Anda di halaman 1dari 26

PROSEDUR KONTRAK KRITIS

(SOP/UPM/DJBM-110)
C UR R ICULU
ICULUMM VIT
VITA
A E 

N Name
Name
Education
Syarkowi
Pejabat Fungsional Pembina Jasa
Konstruksi S1  Teknik
 Teknik Sipil, UNSRI, Palembang
– 

Ahli Madya S2  Highway


 Highway Engineering, Strathclyde
– 

University, Glasgow, Scotland, UK

Contact 
Work Experience
082213276309
syarkowimansyur@yahoo.com
syarkowimansyur@yahoo.com - Kasie Jalan & Jembatan
Jembatan Cabdin BM Bangka
Bangka
-   RBO II Palembang
- Satker P2JN, di Sumbagsel
- Kabid Ren & Was,
Was, BBPJN III Palembang
- Kasubdit PE, Dit.PJJ,
Dit.PJJ, Ditjen
Ditjen Bina Marga
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA

PROSEDUR

KONTRAK KRITIS
SOP /UPM/DJBM-110

Disahkan di Jakarta pada tanggal 28 Februar i 2017

DIREKTUR JENDERAL BINA MARGA

 ARIE SETIADI MOERWANTO

Nomor Salinan Status Dokumen

[ ASL I I
PROSEDUR KONTRAK KRITIS
SOP/UPM/DJBM-110

RUANG LINGKUP;

Penerapan Prosedur ini berlaku untuk Pelaksanaan  Rapat


Pembuktian (Show Cause Meeting) yang membahas
Kontrak Kritis di lingkungan Ditjen BM Kemen. PUPR.

TUJUAN

Memberikan panduan tata cara pelaksanaan Rapat


Pembuktian (Show Cause Meeting) agar diperoleh hasil
yang sesuai dengan ketentuan /persyaratan perundang-
undangan.
ACUAN
1. Pepres No. 54 /2010, tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah,telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2015, tentang Perubahan Keempat atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
2. Permen PU No. 04/PRT/M/2009, tentang SMM
3. Permen PU No. 07/PRT/M/2011, ttg Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Permen PUPR No.
31/PRT/M/2015, ttg Perubahan ketiga, tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi.
4. Permen PU No. 05/PRT/M/2014, ttg Pedoman SMK3 Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum.
5. Permen Keuangan No. 25/PMK.05/2016
6. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Marga No. 07/SE/Db/2015,
perihal: Tata Cara Penanganan Kontrak Kritis.
7. DOKUMEN KONTRAK
KETENTUAN UMUM
Ketentuan diberlakukannya Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting)
• Rapat Pembuktian (SCM) diberlakukan dalam hal keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan yang terjadi akibat kelalaian Penyedia.
(Sumber: Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015, Buku-PK 01 HS BAB IX-SSUK 
B.6.43.1).

Keterangan:
a. Jika diakibatkan oleh Kahar, akan dikenakan Pasal akibat Kahar.
(Sumber: Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015, Buku-PK 01 HS BAB IX-SSUK 
B.5.41)
b. Jika d iakibatkan oleh Pengguna Jasa, akan dikenakan Pasal tentang
Peristiwa Kompensasi.
(Sumber: Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015, Buku-PK 01 HS BAB IX-SSUK 
E.63)
Kategori Kontrak Kritis
Kontrak dinyatakan kritis apabila:

a. Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari Kontrak),


selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan
rencana pelaksanaan lebih besar 10%;
b. Dalam   periode II (rencana fisik pelaksanaan >70% - 100% dari
Kontrak),   selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan
dengan rencana pelaksanaan lebih besar 5%;
c. Rencana fisik pelaksanaan >70%-100% dari Kontrak, selisih
keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana
pelaksanaan  kurang dari 5% dan akan melampaui tahun anggaran
berjalan.
(Sumber: Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015, Buku-PK 01 HS BAB IX-SSUK 
B.6.43.2).
Kewajiban Memberikan Peringatan Tertulis
•   Apabila Penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadual,
maka Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) harus memberikan
peringatan secara tertulis atau dikenakan ketentuan tentang kontrak
kritis.
(Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015, BUKU PK 01 HS Bab IX- SSUK
B.6.43.1)

