Anda di halaman 1dari 22

KAMPANYE

#AKSI BERGIZI

1
Latar Belakang

q Remaja merupakan setengah dari sumber daya manusia


untuk masa depan: asset yang sangat besar untuk
pertumbuhan ekonomi dan sosial
q Remaja putri (rematri) rentan menderita anemia karena
banyak kehilangan darah pada saat menstruasi.
q Rematri yang menderita anemia berisiko mengalami
anemia pada saat hamil.
q Anemia akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam kandungan serta
berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan
persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak.
q Melihat masih rendahnya kepatuhan konsumsi TTD pada
remaja putri, UNICEF menginisiasi kegiatan #AksiBergizi
Situasi Anemia Remaja
Anemia pada anak usia 5-14 tahun sebesar 26,8% dan usia 15-24 tahun
sebesar 32% (Riskesdas, 2018). Hal ini berarti sekitar 3 dari 10 anak di
Indonesia menderita anemia.

Permasalahan anemia pada remaja putri


masuk dalam kategori sedang (20-39%) dalam standar WHO, 2019.

• Masyarakat Indonesia lebih dominan mengonsumsi sumber zat besi yang berasal
dari nabati. Hasil Survei Konsumsi Makanan Individu (Kemkes, 2014)
menunjukkan bahwa 97,7% penduduk Indonesia mengonsumsi beras (dalam 100
gram beras hanya mengandung 1,8 mg zat besi). Oleh karena itu, secara umum
masyarakat Indonesia rentan terhadap risiko menderita Anemia Gizi Besi (AGB).
• Berdasarkan Survei Diet Total, 2014, Angka Kecukupan Protein <80% anak usia
5-12 tahun sebesar 29,3% dan usia 13 – 18 tahun sebesar 48,1%
Apa itu anemia?
• suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah lebih
rendah dari standar yang seharusnya
• Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah.
Protein ini membantu sel-sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru ke
seluruh tubuh
• Anemia diketahui melalui pemeriksaan kadar Hemoblobin (Hb) dibawah 12 g/ dl
pada wanita tidak hamil yang berusia ≥ 15 tahun

Batasan Nilai
Anemia
Penyebab Anemia Gejala Anemia
• Defisiensi zat gizi akibat
rendahnya asupan zat gizi baik
hewani dan nabati. Serta
Kekurangan vitamin dan mineral • 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai)
(zat besi, vitamin B12, asam folat) • Mudah mengantuk
• Pendarahan akibat kecacingan, • Sulit konsentrasi
trauma atau luka dan menstruasi • Sering pusing, mata berkunang-
• Penyakit Malaria dan Thalasemia kunang
• Pucat pada wajah, kelopak mata, bibir,
kulit, kuku, telapak tangan
DAMPAK Jangka Panjang
Jangka Pendek Dampak anemia pada rematri dan WUS
akan terbawa hingga dia menjadi ibu hamil
• Menurunkan daya tahan anemia yang dapat mengakibatkan
tubuh sehingga penderita
1. Meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin
anemia mudah terkena Terhambat (PJT), prematur, BBLR, dan
penyakit infeksi gangguan tumbuh kembang anak
• Menurunnya kebugaran dan diantaranya stunting dan gangguan
ketangkasan berpikir karena neurokognitif.
2. Perdarahan sebelum dan saat melahirkan
kurangnya oksigen ke sel yang dapat mengancam keselamatan ibu
otot dan sel otak dan bayinya.
• Menurunnya prestasi belajar 3. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe)
yang rendah akan berlanjut menderita
dan produktivitas anemia pada bayi dan usia dini.
kerja/kinerja 4. Meningkatnya risiko kesakitan dan
kematian neonatal dan bayi
Pencegahan Anemia Pemberian suplementasi TTD secara rutin selama
jangka waktu tertentu bertujuan untuk meningkatkan kadar
hemoglobin secara cepat, dan perlu dilanjutkan untuk
meningkatkan simpanan zat besi di dalam tubuh.
TTD mengandung 60 mg elemental besi dan 400 mcg
asam folat.
1. Pemberian 1 tablet per minggu sepanjang tahun
Meningkatkan konsumsi zat Fortifikasi makanan 2. Diberikan secara blanket approach ( TTD diminum
besi dari makanan dengan besi tanpa melihat kadar hb atau status anemianya)
3. Pemberian TTD di sekolah dilakukan pada remaja
putri kelas 7-12 dengan menentukan hari minum
bersama di sekolah
4. Pada saat libur sekolah atau BDR, remaja putri
dibekali dengan TTD
Suplementasi TTD Pengobatan 5. Perlu memastikan remaja minum TTD di sekolah
60 mg elemental besi dan Penyakit Infeksi setiap minggu
400 mcg asam folat.
• setelah sarapan atau makan bersama
• Pendidikan gizi bagi remaja dan guru

