBHS500 F (65)
40 AW (R=0.5) SBHS500
Grid blasting
UIT (R=0.5) SBHS500 G (50)
PPP (R=0.5) SBHS500
HP (R=0.5) SBHS500 H (40)
20
104 105 106 107 108
As-welded UIT HP PPP Loading cycle, N10

Fig. 3 Tension Test Specimens with Stop Holes Fig. 4 Fatigue Test Results
103
Weld Exis
sting results (Mori et. al.)
Existing
40 60

9 R40 (Stop hole on flat plate)


100

1 mm
Center

HI-A. SHI-S50C
Load stress range (MPa)

Slit along Weld


weld toe 5 mm
150

50 50 Center
50 50
50 50 50 H5-A.SH5-S50C
H5-A-3R. As-welded-A
SH5-S50C-3R H1-A
3R: Grinder-treatment JSSC-A
H5-A
60 40

was applied to the


100

H5-A-3R
weld toe (radius: 3 mm).
SH1-S50C-A
SH5-S50C-A
Stress ratio H-Type SH-Type SH5-S50C-A-3R
R=0 102
105 106 107
Loading cycle

21
Fig. 5 Tension Tests

No. 1: Without splice plate

Surface conditions:
The splice and
base plates of all specimens were
coated with inorganic zinc-rich
paint (thickness: 75 ɤT), except for
specimen No. 3 in which the base
plate was grinder-finished.

o: Application of high-strength bolt to stop hole; ×: No application of high-strength bolt to stop hole
(a) Tension test specimens (b) Geometrical parameters of specimens

      on stop hole, ʸSH


Stop hole

Stress concentration
Strain gauge

Specimen

(c) Tension tests (d) FEM analytical models (e) Stress concentration on stop holes

Fig. 6 Comparison of Stress Concentrations on Stop Fig. 7 Comparison of Strains Occurring in Stop Holes
Holes (Eq. 1 and FEM) (Eq. 2, FEM)
Stress concentration on stop hole, ʸSH (FEM)

Stress concentration
factor in the case of
no fastening of bolt Reference point
Strain on stop hole, ʼSH-,4ɤ

on stop hole

ʼSH ={0.487(P/D +1.63}


・ʼref
・・
P: Bolt pitch; D: Bolt diameter
ʼref: Strain at reference point
Stress concentration on stop hole, ʸSH
(estimated using Eq. 1)
Strain on stop hole, ʼSHLZ[PTH[LK\ZPUN,Xɤ

22
(Halaman 12~14) Aplikasi dan Pemeliharaan Jembatan Baja
Menuju Jembatan Baja Berdaya Tahan Tinggi Cuaca
x Aplikasi Jembatan Baja Cuaca di Area
dan Lebih Tahan Lama (5) Terkena Semprotan Garam Penghancur Es
Aplikasi dan Pemeliharaan Jembatan Di area bersalju dan dingin, kerusakan
Baja Cuaca dan Metode Perbaikan korosi akibat bocornya air hujan yang
Korosi untuk Jembatan Baja mengandung garam penghancur es dapat
Oleh Eiji Iwasaki ditemukan pada banyak jembatan baja. Selain
Kepala Kelompok Kerja Korosi dan Durabilitas itu, juga banyak dilaporkan kerusakan akibat
Jembatan Baja, Komite Riset Jembatan Baja tersebarnya garam penghancur es dari
Berdaya Tahan Lebih Tinggi dan Masa Layan permukaan jalan.
Lebih Panjang (Profesor, Universitas Teknologi Oleh karena itu, dengan mentarget jembatan
Nagaoka) baja yang dibangun di area dengan kandungan
garam dari laut yang terbawa udara lebih
Untuk jembatan baja, disamping perlu sedikit, kami melakukan survei mengenai
diusulkan mengenai cara efektif melawan jumlah garam penghancur es yang
korosi yang mempertimbangkan LLC (lifecycle disemprotkan, jumlah garam yang melayang ke
cost) atau biaya siklus hidup dan rasionalitas gelagar jembatan baja, dan kehilangan tebal
ekonomi lainnya, juga perlu diusulkan teknologi baja akibat korosi. Untuk tujuan tersebut, alat
pemeliharaan yang dapat efektif mencegah pengumpul garam penghancur es yang
penurunan kinerja yang diakibatkan oleh melayang dan kelengkapan uji produk baja
korosi. yang terekspose disusun seperti dalam Foto 1.
Untuk menghadapi situasi demikian, dan Gbr. 1 menunjukkan hubungan antara
dengan memperhatikan pengurangan biaya jumlah garam penghancur es yang
proteksi korosi dan teknologi pencegah disemprotkan ke permukaan jalan dengan
kerusakan dan penurunan kinerja akibat korosi, jumlah garam yang melayang ke bagian atas
dirasa penting untuk memeriksa hal-hal permukaan flens bawah gelagar. Perkiraan
sebagai berikut:aplikasinya pada konstruksi jumlah garam yang melayang ke gelagar
jembatan baja cuaca yang memungkinkan jembatan dapat diasumsikan dari hubungan
pengurangan LCC dalam kondisi korosi dalam gambar. Gbr. 2 menunjukkan hubungan
tertentu dan teknologi pemeliharaan jembatan antara jumlah garam penghancur es dengan
baja cuaca; dan penanganan untuk kehilangan tebal pelat baja akibat korosi
meningkatkna resistansi korosi dan durabilitas dengan eksposur selama 1 tahun. Gambar
jembatan baja, metode yang mengaplikasikan tersebut juga menunjukkan hubungan antara
materi tahan korosi, dan penanganan untuk jumlah garam yang terbawa udara dari laut
mempertahankan dan memulihkan kinerja dengan kehilangan tebal akibat korosi seperti
proteksi korosi jembatan baja. disebutkan di atas1). Sekalipun terdapat
Menghadapi kondisi demikian, Kelompok perbedaan dalam hal materi yang melayang,
Kerja Korosi dan Durabilitas Jembatan Baja yaitu, garam yang terbang dari laut (garam
Komite Riset Jembatan Baja Komite Riset terbawa udara) dan garam penghancur es yang
Jembatan Baja Berdaya Tahan Lebih Tinggi melayang, dapat terlihat dari gambar bahwa
dan Masa Layan Lebih Panjang yang dibentuk terdapat hubungan identik terkait jumlah
di bawah Masyarakat Konstruksi Baja Jepang, garam yang melayang dengan kehilangan tebal
telah menggalakkan riset mengenai aplikasi akibat korosi.
jembatan baja cuaca dan teknologi
pemeliharaannya, serta juga langkah Foto 1 Penyusunan akumulator garam yang
penanganan terhadap korosi jembatan baja. melayang dan kelengkapan uji produk baja
Sebagian capaian riset disampaikan di bawah ekspose
ini: Gbr. 1 Jumlah Garam Penghancur Es yang
Disemprotkan dan Jumlah yang Melayang ke