Pembuatan Berita Acara


• Pada setiap hasil pembahasan kesepakatan besaran kemajuan fisik
yang harus dicapai pada setiap Uji Coba ke I, II, dan III harus
senantiasa dituangkan dalam Berita Acara.
(Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015,BUKU PK 01 HS Bab IX-SSUK B.6.
43.3.a.2,3 dan 4)
Keterangan: Berita Acara harus menetapkan waktu yang disepakati 
dan diperlukan untuk uji coba
Kewajiban Memberikan Peringatan Tertulis Setiap
Kegagalan Uji Coba
• Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitka
realisasi pelaksanaan pekerjaan.
(Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015, BUKU PK 01 HS Bab IX-
SSUK B.6.43.3.a.5)

Keterlambatan Yang Melampaui Tahun Anggaran


a. Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat diberi
kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan.
b. Diberlakukan denda sebesar 1/1000 (satu perseribu)
untuk setiap hari keterlambatan dari nilai kontrak
atau nilai bagian kontrak apabila ditetapkan serah
terima pekerjaan secara parsial.
Keterlambatan Yang Melampaui Tahun Anggaran ………. lanjutan

c. Kesempatan menyelesaikan pekerjaan selama 50 (lima puluh) hari tersebut


dapat melampaui tahun anggaran berjalan.
(Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015,BUKU PK 01 HS Bab IX-SSUK B.6. 43.3.b)
Keterangan:
Dalam hal paket kegiatan dibiayai melalui SBSN (Surat Berharga Syariah Negara)
maka:
Penyelesaian sisa Pekerjaan yang dapat dilanjutkan ke tahun anggaran berikutnya
harus memenuhi ketentuan sbb:
a. Berdasarkan penelitian PPK, penyedia barang/jasa akan mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan setelah diberikan kesempatan sampai
dengan 90 (Sembilan puluh) hari kalender sejak berakhirnya masa
pelaksanaan pekerjaan; dan
b. Penyedia Barang/jasa sanggup untuk menyelesaikan sisa pekerjaan paling
lambat 90 (Sembilan puluh) hari kalender sejak berakhirnya masa
pelaksanaan pekerjaan yang dinyatakan dengan surat pernyataan
kesanggupan yang ditandatangani di kertas bermaterai.

(Sumber: Peraturan Menteri Keuangan No. 25/PMK.05/2016, Pasal 23 ayat (1)).


Penerbitan Addendum
a. Apabila penyelesaian pekerjaan akibat keterlambatan
(dengan proses Show Cause Meeting), melampaui tahun
anggaran berjalan, diterbitkan Addendum.
b. Addendum harus mencantumkan sumber dana tahun
berikutnya atas sisa pekerjaan yang harus diselesaikan.
c. Penyedia harus memperpanjang masa berlaku Jaminan
Pelaksanaan. (Permen PUPR No. 31/PRT/M/2015B, BUKU PK
01 HS Bab IX- SSUK B.6. 43.3.c)
Berita Acara Rapat Pembuktian (Show Cause
Meeting)
Berita Acara Rapat Pembuktian (SCM) sekurang-kurangnya berisi:
a. Uraian Penyebab Keterlambatan;
b. Pencapaian kemajuan pekerjaan dan deviasi keterlambatan;
c. Penetapan jenis pekerjaan yang mengalami keterlambatan;
d. Penetapan jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan pada
masa uji coba/ test case.
e. Penetapan metoda pelaksanaan;
f. Penetapan jumlah, jenis dan kapasitas peralatan;
g. Penetapan jenis dan jumlah bahan/material;
h. Penetepan Sumber Daya Manusia/pekerja;
i. Penetapan batas waktu uji coba; dan
 j. Penetapan kemajuan pekerjaan dalam kurun waktu uji coba.
Rincian Prosedur
Ketentuan ini mengacu pada Surat Edaran Dirjen Bina Marga
Nomor 07/SE/Db/2015, perihal: Tata Cara Penanganan Kontrak
Kritis
1) Monitoring Kemajuan Pekerjaan (Kontrak
Kritis)
Pejabat Pembuat Komitmen harus senantiasa melakukan
monitoring kemajuan pekerjaan setiap periode
(mingguian/bulanan),   untuk mengetahui kondisi tentang
kesesuaian rencana dengan realisasi melalui perangkat yang
memadai (Laporan progress Fisik, S-curve). Dilakukan   evaluasi
penyebab keterlambatan dilakukan oleh PPK untuk mengetahui
pihak mana yang menimbulkan keterlambatan   sebagaimana
ketentuan butir 5.1, dan periksa terhadap ketentuan kategori
kontrak kritis sebagaimana ketentuan butir 5.2.
Rincian Prosedur ….. (lanjutan)