Sumber: Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Bagi Remaja Putri Pada Masa Pandemi Covid-19, Kementerian Kesehatan RI, 2020
Mekanisme Pelaporan TTD Rematri
• Siswi mencatat TTD yang didapat di sekolah maupun diperoleh secara mandiri
melalui kartu suplementasi remaja putri / rapor kesehatan / aplikasi ceria

• Merekap jumlah TTD yang diterima dan diminum (angka 1) serta jumlah minggu
yang dilalui siswi sejak bersekolah ditempat SMP/ SMA / sederajat berdasarkan
formulir pemantauan program TTD rematri

• Menghitung presentase remaja putri yang mendapat dan yang mengonsumsi TTD
terhadap jumlah minggu yang dilalui dan persentase jumlah tablet yang diminum
terhadap jumlah minggu yang dilalui. Perhitungan ini dilakukan setiap 3 bulan
(triwulan). Menentukan kategori persentase rematri menerima TTD dan persentase
rematri minum TTD terhadap seluruh remaja putri yang ada/terdaftar disekolah
tersebut

• Sekolah menyampaikan hasil pemantauan kepada Puskesmas, untuk selanjutnya


dilaporkan kepada Dinas Kesehatan baik kabupaten/kota dan provinsi melalui
Sistem Informasi Gizi Terpadu (SIGIZI Terpadu)

• Laporan tahunan menggunakan laporan triwulan ke 4 Sumber: PMK no 14 tahun 2019 tentang Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi
Aplikasi CERIA: Pengingat Minum TTD

CERIA
Dapat diunduh di Link
Sebuah aplikasi yang membantu remaja https://link.kemkes.go.id/AppCERIA
putri di Indonesia dalam memperoleh
informasi seputar bahaya anemia,
manfaat Tablet Tambah Darah, serta Remaja putri mengisi seluruh informasi
yang dibutuhkan, dan tekan daftar untuk
media untuk mencatat dan melaporkan menyelesaikan registrasi
konsumsi Tablet Tambah Darah secara
rutin.
Jika sudah 1 minggu dari tanggal terakhir
minum TTD, maka akan ada pengingat
untuk minum TTD

Remaja putri dapat mengisi sesuai Langkah -


langkah
Link Download

https://link.kemkes.go.id/AppCERIA

Halaman Utama
Setelah install aplikasi, muncul halaman sebagai
berikut. Jika belum melakukan registrasi, maka
pilih “Daftar”
Daftar
Masukan data lengkap, seperti:
• Nama lengkap
• NIK
• Email
• No. Handphone
• Tempat Lahir
• Tanggal Lahir
• Sekolah
• Username
• Password

Catatan:
Tandai persetujuan syarat dan
ketentuan sebelum pilih “daftar”
Login
• Setelah melakukan
registrasi, akan Kembali
ke halaman utama, lalu
pilih “Masuk”
• Selanjutnya, masukan
username dan kata sandi
• Pilih “Masuk”
Halaman Beranda