 

23
Gelagar inspeksi. Apakah karat protektif timbul atau
Gbr. 2 Jumlah Garam Penghancur Es yang tidak dinyatakan dengan cara inspeksi visual
Melayang dan Kehilangan Tebal Pelat akibat dari tampilan karat. Akan tetapi, dalam
Korosi menerapkan inspeksi visual, terdapat variasi
penilaian tergantung insinyur yang melakukan
x Studi Kasus Survei Jembatan Rangka Batang, inspeksi.
Lengkung dan Jembatan Khusus Lainnya Untuk mencegah hasil yang tidak sama,
yang Menggunakan Baja Cuaca kami telah memeriksa sebuah metode untuk
Berbagai contoh kerusakan dan menilai kondisi korosi dengan cara pemrosesan
penanganannya untuk jembatan gelagar-I dan citra dari karat yang diambil dengan
gelagar kotak dengan baja cuaca telah banyak menggunakan uji plester cellophane. Dengan
dikumpulkan. Akan tetapi informasi mengenai cara ini, kondisi korosi dapat dinilai dari
contoh kerusakan untuk jembatan rangka ukuran partikel karat, tetapi bila angkanya
batang dan lengkung sebagaimana ditunjukkan tumpang tindih seperti pada Gbr. 3, tidak
dalam Foto 2 masih terbatas. Berbagai survei mungkin dilakukan penilaian yang akurat.
literatur menunjukkan bahwa 92% dari Untuk memecahkan masalah ini, kami
jembatan baja cuaca merupakan jembatan jalan memeriksa metode pemotongan partikel karat
raya, 4% jembatan jalan rel dan jembatan yang tumpang tindih, dan hasilnya dapat
lainnya 4%, yang menunjukkan tingginya peran menunjukkan diameter partikel karat dimana
jembatan jalan raya. Dengan demikian, jelaslah hampir tidak terjadi karat yang dapat dikupas.
bahwa jembatan tipe khusus mengisi 9%
jembatan baja cuaca keseluruhan. Gbr. 3 Partikel Karat Tumpang Tindih
Selanjutnya, banyak survei telah dilakukan
mengenai detil struktur dan kinerja proteksi Penanganan Korosi Jembatan Baja
korosi dari 27 jembatan baja cuaca yang x Persiapan dan Aplikasi Peta Korosi dengan
dibangun di area pesisir Pasifik. Berdasarkan Model Tiga Dimensi
hasil survei, sekalipun tidak ditemukan Kebanyakan pencatatan dan penilaian
masalah kerusakan pada jembatan yang kondisi korosi pada tahap inspeksi
dibangun di lokasi dengan lingkungan jauh dari dipercayakan kepada keahlian insinyur yang
laut, ditemukan karat yang dapat dikupas pada menjalankan inspeksi. Selanjutnya karena peta
jembatan-jembatan yang dibangun di sekitar korosi yang sekarang digunakan dibuat dengan
laut. Terkait hal tersebut, kiranya penting menggunakan model dua dimensi dan citra foto,
untuk mengkonfirmasi kondisi korosi simpul, maka belum ada suatu pendekatan praktis
pengangkuran dan bagian yang tertanam yang dapat menghubungkan kondisi korosi
daripada jembatan dengan memperluas target dengan penyebab korosi. Untuk dapat
survei ke lokasi dekat laut dan di area yang dilakukan pemeliharaan jembatan baja di masa
disemprot dengan garam penghancur es. depan, kiranya perlu dicari suatu metode efektif
untuk mencatat kondisi korosi selama inspeksi
Foto 2 Jembatan tipe khusus yang dibangun dan untuk mengontrol informasi terkait.
menggunakan baja cuaca Untuk menangani masalah ini kami telah
menyiapkan sebuah peta korosi tiga dimensi
x Pemeriksaan Pendekatan untuk Menentukan sebagai salah satu solusinya (Gbr. 4). Lebih
Kondisi Korosi Baja Cuaca dengan Cara spesifiknya, kami menyiapkan peta korosi tiga
Pemrosesan Citra dimensi dengan menggunakan citra tiga
Walaupun baja cuaca menunjukkan kinerja dimensi untuk membuat alat konfirmasi korosi
proteksi korosi dengan bermodalkan karat yang dapat menunjukkan seksi terkorosi secara
protektifnya, terdapat juga kasus dimana karat visual, yang diusulkan sebagai salah satu
protektifnya tidak timbul tergantung pendekatan yang mengintegrasikan informsi
lingkungan korosinya. Oleh karena itu, perlu pemeliharaan dan juga merupakan cara
melakukan asesmen kondisi korosi dengan melatih insinyur yang melakukan inspeksi.