2) Memberikan Peringatan Pertama dan


Melapor kepada KaSatker
Bilamana ternyata penyebab keterlambatan adalah
Pihak Penyedia, maka:
a. PPK memberikan Surat Peringatan Pertama kepada
Penyedia selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga)
hari kalender sejak diketahuinya kondisi kritis;
b. Melaporkan secara tertulis kepada Ka Satker selaku
Atasan Langsungnya.
Rincian Prosedur ….. (lanjutan)

3) Melakukan Rapat Pembuktian/ SCM


Tingkat I
a. Diselenggarakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kalender sejak diterimanya laporan dari PPK.
b. Membahas program percepatan yang disusun oleh
Penyedia untuk melakukan Uji Coba Tingkat I.
c. Perioda Uji Coba Tingkat I yang disepakati, paling lama
adalah 30 (tiga puluh) hari kalender.
d. Menerbitkan Berita Acara Rapat Pembuktian/SCM Tahap I..
Berita Acara dibuat dengaan menggunakan Lampiran 9.3
(FRM-03/SOP/UPM/DJBM-  /Rev.00)

Rincian Prosedur ….. (lanjutan)
4) Penilaian Uji Coba Tingkat I
PPK melakukan pemantauan terhadap pelaksnaan Uji Coba Tingkat I
dengan menggunakan Format yang terdapat dalam Lampira 9.4
(FRM-04/SOP/UPM/DJBM-  /Rev.00)

5) Memberikan Peringatan Kedua dan Melapor ke


pada Ka. Satker dan Ka. BBPJN/BPJN
Surat Peringatan Kedua diberikan oleh PPK kepada Penyedia
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender setelah masa uji coba
berakhir, dan melaporkan hasil tersebut kepada Kepala Satuan Kerja,
dan Ka. BBPJN/BPJN apabila Penyedia gagal melaksnakan Uji Coba
Tingkat I.
Rincian Prosedur ….. (lanjutan)
6) Melakukan Rapat Pembuktian/SCM Tingkat II
a. Diselenggarakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak
diterima laporan dari PPK.
b. Membahas program percepatan yang disusun oleh Penyedia untuk
melakukan Uji Coba Tingkat II.
c. Perioda Uji Coba Tingkat II yang disepakati, paling lama adalah 30
(tiga puluh) hari kalender.
d. Menerbitkan Berita AcaraP Rapat Pembuktian/SCM Tahap II.
Berita Acra dibuat dengan menggunakan Lampiran 9.7   (FRM-
07/SOP/UPM/DJBM-  /Rev.00)

7) Penilaian Uji Coba Tingkat II


PPK melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan uji coba tingkat II
dengan menggunakan format-format yang terdapat dalam Lampiran
9.4 (FRM-04/SOP/UPM/DJBM-  /Rev.00)

Rincian Prosedur ….. (lanjutan)
8)   Memberikan Surat Peringatan Ketiga dan Melapor
kepada Ka. BBPJN/BPJN
PPK segera memberikan Surat Peringatan Ketiga kepada Penyedia dan
melaporkan hasil tersebut kepada Kepala BBPJN/BPJN selambat-lambatnya 3
(tiga) hari kalender setelah masa uji coba berakhir, apabila Penyedia Jasa
gagal melaksnakan Uji Coba Tingkat II.