Setelah Masuk, akan


muncul halaman
Beranda yang di
dalamnya terdapat
informasi pengguna dan
Riwayat
Minum TTD
dan Ukur
• Pilih “Minum & Ukur”
pada menu bagian
bawah
• Pada bagian Minum
TTD, masukan data,
yaitu:
1) Jumlah TTD yang
diminum
2) Sumber TTD
3) Deskripsi
• Lalu pilih ‘Simpan’
• Konfirmasi simpan
data dan pilih ‘Submit’
Minum TTD dan Ukur
• Pilih “Minum & Ukur” pada
menu bagian bawah
• Pada bagian Ukur Masukan
data, yaitu:
1) Tanggal Ukur
2) BB (Berat Badan)
3) TB (Tinggi Badan)
4) HB (Kadar Hb)
• Lalu pilih ‘Simpan’
• Konfirmasi simpan data dan
pilih ‘Submit’
Riwayat
Riwayat minum
TTD dan Ukur
dapat dilihat pada
Beranda
Gerakan # Aksi Bergizi
Program gizi remaja yang terintegrasi dan bersifat responsive gender untuk mendukung pemerintah Indonesia mengatasi
tiga beban gizi pada remaja putri dan putra.

Malnutrisi pada remaja:

• 25% remaja pendek,


• 8% terlalu kurus,
• 15% obesitas,
Modelling di dua
• 10% remaja putra dan kabupaten:
23% remaja putri Konsultasi
Klaten dan
menderita anemia dengan
Lombok Barat
Penelitian: Pemerintah:
Identifikasi Penyusunan (2018-2020)
masalah program
Sumber: Global Nutrition Report 2019 &
Riskesdas 2018 (2016-2017) (2017)
Komitmen Pemerintah dan Kebijakan
SE pelaksanaan Aksi Bergizi Bupati Lombok Barat dan Klaten
Program Gerakan #AksiBergizi

Pedoman Aksi Komponen Strategi Implementasi


Bergizi Program Program di Sekolah

• Advokasi Sarapan Minum TTD


Edukasi
Bersama Bersama
pembuat
kebijakan Aplikasi
Tablet Ceria
Tambah
Pendidikan
Gizi
• Mobilisasi
Darah
Sekolah
Pela ya na n
Keseha ta n

Komunikasi
• Koordinasi multi-
untuk Perubahan sektor
Perilaku
• Pemantauan &
Evaluasi
• Penguatan Pendidika n
Keseha ta n
Pem bina a n
Lingkunga n Seha t
Kapasitas

19
IMPLEMENTASI DAN DAMPAK #AKSIBERGIZI Hasil Evaluasi Aksi Bergizi
(Lombok Barat dan Klaten)
Wilayah yang sudah melaksanakan Aksi Bergizi tahun 2021

3 36
7
41%
Pengetahuan

9 9
66%

Provinsi Kabupaten/Kota Sekolah Minum TTD setiap 57%


minggu 89%

Aceh Sulawesi Selatan


6 Kab/Kota | 35 sekolah
4 Kab/Kota | 33 sekolah
Konsumsi buah &sayur 30%
kaya vitamin A 38%
Papua
2 Kab/Kota | 64 sekolah

Aktifitas Fisik 660menit


menit 24%
setiap hari 41%
Jawa Tengah
8 Kab/Kota | 110
sekolah
Konsumsi Minuman 63%
berpemanis 40%

Jawa Timur
6 Kab/Kota | 15 sekolah NTT
7 Kab/Kota | 45 sekolah Baseline Endline

NTB Catatan:
6 Kab/Kota | 67 sekolah • TTD = Tablet tambah darah
• Evaluasi dilakukan sebelum sekolah tutup karena
20
pandemi
Gerakan #AKSIBERGIZI Rekomendasi Kegiatan Aksi Bergizi
Tujuan: 1. Koordinasi dan komitmen bersama
Adanya gerakan konsumsi TTD bagi remaja putri dan implementasi # AKSI BERGIZI setiap
penyebarluasan informasi TTD di kalangan siswa
minggu
Sasaran:
2. Surat Edaran dari Bupati atau Walikota
Sasaran seluruh siswa/i kelas 7-12 untuk menetapkan Hari Minum TTD
bersama di sekolah / madrasah
Aktivitas:
§ Sarapan bersama dilanjutkan dengan
minum TTD
• Senam pagi § Literasi media audio visual tentang
• Sarapan bersama TTD, pendidikan gizi dan komunikasi
• Aksi Minum TTD bersama
• Pemberian edukasi gizi untuk perubahan perilaku
• Pencatatan melalui aplikasi CERIA § Pembentukan peer support (konselor
sebaya) di setiap sekolah

Anda mungkin juga menyukai