 

24
Pemetaan tiga dimensi untuk tingkat dan Fungsi sebagai Cara untuk Memperbaiki
rentang korosi dapat berfungsi sebagai cara Lingkungan Korosif
untuk menentukan penyebab korosi dan dapat Dek proteksi korosi multi fungsi sudah
diaplikasikan untuk memilih cara dikembangkan oleh beberapa tim. Dek ini tidak
pemeliharaan. Selanjutnya, pendekatan ini saja berperan sebagai perancah tetapi juga
dapat berfungsi sebagai alat yang efektif untuk mencegah faktor-faktor korosi untuk
mendidik insinyur yang menginspeksi yang memperbaiki lingkungan korosif sekitar gelagar
akan menjelaskan langkah-langkah yang akan jembatan. (Lihat Gbr. 6 dan Foto 3)
diambil dalam metode inspeksi korosi dan Kami sudah memeriksa kinerja yang
metode bagaimana mengaplikasikan media dibutuhkan untuk dek proteksi korosi multi
peta korosi tiga dimensi ini. fungsi. Kami juga sudah memeriksa
keuntungan ekonomis dari aplikasinya dengan
Gbr. 4 Peta Korosi Tiga Dimensi membandingkan LCC antara dua jembatan
yang diaplikasikan dan yang tidak
x Pendekatan untuk Penilaian Kekuatan diaplikasikan. Selanjutnya, kami akan
Residual Ujung Gelagar Terkorosi dan untuk sampaikan hasil uji verifikasi kinerja yang
Pemulihan Fungsinya dilakukan untuk mengkonfirmasi kinerja
Frekuensi kejadian kerusakan korosi pada proteksi korosi dari dek tersebut.
ujung gelagar tinggi, dan praktis 40% dari total Hasil uji verifikasi kinerja menunjukkan
kerusakan korosi terjadi disini. Untuk dapat efek yang dihasilkan dengan penggunaan dek
memeriksa metode perbaikan dan perkuatan proteksi korosi multi fungsi menjadi
seksi terkorosi, ketebalan pelat residual diukur, jelas—pencegahan garam yang terbawa angin
dan kekuatan residual dinilai berdasarkan dan penurunan waktu basah di dalam dek. Di
hasil pengukuran sehingga kemudian dapat samping itu, hasil uji eksposur produk baja
dilakukan pemeriksaan metode perbaikan dan menunjukkan tingginya kinerja dek proteksi
perkuatan. korosi ini.
Akan tetapi, ternyata masih ada masalah Akan tetapi, penggunaan dek belum lama
pada tahap yang disebut di atas. Kemudian, diaplikasikan pada jembatan aktual, dan ini
kami memeriksa metode pengukuran ketebalan merupkan teknologi yang belum memiliki
pelat residual yang menggunakan arus eddy banyak contoh verifikasi kinerja dalam aplikasi
yang tidak membutuhkan perlakuan pada praktisnya. Oleh karena itu, masih terdapat
permukaan seperti pembuangan karat. (Lihat sejumlah pekerjaan terkait penggunaan dek
Gbr. 5) Selanjutnya, dengan menggunakan proteksi korosi multi fungsi, sehingga masih
metode elemen hingga berdasarkan analisis diperlukan pemeriksaan lanjutan mengenai
displasemen hingga elasto plastik, kami aplikasi praktisnya.
memeriksa metode penilaian kekuatan geser
untuk ujung gelagar dimana terjadi korosi Gbr. 6 Dek Proteksi Korosi Multi Fungsi
setempat. Disamping itu, dengan Foto 3 Bagian interior dek proteksi korosi multi
memperhitungkan metode perbaikan aplikasi fungsi
serat karbon sebagai pendekatan untuk
perkuatan kekuatan yang menurun karena Referensi
kehilangan akibat korosi pada ujung gelagar, 1) Institut Riset Pekerjaan Umum Kementrian
kami melakukan pemeriksaan mekanisme Konstruksi, Kozai Club dan Asosiasi
perbaikan kekuatan untuk ujung gelagar Jembatan Jepang: Laporan Riset Bersama
terkorosi. Aplikasi Baja Cuaca pada Jembatan XVIII,
2003 (dalam bahasa Jepang)
Gbr. 5 Distribusi Ketebalan Pelat Residual pada
Ujung Web Gelagar

x Pemeriksaan Dek Proteksi Korosi Multi

 

25
Eiji Iwasaki: After finishing the doctoral course at
the Graduate School, Nagaoka University of Tech-
nology in 1990, he served as associate professor
of Nagaoka University of Technology. He assumed
his current position as professor, Graduate School
of Nagaoka University of Technology in 2012. His
profession covers structural engineering, steel
structure engineering and structural analysis.

Photo 1 Arrangement of flying salt accumulator


and exposed steel product test pieces

Fig. 1 Amount of Deicing Salt Sprayed and Fig. 2 Amount of Flying Deicing Salts and
Amount Flying onto Girders Corrosion Loss of Plate Thickness
10 300
on the lower flange upper surface C (mdd)
Monthly flying amount of deicing salt

Corrosion loss of plate thickness


100

by one-year exposure A (μm)


1

30

0.1

10

0.01
Bridge on the north bound road Central area of Honshu
Regression line C=0.74S Shikoku Island
Bridge on the south bound road Previous research (Protective rust)
0.001 Regression line C=1.30S Previous research (Detached rust)
1
0.001 0.01 0.1 1 10 0.001 0.01 0.05 0.1 1
Monthly spray amount of deicing salt including residual Annual flying amount of deicing salt C (mdd)
on the road surface S (kg/m/day)

Photo 2 Special-type bridges constructed using weathering steel

Fig. 3 Overlapped Rust Particles Fig. 4 Three-dimensional Corrosion Map

26
Fig. 5 Distribution of Residual Plate Thickness in Girder Web Ends

Uniform corrosion Lower corrosion Central corrosion Upper corrosion Thickness


(mm)

Fig. 6 Multi-function Corrosion-protection Deck


Inter-girder type Full-cover type

Air, water vapor Air, water vapor


Airborne salt Airborne salt
Rainwater Rainwater

Photo 3 Interior of multi-function corrosion-protection deck

27
(Halaman 15~18) Dari perspektif matematik, AI merupakan
Topik Khusus teknologi penghitungan yang menggabungkan
Peluang Inovasi Teknologi dalam machine learning, statistik, optimasi data dan
bidang lainnya. Machine learning dapat
Konstruksi Menggunakan didefinisikan sebagai sistim pemebejaran yang
Pendekatan Matematika Statistikal terdiri dari kombinasi tiga elemen: objektif,
Oleh Tomoyuki Higuchi model matematis dan algoritma pembelajaran.
Direktur Organisasi Riset Informasi dan Sistim Objektif berhubungan dengan bagaimana
(Korporasi Institut Riset Antar Universitas), memproses data—regresi, diskriminasi dan
Direktur Jenderal Institut Matematika klasifikasi data. Ada banyak dan berragam
Statistikal model matematis. Dalam deep learning,
jaringan saraf tiruan atau artificial neural
Istilah “statistika matematikal” dan network (ANN) diadopsi sebagai salah satu
“matematika statistikal” sangat serupa, dan model matematis. ANN adalah fungsi jenis
sering menimbulkan kebingungan. Keduanya non-linier yang merealisasi kinerja
pada dasarnya sangat berbeda dalam hal input-output dimana link saraf kranial
orientasi akademik dan kontennya. Statistik psikologis sangat disederhanakan. Karenanya,
matematikal adalah cabang statistik teoritis, deep learning merupakan salah satu
sedangkan matematik statistikal adalah istilah pendekatan pembelajaran. Karena parameter
yang dilontarkan ketika Institut Matematika yang tidak diketahui termasuk dalam model
Statistikal didirikan pada tahun 1944. matematis, maka deep learning menggunakan
Matematika statistikal dianggap sebagai data dalam prosesnya. Metode untuk
suatu sistim metodologi rasional dan empirikal. menentukan parameter ini disebut algoritma
Matematika ini melihat apa yang krusial dalam pembelajaran atau learning algorithm.
isu-isu praktis dan merumuskannya serta Bila sudah dipastikan kombinasi ketiga
mengeluarkan rancangan untuk eksperimen elemen ini, pemprograman dapat dilakukan
dan pemeriksaanya, menghasilkan data yang dengan metode machine learning
analisisnya beserta prediksinya akan mengarah
ke pembuatan petunjuk aksi. Karenanya, Gbr. 1 Ikhtisar Bidang Matematika Terkait
bidang-bidang lingkup matematika statistikal Data
sangatlah luas.
Deep Learning
Ilmu Data dan Kecerdasan Buatan atau Deep learning merupakan fungsi nonlinier
Artificial Intelligence yang pada dasarnya identik dengan jaringan
Ilmu data (data science) dianggap sebagai saraf yang terkenal pada tahun 1980an (periode
bagian integral dari sistim yang meliputi ledakan AI kedua). Interval antara input dan
berragam bidang ilmu dalam statistik, output disebut sebagai lapisan interim,
termasuk pembelajaran mendalam (machine termasuk didalamnya sejumlah simpul atau
learning), penggalian data (data mining) dan node. Pada tahun 1980an jumlah lapisan
optimisasi data (data optimization). Gbr. 1 interim hanya satu atau dua, sementara saat
menunjukkan konsep ilmu data yang ini jumlah dapat mencapai lusinan. Bahkan ada
menunjukkan pengaturan berragam bidang kasus dimana jumlahnya mencapai 100, dan
ilmu dari perspektif matematika dan dalam kasus contoh aplikasi untuk bahasa
menunjukkan tumpang tindihnya berragam alami atau natural language, dapat mencapai
bidang ilmu. Ranah cakupan kecerdasan hampir 1.000.
buatan atau diistilahkan artifical intelligence Hasilnya, jumlah faktor pembobot yang
(AI) lebih luas dibandingkan dengan ilmu data. menghubungkan node satu sama lainnya
Tetapi, dari gambar konseptual tersebut menjadi sangat besar. Karena faktor pembobot
terlihat cepatnya perubahan dengan merupakan suatu parameter, sering terjadi
bertambahnya waktu. kasus dimana jumlahnya mencapai hampir 1

 

28
milyar. Isu pembelajaran berlebih yang pasti penjualan meningkat, maka hal itu berarti
terjadi bila jumlah parameter kurang daripada berhasil.” Dengan kata lain, tujuan dalam
jumlah data terus dimitigasi dalam era bidang perdagangan hanya tercapai bila ada
mahadata atau big data. korelasi.
Jumlah node yang termasuk dalam lapisan Sebaliknya, untuk permasalahan yang
interim dan bagaimana tiap node saling berhubungan langsung dengan hidup manusia,
terhubung, yakni, struktur lapisan interim dari seperti manajemen keamanan infrastruktur,
pertanyaan aplikasi, haruslah diseleksi dengan perlu diidentifikasi sebab dan akibat, atau perlu
benar. Deep learning sudah mencapai membaca hubungan antara sebab dan
keberhasilan untuk target aplikasinya, suara, akibatnya. Juga, apabila dibutuhkan
bahasa dan citra alami dan dipilih sebagai tiga akuntabilitas legal seperti pada penjualan
target utama. instrumen finansial, instrumen tersebut perlu
Berbagai jenis deep learning diklasifikasikan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan
menurut jenis struktur dan contoh aplikasinya, kondisi penerapannya.
yang digambarkan secara sistematik dalam Gbr. Dengan demikian, untuk mendorong riset
2. ilmiah dan operasional industri manufaktur,
perlu diidentifikasi dengan jelas rute yang
Gbr. 2 Klasifikasi Jaringan Saraf Dalam atau menghubungkan sebab dengan hasil (dengan
Deep Neural Networks (DNN) dalam Deep kata lain, hubungan sebab-akibat). Namun
learning demikian, terdapat keterbatasan dalam
penentuan hubungan sebab-akibat bila hanya
Kelemahan Kecerdasan Buatan dengan machine learning. Secara khusus,
Machine learning merupakan penalaran karena jaringan saraf buatan atau artificial
induktif dimana dibangun sebuah aturan, dan neural network (ANN) yang diperoleh dari
pengambilan keputusan dicapai berdasarkan machine learning merupakan sebuah
data. Terdapat beberapa kelemahan dalam “kotak-hitam”, harus diusahakan untuk
penalaran induktif. Karenanya, untuk dapat membuat hubungan input/output menjadi
menerapkan AI dengan tepat, sebuah “kotak putih”.
kelemahan-kelemahannya harus dimengerti Selanjutnya, dalam model induktif, harus
dengan benar. dilakukan pemeriksaan yang serius mengenai
Pertama, inferensi induktif kuat dalam hal bagaimana menangani false-positives atau
interpolasi tetapi lemah dalam hal extrapolasi. false-negatives, tergantung pada jenis
Dalam estimasi menggunakan inferensi indukti permasalahannya, yang tidak dapat begitu saja
dari suatu fenomena yang sangat langka yang diperlakukan sebagai nol. Contohnya, dalam
belum pernah terjadi, kelemahan ini menjadi diagnosis kanker untuk menghindari
sangat nyata. Sebaliknya, simulasi numerikal false-negative (dimana pasien tidak memiliki
untuk memecahkan suatu fomula fundamental masalah dalam sebuah diagnosis kanker,
secara numerikal kuat dalam ekstrapolasi, walaupun sebenarnya menderita kanker), maka
tetapi mengadopsi simulasi numerikal untuk false-positive dapat diterima. Sementara itu
interpolasi tidak menguntungkan dalam hal dalam hal swa-kemudi kendaraan, karena laju
biaya. kendaraan dapat berbahaya, alarm palsu yang
Selanjutnya, perlu dimengerti dengan benar ditimbulkan oleh sensor tidak digabungkan
perbedaan antara korelasi dan sebab/akibat. satu persatu ke dalam rancang (kontrol)
Dengan menggunakan machine learning, akan operasional. Dengan kata lain dalam hal ini
mudah untuk mencari korelasi dari big data. diadopsi konsep desain untuk menghindari
Terkait perbedaan antara korelasi dan false-positive.
sebab/akibat, ada sebuah rekomendasi pada Dengan cara ini, metode induktif memiliki
situs dagang elektronik yang mengatakan: batasan dimana peraturan dibuat hanya
“Apabila dilakukan tindakan yang dibutuhkan dengan penggunaan data, dan dengan demikian
dan apabila ternyata sebagai hasilnya untuk menyelaraskan keseimbangan antara

 

29
false-positive dengan false-negative menjadi dalam emulasi—data ukur, simulasi numerikal,
masalah sulit dalam penerapan AI dalam dan pengalaman dan intuisi.
operasionalisasi bisnis. Integrasi ketiga sumber infomasi dilakukan
oleh asimilasi data dari data ukur, simulasi
Digital Twins numerikal dan pengalaman/intuisu dengan
Antara digital twins dan sistim fisik siber teorema Bayes. Gbr. 5 menunjukkan hubungan
tidak terdapat perbedaan konseptual dan dapat antara ketiga elemen dalam digital twin. Riset
dijelaskan dengan tiga elemen berikut—1) data mengenai asimilasi data sudah meluas sejak
yang diukur, 2) simulasi numerik, dan 3) pertengahan 1990an, dan saat ini asimilasi data
pengalaman dan intuisi. Dengan melihat tidak dapat dipisahkan dari ramalan kondisi
hubungan antara ketiga elemen, tekonologi cuaca. Artinya, asimilasi data saat ini dianggap
yang canggih ini dapat digambarkan sebagai sebagai teknologi yang diterapkan secara rutin.
berikut:
Karena suatu formula dasar tidak dapat Gbr. 3 Deteksi Nilai Abnormal seperti Outlier,
menggambarkan sebuah fenomena target, Seksi Abnormal dan Titik Ubah
model turunan disiapkan secara konvensional Gbr. 4 Emulasi dan Pengukuran Virtual
maupun empiris dengan menggunakan data Gbr. 5 Hubungan antara Ketiga Elemen dalam
yang diukur untuk mengontrol fenomena target. Digital Twin
Skala model matematis yang digunakan telah
mengalami perubahan dari model sederhana Utilisasi Pangkalan Data dan Teknologi
seberti model regresi multivariat yang Linkage
sebelumnya digunakan untuk model skala Riset-riset yang menggambarkan
besar dalam deep learning yang saat ini pengalaman dan intuisi dengan formula
diterapkan. numerikal saat ini sedang banyak
Mendeteksi nilai yang abnormal merupakan dikembangkan dengan cepat dengan
hal yang paling penting untuk keseluruhan strukturisasi model turunan untuk berbagai
industri. Untuk mendeteksi nilai abnormal target dengan pangkalan data yang sangat
yang terjadi dalam operasional industri dengan besar dan dengan cara machine learning.
menggunakan ketiga elemen utama di atas, Sekalipun riset ini sangat jauh bereda dari
model diskriminasi untuk mendeteksi nilai bidang teknik sipil, riset ini dapat menjelaskan
abnormal dibuat dengan simulasi numeris dan dengan contoh perkembangan medis baru.
pengalaman/ intuisi yang diperoleh sebagai Ketika informasi mengenai struktur
data supervisi dan dari data ukur yang sejumlah besar senyawa oragnik yang
diperoleh dari machine learning. Gbr, 3 diakumulasikan dalam sebuah pangkalan data
menunjukkan proses dan struktur model digambarkan dalam grafik, polanya sangat
diskriminasi menggunakan ketiga elemen berbeda dari pola grafik yang menggambarkan
utama dalam deteksi nilai abnormal. link orang-ke-orang sebagaimana terlihat
Kebalikanya adalah pendekatan dalam layanan jaringan sosial atau social
emulasi—teknik yang menggunakan data ukur network services (SNS). Dengan kata lain,
sebagai data supervisi dan dan yang sekalipun terdapat pola tertentu dalam grafik
menurunkan model untuk data ukur dengan terkait senyawa organik, sulit bagi orang untuk
carara machine learning, berdasarkan simulasi menemukan pola dari sejumlah pangkalan data
numerikal. yang sangat besar yang terkumpul. Machine
Simulasi numerikal biasanya membutuhkan learning telah terbukti dapat menangani
waktu hitung yang panjang. Tetapi, dalam hal pekerjaan demikian.
emulasi, model turunan terstruktur merupkan Informasi mengenai struktur molekuler
model yang sangat sederhana dan karenanya dapat ditransformasi dengan menggunakan
pekerjaan mencari ruang parameter desain rumus transformasi tertentu menjadi string
dapat dilakukan dengan kecepatan tinggi. Gbr. yang dapat menggambarkan formula kimiawi
4 menunjukkan peran ketiga elemen penting (yang dimaksud adalah formula struktur

 

30
kimiawi). String ini tidak sesuai dengan hampir selalu menggunakan statistik Bayesian,
struktur tiga-dimensi senyawa aslinya secara sehingga dibutuhkan waktu perhitungan yang
satu-satu, tetapi dapat sepenuhnya panjang untuk melakukan supposisi rasional.
menggambarkan fitur karateristik senyawa Untuk memperbaikinya, telah banyak tersedia
organik. Ketika informasi mengenai struktur alat yang dapat digunakan untuk membuat
molekuler ditransformasi ke bentuk string supposisi lebih sederhana.
seperti dijelaskan di atas, dimungkinkan untuk
mengaplikasikan berragam teknologi perlakuan
bahasa alami yang sejauh ini sudah terlihat
kemajuannya.
Sebagai contoh, bila sebuah formula kimiawi
tertentu diberikan, formula selanjutnya dapat
dibentuk secra probabilistik dengan
menggunakan fungsi prediksi kata yang ada
pada ponsel cerdas atau alat canggih lainnya.
Ketika fungsi ini terus diterapkan, maka dapat
dihasilkan banyak molekul virtual yang
mencerminkan berragam pola yang ada pada
senyawa di pangkalan data. Karenanya,
penggunaan pendekatan machine learning,
yang merupakan pengetahuan tersembunyi
dalam pangkalan data, harus digambarkan
secara matematis sebagai model turunan yang
berhubungan dengan informasi sebelumnya.
Informasi tersembunyi dalam pangkalan
data perlu diperjelas dan pada saat bersamaan
juga perlu memperkenalkan teknologi linking
yang dapat menangani informasi terkait secara
terpadu. Dalam penerapan the Internet of
Things (IoT) untuk memantau infrastruktur
sosial, tidaklah memadai untuk menyusun
hanya satu set data tunggal, dan tidak dapat
dielakkan keharusan untuk mengintegrasi
berragam jenis informasi (data yang tidak
dapat diperoleh segera dan data yang disimpan
oleh organisasi terkait lainnya). Dalam
integrasi data, perlu menghadirkan berragam
alat seperti alat untuk perlakuan kehilangan
atau loss treatment (tuduhan) dan jaminan
mutu.
Sebagai contoh, dalam menganalisa data
yang diperoleh dari berbagai sensor posisi/
akselerasi yang dipasang pada sebuah
jembatan, penggunaan informasi video
kendaraan yang lewat dengan menggunakan
kamera tetap sangat berguna. Di samping
informasi yang diperoleh, informasi
meteorologis terkait jumlah radiasi matahari
dan kecepatan angin harus dianalisis. Dasar
matematis teknologi information linking

 

31
Tomoyuki Higuchi: After finishing the doctoral course at the School of Science,
The University of Tokyo, he entered The Institute of Statistical Mathematics in
1989. He is currently engaged in a position as Director of the Research Organi-
zation of Information and Systems (Inter-University Research Institute Corpora-
tion) and Director-General of The Institute of Statistical Mathematics since 2011.
His profession covers Bayesian modeling. He is focusing his research efforts
on data assimilation and emulation (simple alternative method for simulation by
means of machine learning).

Fig. 1 Overview of Mathematical Fields Relating to Data

Simulation science
(first-principle deduction science) AI: Anything and everything

Data science

Statistics Optimization
Deep learning

Signal processing Data mining


Image processing (narrow sense)

Machine learning

Control
theory Data engineering
Database engineering

32
Fig. 2 Classification of Deep Neural Networks (DNN) in Deep Leaning

Sequentially-aligned (serial) data: Voice, text

Recurrent neural Long short-term


network (RNN) memory (LSTM)
Correlating with
each other
Long-range correlation
Data point and sudden obvious
Sample effects are incorporated Convolutional neural
network (CNN)

Deterministic Yes Image


Independent each other Is there any certain
Supervised pattern in the
Output form learning local structure?

Learning form
Particularly no pattern

Probabilistic Adoption of Feedforward neural network


Unsupervised reinforced Basic neural network
learning learning element
Boltzmann machine
Bayesian networ
Generative adversarial
Auto encoder nets (GAN)
Toward generative model

Variational autoencoder
(VAE)

Fig. 3 Detection of Abnormal Values such as Outliers,


Abnormal Sections and Change Points

Measured
data

Machine learning

Discrimination
model

Experience
Numerical
and
simulation
intuition

Restriction conditioned To apply for preparation


by fundamental of supervised data
formula (conservation law)

33
Fig. 4 Emulation and Virtual Measurement

Application for the Measured


preparation of data
supervised data

Machine learning

Constructing of
measurement
Emulation model using
statistical model

Experience
Numerical
and
simulation
intuition

Production of big data using the


generative model based on the
fundamental formula

Fig. 5 Relationship among Three Elements in Digital Twins

Measured
data

How to make
integrated use
of three
information
sources is
crucial
Generative model
equipped with Digital twin
learning function

Experience
Numerical
and
simulation
intuition

Normally, the generative


model based on
fundamental formula

34
(Sampul Belakang) Foto: Peserta dan pemandangan dalam
Operasi FBBJ Program Pelatihan SEAISI
Program Pelatihan SEAISI di Jepang
Federasi Besi dan Baja Jepang mengadakan Penyampaian Kuliah di Forum
Program Pelatihan SEAISI di Jepang pada SEAISI
tanggal 23 hingga 27 Oktober 2017. Program Federasi Besi dan Baja Jepang (FBBJ)
yang disponsori oleh Institut Besi dan Baja Asia mengirim Masamichi Sasaki, angora Komite
Tenggara atauSouth East Asia Iron and Steel Promosi Pasar Luar Negeri FBBJ ke Forum
Institute (SEAISI) ini diselenggarakan tiap Sustainabilitas Besi dan Baja ASEAN yang
tahun dengan tujuan meningkatkan berragam diselenggarakan oleh Institute Besi dan Baja
keahlian terkait baja bagi enam “negara Asia Tenggara atau South East Asia Iron and
anggota reguler biasa” SEAISI. Jepang dan tiga Steel Institute di Manila, Filipina pada tanggal
“negara anggota reguler pendukung” 27 Nopember, 2017. Dalam kesempatan itu
SEAISI—Korea, Taiwan dan Australia—telah disampaikan kuliah dengan judul
memperluas kerjasama dalam penlaksanaan “Pengembangan Pasar Struktur Baja di
program bergantian diantara keempat negara. Jepang—Standardisasi, Perturan Bangunan
Program ini diselenggarakan di Jepang untuk dan Produk Baja.” Kuliah ini disampaikan
pertama kalinya sejak 2013. Program ini menjawab permintaan Sub Komite Aplikasi
menerima 17 orang untuk bekerja pada pabrik Baja dalam Sektor Konstruksi SEAISI. Kuliah
baja di enam negara anggota reguler biasa. ini merupakan salah satu kuliah yang
Program 2017 di Jepang dilaksanakan disampaikan oleh anggota komite dan orang
dengan tema “Produk Baja Kinerja Tinggi (Fitur, terkait lainnya. Jepang berpartisipasi dalam
Indikator Kinerja Utama atau Key Performance Sub Komite sebagai pengamat.
Indicator dalam Proses Produksi dan Litbang),” Dalam kuliah dari Jepang, berbagai
dimana disampaikan tiga kuliah: prakarsa disampaikan untuk mendukung
x Aplikasi Produk Baja Kinerja Tinggi dalam pengembangan pasar struktur baja di Jepang
Konstruksi Jembatan di Jepang yang dimulai dengan pernyataan—mengapa
x Aplikasi Produk Baja Kinerja Tinggi dalam struktur baja mencapai perkembangan pesat di
Konstruksi Bangunan di Jepang Jepang adalah disebabkan karena persiapan
x Aplikasi dan Operasi Standar Industri Jepang yang sistematik dalam hal hukum dan
atau Japanese Industrial Standard (JIS) pendekatan desain terkait struktur,
dalam Bidang Produk Besi dan Baja perkembangan teknologi dan perencanaan
Program ini meliputi kunjungan ke lokasi ke konstruksi dan logistik yang efisien.
Kimitsu Works of Nippon Steel & Sumitomo
Metal Corporation, the East Japan Works of 
JFE Steel Corporation dan the Kakogawa 
Works of Kobe Steel Ltd., dimana juga 
diberikan kuliah mengenai Indikator Kinerja
Utama dalam proses produksi yang mendukung
manajemen keseluruhan operasi produksi baja,
teknologi baru dalam pembuatan besi dan
metodologi untuk mengurangi emisi CO2 dari
perspektif jangka menengah dan panjang.
Disamping itu, peserta program
mengunjungi Institut Nasional Ilmu Kelautan,
dimana juga disampaikan kuliah terkait riset
yang sedang dilakukan dalam bidang teknologi
material struktur, kekuatan material dan
teknologi gempa.

 

35
36

Anda mungkin juga menyukai