9) Melakukan Rapat Pembuktian/SCM Tingkat III


a. Diselenggarakan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak
diterimanya usulan dari Ka. Satker.
b. Membahas program percepatan yang disusun oleh Penyedia untuk
melakukan Uji Coba Tingkat III.
c. Perioda Uji Coba Tingkat II yang disepakati, paling lama adalah 30 (tiga
puluh) hari kalender.
d. Menerbitkan Berita Acara Rapat Pembuktian/SCM Tahap III. Berita
Acara dibuat dengan menggunakan Lampiran 9.10   (FRM-
10/SOP/UPM/DJBM-  /Rev.00)

Rincian Prosedur ….. (lanjutan)
10) Penilaian Uji Coba Tingkat III
PPK melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan uji coba
tingkat III dengan menggunakan format-format yang terdapat
dalam Lampiran 9.4 (FRM-04/SOP/UPM/DJBM-  /Rev.00).

11) Lapor Kegagalan Uji Coba Tingkat III ke


Kepala BBPJN/BPJN
PPK dengan diketahui oleh Kepala Satker segera melaporkan
kepada Kepala BBPJN/BPJN dan sekaligus meminta
pertimbangan untuk penyelesaian Kontrak Kritis, selambat-
lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kalender setelah masa uji
coba Tingkat III berakhir apabila Penyedia Gagal.
Rincian Prosedur ….. (lanjutan)

12) Konsultasi kepada Direktorat Jenderal Bina


Marga melalui Direktur Terkait
Untuk mendapatkan pertimbangan penyelesaian Kontrak Kritis,
Ka Balai BPJN/BPJN harus berkonsultasi terlebih dahulu kepada
Direktorat Jenderal Bina Marga melalui Direktur Terkait.

13) Memberikan Pertimbangan/Saran kepada


PPK
Kepala BBPJN/BPJN memberikan pertimbangan penyelesaian
Kontrak Kritis dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kalender sejak menerima laporan dari PPK tentang hasil Uji
Coba Tingkat III.
Rincian Prosedur ….. (lanjutan)

14) Membuat Keputusan kepada Penyedia


Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak menerima
pertimbangan dari Kepala Balai Besar/Balai Pelaksanaan Jalan
Nasional harus memberikan keputusan kepada Penyedia.

15) Melapor kepada Ka. BBPJN/BPJN, dan


ATLAS Satker dan Menyampaikan Tembusan
kepada Direktorat Jenderal Bina Marga
- Melapor kepada Ka. BBPJN/BPJN, dan ATLAS Satker
- Menyampaiak tembusan kepada Direktorat Jenderal Bina
Marga.
KONDISI KHUSUS

Tidak Ada
Bukti Kerja
1. Surat Peringatan dari PPK kepada Penyedia Jasa (Pertama, Kedua
dan Ketiga).
2. Surat Usulan Rapat Pembuktian (Show Cuase Meeting) Tingkat I
dari PPK kepada Kasatker, Tingkat II dari PPK kepada Kasatker dan
Tingkat III dari PPK kepada Ka. Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional
3. Berita Acara Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM)
Tingkat I, II dan III.
4. Monitoring pencapaian Uji Coba Tingkat I, II dan III oleh PPK
5. Surat Pertimbangan penanganan Paket Kritis dari Ka. BBPJN/BPJN.
6. Daftar Hadir peserta Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat I, II, dan III.

Lampiran
Terdapat 16 Lampiran dalam SOP ini diantaranya Daftar Simak Rapat
Pembuktian (Show Cause Meeting)
Sekian dan Terima kasih 

TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai